ABSTRAK
ABSTRACT
11
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation
ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011
B
A
C D
batubara. Hal tersebut dapat menyebabkan Hofrichter [5], senyawa alkali seperti ammonia
peningkatan konsentrasi ion sulfat yang terlarut berperan dalam proses biosolubilisasi karena dapat
dalam medium sehingga menghasilkan pH yang meningkatkan hidrofilisitas sehingga batubara
asam [9]. dapat bercampur dengan air dan medium.
Akan tetapi setelah hari ke-7, pH cenderung Kemungkinan lainnya disebabkan oleh sel yang
mengalami peningkatan meskipun tidak terlalu mati langsung berada dalam medium, kemudian
tinggi. Peningkatan pH terjadi karena terdeaminasi kembali sebagai sumber nitrogen
dihasilkannya senyawa kimia alkali seperti amina untuk metabolisme kapang sehingga terjadi efek
dari kapang [4]. Selain itu juga dihasilkan buffering [11].
senyawa ammonia dari hasil degradasi piridin
pada batubara. Ammonia dihasilkan karena
terbukanya cincin piridin menjadi pentanol dan Biosolubilisasi
ammonia [10]. Menurut Fakoussa dan Isolat kapang Trichoderma sp. mampu
mengsolubilisasi batubara perlakuan iradiasi
14
Biosolubilisasi Batubara Hasil Iradiasi Gamma oleh
Kapang Trichoderma sp.
(Pingkan Aditiawati, dkk.) ISSN 1907-0322
Gambar 2. pH medium kultur kapang Trichoderma sp. dalam medium MSS+ yang
diinkubasi pada suhu kamar dan agitasi 150 rpm.
λ
250nm
dan kontrol berdasarkan pengukuran tingkat bersifat asam. Fenol merupakan senyawa yang
biosolubilisasi pada λ250nm dan λ450nm (Gambar 3). mengandung gugus benzena dan hidroksi dan
Secara statistik, dosis iradiasi tidak berpengaruh mudah dioksidasi lebih lanjut menjadi asam
terhadap tingkat biosolubilisasi pada λ250nm, tetapi karboksilat oleh enzim lakase [12].
berpengaruh pada tingkat biosolubilisasi pada
λ450nm. Pengukuran pada Secara kualitatif terdapat perbedaan
untuk mendeteksi adanya gugus kekeruhan supernatan selama inkubasi. Umumnya
fenolik, sedangkan pada λ450nm bertujuan untuk supernatan berwarna kekuningan terang atau
mendeteksi produk hasil solubilisasi batubara oleh kuning bening kemudian pada hari selanjutnya
kapang berupa gugus hidroksil (-OH) dan karbonil menjadi cokelat. Hal tersebut menunjukkan telah
(-CO) [12]. Peningkatan solubilisasi berdasarkan ada batubara yang terlarut kemudian bercampur
nilai dengan medium dan mengubah warna medium
absorbansi pada λ250nm cenderung sama untuk menjadi lebih gelap [13].
setiap dosis iradiasi dan kontrol.
Peningkatan tajam terjadi hingga hari ke-7 dan
setelah itu cenderung stasioner. Tingkat Produk Biosolubilisasi
biosolubilisasi pada λ450nm cenderung lebih Persentase area senyawa yang diperoleh
fluktuatif. Peningkatan yang tinggi terjadi pada dari proses solubilisasi oleh kapang terseleksi
perlakuan dosis 10 kGy dan 20 kGy setelah hari bersumber dari supernatan. Dalam pengujian
ke-14 dan terus meningkat hingga hari ke — 28. menggunakan GC/MS, sampel yang digunakan
adalah perwakilan dari setiap perlakuan dosis
Peningkatan nilai absorbansi pada kedua iradiasi yang memiliki tingkat solubilisasi
panjang gelombang berbeda menunjukkan terbesar, dimungkinkan pada absorbansi tertinggi
terjadinya pelepasan senyawa yang memiliki tersebut akan mendapatkan hasil yang optimal di
gugus fenolik atau aromatik dari batubara ke mana didapat senyawa yang dibutuhkan dalam
dalam medium, sedangkan penurunan terjadi pembentukan bahan bakar seperti bensin dan
akibat penguraian senyawa-senyawa tersebut solar. Berdasarkan hal tersebut, maka digunakan
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Perubahan sampel-sampel dosis iradiasi 0 kGy pada hari ke-
nilai absorbansi ini mempengaruhi pH medium 28 inkubasi, dosis iradiasi 5 kGy pada hari ke-
(Gambar 1). Senyawa aromatik dan fenol
15
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation
ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011
21 inkubasi, sampel dosis iradiasi 10 kGy pada jumlah rantai karbon yang kurang dari 7.
hari ke-21 inkubasi dan sampel dosis iradiasi 20 Senyawa-senyawa yang lebih sederhana tersebut
kGy pada hari ke-28 inkubasi. dapat lebih mudah digunakan oleh kapang sebagai
Senyawa dari kontrol hasil analisis GC/MS sumber karbon yang digunakan dalam proses
dengan dosis iradiasi 0, 5, 10 dan 20 metabolismenya.
Gambar 3. Bisololubilisasi batubara hasil iradiasi gamma oleh
Trichoderma sp.(A : λ250 nm dan B : λ450 nm).
kGy membentuk senyawa dengan panjang rantai Pada kontrol 10 kGy diperoleh rantai karbon yang
karbon dan konsentrasi yang berbeda-beda (Tabel lebih panjang yang tidak terdapat pada perlakuan
1). Efek radiasi gamma pada suatu materi yang lainnya, yaitu n-Docosane (C22H46). Senyawa
bersifat acak dapat pula mempengaruhi muncul tersebut didapat dari hasil iradiasi yang mengalami
dan tidaknya suatu senyawa [14]. Jumlah senyawa pemutusan rantai-rantai karbon di mana awalnya
yang terdeteksi hingga dosis 10 kGy mengalami memiliki panjang rantai karbon lebih panjang dari
kenaikan dan menurun kembali pada dosis 20 C22.
kGy. Pada dosis iradiasi 10 kGy didapat senyawa Biosolubilisasi batubara hasil iradiasi
dengan panjang rantai karbon terpendek, yaitu n- gamma dan kontrol oleh kapang Trichoderma sp.
Heptana (C7H16). Senyawa tersebut tidak menyebabkan hilangnya senyawa-senyawa
terdeteksi pada dosis 20 kGy, karena terjadi hidrokarbon dengan jumlah rantai karbon kurang
pemutusan rantai karbon lebih lanjut menjadi dari 12. Senyawa yang tetap terdeteksi adalah 3,3-
senyawa dengan dimetilheksana. Senyawa pada kontrol yang
semula ada
16
Biosolubilisasi Batubara Hasil Iradiasi Gamma oleh
Kapang Trichoderma sp.
(Pingkan Aditiawati, dkk.) ISSN 1907-0322
menjadi hilang setelah diberi perlakuan dan Produk biosolubilisasi pada batubara hasil
diinkubasi misalnya pada n-heptana (C7H16) iradiasi lebih banyak dibandingkan dengan
dengan dosis 10 kGy. Selama inkubasi, kapang kontrol. Biosolubilisasi batubara pada dosis
menggunakan sumber karbon pada senyawa iradiasi 5, 10 dan 20 kGy menghasilkan senyawa
batubara tersebut untuk proses metabolismenya hidrokarbon sebanyak 8, 11 dan 12, sedangkan
dan terjadinya proses solubilisasi batubara. kontrol sebanyak 9 senyawa. Hal ini terjadi karena
proses biodegradasi oleh kapang Trichoderma
17
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation
ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011
sp. dari senyawa rantai karbon yang lebih panjang persentase berkisar antara 17,62 sampai 30,89
dari C22 menjadi lebih sederhana. Atau aktivitas (Gambar 4). Hal tersebut menunjukkan bahwa
enzimatis kapang menyebabkan tersolubilisasinya dosis tersebut dapat mengoptimalkan proses
senyawa-senyawa baru dari batubara. Selain itu, degradasi batubara oleh kapang Trichoderma sp.
biosolubilisasi batubara hasil iradiasi dari senyawa kompleks menjadi lebih sederhana
menghasilkan senyawa dengan rantai karbon dan hasil solubilisasi yang didapat berpotensi
pendek (C≤13) yang lebih banyak dibandingkan memproduksi senyawa komponen bensin.
dengan kontrol. Proses biosolubilisasi ini
menyebabkan pemutusan rantai karbon oleh Komponen utama solar adalah hidrokarbon
kapang Trichoderma sp. menjadi lebih sederhana dengan panjang rantai karbon 10 sampai 13.
dan sebagian digunakan untuk proses metabolisme Persentase area tertinggi dihasilkan dengan dosis
kapang [4]. iradiasi 5 kGy dengan masa inkubasi 21 hari, yaitu
51,94, untuk persentase yang dihasilkan pada
dosis
Gambar 4. Persentase area per 5 μl senyawa komponen bensin dan solar hasil
biosolubilisasi batubara dalam berbagai dosis oleh kapang
Trichoderma sp.
Formulasi kimia yang masuk ke dalam iradiasi 0, 5 dan 20 kGy berkisar antara 38,41
fraksi bensin adalah hidrokarbon yang memiliki sampai 50,01. Dengan demikian dosis iradiasi
jumlah atom karbon senyawa sebanyak 4 sampai yang optimal untuk pembentukan solar adalah
12 [15]. Hasil degradasi batubara oleh kapang dosis 5 kGy dengan dosis masa inkubasi 21 hari.
