Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. l a t a r B e l a k a n g

Transisi demografi yang sangat menguntungkan yaitu, ketika penduduk usia


produktif (15-64) tahun mengalami jumlah terbesar dibandingkan dengan proporsi
penduduk usia tidak produktif. Karena pada proposi penduduk initerdapat suatu
keuntungan yang bisa dinikmati oleh suatu negara sebagai batu loncatan untuk
memajukan negara yang bersangkutan. didalam ilmu demografi,kondisi ini disebut bonus
demografi.

dengan adanya kondisi bonus demografi ini, tentu bisa menjadi peluang bagi
negara untuk memajukan kesejahteraan serta memakmurkan masyarakat apabila, masyarakat
usia produktif memiliki kemampuan sumber daya yang dapatmenunjang serta memberikan
kontribusi terhadap pembangunan negara.Proporsi penduduk selalu berubah dan tida k
tetap, hal ini memungkinkan kondisi bonus demografi akan berakhir serta butuh
waktu lama dan usaha yang s u l i t d i l a k u k a n u n t u k m e n c i p t a k a n k e m b a l i
proporsi penduduk seperti bonus demografi tersebut. Apabila suatu
n e g a r a g a g a l d a l a m m e m a n f a a t k a n b o n u s demografi ini maka, jelas akan
terjadi kerugian yang sangat besar bagi Negara yang bersangkutan.

Kesejahteraan ya n g dijanjikan bonus demografi tidak h a n ya


b e r f o k u s k e p a d a s u m b e r d a ya m a n u s i a ya n g k o m p e t e n , t e t a p i j u g a h a r u s
m e l a k u k a n pembenahan serta perbaikan secara menyeluruh. dalam kata lain, untuk
meraih manfaat dari bonus demografi ini diperlukan usaha bersama dari seluruh
lapisanmasyarakat dan lembaga terkait serta pemerintah sebagai penggerak yang
ada dis u a t u n e g a r a y a n g b e r s a n g k u t a n a g a r m a n f a a t b o n u s d e m o g r a f i i n i
m e n j a d i semakin kuat.

BAB II
PEMBAHASAN

Bonus Demografi
Pengeratian bonus demografi adalah keuntungan yang dinikmati suatu negara
yang ada di dunia ini sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif
(rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialami oleh
negaranya tersebut.

Bonus demografi adalah suatu fenomena dimana struktur penduduk sangat


menguntungkan dari sisi pembangu-nan karena jumlah penduduk usia produktif
sangat besar, sedang proporsi usia muda sudah semakin kecil dan proporsi usia
lanjut belum banyak.

Oleh karena itu, bonus demografi dapat menjadi anugerah bagi bangsa Indonesia,
dengan syarat pemerintah harus menyiapkan generasi muda yang ber-kualitas
tinggi SDM-nya melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan, penyediaan lapangan
kerja dan investasi.

Dengan demikian, pada tahun 2020-2030, Indonesia akan memiliki sekitar 180 juta
orang berusia produktif, sedang usia tidak produktif sekitar 80 juta jiwa, atau 10
orang usia produktif hanya menanggung 3-4 orang usia tidak produktif, sehingga
akan terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan nasional.

Namun, jika bangsa Indonesia tidak mampu menyiapkan kejadian ini, yakni akan
terjadinya bonus demografi, seperti penyediaan lapangan kerja dan peningkatan
kualitas SDM, baik dalam pendidikan dan pelayanan kesehatan dan gizi yang
memadai, maka akan terjadi permasalahan, yaitu terjadinya pengang-guran yang
besar dan akan menjadi beban Negara (www.bkkbn.go.id, 2009)

Kantor Berita Antara menyebutkan, Indonesia akan menikmati bonus demografi


pada tahun 2020. Ini mengingat struktur penduduk Indonesia sedang memasuki
masa-masa keemasan, usia produktif (15-64 tahun) jauh lebih besar ketimbang usia
nonproduktif (di bawah 15 tahun maupun di atas 65 tahun).
Setelah tahun itu bonus tersebut akan terus menurun. Tahun 2008, diperkirakan
penduduk Indonesia mencapai sekitar 220 juta, dan akan menjadi 235 juta lebih di
2010, merupakan angka yang cukup tinggi untuk ukuran kemampuan pereko-
nomian Indonesia (http://www.antaranews. Com; 2009).

Dengan struktur penduduk di tampilkan BPS seperti berikut;


Tabel Perkiraan Struktur Penduduk 1990-2010 Indonesia (BPS)

Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, menurut Prijono (2001), maka
laju pertumbuhan angkatan kerjanya pun cukup tinggi. Angkatan kerja bertambah
dari sekitar 73,9 juta orang pada tahun 1990, menjadi sekitar 96,5 juta pada tahun
2000 dan meningkat lagi menjadi 144,7 juta pada tahun 2020.

Ascobat Gani dari Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kese-
hatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), di depan peserta Workshop ten-
tang

di Cisarua Bogor, 27 Juni 2009, menyatakan Indonesia sebagai negara yang luas
dan sangat beraneka memiliki kondisi demografis yang beragam pula. Yogyakarta,
Jawa Timur dan Bali, misalnya, telah mengalami transisi demografi yang lebih cepat.
Ini akan menyebab-kan bonus demografinya akan lenyap lebih dahulu dan
mengalami peningkatan angka ketergan-tungan total.

Ascobat Gani juga menge-mukakan, pemahaman terhadap bonus demografi ini


berguna bagi pemba-ngunan ekonomi. Dengan sedikitnya jumlah penduduk yang
non produktif maka beban ekonomi penduduk produktif semakin ringan.

Tapi, pertanyaan krusialnya dari sisi ekonomiadalah bagaimana memanfaatkan


penduduk produktif yang banyak ini. "Sebab, jika penduduk yang produktif ini
miskin dan menganggur itu sama saja dengan penduduk nonproduktif.

Saat yang tepat sebenarnya bagi pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja
yang luas agar penduduk yang produktif ini tidak sia-sia. Selain itu, konsep bonus
demografi adalah konsep makro pembangunan. Karena itu, untuk memanfaatkan
bonus ini maka pengambil kebijakan perlu memikirkan tataran mikro yaitu individu
penduduk pada usia produktif ini”.

Menurut Ascobat, sebetulnya bonus demografi akan sangat menguntungkan bila


perekonomian membaik. Sebab, dalam perekonomian yang terus membaik maka
produktivitas penduduk yang produktif akan meningkat pula.

Bonus Demografi dan Peningkatan Kesejahteraan


Penurunan Fertilitas memberikan proba-bilitas terhadap peningkatan Kesejahtera-
an, karena ada bonus demografi. Bonus Demografi merupakan demographic divi-
dent atau demographic gift dalam jangka waktu 15 tahun kedepan setelah mereka
ikut Keluarga Berencana memberikan sum-bangan terhadap penurunan Dependency
Ratio.

Karena tenaga produktif bebannya terhadap tenaga non produktif akan semakin
kecil. Kondisi ini tentu akan memberikan dampak terhadap beban pemerintah dan
masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas masyarakat.

Dengan adanya Bonus Demografi merupakan The Window Of Opportunity melalui


kelahiran tercegah. Ibu-ibu akan banyak mempunyai waktu yang lebih banyak untuk
melakukan hal-hal yang bukan melahirkan dan merawat anak atau masa melahirkan
dan merawat anak lebih pendek.

Kenyataan ini akan berpengaruh secara signifikans terhadap peningkatan


kesempatan keluarga untuk melakukan ke-giatan produktif. Kegiatan produktif akan
bermuara terhadap peningkatan kesejah-teraan masyarakat, yakni:

(1) Meningkatkan motivasi perempuan untuk masuk pasar kerja,


(2) Memperbesar peran perempuan,
(3) Tabungan masyarakat, dan
(4) Modal manusia (human capital) tersedia.

Bonus Demografi akan memicu partum-buhan tabungan (Savings), melalui


tabungan ini dapat terbentuk akumulasi kapital untuk investasi dalam peningkatan
pertumbuhan ekononi yang akan membe-rikan konstribusi terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat, dalam arti yang lebih besar.

