Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN DIABETES MILITUS

No. Dokumen SOP/JTB/ / / 2017

SOP No. Revisi 0

Tanggal Terbit 2017

PEMERINTAH KOTA Dr. Zulkifly Sanusi


BEKASI Nip 19740312 200902 1 002

Penanganan diabetes militusmerupakan kumpulan gejala yang ditandai oleh


1. Pengertian
hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin (resistensi insulin) dan sekresi insulin
atau kedua-duanya.
2. Tujuan Langkah-langkah sebagai acuan dalam pelaksanaan diabetes melitus di UPTD
Puskesmas Jatibening
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Jatibening No :
800/SK.A.I.001/418.48.3.80/2016 tentang Pedoman Pelayanan Ruangan Pemeriksaan
Umum
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015
tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama
1. Alat :
5. Alat dan
 Alat pengukur berat dan tinggi badan anak serta dewasa
bahan  Monofilamen test
 Laboratorium untuk pemeriksaan gula darah, darah rutin, urin rutin, ureum,
kreatinin
2. Bahan : -
1. Alat :
6.
Prosedur/Langkah  Alat pengukur berat dan tinggi badan anak serta dewasa
 Monofilamen test
-langkah  Laboratorium untuk pemeriksaan gula darah, darah rutin, urin rutin, ureum,
kreatinin
2. Petugas yang melaksanakan
Dokter

3. Langkah-langkah
1. Petugas kesehatan melakukan anamnesa tentang riwayat penyakit sekarang,
apakah pasien mengeluhkan gejala klasik DM yang berupa poliuria (sering
kencing), polidipsi (sering haus) dan polifagi (sering lapar), serta penurunan berat
badan yang tidak jelas penyebabnya, atau juga bisa disertai keluhan tidak khas
meliputi lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, luka yang sulit sembuh, pruritus
vulva pada wanita, dan disfungsi ereksi pada pria.
2. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan fisik, adakah penurunan berat badan,
atau adakah prurirus atau gangren.
3. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan GDA, atau GDP dan GD2JPP bila
pasien berpuasa, serta pemeriksaan HbA1C
4. Petugas kesehatan menegakkan diagnosa Diabetes Mellitus bila:
4.1.1 Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + Glukosa darah sewatu ≥
200 mg/dl (darah kapiler). ATAU
4.1.2 Gejala klasik DM + Glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl (darah kapiler). ATAU
4.1.3 Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa terganggu (TTGO)
> 200 mg/Dl. ATAU
4.1.4 Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥ 200 mg/dl atau GDP ulang ≥ 126
mg/dl (darah kapiler). ATAU
4.1.5 HbA1C ≥ 6.5 %, pemeriksaan HbA1C dilakukan hanya apabila pasien
menyetujui.
5. Petugas kesehatan melakukan evaluasi gizi, evaluasi penyulit DM, evaluasi
perencanaan makan sesuai kebutuhan
6. Petugas kesehatan memberikan pengobatan DM:

6.1.1 Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis maksimal 2500 mg
diberikan 1-3 kali/hari
6.1.2 Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis maksimal 15
mg/hr diberikan 15 – 30 menit sebelum mkan, 1-2 kali/hari.
6.1.3 Golongan Inhibitor α glukosidase: Acarbose dosis awal 50 mg dosis
maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari
6.1.4 Insulin : short acting atau long acting
7. Petugas kesehatan memberi edukasi sesuai dengan terapi non farmakologi dan
efek samping obat

Petugas kesehatan melakukan anamnesa


Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan fisik, adakah
penurunan berat badan, atau adakah prurirus atau gangren.

7. Bagan Alir

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan GDA, atau GDP


dan GD2JPP bila pasien berpuasa, serta pemeriksaan HbA1C

Petugas kesehatan memberikan pengobatan DM

Petugas kesehatan menegakkan diagnosa Diabetes

Petugas kesehatan memberikan pengobatan DM

Petugas kesehatan melakukan evaluasi gizi, evaluasi penyulit DM,


evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan

Petugas kesehatan memberi edukasi sesuai dengan terapi


non farmakologi dan efek samping obat

8. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait Ruangan Pemeriksaan Umum
10. Dokumen - Rekam medis
terkait

11. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggalmulaidiberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai