.
Hari/Tanggal : Senin, 3 Maret 2014 Asisten :
Nama : Andini Retno Y Nadilla Ambarfauziah R.
NIM : I14130103
Kelompok : 08
Oleh
Panji Semirang
Orla dan Orba, istilah yang sudah pasti diketahui oleh hampir seluruh
masyarakat Indonesia. Orde lama didefinisikan sebagai tatanan kehidupan berbangsa
dan bernegara era presiden Soekarno. Tatanan selanjutnya yang melakukan koreksi
terhadap orla disebut Orde Baru. Namun pergantian orde ini merupakan sesuatu yang
tidak mudah, harus sampai pada pertumpahan darah, terutama dikalangan mahasiswa
yang melakukan aksi demo hingga korban yang berjatuhan sangat bayak. Ada 1000
orang yang menjadi korban dalam aksi demo yang terjadi antara mahasiswa dan
aparat bersenjata. Setelah orba terwujudkan, kondisinya belum berubah. Demo masih
terjadi dimana-mana karena sebagian besar dari mahasiswa menuntut untuk perbaikan
harga BBM dan menurunkan tarif angkutan umum. Demo tersebut dipicu oleh parpol
yang pongah dan presiden yang sangat berkuasa. Kedua penyebab ini menjadi tempat
bergantungnya berbagai kekuatan karena hukum yang belum benar tidak
dilaksanakan dengan benar pula.
Pada awal orba hubungan pendemo dan ABRI semakin erat. Namun
hubungannya ini belum jelas, ada yang mengatakan hubungan itu berupa partnerships
ataukah ada unsur saling mencari keuntungan semata. Bukan hanya itu, media massa
juga bisa dikatakan sangat membantu pendemo. Beberapa perusahaan televisi swasta
menyiarkan secara langsung peristiwa di tengah-tengah demonstran.
Pada tahun 1966, tidak ada korban jiwa yang lebih banyak dan bisa dikatakan tidak
ada. Namun demo pada tahun 1998 yang diikuti dengan tindakan penculikan dan
penembakan menelan 1000 korban jiwa dan harta trilliunan rupiah melayang karena
demo ini terjadi karena pergantian presiden.
Desakan demi desakan akhirnya muncul dari masyarakat dan pemerintah,
terutama mahasiswa UI yang sering memberikan kritikannya pada pemerintahan
Indonesia. Namun, pemerintah melakukan pemindahan kampus UI dengan tujuan
mengurangi kritikan yang masuk. Tetapi mahasiswa tidak diam begitu saja, ternyata
berdemo di DPR mereka dapat bertemu langsung dengan wakil-wakil rakyat. Cara ini
sangat aspiratif dan berhasil membuat Presiden Soekarno turun melalui dua proses.
Proses pertama menyerahkan semacam mandat melalui Surat Perintah 11 Maret.
Kedua, partai-partai Islam di DPR mengeluarkan pernyataan agar Presiden Spekarno
turun. Miiterpun masih belum bersatu. Kabinet reformasi yang didirikan Presiden
Soeharto tidak mendapat tanggapan yang positif. Akhirnya, Presiden Soeharto
mengundurkan diri dan menyerahkan kepemimpinannya pada BJ. Habibie. Peristiwa
tragis seperti ini sebenarnya tidak perlu terjadi, namun kernacuan politik lah yang
melahirkan semua kerusuhan ini.
ANALISIS BACAAN 1
Dalam bacaan pertama terdapat wewenang legal, karena wewenang
presiden disandarkan pada undang-undang. Sedangkan unsure kekuasaan
yang terdapat pada bacaan pertama adalah rasa takut, yaitu rakyat tunduk
kepada pemerintahan Orba karena adanya perasaan takut terhadap
presiden.
Saluran kekuasaan yang terdapat pada bacaan pertama adalah saluran
politik, yaitu presiden yang memegang kekuasaan dalam mengatur undang-
undang, dan penyusunan perundangan yang cenderung mengarah pada
semakin besarnya kekuasaan Presiden, dengan munculnya TAP MPRS
dengan mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup. Selain itu
juga terdapat saluran ideologi yaitu munculnya doktrin bahwa yang dikatakan
pemerintah selalu benar. Dan juga terdapat saluran ekonomi, yaitu
pertumbuhan ekonomi sudah membaik pemerintah tidak segera mengalihkan
kemudi pembangunan ekonomi ke arah pemerataan.
ANALISIS BACAAN 2
Unsur kekuasaan yang terdapat pada bacaan kedua adalah rasa takut, yaitu
turunnya Soeharto karena takut kepada mahasiswa. Selain itu tipe
wewenangnya, wewenang legal, karena wewenang penguasa disandarkan
pada undang-undang. Saluran politik yang terdapat pada bacaan kedua
adalah saluran militer karena terjadi Pertumpahan darah pergantian Orba
dilakukan oleh orang-orang bersenjata terhadap pendemo di Universitas
Trisakti. Selain itu terdapat saluran ideologi, karena disebarkannya paham
nasakom. Juga terdapat saluran ekonomi karena demo yang terjadi pada
tahun 1966 membuat rupiah mengalami inflasi dan disusul dengan kenaikan
harga BBM.
Analisis bacaan
Kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang atau
sekelompok orang untuk mempengaruhi pihak lain, sedangkan wewenang
sendiri adalah kekuasaan yang ada pada seseorang dan mendapatkan
pengakuan dari orang atau masyarakat.