Pertumbuhan ekonomi ini berhubungan dengan penduduk sebagai dampak adanya


age dependency model melalui a birth averted (terhindarnya kelahiran seseorang).

Kelahiran tercegah merupakan initial factors of endowment yang kan menentu-kan


arah peningkatan kesejahteraan masya-rakat.

Williamson mengemukakan Kelahiran tercegah merupakan faktor yang penting


dalam menentukan proses perjalanan dan kecepatan pertumbuhan ekonomi. Karena
dapat meningkatkan propensitas orang tua untuk menanamkan investasi modal
manusia dalam diri anak-anaknya (human capital accumulation).

Lebih lanjut Bloom, Canning dan Sevilla menambahkan bahwa peningkat-an


harapan hidup telah merubah gaya hidup masyarakat disegala aspek, yaitu :

a) Sikap dan perilaku masyarakat tentang pendidikan, keluarga, peranan perem-


puan (accounting effects dan behavioral effects).

b) Pandangan terhadap manusia lebih meningkat dan dihargai sebagai aset


pembangunan.
c) Hasrat orang tua terhadap investasi pendidikan anak-anaknya, karena ma-
syarakat meyakini akan hasilnya bagi hari tua anak-anaknya.

d) Apabila perempuan ini dilahirkan oleh generasi yang sudah menganut


keluarga kecil, maka mereka cenderung memiliki keluarga kecil juga.

Berarti terjadi perubahan pola pikir yang positif bagi masyarakat. Perempuan
cenderung me-milih untuk mempunyai anak sedikit dan dapat masuk ke pasar kerja
atau memanfaatkan Opportunity Cost

A. Pengertian Demografi

Demografi, secara etimology (kebahasaan) berasal bahasa Latien, kata ‘demograhie’ terdiri
dari dua kata yaitu demos dan graphien, demos artinya penduduk dan graphien berarti catatan,
bahasan tentang sesuatu. Secara etimology makna demografi adalah catatan atau bahasan
mengenai penduduk suatu daerah pada waktu tertentu.

Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary, demografi mempelajari penduduk (suatu


wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya
(perubahannya).
Philip M. Hauser dan Duddley Duncan (1959) mengusulkan definisi demografi yaitu mempelajari
jumlah, persebaran, tertorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak teritorial
(migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).
Disimpulkan bahwa demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah.
Struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur penduduk ini
selalu berubah-ubah, dan dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi, yaitu:
kelahiran, kematian an migrasi penduduk.
Indonesia diprediksi akan mendapat bonus di tahun 2020-2030. Bonus tersebut adalahBonus
Demografi, dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin
kecil dan usia lanjut belum banyak.

B. Pengertian Bonus Demografi

Demographic bonus atau bonus demografi adalah kondisi yang menguntungkan bila
dimanfaatkan untuk mempercepat pembangunan. Bonus demografi ini sesungguhnya suatu
kesempatan yang sangat langka. Hal ini terjadi bila suatu masyarakat atau bangsa berhasil
mengubah struktur umur penduduknya dari berbentuk pyramid menjadi bentuk kubah dan
kemudian berubah lagi menjadi bentuk granat. Bonus Demografi adalah bonus yang dinikmati suatu
negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi
kependudukan yang dialaminya.

Pada tahun 2020-2030 Indonesia mengalami bonus demografi ini dikarenakan proses transisi demografi yg
berkembang sejak beberapa tahun yg lalu yang dipercepat dengan keberhasilan program KB menurunkan
tingkat fertilitas dan meningkatnya kualitas kesehatan serta suksesnya program-program pembangunan lainnya.
Akan tetapi usia produktif ini apabila tidak berkualitas malah akan menjadi beban negara, oleh karena itu mari
kita tingkatkan wajib belajar 12 tahun, lakukan pembinaan pola asuh & tumbuh kembang anak melalui
posyandu dan PAUD, peningkatan usaha ekonomi keluarga, pokoknya peningkatan segala bidang agar SDM
kita mampu bersaing di dunia International
C. Ciri-ciri Bonus Demografi

Ciri-ciri dari bonus demogarfi yaitu, lebih banyaknya penduduk usia produktif (15-64) tahun
dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif (0-15) tahun dan (64) tahun keatas.

