“HIPOTERMIA”
DI SUSUN OLEH :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2011/2012
KATA PENGANTAR
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah TASK
READING hasil diskusi kami di semester IV pada modul TUMBUH KEMBANG ini dengan
bahasan “HIPOTERMI” . Dimana dalam penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa
Kedokteran Unizar dapat memahami isi dari makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi
kami dan mahasiswa.
Tidak lupa juga kami mengucapakan terima kasih kepada dosen yang menjadi tutor
kami, juga teman-teman kelompok 1 dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah hasil diskusi kami ini sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan
hasil yang memuaskan bagi kami.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangannya sehingga kami menginginkan saran dan kritik yang membangun dalam
menyempurnakan makalah ini.
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 2
DAFTAR ISI
2.10. Komplikasi………………………………………………………………. 13
Kesimpulan .......................................................................................................... 15
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan kondisi terjadi pada neonatus yang baru lahir. Di dalam tubuh
ibunya, suhu tubuh fetus selalu terjaga, begitu lahir maka hubungan dengan ibunya
sudah terputus dan neonatus harus mempertahankan suhu tubuhnya sendiri melalui
aktifitas metabolismenya.
Suhu permukaan kulit meningkat atau turun sejalan dengan perubahan suhu
lingkungan. Sedangkan suhu inti tubuh diatur oleh hipotalamus. Namun pada
pediatrik, pengaturan tersebut masih belum matang dan belum efisien. Oleh sebab
itu pada pediatrik ada lapisan yang penting yang dapat membantu untuk
mempertahankan suhu tubuhnya serta mencegah kehilangan panas tubuh yaitu
rambut, kulit dan lapisan lemak bawah kulit. Ketiga lapisan tersebut dapat berfungsi
dengan baik dan efisien atau tidak bergantung pada ketebalannya. Sayangnya
sebagian besar pediatrik tidak mempunyai lapisan yang tebal pada ketiga unsur
tersebut. Transfer panas melalui lapisan pelindung tersebut dengan lingkungan
berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama panas inti tubuh disalurkan menuju
kulit. Tahap kedua panas tubuh hilang melalui radiasi, konduksi, konveksi atau
epakorasi.
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 4
1.2. Tujuan penulisan
Adapun tujuan yang termuat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke
lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air
ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu
tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak
coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai
100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna
mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak
dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis
dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan
semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
Pada bayi baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang
belum efisien dan masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu
tubuh agar tidak terjadi hipotermi. Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui
proses konveksi, evaporasi, radiasi dan konduksi. Hal ini dapat dihindari bila bayi
dilahirkan dalam lingkungan dengan suhu sekitar 25-28 0C, dikeringkan dan
dibungkus dengan hangat.Simpanan lemak yang tersedia dapat digunakan sebagai
produksi panas. Intake makanan yang adekuat merupakan suatu hal yang penting
untuk mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu bayi menurun, lebih banyak energi
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 6
yang digunakan untuk memproduksi panas daripada untuk pertumbuhan dan terjadi
peningkatan penggunaan O2, Bayi yang kedinginan akan terlihat kurang aktif dan
akan mempertahankan panas tubuhnya dengan posisi fleksi dan meningkatkan
pernafasannya secara menangis, sehingga terjadi peningkatan penggunaan kalori
yang mengakibatkan hipoglikemi yang timbul dari efek hipotermi, begitu juga
hipoksia dan hiperbilirubinemia. Suhu yang tidak stabil juga mengidentifikasikan
terjadinya infeksi, sehingga tindakan yang dilakukan harus menghindari terjadinya
kehilangan panas pada bayi baru lahir. Suhu tubuh bayi yang normal sekitar 36,5-37
0C Mencegah kehilangan panas : Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur
tubuhnya secara memadai, dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas
tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermia) berisiko
tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi dalam keadaan basah dan tidak
diselimuti, mungkin akan mengalami hipotermia, meskipun berada dalam ruangan
yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat badan rendah sangat rentan terhadap
terjadinya hipotermia.
Pada bayi-baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang
belum efisien dan masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 7
tubuh agar tidak terjadi hipotermi. Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui
proses konveksi, evaporasi, radiasi dan konduksi. Hal ini dapat dihindari bila bayi
dilahirkan dalam lingkungan dengan suhu sekitar 25-28 0C, dikeringkan dan
dibungkus dengan hangat.Simpanan lemak yang tersedia dapat digunakan sebagai
produksi panas. Intake makanan yang adekuat merupakan suatu hal yang penting
untuk mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu bayi menurun, lebih banyak energi
yang digunakan untuk memproduksi panas daripada untuk pertumbuhan dan terjadi
peningkatan penggunaan O2, Bayi yang kedinginan akan terlihat kurang aktif dan
akan mempertahankan panas tubuhnya dengan posisi fleksi dan meningkatkan
pernafasannya secara menangis, sehingga terjadi peningkatan penggunaan kalori
yang mengakibatkan hipoglikemi yang timbul dari efek hipotermi, begitu juga
hipoksia dan hiperbilirubinemia. Suhu yang tidak stabil juga mengidentifikasikan
terjadinya infeksi, sehingga tindakan yang dilakukan harus menghindari terjadinya
kehilangan panas pada bayi baru lahir. Suhu tubuh bayi yang normal sekitar 36,5-37
0C
Pusat pengendalian suhu pada bayi yang baru lahir belum sepenuhnya
berfungsi sehingga bayi tidak mampu untuk mengatasi perubahan yang ekstrim atau
mendadak pada lingkungan eksternalnya.
