PENDAHULUAN
Perencanaan terjadi disemua tipe kegiatan. Perencanaan adalah proses dasar dimana
manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya. Perencanaan dalam organisasi adalah
esensial, karena dalam kenyatannya perencanaan memegang peranan lebih dibanding fungsi-
fungsi manajemen lainnya. Fungsi-fungsi pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
sebenarnya hanya melaksanakan keputusan-keputusan perencanaan.
Artinya perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa
yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Dengan demikian, proses perencanaan dilakukan dengan menguji berbagai arah pencapaian
serta mengkaji berbagai ketidakpastian yang ada, mengukur kemampuan (kapasitas) kita untuk
mencapainya kemudian memilih arah-arah terbaik serta memilih langkah-langkah untuk
mencapainya. Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai Hakikat dan Tujuan Perencanaan,
Sasaran, dan Strategi dan Kebijakan.
Harold Koontz & Cyril O’ Donnel (1996, halaman 459) dalam bukunya yang berjudul
“Principles of Management” mengemukakan pengertian dari manajemen. “Management is
getting thing done through the efforts of other people” yang artinya Manajemen adalah hasil
dari terlaksananya sebuah pekerjaan, melalui tindakan orang lain (dalam hal ini adalah pekerja
atau pegawai). Manajemen adalah aktivitas yang universal, dimanapun manajemen berada
concern nya akan tetap sama.
Menurut Koontz dan Donnel proses dan fungsi manajemen terbagi menjadi:
1. Perencanaan (planning)
1|PLANNING 1
2. Pengorganisasian (organizing)
Suatu proses untuk memastikan bahwa karyawan yang kompeten dapat dipilih,
dikembangkan dan diberi imbalan untuk mencapai tujuan perusahaan. Penyusunan staf serta
manajemen sumber daya manusia yang efektif mencakup pula penciptaan iklim kerja yang
memuaskan karyawan. Sumber daya manusia yang telah di organisasi tersebut selanjutnya
perlu diarahkan aktivitasnya agar menghasilkan pencapaian tujuan perusahaan.
4. Mempimpin (Directing)
Mempimpin adalah suatu proses memotivasi indivisu atau kelompok dalam suatu
aktivitas hubungan kerja (task related activities) agar mereka dapat bekerja dengan sukarela
(voluntarily) dan harmonis dalam mencapai tujuan perusahaan. Akhirnya manajemen
perusahaan harus senantiasa memastikan bahwa pelaksaaan tugas yang dilakukan oleh sumber
daya manusia dan penggunaan sumber daya organisasi sudah sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
5. Pengendalian (controlling)
Suatu proses untuk memastikan adanya kinerja yang efisien dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Pengendalian mencakup (a)menetapkan berbagai tujuan dan standar, (b)
membandingkan kinerja sesungguhnya (yang diukur) dengan tujuan dan standar yang telah
ditetapkan, serta (c) mendorong keberhasilan dan mengkoreksi berbagai kelemahan.
Menurut R. Alec Mackenzie, ada tiga unsur dasar manajemen yang patut diingat, yaitu:
1) Unsur ide(idea) yang berkaitan dengan pemikiran konseptual dimana perencanaan
merupakan bagian terpenting. 2) Unsur sesuatu (thing) yang berkaitan dengan administrasi. 3)
Unsur manusia (people) yang berkaitan dengan cara bagaimana cara mengarahkan manusia
(kepemimpinan).
2|PLANNING 1
1.2 Rumusan Masalah
3|PLANNING 1
BAB II
PEMBAHASAN
Sifat hakikat perencanaan dapat dilihat dari 4 prinsip utama, yakni: kontribusi
kepada tujuan dan sasaran, aspek primer dari perencanaan, aspek daya resap
perencanaan, dan efisiensi rencana.
4|PLANNING 1
4. Efisiensi Rencana
Efisiensi suatu rencana diukur berasarkan jumlah kontribusinya kepada tujuan
dan sasaran-sasaran sebagaimana diimbangi oleh biaya dan konsekuensi-konsekuensi
lainnya yang tidak dicari yang diperlukan untuk memformulasi dan mengoprasikannya.
2. Sasaran
Sasaran (objective) merupakan akhir yang harus dituju oleh setiap aktivitas.
Tujuan tujuan itu tidak hanya mengembangkan titik akhir dari perencanaan, tetapi titik
kearah mana pengorganisasian, pengisian jabatan, kepemimpinan dan pengendalian
telah ditunjukan. Sifat dari sasaran hubungannya dengan perencanaan, sasara atau
tujuan adalah rencana-rencana dan bahwa sasaran itu melibatkan proses perecanaan
yang sama seperti setiap jenis perencanaan, meskipun sasaran itu merupakan juga titik
terakhir dari perencanaan.
