Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. l a t a r B e l a k a n g
dengan adanya kondisi bonus demografi ini, tentu bisa menjadi peluang bagi
negara untuk memajukan kesejahteraan serta memakmurkan masyarakat apabila, masyarakat
usia produktif memiliki kemampuan sumber daya yang dapatmenunjang serta memberikan
kontribusi terhadap pembangunan negara.Proporsi penduduk selalu berubah dan tida k
tetap, hal ini memungkinkan kondisi bonus demografi akan berakhir serta butuh
waktu lama dan usaha yang s u l i t d i l a k u k a n u n t u k m e n c i p t a k a n k e m b a l i
proporsi penduduk seperti bonus demografi tersebut. Apabila suatu
n e g a r a g a g a l d a l a m m e m a n f a a t k a n b o n u s demografi ini maka, jelas akan
terjadi kerugian yang sangat besar bagi Negara yang bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN
Bonus Demografi
Pengeratian bonus demografi adalah keuntungan yang dinikmati suatu negara
yang ada di dunia ini sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif
(rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialami oleh
negaranya tersebut.
Oleh karena itu, bonus demografi dapat menjadi anugerah bagi bangsa Indonesia,
dengan syarat pemerintah harus menyiapkan generasi muda yang ber-kualitas
tinggi SDM-nya melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan, penyediaan lapangan
kerja dan investasi.
Dengan demikian, pada tahun 2020-2030, Indonesia akan memiliki sekitar 180 juta
orang berusia produktif, sedang usia tidak produktif sekitar 80 juta jiwa, atau 10
orang usia produktif hanya menanggung 3-4 orang usia tidak produktif, sehingga
akan terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan nasional.
Namun, jika bangsa Indonesia tidak mampu menyiapkan kejadian ini, yakni akan
terjadinya bonus demografi, seperti penyediaan lapangan kerja dan peningkatan
kualitas SDM, baik dalam pendidikan dan pelayanan kesehatan dan gizi yang
memadai, maka akan terjadi permasalahan, yaitu terjadinya pengang-guran yang
besar dan akan menjadi beban Negara (www.bkkbn.go.id, 2009)
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, menurut Prijono (2001), maka
laju pertumbuhan angkatan kerjanya pun cukup tinggi. Angkatan kerja bertambah
dari sekitar 73,9 juta orang pada tahun 1990, menjadi sekitar 96,5 juta pada tahun
2000 dan meningkat lagi menjadi 144,7 juta pada tahun 2020.
Ascobat Gani dari Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kese-
hatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), di depan peserta Workshop ten-
tang
di Cisarua Bogor, 27 Juni 2009, menyatakan Indonesia sebagai negara yang luas
dan sangat beraneka memiliki kondisi demografis yang beragam pula. Yogyakarta,
Jawa Timur dan Bali, misalnya, telah mengalami transisi demografi yang lebih cepat.
Ini akan menyebab-kan bonus demografinya akan lenyap lebih dahulu dan
mengalami peningkatan angka ketergan-tungan total.
Saat yang tepat sebenarnya bagi pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja
yang luas agar penduduk yang produktif ini tidak sia-sia. Selain itu, konsep bonus
demografi adalah konsep makro pembangunan. Karena itu, untuk memanfaatkan
bonus ini maka pengambil kebijakan perlu memikirkan tataran mikro yaitu individu
penduduk pada usia produktif ini”.
Karena tenaga produktif bebannya terhadap tenaga non produktif akan semakin
kecil. Kondisi ini tentu akan memberikan dampak terhadap beban pemerintah dan
masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas masyarakat.
Berarti terjadi perubahan pola pikir yang positif bagi masyarakat. Perempuan
cenderung me-milih untuk mempunyai anak sedikit dan dapat masuk ke pasar kerja
atau memanfaatkan Opportunity Cost
A. Pengertian Demografi
Demografi, secara etimology (kebahasaan) berasal bahasa Latien, kata ‘demograhie’ terdiri
dari dua kata yaitu demos dan graphien, demos artinya penduduk dan graphien berarti catatan,
bahasan tentang sesuatu. Secara etimology makna demografi adalah catatan atau bahasan
mengenai penduduk suatu daerah pada waktu tertentu.
Demographic bonus atau bonus demografi adalah kondisi yang menguntungkan bila
dimanfaatkan untuk mempercepat pembangunan. Bonus demografi ini sesungguhnya suatu
kesempatan yang sangat langka. Hal ini terjadi bila suatu masyarakat atau bangsa berhasil
mengubah struktur umur penduduknya dari berbentuk pyramid menjadi bentuk kubah dan
kemudian berubah lagi menjadi bentuk granat. Bonus Demografi adalah bonus yang dinikmati suatu
negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi
kependudukan yang dialaminya.
Pada tahun 2020-2030 Indonesia mengalami bonus demografi ini dikarenakan proses transisi demografi yg
berkembang sejak beberapa tahun yg lalu yang dipercepat dengan keberhasilan program KB menurunkan
tingkat fertilitas dan meningkatnya kualitas kesehatan serta suksesnya program-program pembangunan lainnya.
Akan tetapi usia produktif ini apabila tidak berkualitas malah akan menjadi beban negara, oleh karena itu mari
kita tingkatkan wajib belajar 12 tahun, lakukan pembinaan pola asuh & tumbuh kembang anak melalui
posyandu dan PAUD, peningkatan usaha ekonomi keluarga, pokoknya peningkatan segala bidang agar SDM
kita mampu bersaing di dunia International
C. Ciri-ciri Bonus Demografi
Ciri-ciri dari bonus demogarfi yaitu, lebih banyaknya penduduk usia produktif (15-64) tahun
dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif (0-15) tahun dan (64) tahun keatas.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu Negara apabila ingin memperoleh manfaat besar
dari bonus demografi yaitu :
Pemnfaatan penduduk untuk dijadikan tenaga kerja yang bisa meningkatkan kesejahteraan
sangat erat hubungannya dengan kualitas. Pendidikan menjadi factor pemicu kualitas sumber
daya manusia yang tinggi.
Menjadi factor penting dalam mengambil manfaat bonus demografi. Dengan banyaknya
dibutuhkan tenaga kerja maka, pengangguran akan berkurang dan kesejahteraan akan
meningkat pesat,
Dengan masuknya perempuan kedalam pasar kerja maka ratio 50 persennya akan memenuhi
pasar kerja sehingga semua akan lebih banyak lagi penduduk usia produktif menjadi benar-
benar produktif.
Dampak Positif
Penjelasan Dampak Positif : Dampak positif bonus demografi bagi Indonesia pada
2020-2030.Dampak positif dari bonus demografi akan terasa saat generasi muda siap
menghadapi bonus demografi.Dengan keadaan generasi muda yang siap mengadapi
demografi ini tentunya berdampak positif bagi negara indonesia,terutama pada laju
perkembangan ekonomi.Dengan laju perkembangan ekonomi yang baik tentu berdampak
pada perkembangan negara indonesia.Dengan perekonomian yang sehat kemiskinan dapat
teratasi kesehatan pun dapat ditingkatkan dan pendidikan juga dapat menjadi lebih baik
lagi.Pada keadaan ini indonesia dapat menjadi negara maju dan makmur.Dengan keadaan
perekonomian,kesehatan,pendidikan yang baik tentua akan menghasilkan generasi baru yang
lebih baik dan lebih berkualitas.Dan pada saat itu indonesia memiliki SDM yang berkualitas
tinggi sehingga dapat mengelola kehidupan negara indonesia yang terarah dan lebih baik.
Contoh Dampak Positif :
1.Terbentuknya generasi emas bangsa yang siap memikul tanggung jawab bangsa,mengabdi
dan berkorban pada bangsa,dan bersedia membangun dan mengelola bangsa
2. Meningkatnya laju perekonomian indonesia,yamg berpengaruh besar terhadap kehidupan
bebangsa dan bernegara.
3. Kehidupan negara indonesia akan modern,tertata,dan lebih baik
4. Roda ekonomi akan terus berjalan tumbuh pesat dan siap bersaing dalam dunia
internasional.
Dampak Negatif
Penjelasan Dampak Negatif : Jikalau bangsa indonesia tidak siap dan gagal dalam
mengadapi bonus demografi mendatang,maka bangsa indonesia akan semakin terpuruk
dengan adanya ekonomi yang melemah dan banyaknya kasus sosial dan kasus ekonomi yang
menjadi masalah internal yang mengancam keseimbangan bangsa.Oleh karena itu generasi
muda harus siap dalam menghadapi bonus demografi.