Cara pengecekan suhu bayi yang lazim dikerjakan adalah dengan meletakkan
thermometer dibawah aksila dan membiarkannya selama 1 menit.
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 8
Setelah bayi dilahirkan, suhunya harus dicek setiap setengah jam sekali
sampai hasil pengecekan dua kali berturut – turut menunjukkan suhu 36,5 0C.
Sesudah itu pengecekan suhu ini dilakukan setiap 4 jam sekali selama 24 jam
pertama dan kemudian jika tidak terdapat indikasi untuk pengecekan yang lebih
sering, dua kali sehari.
Suhu harus selalu diukur sebelum bayi ditelenjangi untuk dimandikan atau
dibersihkan dan bisa juga pengukuran suhu dilakukan sesudah bayi dimandikan.
2.3 Definisi
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal. Adapun
suhu normal bayi adalah 36,5-37,5 °C. Suhu normal pada neonatus 36,5-37,5°C
(suhu ketiak). Gejala awal hipotermi apabila suhu <36°C atau kedua kaki & tangan
teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami
hipotermi sedang (suhu 32-36°C). Disebut hipotermi berat bila suhu <32°C,
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 9
diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat
mengukur sampai 25°C. (Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo, 2001).
Disamping sebagai suatu gejala, hipotermi merupakan awal penyakit yang berakhir
dengan kematian. (Indarso, F, 2001). Sedangkan menurut Sandra M.T. (1997) bahwa
hipotermi yaitu kondisi dimana suhu inti tubuh turun sampai dibawah 35°C.
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 10
b. Konduksi
c. konveksi
d. Radiasi
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 11
Tanda – tanda hipotermia sedang :
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 12
Hipotermia sepitas : merupakan penurunan suhu tubuh 1 -2 derajat celcius
sesudah lahir. Suhu tubuh akan menjadi normal kembali sesudah bayi berumur 4
– 8 jam, bila suhu lingkungan diatur sebaik-baiknya.
Hipotermia sekunder : penurunan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu
lingkungan yang dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, sindrom gangguan
pernapasan dengan hipoksia atau hipoglikemia, perdarahan intrakranial tranfusi
tukar, penyakit jantung bawaan yang berat. Pengobatan bisa dilakukan dengan
cara memberikan antibiotik, larutan glukosa, oksigen, dan sebagainya.
Cold injury : biasanya terjadi pada bayi yang terlalu lama dalam ruangan dingin
(lebih dari 12 jam). Gejalanya adalah lemah, tidak mau minum, badan dingin,
suhu berkisar antara 29,5 – 35 derajat celsius, tak banyak bergerak, edema, serta
kemerahan pada tangan, kaki, dan muka seolah-olah bayi dalam keadaan sehat;
pengerasan jaringan subkutis. Bayi seperti ini sering mengalami komplikasi
infeksi, hipoglikemia, dan perdarahan. Pengobatan bisa dilakukan dengan
memanaskan secara perlahan-lahan,
pemberian antibiotik, pemberian larutan glukosa 10 persen, dan kartikosteroid.
2.8. Penatalaksaan
Segera hangatkan bayi, apabila terdapat alat yang canggih seperti inkubaator
gunakan sesuai ketentuan. Apabila tidak tersedia inkubator cara ilmiah adalah
menggunakan metode kanguru cara lainnya adalah dengan penyinaran lampu.
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 13
Memberi tutup kepala / topi bayi
Mengganti kain / popok bayi yang basah dengan yang kering dan
hangat
b. Hipotermi Berat (<32 C)
1) Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering, bersih, dan hangat
2) Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru, bila perlu ibu dan
bayi berada dalam satu selimut atau kain hangat
3) Bila selimut atau kain mulai mendingin. Segera ganti dengan selimut atau
lainnya hangat ulangi sampai panas tubuh ibu menghangatkan tubuh bayi
4) Mencegah bayi kehilangan panas dengan cara :
Memberi tutup kepala / topi kepala
Mengganti kain / pakaian / popok yang basah dengan yang kering
atau hangat
5) Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia. Karena itu ASI sedini
mungkin dapat lebih sering selama bayi menginginkan. Bila terlalu lemah
hingga tidak dapat atau tidak kuat menghisap ASI. Beri ASI dengan
menggunakan NGT. Bila tidak tersedia alat NGT. Beri infus dextrose 10%
sebanyak 60 –80 ml/kg/liter
6) Segera rujuk di RS terdekat . rujuk apabila terdapat salah satu tanda
dibawah ini:
Jika setelah menghangatkan selama 1 jam tidak ada kenaikan suhu
(membaik).