3. Strategi
Strategi merupakan kerangka yang berguna untuk membimbing pemikiran dan
tindakan perusahaan. Atau strategi menentukan dan mengkomunikasikan melalui
sistem tujuan dan kebijakan utama, suatu gambaran mengenai jenis perusahaan yang
dibayangkan. Kebanyakan strategi, khususnya dalam dunia usaha bisnis cocok dengan
kosep militer tradisional dengan memasukan pertimbangan-pertimbangan komperatif.
5|PLANNING 1
Dalam strategi terdapat unsur konsep militer tradisional: (1) pesaing, (2) suatu pasar
yang tidak cukup besar untuk memuaskan semua pabrik yang bersaing dan (3) suatu
kesenjangan yang memberikan kesempatan bagi orang musuh.
4. Kebijakan
Kebijakan merupakan rencana dalam arti membimbing dan menyalurkan
pemikiran dan tindakan dalam pengambilan keputusan. Orang yang tidak dapat
menunjukan kepada semua kebijakan sebagai “pertanyaan”, karena sering kali
kebijakan itu hanya tersirat dalam tindakan-tindakan para manajer. Kebijakan
membatasi suatu bidang di dalam mana suatu keputusan akan diambil dan menjamin
bahwa keputusan itu akan konsekuen dengan dan memberi sumbangan kepada tujuan.
5. Prosedur
Prosedur merupakan rencana dalam mana prosedur itu menetapkan suatu
metode kebiasaan mengenai penanganan aktivitas di kemudian hari. Prosedur-prosedur
itu sungguh –sungguh merupakan pedoman bagi tindakan , dan bukan bagi pemikiran
dan prosedur itu merinci cara yang tepat bagaimana suatu aktivitas tertentu harus
diselesaikan. Intisarinya adalah rentetan kronologis dari tindakan-tindakan yang
disyaratkan.
6. Peraturan
Peraturan adalah rencana dalam mana peraturan itu memerlukan tindakan yang,
seperti rencana-rencana lainnya, telah dipilih dari antara beberapa alternatif. Peraturan
merupakan jenis rencana yang paling sederhana. Maksud kebijakan ialah untuk
membimbing pemikiran dalam pengambilan keputusan-keputusan dengan memandai
bidang-bidang keleluasaan.
7. Program
Merupakan rangkaian bulat dari tujuan, kebijakan, prosedur, peraturan, pemberian
tugas, langkah-langkah yang harus dimbil, sumber-sumber yang harus dimanfaatkan,
dan unsur-unsur lain yang diperlukan untuk melaksanakan suatu arah tindakan yang
ditentukan; program-rgram itu biasanya didukung oleh modal dan anggaran operasi
yang diperlukan
6|PLANNING 1
8. Anggaran (Budget)
Anggaran sebagai suatu rencana adalah laporan mengenai hasil-hasil yang di
harapkan yang dinyatakan dengan angka-angka. Anggaran tersebut bisa dinyatakan
dengan istilah-istilah keuangan maupun dengan istilah jam-jam kerja, satuan-satuan
produk, jam-jam mesin, atau istilah lainnya yang dapat di ukur dengan angka. Hal ini
bisa berkenan dengan operasi, sebagaimana dilakukan anggaran pengeluaran, bisa juga
mencerminkan pembelian besar, sebgaimana dilakukan oleh anggaran pengeluaran
besar, atau dapat juga memperlihatkan mengalirnya uang, seperti yang dilakukan
anggaran keuangan.
2. Menentukan sasaran
Menemtukan sasaran ialah menetapkan sasaran-sasaran bagi seluruh
perusahaan dan kemudian bagi setiap unit bawahannya. Sasaran-sasaran yang
menentukan hasil-hasil yang diharapkan menggambarkan hal-hal akhir yang harus
dilakukan, di mana penekanan penting harus ditempatkan, dan apa yang harus
dicapai oleh strategi, kebijakan, prosedur, peraturan, anggaran dan program-
program.
7|PLANNING 1
3. Menentukan premis
Suatu langkah logis dalam perencanaan adalah menetapkan, mendapat
persetujuan, untuk memanfaatkan, dan menyebarkan premis-premis perencanaan
kritis. Premis adalah asumsi-asumsi perencanaan dengan kata lain, lingkungan yang
diharapkan dari rencana-rencana yang sedang dilaksanakan.
8|PLANNING 1
Perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan, dan kreatif,
agar manajemen tidak hanya akan bereaksi terhadap lingkungannya, tetapi lebih
menjadi peserta aktif dalam dunia usaha. Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan
dilakukan untuk mencapai 1) “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan
kemungkinan terjadi kealahan dalam pembuatan keputusan, dan 2) “positive benefits”
dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan.
1) Manfaat Perencanaan
9|PLANNING 1
2.1.6 Prinsip Komitmen
Dalam memilih jangka waktu yang tepat tadi untuk perencanaan perusahaan.