D. Syarat bonus demografi

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu Negara apabila ingin memperoleh manfaat besar
dari bonus demografi yaitu :

- Sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif

Pemnfaatan penduduk untuk dijadikan tenaga kerja yang bisa meningkatkan kesejahteraan
sangat erat hubungannya dengan kualitas. Pendidikan menjadi factor pemicu kualitas sumber
daya manusia yang tinggi.

- Terserap kedalam pasar

Menjadi factor penting dalam mengambil manfaat bonus demografi. Dengan banyaknya
dibutuhkan tenaga kerja maka, pengangguran akan berkurang dan kesejahteraan akan
meningkat pesat,

- Meningkatnya perempuan yang masuk kedalam pasar kerja

Dengan masuknya perempuan kedalam pasar kerja maka ratio 50 persennya akan memenuhi
pasar kerja sehingga semua akan lebih banyak lagi penduduk usia produktif menjadi benar-
benar produktif.

Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Pemanfaatan Bonus Demografi:


Bonus demografi dapat mendatangkan keuntungan yang besar bagi Indonesia. Dengan
persiapan yang baik dan investasi yang tepat, bonus demografi bisa mengubah masa depan
Indonesia menjadi lebih sejahtera dan maju. Namun keberhasilan dalam memanfaatkan bonus
demografi sangat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu kualitas pendidikan, kualitas kesehatan,
ketersediaan lapangan kerja, dan konsistensi penurunan angka kelahiran melalui program KB.
Pada fase bonus demografi jumlah anak muda sangat besar sebagai kelompok produktif yang
telah memasuki usia kerja. Sehingga Pengelolaan ketenagakerjaan yang baik, menjadi pekerjaan
rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah. Pengelolaan ketenagakerjaan yang baik dengan
mempersiapkan angkatan kerja yang berkualitas, akan menentukan keberhasilan pemanfaatan bonus
demografi. Untuk itu dalam mempersiapkan angkatan kerja yang berkualitas haruslah dilihat dari
aspek kualitas pendidikan, kualitas kesehatan dan kecukupan gizi.

e. dampak bonus demografi

Dampak Positif
 Penjelasan Dampak Positif : Dampak positif bonus demografi bagi Indonesia pada
2020-2030.Dampak positif dari bonus demografi akan terasa saat generasi muda siap
menghadapi bonus demografi.Dengan keadaan generasi muda yang siap mengadapi
demografi ini tentunya berdampak positif bagi negara indonesia,terutama pada laju
perkembangan ekonomi.Dengan laju perkembangan ekonomi yang baik tentu berdampak
pada perkembangan negara indonesia.Dengan perekonomian yang sehat kemiskinan dapat
teratasi kesehatan pun dapat ditingkatkan dan pendidikan juga dapat menjadi lebih baik
lagi.Pada keadaan ini indonesia dapat menjadi negara maju dan makmur.Dengan keadaan
perekonomian,kesehatan,pendidikan yang baik tentua akan menghasilkan generasi baru yang
lebih baik dan lebih berkualitas.Dan pada saat itu indonesia memiliki SDM yang berkualitas
tinggi sehingga dapat mengelola kehidupan negara indonesia yang terarah dan lebih baik.
 Contoh Dampak Positif :
1.Terbentuknya generasi emas bangsa yang siap memikul tanggung jawab bangsa,mengabdi
dan berkorban pada bangsa,dan bersedia membangun dan mengelola bangsa
2. Meningkatnya laju perekonomian indonesia,yamg berpengaruh besar terhadap kehidupan
bebangsa dan bernegara.
3. Kehidupan negara indonesia akan modern,tertata,dan lebih baik
4. Roda ekonomi akan terus berjalan tumbuh pesat dan siap bersaing dalam dunia
internasional.
Dampak Negatif
 Penjelasan Dampak Negatif : Jikalau bangsa indonesia tidak siap dan gagal dalam
mengadapi bonus demografi mendatang,maka bangsa indonesia akan semakin terpuruk
dengan adanya ekonomi yang melemah dan banyaknya kasus sosial dan kasus ekonomi yang
menjadi masalah internal yang mengancam keseimbangan bangsa.Oleh karena itu generasi
muda harus siap dalam menghadapi bonus demografi.
Contoh Dampak negatif :
1. Semakin sempitnya lapangan pekerjaan
2. Pengangguran semakin banyak
3. Kemisikinan semakin menjadi-jadi
4. Timbulnya kawasan-kawasan slum area
5. Kualitas kesehatan menurun
6. Perekonomian yang memburuk
7. Pendidikan rendah,yang mengakibatkan SDM rendah
Cara mengatasi dampak bonus demografi