Bila bayi tidak dapat minum
Terdapat gangguaan nafas atau kejang.
Bila disertai salah satu tanda tanpak mengantuk/ letargis atau ada
bagian tubuh bayi yang mengeras.
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 14
2.9. Pencegahan
Cara mencegah kehilangan panas pada bayi dengan upaya antara lain :
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 15
menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera menyukan bayinya dan
mencegah paparan infeksi pada bayi.
Rangsangan taktil Upaya ini merupakan cara untuk mengaktifkan berbagai
refleks protektif pada tubuh bayi baru lahir. Mengeringkan tubuh bayi juga
merupakan tindakan stimulasi. Untuk bayi yang sehat hal ini biasanya cukup
untuk merangsang terjadinya pernafasan spontan. Jika bayi tidak memberikan
respon terhadap pengeringan dan rangsangan taktil, kemudian menunjukkan
tanda-tanda kegawatan, segera lakukan tindakan untuk membantu pernafasan.
2.10. Komplikasi
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 16
tindakan terhadap bayi. Perubahan suhu yang berhubungan dengan sepsis bisa
kabur karena alat ini.Bayi dikeluarkan dari inkubator bila suhu tubuh dapat
bertahan pada suhu lingkungan lebihdari 30oC (biasanya sewaktu tubuh telah
mencapai kira-kira 1800 gram). Inkubator inibiasanya memakai alat-alat
berikut:Pengatur suhu sendiri, yang ditaruh di atas perut bayi. Bila suhu tubuh bayi
turun, panas akandihasilkan sesuai target dan alat akan mati secara otomatis.
Kerugiannya adalah bilasensornya lepas atau rusak dapat terjadi panas yang
berlebihan14,16. Air temperatur control device Radiant Warmer khusus dipakai
pada bayi yang tidak stabil atau yang sedang mengalami pemeriksaan. Temperatur
dapat diatur dengan memakai skin probe atau manual mode Pengaturan suhu tubuh
pada bayi cukup bulan yang normal (> 2500 gram):Tempatkan bayi di bawah
pemanas segera setelah bayi lahir.Keringkan seluruh tubuh untuk mencegah
kehilangan panas dengan cara penguapan.Tutup kepala dengan cap.Bungkus bayi
dengan selimut, masukkan dalam tempat tidur bayi.Pengaturan suhu tubuh bayi
cukup bulan yang sakit:Prosedurnya sama dengan bayi cukup bulan yang sehat,
kecuali Pengaturan panas pada bayi prematur (1000-2500 gr):Untuk berat bayi
1800-2500 gr, tanpa masalah medis, digunakan tempat tidur bayi, cap, dan selimut
biasanya sudah cukup. Juga dapat digunakan cara skin-to-skin (kangaroo) untuk
bayi 1000-1800 g. Untuk bayi yang sehat seharusnya ditempatkan di inkubator
tertutup dengan pengatur suhu sendiri. Sedangkan untuk bayi yang sakit
ditempatkan di bawah radiant warmer.
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 17
BAB III
KESIMPULAN
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai, dan dapat
dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah.
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal. Adapun suhu normal
bayi adalah 36,5-37,5 °C. Disebut hipotermi berat bila suhu <35°C.Hipotermi disebabkan
oleh :Jaringan lemak subkutan tipis, dll. Hipotermia di bagi menjadi sedang, berat, dan
lanjut. Dan diklasifikasikan menjadi hipotermia akut, sepitas, dan cold injury. Terapi
sesuai klasifiksai dan derajat keparahannya. Pencegahan dapat dialakukan dengan cara
pengetahuan bagi perawat bayi agar tidak terjadi penurunan suhu tubuh. Komplikasi
pada hipotermi adalah asidosis, hipoglikemi, hipoksia, apnoe.
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 18
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Mansjoer, Arif at al. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid :1.
Jakarta : Infomedika Jakarta
INTERNET :
http://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/makalah-termoregulasi-pada-bayi-
baru-lahir-perlindungan-termal/
http://www.smallcrab.com/anak-anak/1037-pencegahan-kehilangan-panas-pada-bayi-baru-
lahir
www.news-medical.net/.../What-is-Hypothermia-(Indonesian).aspx
TR 1 “HIPOTERMI”
Kelompok 1
Page 19