Pada umumnya, karena perencanaan dan raamlan yang mendasarinya memerlukan biaya,
maka suatu perusahaan barangkali jangnlah merencanakan untuk periode yang lebih lama
daripada yang dapat dibenarkan secara ekonomis; namun, ada resikonya juga membuat
rencana untuk periode yang lebih pendek. Jawaban mengenai periode perencanaan yang
benar terletak dalam “prinsip komitmen”:perencanaan yang logis meliputi period waktu
di hari depan yang diperlukan untuk meramalkan, sebaik mungkin, terpenuhinya omitmen
Yng terkandung dalam keputusan keputusan yang diambil hari ini “
Aplikasi yang paling mengena dari prinsip ini adalah ditetapkannya periode
perencanaan yang cukup lama untuk mengantisipasi pengembalian biaya yang telah
dikeluarkan dalam arah tindakan. Tetapi karena hal hal lain yang bukan biaya dapat
dilakukan selama jangka waktu yang berbeda beda dank arena suatu komitmen untuk
mengeluarkan uang seringkali mendahului suatu pengeluaran dan mungkin tak bisa di
ubah seperti halnya biaya yang telah dikeluarkan, maka nampaknya tidak cukup untuk
hanya menunjuk kepada pengembalian biaya pengeluaran saja. Dengan demikian suatu
perusahaan dapat meningkatkan diri , selama berbagai jangka waktu, kepada suatu
kebijakan kepegawaian, seperti promosi atau pension pada usia 65 atau kepada kebijakan
lainnya atau pula pada program program yang melibatkan komitmen pengarahan dan tidak
dengan segera dapat di ukur dari segi uang
10 | P L A N N I N G 1
kalau komitmen itu tidak memungkinkan untuk memasukkan cukup fleksibilitas dengan
ongkos yang layak ke dalam suatu rencana, maka manajer itu bisa memutuskan sendiri
secara tegas untuk memperpendek periode komitmen tersebut .
11 | P L A N N I N G 1
Bagi kebanyakan menejer prinsip fleksibilitas merupakan prinsip perencanaan yang
paling penting. Kemampuan untuk mengubah suatu rencana tanpa biaya biaya atau
pertentangan yang tak semestinya, untuk mengambil jalan memutar, untuk tetap bergerak
menuju suatu tuuan meski pun ada peprubahan perubahan dalam lingkungan atau bahkan
kegagalan dalamrencana rencana, mempunyai nilai yang bear. Fleksibilitas merupakan hal
kritis kalau komitmennya besar dan dan tidak bisa dikurangi dalam waktu pendek. tetapi
hampir selalu benar bahwa fleksibilitas yang sudah termasuk dalam rencana akan
melibatkan biaya biaya dan rencana yang paling tidak fleksibel biasanya merupakan yang
paling murah kalau kejadian kejadian di kemudian hari membuktikan bahwa kemampuan
untuk mengubah haluan ternyata tidak perlu .
2.2 Sasaran
12 | P L A N N I N G 1
orientasi dan mencerminkan kondisi-kondisi yang diinginkan, terutama untuk meningkatkan
prestasi organisasi. Dalam makalah ini tidak dilakukan pembedaan atas sasaran dan tujuan.
Tujuan itu membentuk suatu hirarki(urutan tingkatan) mulai dari tujuan umum sampai
ke sasaran individual khusus. Pada titik puncak hirarki tersebut terdapat tujuan yang
mempunyai dimensi. Pada tingkat berikut dari hirarki, kita temukan sasaran-sasaran spesifik
seperti bidang-hasil-hasil-pokok (key result areas), yakni bidang bidang di mana prestasi
merupakan hal yang hakiki bagi keberhasilan perusahaan.
Dewan direktur dan para manajer puncak sangat banyak terlibat dalam penentuan
tujuan, misi, sasaran menyeluruh perusahaan, dan juga sasaran-sasaran menyeluruh yang lebih
spesifik dalam bidang hasil-hasil pokok. Para manajer tingkat menengah, seperti direktur atau
manajer pemasaran atau manajer pemasaran atau manajer produksi, terlibat dalam penetapan
sasaran-sasaran bidang hasil pokok (key result area), sasaran-sasaran divisi dan juga sasaran-
sasaran departemen. Perhatian utama dari para manajer tingkat bawah adalah penetapan
sasaran-sasaran pada tingkat departemen dan unit, juga sasaran-sasaran para bawahan mereka.
Kendati pun kita tunjukkan sasaran-sasaran individu, yang terdiri dari tujuan prestasi dan
pengembangan, pada dasar hirarki, namun para manajer di tingkat lebih tinggi juga harus
menetapkan sasaran bagi prestasi dan pengembangan mereka.
Hubungan antara hirarki sasaran dan hirarki organisasi:
Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas mempunyai beberapa fungsi penting
yang beragam menurut waktu dan keadaan. Beberapa fungsi tujuan antara lain sebagai berikut:
13 | P L A N N I N G 1
2. Sumber pelaksanaan.
Bila tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami, hal ini akan memberikan
standar bagi pelaksanaan organisasi. Organisasi mengetahui apa yang harus
dilaksanakan setelah ditetapkannya tujuan, dan setelah organisasi menetapkan tujuan-
tujuan dalam bidang-idang yang dapat dikuantifikasikan seperti penjualan, posisi pasar,
atau laba, tingkat kesuksesan yang akan dicapai dengan mudah dapat diukur.
3. Sumber Motivasi
Tujuan organisasi dapat berfungsi sebagai sumber motivasi, contohnya seorang
karyawan termotivasi untuk mencapai tujuan, karena ia tahu apa yang sedang ia capai,
yaitu tujuan organisasi. Organisasi juga sering memberikan bonus bagi para karyawan
apabila mereka mencapai tingkat penjualan tertentu dan sebagainya.
Suatu kepentingan dalam perilaku pencapaian tujuan organisasi tercermin pada maksud
untuk membuat klasifikasi tujuan yang dicari organisasi. Hal tersebut tercermin pada maksud
untuk membuat klasifikasi tujuan yang dicari oerganisasi. Klasifikasi yang paling luas
diterapkan dan diterima adalah klasifikasi dari Perrow, yang diarahkan bagi organisasi pada
umumnya. C. Perrow mengklasifikasikan tujuan organisasi menjadi lima tipe tujuan
organisasi, yaitu :
14 | P L A N N I N G 1
3. Tujuan Sistem (System Goals).
Merupakan pernyataan atau cara pelaksanaan fungsi organisasi, tidak tergantung pada
barang atau jasa yang diproduksi atau tujuan yang diambil. Contoh : penekanan pada
pertumbuhan, stabilitas, laba atau cara-cara pelaksanaan fungsi, dan lain-lain.
Proses penetapan tujuan merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui
berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. Beberapa unsur dasar yang melatar
belakangi nilai-nilai tersebut adalah:
1. Bahwa barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai
manfaat paling sedikit sama dengan harganya.
2. Bahwa barang dan jasa dapat memuaskan kebutuhan konsumen/langganan.
3. Bahwa teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang
dengan biaya dan kualitas bersaing.
4. Bahwa dengan kerja keras dan dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi dapat
beroperasi dengan lebih baik dari sekedar menjaga kelangsungan hidup (survive), yaitu
untuk pertumbuhan (growth), dan dapat menghasikan laba (profitable).
5. Bahwa pelayanan manajemen akan memberikan public image yang menguntungkan,
sehingga mereka bersedia menanamkan modalnya dan menyumbangkan tenaganya
untuk membantu sukses organisasi.
6. Bahwa perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan
dan ditularkan kepada karyawan dan pemegang saham organisasi.
15 | P L A N N I N G 1
2.2.6 Bidang-bidang Tujuan
1. Posisi Pasar
Perusahaan harus menetapkan tujuan mengenai bagian pasar yang aka
dimasuki. Bagian pasar yang paling bak dapat ditentukan melalui analisis:
1) Langganan dan produk atau jasa
2) Segmen pasar (kelompok yang membeli produk atau jasa)
3) Saluran distribusi
2. Produktivitas
Produktivitas atau efisiensi adalah perbandingan antara luaran (output) dengan
masukan (input). Tujuan-tujuan produktivitas dapat ditetapkan dalam beberapa bidang,
mencakup metoda-metoda kerja, kemajuan mesin dan peralatan, dan peningkatan
efisiensi karyawan.
4. Profitabilitas
Tujuan-tujuan lama penting untuk mencapai tujuan-tujuan lain, menyangkut:
1) Penelitian dan pengembangan yang dibutuhkan untuk inovasi
2) Kekuatan keuangan untuk mengganti mesin dan peralatan
3) Pengupahan yang dibutuhkan untuk menarik personalia
5. Inovasi
Ada kebutuhan terus menerus akan produk atau jasa baru dan inovatif.
Walaupun sesuatu yang baru selalu mengandung risiko, tetapi juga mempunyai
kemungkinan hasil yang tinggi.
16 | P L A N N I N G 1
8. Tanggung jawab sosial dan publik
Tujuan-tujuan ini ditetapkan perusahaan untuk “menangani” boikot publik,
kegiatan-kegiatan hukum, kegiatan-kegiatan pemerintah, kelompok-kelompok
berkepentingan, dan sebagainya. Dengan ini perusahaan tahu cara untuk mengatur
berbagai proses produksi sehingga berdampak positif pada lingkungan dan
komunitasnya.
17 | P L A N N I N G 1
Contoh penerapan MBO:
Perusahaan A merupakan perusahaan distributor tekstil. Perusahaan ini telah
menetapkan target bahwa untuk tahun ini akan meningkatkan laba sebesar 30% dari tahun
sebelumnya,dan menambah jumlah pelanggan baru sebanyak 20% dari jumlah pelanggan
tahun sebelumnya.Berbagai divisi perusahaan membuat target sesuai dengan spesialisasinya
masing – masing. Misalnya,salah satu target divisi pemasaran; “memperluas daerah pemasaran
sampai ke luar pulau,akan diorientasikan ke Pulau Sumatra,ditargetkan dalam jangka waktu 6
bulan sudah mulai ada pelanggan tetap yang akan terus membeli produk Perusahaan A”. Setiap
pegawai pun memiliki target tersendiri yang nantinya akan memiliki andil dalam tercapainya
target divisi masing – masing. Misalnya target seorang sales dari divisi pemasaran,”melalui
bussines networking saya akan menambah relasi luar pulau,khususnya Sumatra sebanyak 10
relasi dalam jangka waktu 6 bulan”.
Setelah 6 bulan,akan ada evaluasi terhadap target – target yang telah disusun (yang
sebelumnya telah disetujui dan didiskusikan dengan setiap pemimpin divisi).Apa saja yang
telah dicapai,apa yang belum tercapai,bagaimana cara memperbaikinya.Setelah 1 tahun
berlalu,bisa terlihat hasilnya. Dengan cara ini,pencapain target dan kinerja suatu perusahaan
akan terorganisir dengan baik.
18 | P L A N N I N G 1
3. Tujuan-tujuan Perseorangan
Dalam suatu program MBO efektif, setiap manajer dan bawahan merumuskan
tanggung jawan dan tujuan jabatan mereka secara jelas. Maksud penetapan tujuan pada
setiap angkatan adalah untuk membantu para karyawan memahami secara jelas apa
yang diharapkan agar tercapai. Ini membantu setiap individu merencanakan secara
efektif untuk mencapai tujuannya yang ditetapkan sendiri.
4. Partisipasi
Manajer kadang-kadang menetapkan tujuan tanpa pengetahuan penuh tentang
batasan-batasan dalam praktek dimana bawahan harus beroperasi, bawahan
mungkinmemilih tujuan yang tidak konsisten dengan tujuan organisasi. Sebagai
pedoman umum, semakin besar partisipasi bersama antara manajer dan bawahan,
semakin besar kemungkinan tujuan akan dicapai.
19 | P L A N N I N G 1
Semua manfaat di atas, paling sedikit tidak secara langsung, adalah manfaat organisasi.
Di samping itu, ada kebaikan-kebaikan implementasi program MBO yang secara langsung
dirasakan organisasi. Bila seluruh tingkatan organisasi membantu dalam penetapan tujuan,
tujuan dan sasaran organisasi akan lebih realistik. Perbaikan komunikasi hasil dari MBO juga
dapat membantu organisasi mencapai tujuanya dengan lebih mudah, karena kegiatan-
kegiatannya akan dikoordinasi lebih baik. Akibatnya, organisasi secara keseluruhan
mempunyai rasa kesatuan yang lebih tinggi: Karyawan tingkat bawah lebih memperhatikan
pengharapan manajemen puncak dan sebaliknya membantu dalam penetapan tujuan yang
realistik.
2. Kelemahan-kelemahan MBO
Berbagai kelemahan MBO ini menyangkut beberapa masalah pokok yang harus
dikendalikan agar program MBO sukses:
20 | P L A N N I N G 1
f) Pengawasan metoda pencapaian tujuan
Manajer dapat mengalami frustasi bila usahanya untuk mencapai tujuan
tergantung ada pencapaian bagian lain dalam organisasi. Sebagai contoh, manajer lini
produksi tidak dapat memenuhi sasaran perakitan 100 unit per hari bila departemennya
hanya disuplai 90 unit komponen. Penetapan tujuan kelompok dan fleksibilitas
dibutuhkan untuk memecahkan jenis masalah ini.
g) Konflik antara kreativitas dan MBO
Mengikatkan evaluasi prestasi, promosi dan kompensasi pencapaian tujuan
mungkin berlawanan dengan tujuan produktivitas bila hal itu cenderung tidak
mendorong inovasi. Bila manajer gagal untuk mencoba sesuatu yang baru karena energi
mereka terkerahkan pada tujuan-tujuan MBO, berbagai kesempatan dapat hilang.
Usaha yang dapat dilakukan untuk menghindari masalah ini adalah dengan
menempatkan inovasi dan perubahan menjadi bagian proses penetapan tujuan.
MBO tentu saja bukan merupakan proses yang dapat diimplementasikan secara
cepat dan mudah. Karena banyak manajer akan menghadapi berbagai macam program
penetapan tujuan dalam organisasi, penting diperhatikan unsur-unsur yang diperlukan
bagi efektivitas MBO. Hal ini dapat dipandang sebagai tahap pokok yang diperlukan
manajer tingkat atas yang terlibat dalam program.
21 | P L A N N I N G 1
4) Membuat umpan baik efektif
Sistem MBO tergantung pada para partisipan yang mengetahui posisi mereka
dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan. Penetapan tujuan bukan merupakan suatu
insentif yang memadai; peninjauan kembali secara umum dan umpan balik atas hasil-
hasil tetap perlu
5) Mendorong partisipasi
Manajer harus menyadari bahwa partisipasi bawahan dalam penetapan tujuan
bersama dapat mengandung implikasi pengalkasian kembali kekuasaan. Manajer harus
bersedia melepaskan berbagai pengawasan angsung terhadap bawahan dan mendorong
bawahan untuk mengambil peranan lebih aktif dalam perumusan dan pencapaian tujuan
mereka sendiri.
Strategi dan kebijakan sangat berkaitan. Strategi merupakan program umum dari
tindakan dan komitmen atas penekanan-penekanan dan sumber daya kearah pencapaian tujuan
menyeluruh. Kebijakan (policy) merupakan pedoman berpikir dalam pengambilan keputusan.
Kebijakan tidak mengharuskan tindakan, tetapi dimaksudkan sebagai pedoman berpikir bagi
para manager dalam komitmen keputusan mereka apabila mereka mengambil keputusan.
Kebijakan merupakan pedoman dalam pengambilan keputusan apabila keputusan
diambil, sedangkan strategi menyiratkan bahwa perusahann telah mengambil keputusan untuk
mengarahkan sumber daya pada arah tertentu. Tujuan kebijakan adalah memberikan pedoman
kepada bawahan dalam pengambilan keputusan.
2.3.1 Sumber-Sumber Strategi Dan Kebijakan
Sumber Asal (Originated)
Sumber strategi atau kebijakan yang paling logis adalah manajemen puncak,
yang menetapkannya sebagai pedoman bagi bawahan dalam pelaksanaan tugas-tugas
mereka. Strategi atau kebijakan asal, pada dasarnya mengalir dari sasaran perusahaan,
karena hal-hal tersebut ditetapkan oleh eksekutif puncak yang berwenang. Strategi atau
kebijakn seperti ini ruang lingkupnya luas, yang memungkinkan bawahan untuk
menjabarkan lebih lanjut, atau boleh jadi pula telah dirinci sedemikian rupa sehingga
tidak memerlukan penjabaran atau penafsiran lebih lanjut. Mencirikan strategi atau
kebijakan dari sumber asalnya tidak selalu berarti bahwa hal itu diadakan berdasarakan
komando dari atas. Banyak manajer yang cakap yang melahirkan dan membuatnya
dilaksanakan dengan patuh melalui saran-saran yang diajukan. Nyatanya, sebagian
manajer yang cekatan memulai strategi atau kebijakan dengan menjamin penaatannya
dengan membuat sedemikian rupa seolah-olah strategi dan kebijakan tersebut berasal
dari bawahannya.
22 | P L A N N I N G 1
Himbauan (Appealed)
Hampir semua kebijakan dan bahkan strategi tertentu berasal dari himbauan
yang timbul dari kasus-kasus luar biasa yang dinaikan kepada hirarki wewenang
manajemen. Apabila ada kesempatan untuk mengambil keputusan bagi para eksekutif
yang tidak tahu apakah mereka memiliki wewenang yang cukup atau tidak atau soal
bagaimana cara penangan hal itu, mereka dapat meneruskan kepada atasan. Apabila
himbauan itu diteruskan ke atas dan selanjutnya diambil keputusan berdasarkan
himbauan itu, maka terbentuklah sejenis hukum kebiasaan.
Kebijakan atau strategi yang berasal dari himbauan adakalanya tidak lengkap, tidak
terkoordinasi, dan boleh jadi membingungkan. Apabila keputusan diambil atas dasar
fakta tertentu tanpa memperhatikan akibat yang mungkin timbul atau aspek-aspek
operasional lainnya, atau apabila kemudian timbul preseden yang tidak diinginkan,
maka kebijakan itu bisa tidak berfungsi sebagai pedoman bagi para bawahan untuk
berfikir dan bertindak sebagaiman diinginkan para manajer puncak.
Tersirat (Implied)
Apabila kebijakan dan bahkan strategi timbul dari tindakan-tindakan yang
dipandang dan diyakini orang-orang sebagai kebijakan atau strategi. Para karyawan
akan segera memahami kebijakan yang sebenarnya kalau mereka bekerja dalam
perusahaan yang telah menetapkan kebijakn memproduksi barang-barang yang
berkualitas baik, menjaga kebersihan pabrik, atau mempromosi pegawai dari dalam,
yang meskipun demikian masih memperkenankan adanya tindakan penyimpanagan.