Contoh Dampak negatif :
1. Semakin sempitnya lapangan pekerjaan
2. Pengangguran semakin banyak
3. Kemisikinan semakin menjadi-jadi
4. Timbulnya kawasan-kawasan slum area
5. Kualitas kesehatan menurun
6. Perekonomian yang memburuk
7. Pendidikan rendah,yang mengakibatkan SDM rendah
Cara mengatasi dampak bonus demografi
Berdasarkan data yang ada, Indonesia diprediksi akan memperoleh bonus demografi
pada tahun 2020-2030. Menurut prediksi jumlah penduduk usia angkatan kerja pada 2020-
2030 di Indonesia akan mencapai 70 persen, sedangkan sisanya, 30 persen, adalah
penduduk yang tidak produktif. Jika dilihat dari jumlahnya, penduduk usia produktif saat ini
mencapai sekitar 180 juta, sementara jumlah penduduk nonproduktif hanya 60 juta. Kondisi
ini bisa menjadi peluang bagus atau keuntungan bagi Indonesia namun bisa juga menjadi
ancaman. Bonus demografi akan menjadi peluang yang bagus atau keuntungan bagi
Indonesia karena jumlah penduduk dengan usia produktif yang lebih banyak ini akan
membawa dampak pada penurunan angka ketergantungan penduduk, karena penduduk
usia non produktif akan ditanggung oleh penduduk usia produktif. Ini akan memajukan
kondisi perekonomian indonesia. Hal ini juga sependapat dengan prediksi PBB yaitu angka
ketergantungan penduduk di Indonesia akan menurun pada tahun 2020-2030. Namun,
Kondisi ini tidak akan menjadi peluang yang bagus bagi Indonesia justru akan menjadi
kerugian atau ancaman jika tidak dipersiapkan dengan baik oleh pemerintah. Untuk
mengatasi masalah tersebut harus ada campur tangan pemerintah yang besar dalam
menangani masalah ini. Pertama pada tahun 2020 kita akan dihadapkan dengan jumlah
penduduk usia produktif yang banyak, maka dari itu pemerintah harus meningkatkan
ketersediaan lapangan pekerjaan karena jika tidak justru akan menambah jumlah angka
pengangguran.
Indonesia merupakan negara yang masih dalam kategori negara berkembang dengan jumlah
penduduk sekitar 252,2 jiwa di tahun 2014. Bahkan, Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035
yang akan datang berjumlah 305,6 juta jiwa.
Ledakan penduduk ini akan terus berlanjut meskipun masalah seperti ini telah di minimalisir
oleh program pemerintah yaitu Gerakan Keluarga Berencana Nasional.
Bonus Demografi secara umum dapat di artikan sebagai kondisi dimana penduduk usia
produktif (15-60 tahun) meningkat sehingga menyebabkan angka ketergantungan yaitu
perbandingan antara penduduk usia produktif (15-59 tahun) dengan penduduk usia non
prodiktif (0-14 ditambah 60 tahun ke atas) semakin menurun.
Apabila Indonesia ingin memetik manfaat terbesar bonus demografi yang merupakan
“window of opprtunity” ini, ada banyak hal yang harus dilakukan oleh pemerintah agar
kesempatan emas ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kekayaan
bangsa Indonesia. Apa saja yang harus dipersiapkan?
Pemerintah harus mendongkrak potensi penduduk usia produktif, terutama anak muda agar
memiliki SDM yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar Internasional dengan cara
melakukan pelatihan-pelatihan yang merata terhadap masyarakat, sehingga bisa kreatif dan
membuat lapangan kerja sendiri.
2. Meningkatkan Pendidikan
Bonus Demografi harus diimbangi dengan pendidikan yang merata dan lama bersekolah
juga wajib ditingkatkan. Bidang pendidikan yang dikembangkan harus sesuai kebutuhan
pasar.
Pemerintah harus memiliki strategi pembangunan yang mampu menciptakan lapangan kerja
layak dan berkelanjutan bagi angkatan kerja yang terus bertambah. Oleh karena itu,
kapasitas tenaga kerja yang ada dipasar kerja harus ditingkatkan, diantaranya dengan
menyediakan dana untuk berbagai pelatihan dalam rangka memaksimalkan potensi dan skill
masyarakat.
Besarnya jumlah tenaga kerja harus diimbangi pula dengan meningkatkan jumlah fasilitas
sosial dan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dan poliklinik). Selain itu, Pemerintah juga
harus meningkatkan fasilitas lain seperti pengadaan obat dengan harga terjangkau,
pengadaan asuransi kesehatan bagi tenaga kerja dan menjadikan lingkungan lebih sehat.
Besarnya jumlah penduduk usia produktif harus diimbangi dengan ketersediaan bahan
pangan yang cukup memadai sebagai sumber energi mereka dalam meningkatkan
produktivitasnya. Selain itu, bahan pangan juga harus ditingkatkan produksinya serta
didistribusikan secara merata ke seluruh daerah.
Selain bermanfaat bagi pembangunan, usia produktif juga rawan memicu pertumbuhan
penduduk yang tak terkendali (ledakan penduduk). Sosialisasi tentang Keluarga Berencana
(KB) yang dikelola langsung oleh BKKBN ini harus tetap dilakukan secara merata di Indonesia
agar jumlah anak setiap keluarga dapat semakin dikontrol. Hal positif yang dapat diambil
adalah dengan jumlah anak yang semakin sedikit, maka produktivitas mereka dapat
dipertahankan bahkan meningkat karena tanggung jawab mereka terhadap anak tidak akan
semakin besar