Anda di halaman 1dari 8

Hari/Tanggal : Senin, 3 Maret 2014 Asisten :

Nama : Andini Retno Y Nadilla Ambarfauziah R.


NIM : I14130103
Kelompok : 08

TERJADINYA PEMUSATAN KEKUASAAN


Catatan untuk Bachrun Martosukarto
Oleh:
Sulardi

Pada harian Republika , tulisan saudara Bachrum Martosukarto (SBM) yang


berjudul Upaya Menghindari Pemusatan Kekuasaan menyatakan bahwa perjalanan
bangsa ini mengarah pada suatu negara otoriter dengan pemusatan kekuasaan pada
presiden. Pada bagian akhir SBM memberikan jalan keluar dari pemusatan kekuasaan
yang kini terjadi dengan menganjurkan agar lembaga-lembaga tertinggi dan tinggi
negara harus diletakkan dalam proporsi yang sebenarnya.. Setelah 53 tahun negara
Indonesia merdeka, bangsa ini masih sulit untuk menciptakan bangunan hukum yang
kokoh dan demokratis karena sesunggunya tidak adanya keseimbangan kekuaaan
antara presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif dengan dewan perwakilan
rakyat sebagai pemegang kekuasaan legislative. Terjadinya pemusatan kekuasaan
berpangkal pada demokrasi yang tidak berjalan. Hal ini terlihat jelas dalam
penyusunan peraturan perundangan yang cenderung mengarah pada semakin
besarnya kekuasaan presiden dan mudahnya muncul ketentuan ketatanegaraan yang
secara yuridis menyimpang dari ketentuan konstitusi.
Dengan demikian, muncul doktrin bahwa apa yang dikatakan pemerintah
adalah sesuatu yang benar. Ini menunjukkan bahwa semakin gagapnya DPR dalam
melaksanakan fungsinya. Di satu sisi, ketika pertumbuhan ekonomi sudah membaik
pemerintah tidak segera mengalihkan kemudi pembangunan ekonomi dari
pertumbuhan ke arah pemetaah. Di sisi lain, terdapat pula kerancuan antara presiden
dan MPR dimana awalnya penggunaan kata “mandataris” untuk MPR hanya
bermakna seolah-olah presiden menjadi mandataris MPR, namun tidak dianggapnya
tanda kutip ini menjadikan presiden sungguh-sungguh sebagai mandataris MPR.
Bukan hanya itu, kondisi ini juga diperparah oleh komposisi DPR yang tidak
mencerminkan struktur kemasyarakatan. Situasi yang berkembang semakin mengarah
pada kondisi bahwa terciptanya UU dilakukan tidak secara demokratis bahkan
cenderung diputuskan oeh presiden yang akhirnya menjurus pada pemusatan
kekuasaan. Adapun jalan keluar yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan
demokrasi politik. Sangat tepat usulan yang kini sering didengungkan, yakni gagasan
dicabutnya paket undang-undang politik. Jadi problem hanya bisa diatasi bila ada
kehendak dari pemegang kekuasaan untuk melakukan perbahan.

.
Hari/Tanggal : Senin, 3 Maret 2014 Asisten :
Nama : Andini Retno Y Nadilla Ambarfauziah R.
NIM : I14130103
Kelompok : 08

PENGGULINGAN KEKUASAAN: ANTARA ORLA DAN ORBA

Oleh

Panji Semirang

Orla dan Orba, istilah yang sudah pasti diketahui oleh hampir seluruh
masyarakat Indonesia. Orde lama didefinisikan sebagai tatanan kehidupan berbangsa
dan bernegara era presiden Soekarno. Tatanan selanjutnya yang melakukan koreksi
terhadap orla disebut Orde Baru. Namun pergantian orde ini merupakan sesuatu yang
tidak mudah, harus sampai pada pertumpahan darah, terutama dikalangan mahasiswa
yang melakukan aksi demo hingga korban yang berjatuhan sangat bayak. Ada 1000
orang yang menjadi korban dalam aksi demo yang terjadi antara mahasiswa dan
aparat bersenjata. Setelah orba terwujudkan, kondisinya belum berubah. Demo masih
terjadi dimana-mana karena sebagian besar dari mahasiswa menuntut untuk perbaikan
harga BBM dan menurunkan tarif angkutan umum. Demo tersebut dipicu oleh parpol
yang pongah dan presiden yang sangat berkuasa. Kedua penyebab ini menjadi tempat
bergantungnya berbagai kekuatan karena hukum yang belum benar tidak
dilaksanakan dengan benar pula.
Pada awal orba hubungan pendemo dan ABRI semakin erat. Namun
hubungannya ini belum jelas, ada yang mengatakan hubungan itu berupa partnerships
ataukah ada unsur saling mencari keuntungan semata. Bukan hanya itu, media massa
juga bisa dikatakan sangat membantu pendemo. Beberapa perusahaan televisi swasta
menyiarkan secara langsung peristiwa di tengah-tengah demonstran.
Pada tahun 1966, tidak ada korban jiwa yang lebih banyak dan bisa dikatakan tidak
ada. Namun demo pada tahun 1998 yang diikuti dengan tindakan penculikan dan
penembakan menelan 1000 korban jiwa dan harta trilliunan rupiah melayang karena
demo ini terjadi karena pergantian presiden.
Desakan demi desakan akhirnya muncul dari masyarakat dan pemerintah,
terutama mahasiswa UI yang sering memberikan kritikannya pada pemerintahan
Indonesia. Namun, pemerintah melakukan pemindahan kampus UI dengan tujuan
mengurangi kritikan yang masuk. Tetapi mahasiswa tidak diam begitu saja, ternyata
berdemo di DPR mereka dapat bertemu langsung dengan wakil-wakil rakyat. Cara ini
sangat aspiratif dan berhasil membuat Presiden Soekarno turun melalui dua proses.
Proses pertama menyerahkan semacam mandat melalui Surat Perintah 11 Maret.
Kedua, partai-partai Islam di DPR mengeluarkan pernyataan agar Presiden Spekarno
turun. Miiterpun masih belum bersatu. Kabinet reformasi yang didirikan Presiden
Soeharto tidak mendapat tanggapan yang positif. Akhirnya, Presiden Soeharto
mengundurkan diri dan menyerahkan kepemimpinannya pada BJ. Habibie. Peristiwa
tragis seperti ini sebenarnya tidak perlu terjadi, namun kernacuan politik lah yang
melahirkan semua kerusuhan ini.
ANALISIS BACAAN 1
Dalam bacaan pertama terdapat wewenang legal, karena wewenang
presiden disandarkan pada undang-undang. Sedangkan unsure kekuasaan
yang terdapat pada bacaan pertama adalah rasa takut, yaitu rakyat tunduk
kepada pemerintahan Orba karena adanya perasaan takut terhadap
presiden.
Saluran kekuasaan yang terdapat pada bacaan pertama adalah saluran
politik, yaitu presiden yang memegang kekuasaan dalam mengatur undang-
undang, dan penyusunan perundangan yang cenderung mengarah pada
semakin besarnya kekuasaan Presiden, dengan munculnya TAP MPRS
dengan mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup. Selain itu
juga terdapat saluran ideologi yaitu munculnya doktrin bahwa yang dikatakan
pemerintah selalu benar. Dan juga terdapat saluran ekonomi, yaitu
pertumbuhan ekonomi sudah membaik pemerintah tidak segera mengalihkan
kemudi pembangunan ekonomi ke arah pemerataan.

ANALISIS BACAAN 2
Unsur kekuasaan yang terdapat pada bacaan kedua adalah rasa takut, yaitu
turunnya Soeharto karena takut kepada mahasiswa. Selain itu tipe
wewenangnya, wewenang legal, karena wewenang penguasa disandarkan
pada undang-undang. Saluran politik yang terdapat pada bacaan kedua
adalah saluran militer karena terjadi Pertumpahan darah pergantian Orba
dilakukan oleh orang-orang bersenjata terhadap pendemo di Universitas
Trisakti. Selain itu terdapat saluran ideologi, karena disebarkannya paham
nasakom. Juga terdapat saluran ekonomi karena demo yang terjadi pada
tahun 1966 membuat rupiah mengalami inflasi dan disusul dengan kenaikan
harga BBM.

Analisis bacaan
Kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang atau
sekelompok orang untuk mempengaruhi pihak lain, sedangkan wewenang
sendiri adalah kekuasaan yang ada pada seseorang dan mendapatkan
pengakuan dari orang atau masyarakat.

Analisa Bacaan 1 Bacaan 2 Bacaan 3


Model Pada bacaan ini Model dialektik Model yang terjadi
Kekuasaan sistem adalah hal yang pada bacaan ini
pemerintahan tergambar pada adalah model
dijalankan secara bacaan 2 ini. poliformik karena
otoriter dengan Dimana Negara wewenang
pemusatan biasanya pengambilan
kekuasaan yang melayani keputusan
ada pada kepentingan masalah berbeda
presiden kelas sosial dipegang oleh
dominan yang beberapa orang
biasanya
berkuasa.
Saluran a. Saluran politik a. Saluran militer a. Saluran Militer
Kekuasaan Penyusunan Para Terjadi pada
perundangan demonstran tragedi Nipah di
yang cenderung dihadang oleh Sampang yang
mengarah pada pasukan militer menjadi
semakin dengan perlawanan
besarnya persenjataan agrarian terhadap
kekuasaan lengkap. penguasa modal
presiden, dengan b. Saluran atas tanah.
munculnya TAP ekonomi b. Saluran politik
MPRS dengan Demo yang 1997
mengangkat Ir. terjadi di tahun masyarakat
Soekarno sebagai 1996 membuat berdemo menuntut
presiden seumur
rupiah mengalami hasil pemilu yang
hidup. inflasi sehingga tidak jujur, curang,
b. Saluran nilai Rp 1000 tidak adil dan
ekonomi dikebiri menjadi penuh politik uang
Pengutamaan hanya Rp 1 dan serta Pemilu 1997
pada disusul harga Sampang menjadi
perkembangan, kenaikan BBM basis perlawanan
pemerataan dan c. Saluran partai NU
pertumbuhan ideologi c. Saluran Ideologi
c. Saluran Lebih mirip Pemerintah,
ideologi seperti bacaan militer, dan Golkar
Adanya paham pertama karena berpadu untuk
nasakom yag pemerintah merealisasikan
muncul dan ORBA cenderung program golkar
doktrin bahwa menyatakan pada pemilu 1992
apa yang bahwa d. Saluran
dikatakan pemerintah tradisional
pemerintah adalah benar Saat pemilu
adalah sesuatu dalam 1982, Sampang
yang benar. pengambilan menjadi pusat
keputusan. utama perlawanan
pada golkar
Konsep Presiden Presiden Masyarakat
Kepemimpinan berperan sebagai Soeharto yang daerah sampang
penguasa memgang jabatan dituntut oleh
Tunggal dan ganda selain pemerintah untuk
presiden bisa presiden juga mematuhi dan
mengatur badan sebagai ketua menjalankan
legislatif bahkan Dewan perintah, karena
badan yudikatif. Pembinaan Partai bertindak sebagai
Semua ini karena Golkar menjadi orang yang
adanya orang yang dipimpin.
penyimpangan sangat disegani.
pada konstitusi Rakyat disini
mejadi ujung
tombak.

Anda mungkin juga menyukai