23 | P L A N N I N G 1
Perlunya perencanaan operasi : Taktik
Agar efektif, strategi dan kebijakn menghendaki adanya rencana-rencana
operasional. Yang makin terinci ke bawah hingga menjangkau “mur dan baut” operasi
perusahaan. Dengan kata lain, dengan menggunakan istilah militer “taktik” (rencana
tindakan pelaksanaan strategi), suatu strategi boleh jadi bagus, tetapi gagal karena tidak
diterapkan dengan baik.
Kita dapat menemukan banyak contoh dalam dunia usaha. Avon merupakan
perusahaan yang berhasil dengan strategi pemasaran yang menggunakan karyawan wanita dala
jumlah besar yang menjual kosmetik secar langsung kepada para konsumen.
24 | P L A N N I N G 1
Kekecewaan terhadap perencanaan strategi tampaknya merupakan akibat dari
kegagalan untuk benar-benar memahami (1) apa arti strategi dan alasan pentingnya, (2)
bagaimana kesesuaian strategi dengan proses oerencanaan secara menyeluruh, (3) bagaiman
cara penyusunan strategi, dan (4) cara penerapan strategi dengan memperhitungkan keputusan-
keputusan yang telah diambil.
2.3.4 Persyaratan Penyusunan Strategi
Menilai diri sendiri
Menilai diri sendiri (self- appraisal) oleh perusahaan pada dasarnya mencakup
dua pertanyaan berikut: Apa tujuan perusahaan kita? Apa bidangusaha yang kita geluti?
Pertanyaan yang sederhana itu tidak selamanya mudah dijawab, seperti yang banyak
dialami perusahaan. Contohnya industri perkereta-apian yang terlalu lama
mengabaikan fakta bahwa perusahaan itu bergerak dalam dunia transportasi, dan tidak
sekedar bisnis perkereta-apian.
Untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut identitasnya, perusahaan harus
mengkaji dirinya sendiri secara menyeluruh, dengan menganalisis kekuatan dan
kelemahan dalam setiap bidang fungsional-pemasaran, pengembangan produk,
produksi dan bidang operasi lainnya, keuangan, dan hubungan masyarakat.
Dalam mengkaji kekuatan, kelemahan, dan pembatasan-pembatasannya, suatu
perusahaan tentu saja harus bersikap realistis. Namun, dalam melakukan hal ini perlu
juga diperhatikan risiko terlalu menekankan kelemahan dan kekeliruan perkiraan
tentang kekuatan.
25 | P L A N N I N G 1
Struktur organisasi yang menjamin perencanaan
Agar strategi dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik, diperlukan adanya
pengaturan organisasi yang dapat menjamin perencanaan yang efektif. Bantuan staf
diperlukan untuk meramalkan, menyusun premis, dan menganalisis. Untuk
menghindari timbulnya upaya staf yang tidak praktis dan tidak bermanfaat, diperlukan
beberapa hal staf. Staf perencanaan harus diberikan tugas penyusunan tujuan, strategi,
dan premis perencanaan utama dan menyerahkan hal-hal itu kepada eksekutif puncak
untuk ditinjau dan disetujui.
Sarana organisasi yang penting lainnya adalah peninjauan program-program
perencanaan dan prestasi yang dilakukan secara teratur, formal, dan giat, dan lebih baik
apabila dilakukan oleh suatu panitia yang sesuai. Dengan cara ini orang-orang dipaksa
untuk merencanakan, memastikan bahwa program-program telah didasarkan pada
strategi, dan apabila strategi tudak ada atau tidak jelas, di definisikan itu dapat diangkat
ke permukaan.
26 | P L A N N I N G 1
2.3.5 Pengembangan Strategi Utama
Untuk dapat menyusun strategi dalam bidang apapun, kita harus mengajukan pertanyaan
tertentu. Untuk mrngajukan bagaimana pertanyaan-prtanyaan yang tepat dapat mengarah ke
jawaban yang tepat pula, disini diusulkan untuk memgajukan pertanyaan kunci dalam bidang-
bidang strategi utama.
a. Strategi dan kebijakan : produk dan pelayanan
o Apa bidang usaha kita? Pertanyaan klasik ini dapat juga diungkapkan denagan
pertanyaan apa yang bukan bidang usaha kita. Bisa juga bertanya: apa industry
kita? Apakah kita berada dalam industry produk tunggal atau jajaran produk,
seperti industry sepatu atau mebel atau apakah kita bergerak pada industry siap
pakai.
o Siapa pelanggan kita? Untuk dapat mengidentifikasi jenis bidang usaha dan
untuk memberi arti terhadap strategi produk dan pelayanan, hal ini merupakan
pertanyaan yang sangat penting.
Peter Drucker berkata bahwa tujuan suatu usaha adalah “menciptakab
pelanggan” meskipun sebenarnya tidak mengabaikan laba.
o Seberapa banyak yang akan dibeli pelanggan dan dengan harga berapa?
Soal ini menyangkut produk yang dibeli pelanggan; apayang mereka pandang
sebagai bernilai, dan apakah harga itu akan menentukan bidang usaha, apa yang
harus diproduksi, dan apakah akan berlaba atau tidak. Pertanyaan ini bisa
dijawab setelah mengidentifikasi bidang usaha dan pelanggannya.
o Apakah kita ingin mengembangkan produk baru kita sendiri? Sekali lagi,
di sini perusahaan harus mengajukan pertanyaan apakah lebih baik
mengembangkan sendiri produk barunya atau bergantung kepada inovasi yang
dilakukan perusahaan lain, atau apakah harus sangat bergantung pada
pengembangan produk oleh supplier.
27 | P L A N N I N G 1
b. Strategi dan kebijakan : Pemasaran
Dimana pelanggan kita dan mengapa mereka membeli? Pertanyaan ini
mengkaji, siapa yang menjadi pelanggan perushaan, apakah para pelanggan itu
adalah pelanggan besar atau kecil, apakah mereka pemakai akhir atau pembuat
barang, dimana tempat mereka secara geografis, dimana tempat mereka dalam
system produksi hasil pemakai, dan mengapa mereka membeli.
Bagaimana cara pelanggan membeli? Sebagian pelanggan pada umumnya
membeli melalui perusahan-perusahaan yang mengkhususkan bidang
pendistribusian, membeli melalui penyalur, atau membeli langsung ke
perusahaan pembuat.
Bagaimana cara terbaik untuk menjual? Ada sejumlah pendekatan yang
dapat diterapkan untuk menjual. Beberapa perusahaan sangat bergantung pada
penjualan melalui iklan dan promosi penjualan atau dapat menemukan strategi
penjualan terbaik atas dasar superioritas teknis dan hubungan perekayasaan
langsung dengan para pelanggan.
Adakah sesuatu yang ditawarkan yang tidak dimilki pesaing? Tujuan
diferensiasi produk adalah untuk meyakinkan pembeli bahwa kita memiliki
sesuatu yang berbeda dan lebih baik dibandingkan dengan produk serupa yang
ditawrkan pesaing. Apa yang diinginkan pemasar adalah sesuatu yang terlihat
unik yang dapat dilakukan dalam rangka mendapatkan posisi kepemilikan.
28 | P L A N N I N G 1
d. Strategi dan kebijakan : Keuangan
Dimana dan bagaimana memperoleh modal? Strategi atau kebijakan yang
berhubungan dengan pengelolaan modal sangat bergantung pada besarnya
usaha dan kemauan untuk menggali sumber dana dari luar. Untuk perusahaan
besar biasanya berasal dari laba yang dinvestasikan atau dengan meminjam
dana dari bank, swasta, perusahaan asuransi, perusahaan lain, atau lembaga
keuangan. Bagi perusahan yang lebih kecil, biasanya hanya bersumber dari
mereka sendiri atau investasi dari teman.
29 | P L A N N I N G 1
3) Mematikan bahawa rencana tindakan mengontribusikan dan mencerminkan
tujuan dan strategi utama
Rencana tindakan adalah program-program dan keputusan taktis atau
operasional, entah bersifat pokok atau tambahan, yang berlangsung dalam berbagai
bagian organisasi. Apabila rencana tindakan tidak mencerminkan tujuan dan strategi
yang diinginkan, maka hasilnya adalah harapan-harapan kabur atau pernyataan-
pernyataan yang tidak ada gunanya lagi.
Ada berbagai cara untuk memastikan bahwa tindakan memang memberi
kontribusi nyata. Apabila setiap manajer memahami strategi, maka ia dapat meninjau
semua program.
30 | P L A N N I N G 1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
31 | P L A N N I N G 1
Strategi dan kebijakan sangat berkaitan. Strategi merupakan program umum
dari tindakan dan komitmen atas penekanan-penekanan dan sumber daya kearah
pencapaian tujuan menyeluruh. Kebijakan (policy) merupakan pedoman berpikir dalam
pengambilan keputusan. Kebijakan tidak mengharuskan tindakan, tetapi dimaksudkan
sebagai pedoman berpikir bagi para manager dalam komitmen keputusan mereka
apabila mereka mengambil keputusan.
Kebijakan merupakan pedoman dalam pengambilan keputusan apabila
keputusan diambil, sedangkan strategi menyiratkan bahwa perusahann telah mengambil
keputusan untuk mengarahkan sumber daya pada arah tertentu. Tujuan kebijakan
adalah memberikan pedoman kepada bawahan dalam pengambilan keputusan.
Persyaratan penyusunan strategi :
32 | P L A N N I N G 1
DAFTAR PUSTAKA
33 | P L A N N I N G 1