Trichoderma sp. berpotensi sebagai energi Pada dosis 20 kGy dengan masa inkubasi 28 hari
alternatif pengganti bahan bakar minyak yang selain baik untuk pembentukan komponen
setara dengan bensin. Hasil yang optimal senyawa bensin, baik pula untuk pembentukan
diperoleh pada dosis iradiasi 20 kGy dengan masa komponen senyawa solar. Biosolubilisasi batubara
inkubasi 28 hari dengan menghasilkan persentase hasil iradiasi gamma dalam berbagai dosis oleh
area yang lebih tinggi, yaitu 59,12, sedangkan kapang Trichoderma sp. berpotensi sebagai bahan
yang lain dengan alternatif pengganti minyak bumi
18
Biosolubilisasi Batubara Hasil Iradiasi Gamma oleh
Kapang Trichoderma sp.
(Pingkan Aditiawati, dkk.) ISSN 1907-0322
3. XU, X.H., CHEN Enzyme.
(bensin dan solar) C.H., and QI 6. SUGORO, I., Presented at
yang jumlah H.Y., PIKOLI The
produksinya sudah Developmen M.R., Liquefaction
terbatas. t of coal KURAESIN Contractors
combustion T., dan Review
pollution ADITIAWA Meeting,
KESIMPULAN control for TI P., Isolasi USA Dept.
SO2 and dan Seleksi of Energi
Berdasarkan NOx in Kapang (1991).
hasil penelitian di atas China, Fuel Pengsolubili
maka dapat Processing sasi
Technology, 9. TAKASHI, O.
disimpulkan bahwa Batubara,
62(2/3), 153 and Y.
biosolubilisasi oleh Jurnal
—160 IZUMI.
kapang Trichoderma Biologi &
(2000). Microbial
sp. dapat ditingkatkan Lingkungan
desulfurizati
dengan iradiasi Al-Kauniyah
UIN Syahid, on of
gamma. Kapang
4. SHI, K.Y., TAO, 2, 30—34 organic
Trichoderma sp dapat
X.X., YIN, (2009). sulfur
tumbuh dengan baik
S. D., and compounds
dalam medium
DU, Y. LV. 7. RALPH, J.P. and in
batubara hasil iradiasi
ZP., Bio- D.E.A. petroleum,
gamma dan mampu
solubilizatio CATCHESI Biosci.
mengsolubilisasi n of Fushun DE, Journal
batubara hasil iradiasi lignite. The Decolourisat Biotechnol.
gamma pada λ250nm 6th ion and Biochem.
dan λ450nm lebih tinggi Proceeding Depolymeris 63(1), 1-9
dibandingkan kontrol. Conference ation of (1999).
Dosis iradiasi on Mining Solubilised
batubara yang Science & Low Rank
menghasilkan tingkat Technology 10. DU Y., T.
Coal by The
biosolubilisasi in Procedia XIUXIANG,
White-rot
tertinggi adalah 5 kGy Earth and S. KAIYI,
dan 20 kGy dengan Basidiomyce
Planetary te and L.I.
masa inkubasi Science I627 YANG,
masing-masing 28 dan Phanerocha
— 633 te Degradation
21 hari dengan produk (2009). crysosporiu of Lignite
biosolubilisasi yang
m, Appl. Model
cenderung setara
Microbiol. Compounds
dengan solar dan 5. FAKOUSSA,
Biotechnol., by the
bensin. R.M. and
42, 536-542 Action of
HOFRICHT White Rot
ER, M., (1994).
Fungi.
Biotechnolo China:
DAFTAR PUSTAKA gy and 8. SCOTT, C.D., School of
microbiolog FAISON, Chemical
1. IEA. y of coal B.D., and Engineering
International degradation, WOODWA and
Energy Applied RD, C.A., Technology,
Outlook Microbiolog Anaerobic China
2009 (2009). y and Liquefaction University of
Biotechnolo /Solubilizati Mining &
2. ESDM, Indonesia
gy, 52, 25— on of Coal Technology,
Energy
40 (1999). by Xuzhou,
Outlook
2010 (2010). Microorgani Jiangsu
sm and (2010).
Isolated
11. KIRK, T. K., S.
CROAN, M.
TIEN, K. E.
MURTAGH,
and R. L.
FARRELL.
Production
of Multiple
Ligninases
by
Phanerocha
ete
chrysospori
um: Effect
of Selected
Growth
Conditions
and Use of
Mutant
Strain,
Enzyme
Microb.
Technol. 8,
27—32
(1986).
19
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation
ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011
Microbiol. Biotechnol., 25, 1713— 1720 14. HALL, E.J., Radiobiology Of Radiobiologist,
(2009). Lipicontt Williams and Walkin (1999).
13. COHEN M.S., FELDMAN K.A., BROWN
C.S., and GRAY, E.T., Isolation and 15. Philadelphia, AMERICAN PETROLEUM
Identification of the Coal Solubilizing INSTITUTE. Properties of fuels.
Agent Produced by Trametes versicolor. http://www. Afdc.energy.gov.pdf, 29
Appl. Environ. Microbiol., 56, 3285— September 2009 (2001).
3294 (1990).
20