Berdasarkan data yang ada, Indonesia diprediksi akan memperoleh bonus demografi
pada tahun 2020-2030. Menurut prediksi jumlah penduduk usia angkatan kerja pada 2020-
2030 di Indonesia akan mencapai 70 persen, sedangkan sisanya, 30 persen, adalah
penduduk yang tidak produktif. Jika dilihat dari jumlahnya, penduduk usia produktif saat ini
mencapai sekitar 180 juta, sementara jumlah penduduk nonproduktif hanya 60 juta. Kondisi
ini bisa menjadi peluang bagus atau keuntungan bagi Indonesia namun bisa juga menjadi
ancaman. Bonus demografi akan menjadi peluang yang bagus atau keuntungan bagi
Indonesia karena jumlah penduduk dengan usia produktif yang lebih banyak ini akan
membawa dampak pada penurunan angka ketergantungan penduduk, karena penduduk
usia non produktif akan ditanggung oleh penduduk usia produktif. Ini akan memajukan
kondisi perekonomian indonesia. Hal ini juga sependapat dengan prediksi PBB yaitu angka
ketergantungan penduduk di Indonesia akan menurun pada tahun 2020-2030. Namun,
Kondisi ini tidak akan menjadi peluang yang bagus bagi Indonesia justru akan menjadi
kerugian atau ancaman jika tidak dipersiapkan dengan baik oleh pemerintah. Untuk
mengatasi masalah tersebut harus ada campur tangan pemerintah yang besar dalam
menangani masalah ini. Pertama pada tahun 2020 kita akan dihadapkan dengan jumlah
penduduk usia produktif yang banyak, maka dari itu pemerintah harus meningkatkan
ketersediaan lapangan pekerjaan karena jika tidak justru akan menambah jumlah angka
pengangguran.

Kedua, pemerintah harus mulai mempersiapkan mulai sekarang dengan meningkatkan


Indeks Pembangunan Manusia di indonesia agar mampu bersaing dengan tenaga kerja
asing. Karena sejauh ini di antara negara-negara ASEAN indonesia masih pada urutan ke 6,
ini menunjukkan bahwa kurang kompetitifnya tenaga kerja Indonesia dalam dunia kerja baik
di dalam ataupun di dalam negeri.
Ketiga, pemerintah harus meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan kesadaran
pada masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Hal ini dilakukan Ini agar tenaga kerja
terdidik di Indonesia mampu bersaing di dunia kerja yang akan dihadapi nanti.

Keempat meningkatkan pelatihan keterampilan agar mampu menciptakan usaha sendiri,


sehingga akan menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat lain. Namun perlu
diperhatikan bahwa pelatihan keterampilan ini mampu bersaing di pasar luar negeri. Jika
beberapa hal diatas sudah dipersiapkan baik oleh pemerintah maka bonus demografi pada
tahun 2020-2030 akan menjadi peluang yang bagus dan memberikan keuntungan bagi
Indonesia.

Solusi atau Persiapan menyambut Bonus Demografi


Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat, peningkatan jumlah
penduduk di Indonesia bukan hanya menjadi tantangan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) melainkan masa depan Indonesia kita ikut menentukannya.

Indonesia merupakan negara yang masih dalam kategori negara berkembang dengan jumlah
penduduk sekitar 252,2 jiwa di tahun 2014. Bahkan, Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035
yang akan datang berjumlah 305,6 juta jiwa.
Ledakan penduduk ini akan terus berlanjut meskipun masalah seperti ini telah di minimalisir
oleh program pemerintah yaitu Gerakan Keluarga Berencana Nasional.

Indonesia diprediksi akan mendapat bonus di tahun 2020-2030. Bonus tersebut


adalahBonus Demografi, dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara
usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak.

Bonus Demografi secara umum dapat di artikan sebagai kondisi dimana penduduk usia
produktif (15-60 tahun) meningkat sehingga menyebabkan angka ketergantungan yaitu
perbandingan antara penduduk usia produktif (15-59 tahun) dengan penduduk usia non
prodiktif (0-14 ditambah 60 tahun ke atas) semakin menurun.

Apabila Indonesia ingin memetik manfaat terbesar bonus demografi yang merupakan
“window of opprtunity” ini, ada banyak hal yang harus dilakukan oleh pemerintah agar
kesempatan emas ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kekayaan
bangsa Indonesia. Apa saja yang harus dipersiapkan?

1. Investasi SDM (Sumber Daya Manusia) Berkualitas

Pemerintah harus mendongkrak potensi penduduk usia produktif, terutama anak muda agar
memiliki SDM yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar Internasional dengan cara
melakukan pelatihan-pelatihan yang merata terhadap masyarakat, sehingga bisa kreatif dan
membuat lapangan kerja sendiri.
2. Meningkatkan Pendidikan

Bonus Demografi harus diimbangi dengan pendidikan yang merata dan lama bersekolah
juga wajib ditingkatkan. Bidang pendidikan yang dikembangkan harus sesuai kebutuhan
pasar.

3. Meningkatkan Produktivitas Tenaga Kerja

Pemerintah harus memiliki strategi pembangunan yang mampu menciptakan lapangan kerja
layak dan berkelanjutan bagi angkatan kerja yang terus bertambah. Oleh karena itu,
kapasitas tenaga kerja yang ada dipasar kerja harus ditingkatkan, diantaranya dengan
menyediakan dana untuk berbagai pelatihan dalam rangka memaksimalkan potensi dan skill
masyarakat.

4. Menyediakan Lapangan Kerja yang Memadai

Bonus Demografi harus dipersiapkan pemerintah dengan membuka lapangan pekerjaan


secara besar-besaran di berbagai bidang untuk menampung sekitar 70% penduduk usia
kerja di tahun 2020-2030. Diharapkan pula Pemerintah dapat terus menggenjot industri
padat karya, pertanian, industri kreatif serta industri mikro, kecil dan menengah.

5. Memperkuat Investasi di bidang Kesehatan

Besarnya jumlah tenaga kerja harus diimbangi pula dengan meningkatkan jumlah fasilitas
sosial dan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dan poliklinik). Selain itu, Pemerintah juga
harus meningkatkan fasilitas lain seperti pengadaan obat dengan harga terjangkau,
pengadaan asuransi kesehatan bagi tenaga kerja dan menjadikan lingkungan lebih sehat.

6. Meningkatkan Produksi Pangan

Besarnya jumlah penduduk usia produktif harus diimbangi dengan ketersediaan bahan
pangan yang cukup memadai sebagai sumber energi mereka dalam meningkatkan
produktivitasnya. Selain itu, bahan pangan juga harus ditingkatkan produksinya serta
didistribusikan secara merata ke seluruh daerah.

7. Melaksanakan Program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional

Selain bermanfaat bagi pembangunan, usia produktif juga rawan memicu pertumbuhan
penduduk yang tak terkendali (ledakan penduduk). Sosialisasi tentang Keluarga Berencana
(KB) yang dikelola langsung oleh BKKBN ini harus tetap dilakukan secara merata di Indonesia
agar jumlah anak setiap keluarga dapat semakin dikontrol. Hal positif yang dapat diambil
adalah dengan jumlah anak yang semakin sedikit, maka produktivitas mereka dapat
dipertahankan bahkan meningkat karena tanggung jawab mereka terhadap anak tidak akan
semakin besar

Anda mungkin juga menyukai