Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWWATAN
“SENTRALISASI OBAT”

DISUSUN OLEH :
Ayunda Eka Karnita (1511002)
Indah Fitri Anita Sari (1511007)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PATRIA HUSADA
BLITAR
2018
1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita
semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT.
Maksud kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
MANAJEMEN KEPERAWATAN yang diamanatkan oleh dosen kami. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik
dalam cara penulisan maupun dalam isi.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami yang
membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini, untuk menambah
pengetahuan tentang “SENTRALISASI OBAT”Amin.
Oktober 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 1


DAFTAR ISI ..................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 5
1.3 TUJUAN .................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 6
2.1 DEFINISI TEORI .................................................................................... 6
2.2 FUNGSI DAN KEPENTINGAN TEORI ............................................... 6
2.3 TEORI X DAN Y .................................................................................... 7
2.3.1 Teori X ........................................................................................ 7
2.3.2 Teori Y ........................................................................................ 8
2.4 KESESUAIAN TEORI PERILAKU X DAN Y DENGAN GAYA
KEPEMIMPINAN ......................................................................................... 11
2.5 KEKUATAN TEORI X DAN Y ............................................................. 15
2.6 KEBURUKAN TEORI X DAN Y .......................................................... 15
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 16
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................ 16
3.2 SARAN .................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dewasa ini harga obat/alat kesehatan sangatlah tinggi dan mahal, diluar
jangkauan masyarakat terutama bagi klien yang dirawat dirumah sakit yang
mayoritas mengunakan berbagai merek obat paten bagi setiap klien. Penggunaan
berbagai merek obat dengan harga yang sangat tinggi tersebut tentu saja tidak
hanya berpengaruh secara ekonomis semata, namun lebih dari itu resiko
penyimpangan penggunaan diluar hal semestinya juga dapat menimbulkan
kerugian bagi klien sendiri. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi
kuman penyakit dapat terjadi manakala konsumsi obat oleh penderita tidak
terkontrol dengan baik (Nursalam, 2007) .
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan pada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2002). Kontroling penggunaan obat dan konsumsi obat merupakan
salah satu peran perawat, oleh karena itu pengontrolan obat bagi pasien perlu di
galakkan lagi sehingga resiko-resiko penyimpangan dapat diminimalisir
(Nursalam,2002)
Namun dalam kenyataannya dirumah sakit; tidak jarang ditemukan adanya
jumlah tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan; sehingga beberapa tugas dan
peran perawat harus “diserahkan” pada keluarga atau klien itu sendiri. termasuk
didalamnya adalah penggunaan obat. Untuk itu perlu diupayakan langkah
peningkatan mutu pelayanan dengan sentraliasi obat dan pengontrolan keluarga
dalam menciptakan suatu bentuk “pendelegasian” peran dari perawat kepada
keluarga; khususnya dalam pengelolaan obat sehingga resiko-resiko
penyimpangan dapat diminimalkan.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
a. Tujuan Umum
1. Meningkatkan mutu kepada klien,terutama dalam pemberian obat
2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun moral
3. Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efisien
b. Tujuan Khusus
1. Menyeragamkan mutu kepada klien,terutama dalam pemberian obat
2. Mengamankan obat-obat yang dikelolah
3. Mengutamakan ketepatan pemberian obat dengan tepat; dosis;
waktu;cara

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(nursalam,2002)
Tujuan pengelolaan obat
1. Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan,sehingga kebutuhan asuhan keperawatan
pasien dapat terpenuhi.
2. Penggunaan obat merupakan salah satu segi pelayanan kesehatan tetapi
merupakan yang paling penting.
Manajemen penyediaan obat-obatan dalam unit kesehatan Merupakan
salah satu tanggung jawab pekerja kesehatan. Obat harus digunakan dengan
ketrampilan ,pengetahuan dan ketepatan. Penggunaan obat yang salah dapat
mengakibatkan berkurangnya persediaan, yang menyebabkan beberapa pasien
tidak dapat diobati sebagaimana mestinya
2.2 OBAT HARUS DISENTRALISASI
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek,padahal obat standar yang
lebih murah dengan mutu terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang
sama
3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat”hanya untuk mencoba”.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan banyak
yang membuang atau lupa untuk minum
6. Memesan obat lebih dari pada yang di butuhkan, sehingga banyak tersisa
sesudah batas kadalwarsa(mc mahon,1999).

6
2.3 TEHNIK SENTRALISASI OBAT
1. Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
2. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada staff yang ditunjuk.
3. Keluaga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
4. Penerimaan obat
a. Obat yang telah diresepkan di tunjukkan kepada perawat dan obat
yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan
menerima lembar terima obat.
b. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan dalam kartu control, dan diketahui oleh keluarga atau pasien
dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya
mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan
habis. Serta penjelasan tentang 5T.
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminum beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disampaikan oleh perawat
dalam kotak obat (Nursalam, 2002).
5. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku
daftar pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memerhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
penerimaan obat: dengan terlebih dahulu dicocokan dengan terapi
yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saaat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping. Usahakan tempat
atau wadah obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi.
Pantau efek samping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruang atau petugas yang ditujukan dan didokumentasikan dalam
7
buku masuk obat. Obat-obatan yang hampir habis akan
diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep
kepada dokter penganggung jawab pasien (Nursalam, 2002).
6. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan
dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan
perubahan dalam kartu sediaan obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin, maka dokumentasi
hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat
(Nursalam, 2002).
7. Obat khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang
cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberiakn
dalam waktu tertentu.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu kusus obat,
dilaksanakan oleh perawat primer
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga : nama obat,
waktu pemberian, efek smping, penanggungjawab,pemberian, dan
wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga
setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saatb
pemberian obat (nursalam, 2002).

8
2.3.1 DESENTRALISASI OBAT
Pengelolaan obat diserahkan kepada keluarga seeluarga telah keluarga /
pasien mendapatkan pengertian yang memadai seputar penggunaan obat dari
perawat .
1. PENERIMAAN DAN PENCATATAN OBAT
a. Obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada
perawat
b. Obat yang diserahkan dicatatan dalam buku masuk obat
c. Perawat menyerahkan kartu pemberian obat kepada keluarga /
pasien
d. Keluarga/ pasien mendapatkan penyuluhan tentang : rute
pemberian obat , waktu pemberian obat ,tujuan pemberian dan
efek samping yang mungkin timbul
e. Perawat menyerahkan kembali obat pada keluarga / pasien ;
pasien / keluarga mendatangi lembar penyuluhan
2. PEMBERIAN OBAT
a. Obat diberikan oleh keluarga atau diminum sendiri oleh
klien,perawat melakukan kontroling terhadap pemberian
obat memungkan .
b. Obat yang telah diminum dicek adanya efek samping ,
juga dilakukan pengecekan obat tiap hari ( pagi ) untuk
menentukan apakah obat benar-benar diminum tepat dosis
c. Obat yang hilang / berkurang /jumlah tlarifikasi tidak
sesuai dengan perhitungan ; diklasifikasikan pada
keluarga/ pasien
3. PENAMBAHAN OBAT
a. Penambahan obat baru harus dilaporkan pada perawat
untuk dicatat dalam buku masuk obat
b. Bila terdapat obat jenis baru , maka dilakukan penyuluhan
khusus tentang obat baru tersebut sebelum di serahkan
pada pasien.
9
4. OBAT KHUSUS
a. Penjelasan / penyuluhan tentang obat khusus akan
diberikan oleh perawat primer
b. Pemberian obat khusus sebaiknya dilakukan oleh perawat

2.3.2

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai