Anda di halaman 1dari 20

1

PROPOSAL JUDUL

TUGAS AKHIR

A. Judul

Kajian Teknis Produksi Alat Gali-Muat dan Alat Angkut Untuk

Mengoptimalkan Produksi Pada Pengupasan Overburden di PT. Citra Tobindo

Sukses Perkasa Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.

B. Latar Belakang

Sistem penambangan batubara pada PT. Citra Tobindo Sukses Perkasa

yaitu tambang terbuka yang menggunakan metode kombinasi alat mekanis

untuk melakukan kegiatan penambangan dalam rangka mencapai target

produksi yang telah ditetapkan. Adapun produksi dari alat mekanis pada

pengupasan overburden, dalam hal ini alat gali-muat dan alat angkut

memegang peranan yang sangat penting dalam penambangan batubara. Target

produksi pengupasan overburden bulan Mei 2015 di PT. Citra Tobindo Sukses

Perkasa sebesar 150.000 BCM/bulan. Produksi pengupasan overburden pada

saat ini berdasarkan perhitungan kemampuan produksi alat sebesar 109.952

BCM/bulan. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat penelitian perusahaan

mengalami kekurangan produksi pengupasan overburden sebesar 40.048

BCM/bulan.

Permasalahan yang dihadapi pada saat ini yaitu bagaimana mengupayakan

agar penggunaan alat gali muat dan alat angkut dapat dioptimalkan dengan

mendasarkan pada waktu kerja yang ada. Oleh karena produksi menjadi hal

yang penting bagi sebuah perusahaan, sehingga untuk mengatasi masalah


2

tersebut maka perlu dilakukan kajian terhadap alat gali-muat dan alat angkut

yang digunakan.

C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan masalah

yang akan dibahas pada penelitian ini adalah Kurang optimalnya produksi alat

gali muat dan alat angkut pada pengupasan Overburden.

D. Batasan Masalah

Pada Penelitian ini penulis melakukan pembatasan masalah yaitu:

1. Penelitian dilakukan pada area produksi PT. Citra Tobindo Sukses Perkasa

Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.

2. Kegiatan pengupasan overburden dilakukan dengan menggunakan backhoe

Volvo EC460BLC dan diangkut menggunkan articulated dump truck Volvo

A40F menuju lokasi penimbunan.

E. Rumusan Masalah

Rumusan masalah ditetapkan supaya dapat menemukan jawaban dari

pertanyaan yang muncul dalam pelaksanaan tugas akhir. Adapun rumusan

masalah yang ditetapkan pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perbandingan antara target produksi pengupasan dengan

produksi aktual dari alat gali muat dan alat angkut yang digunakan di lokasi

penambangan PT. Citra Tobindo Sukses Perkasa Kabupaten Sarolangun

Provinsi Jambi ?

2. Apa yang menyebabkan belum tercapainya target produksi pengupasan

overburden di PT. Citra Tobindo Sukses Perkasa Kabupaten Sarolangun

Provinsi Jambi ?
3

3. Bagaiman upaya dalam peningkatan produksi pengupasan overburden agar

target yang ditentukan dapat tercapai ?

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Membandingkan antara target produksi pengupasan dengan produksi aktual

dari alat gali-muat dan alat angkut yang digunakan di lokasi penambangan.

2. Mengetahui penyebab belum tercapainya target produksi pengupasan yang

telah ditetapkan.

3. Melakukan upaya peningkatan produksi pengupasan agar target yang telah

ditentukan dapat dicapai.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menghitung

jumlah alat muat dan alat angkut yang dibutuhkan untuk memenuhi target

produksi pengupasan tanah penutup sehingga target produksi batubara dapat

tercapai.

H. Tinjauan Pustaka

Kegiatan pemuatan dan pengangkutan pada kegiatan penambangan

adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memindahkan material hasil

penggalian ke tempat penimbunan (disposal) dengan menggunakan alat-alat

mekanis. Kondisi di lapangan sangat mempengaruhi kemampuan produksi alat

muat dan alat angkut yang digunakan.


4

1.Analisis Tempat Kerja

Medan kerja sangat berpengaruh, karena apabila medan kerja buruk

akan mengakibatkan peralatan mekanis sulit untuk dapat dioperasikan

secara optimal.

a).Kondisi Front Kerja

Tempat kerja tidak hanya harus memenuhi syarat bagi pencapaian

sasaran produksi tetapi juga harus aman bagi penempatan alat beserta

mobilitas pekerja yang berada disekitarnya. Tempat kerja yang luas

akan memperkecil waktu edar alat karena ada cukup tempat untuk

berbagai kegiatan, seperti keleluasaan tempat untuk berputar,

mengambil posisi sebelum melakukan kegiatan sebelum pemuatan

maupun untuk tempat penimbunan sehingga kondisi tempat kerja

menentukan pola pemuatan yang akan diterapkan.

b).Pola Muat

Cara pemuatan material oleh alat muat ke dalam alat angkut

ditentukan oleh kedudukan alat muat terhadap material dan alat angkut,

apakah kedudukan alat muat tersebut berada lebih tinggi atau

kedudukan kedua-duanya sama tinggi.

 Top loading,Kedudukan alat muat lebih tinggi dari bak truk

jungkit(alat muat berada di atas tumpukan material atau berada

di atas jenjang). Cara ini hanya dipakai pada alat muat back hoe.

 Bottom loading,Ketinggian atau letak alat angkut dan truk

jungkit adalah sama. Cara ini dipakai pada alat muat power

shovel.
5

Berdasarkan dari posisi alat muat terhadap front penggalian dan posisi

alat angkut terhadap alat muat. Berdasar posisi pemuatan ini dapat

dibedakan menjadi tiga cara yaitu :

 Frontal Cuts,Alat muat berhadapan dengan muka jenjang atau

front penggalian dan mulai menggali ke depan dan samping alat

muat. Dalam hal ini digunakan double spotting dalam

penempatan posisi truk. Alat muat memuat pertama kali pada

truk sebelah kanan sampai penuh dan berangkat, setelah itu

dilanjutkan pada truk sebelah kiri.

 Parallel Cut With drive-by,Alat muat bergerak melintang dan

sejajar dengan front penggalian. Pada metode ini, akses untuk alat

angkut harus tersedia dari dua arah. Walaupun sudut putar rata-

rata lebih besar daripada frontal cut, truk tidak perlu

membelakangi alat muat dan spotting lebih mudah

Parallel cut with turn and back, Parallel cut with turn and back terdiri

dari dua metode, yaitu:

 Single Spotting / Single Truck Back Up,Pada cara ini truk kedua

menunggu selagi alat muat mengisi truk pertama, setelah truk

pertama berangkat, truk kedua berputar dan mundur, saat truk

kedua diisi, truk ketiga datang dan melakukan manuver, dan

seterusnya.

 Double Spotting / Double Truck Back Up,Pada cara ini truk

memutar dan mundur ke salah satu sisi alat muat pada waktu alat

muat mengisi truk pertama. Setelah truk pertama berangkat, alat


6

muat mengisi truk kedua. Ketika truk kedua dimuati, truk ketiga

datang dan langsung berputar dan mundur kearah alat muat,

begitu pula seterusnya

c).Keadaan jalan angkut

Pemilihan alat-alat mekanis untuk transportasi sangat ditentukan

oleh jarak yang dilalui. Fungsi jalan adalah untuk menunjang operasi

tambang terutama dalam kegiatan pengangkutan. Secara geometri yang

perlu diperhatikan dan dipenuhi dalam penggunaan jalan .

 Lebar jalan angkut lurus

Lebar jalan angkut minimum yang dipakai sebagai jalur

ganda atau lebih menurut “Aasho Manual Rural High-Way”

pada jalan lurus adalah :

L(m) = n . Wt + (n + 1)(1/2 . Wt)

keterangan :

L(m) = lebar minimum

jalan angkut ,

mn = jumlah jalur

W(t) = lebar alat angkut, m

Gambar 1.Lebar jalan angkut lurus dua jalur


7

 Lebar jalan angkut tikungan

Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar

dari pada jalan lurus.

Perhitungan terhadap lebar jalan angkut pada tikungan

dapat menggunakan rumus :

W = n(U+Fa+Fb+Z)+C

W = n(U+Fa+Fb+Z)+Z

C = Z = ½ (U+Fa+Fb)

Keterangan :

W = lebar jalan angkut pada

tikungan, meter n = jumlah

jalur

U = jarak jejak roda kendaraan, meter

Fa = lebar juntai depan, meter

= jarak as roda depan dengan bagian depan truk x sin α, meter

Fb = lebar juntai belakang, meter= jarak as roda belakang

dengan bagian belakang truk x sin α, meter α = sudut

penyimpangan roda depan

C = jarak antara dua truk yang akan bersimpangan, meter

Z = jarak sisi luar truk ke tepi jalan, meter


8

 Kemiringan jalan angkut

Kemiringan jalan angkut (grade) merupakan suatu faktor

penting yang harus diamati secara detail dalam kegiatan kajian

terhadap kondisi jalan tambang. Hal ini dikarenakan

kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan

kemampuan alat angkut, baik dalam pengereman maupun

dalam mengatasi tanjakan. Kemiringan jalan angkut biasanya

dinyatakan dalam persen (%)

yang dapat dihitung .

2 .Waktu Edar
Waktu edar (cycle time) merupakan waktu yang diperlukan oleh

alat untuk menghasilkan daur kerja. Semakin kecil waktu edar suatu

alat, maka produksinya semakin tinggi.

a).Waktu Edar Alat Muat

Merupakan total waktu pada alat muat, yang dimulai dari

pengisian bucket

sampai dengan menumpahkan muatan ke dalam alat angkut dan

kembali kosong.

Rumus :

𝑇𝑚1 + 𝑇𝑚2 + 𝑇𝑚3 + 𝑇𝑚4


𝐶𝑇𝑚 =
60

Keterangan :

CTm : Waktu edar excavator, menit

Tm1 : Waktu menggali material, detik


9

Tm2 : Waktu berputar (swing) dengan bucket terisi muatan, detik

Tm3 : Waktu menumpahkan muatan, detik

Tm4 : Waktu berputar (swing) dengan bucket kosong, detik

b).Waktu Edar Alat Angkut

Waktu edar alat angkut (dump truck) pada umumnya terdiri dari

waktu menunggu alat untuk dimuat, waktu mengatur posisi

untuk dimuati, waktu diisi muatan, waktu mengangkut muatan,

waktu dumping, dan waktu kembali kosong.

 Kondisi tempat kerja

Tempat kerja yang luas akan memperkecil waktu edar alat.

Dengan ruang gerak yang cukup luas, berbagai pengambilan

posisi dapat dilakukan dengan mudah, seperti untuk berputar,

menggambil posisi sebelum diisi muatan atau penumpahan

serta untuk kegiatan pemuatan. Dengan demikian alat tidak

perlu maju mundur untuk mengambil posisi karena ruang

gerak cukup luas, sehingga akan meningkatkan produktivitas

kerja alat.

 Kekerasan Meterial

Material yang keras akan lebih sukar untuk diuraikan, digali

atau dikupas oleh alat mekanis. Hal ini akan menurunkan

produktivitas alat.
10

 Keadaan Jalan Angkut

Pemilihan alat-alat mekanis untuk transportasi sangat

ditentukan oleh keadaan jalan angkut yang dilalui. Fungsi jalan

adalah untuk menunjang operasi tambang terutama dalam

kegiatan pengangkutan. Dimana kekerasan, kehalusan,

kemiringan dan lebar jalan sangat berpengaruh terhadap waktu

edarnya. Waktu edar alat angkut akan semakin kecil apabila

alat tersebut dioperasikan pada kondisi jalan yang diperkeras,

halus dan tanjakan relatif datar, sehingga akan meningkatkan

produktivitas kerja alat.

 Metode Pemuatan

3. Keserasian Kerja Alat Muat dan Alat Angkut

Untuk menilai keserasian kerja alat muat dan alat angkut

digunakan dengan menggunakan Match Factor yang dirumuskan :

Untuk menilai keserasian kerja alat muat dan alat angkut digunakan

dengan menggunakan Match Factor yang dirumuskan :

𝑛𝐻 𝑛𝐿
MF =
𝐿𝑡 𝑥 𝐶𝐻

keterangan :

nH = jumlah alat angkut

Lt = waktu yang diperlukan alat muat untuk mengisi alat angkut

sampai penuh.

nL = jumlah alat muat

cH = waktu edar alat angkut diluar waktu tunggu


11

Adapun cara menilainya adalah :

 MF < 1 , artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedang

alat angkut bekerja 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi

alat muat karena menunggu alat angkut yang belum datang.

 MF = 1 , artinya alat muat dan angkut bekerja 100%, sehigga

tidak terjadi waktu tunggu dari kedua jenis alat tersebut.

 MF > 1 , artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat

angkut bekerja kurang dari 100%, sehingga terdapat waktu

tunggu bagi alat angkut.

a)Produksi Alat Muat dan Alat Angkut

 Alat muat (Excavator)

Qm = ( 60/Ct ) x Cm x F x sf xE , BCM/jam

 Alat angkut (Dump truck)

Qa = Na ( 60/Ct ) x Ca x sf x E , BCM/jam

keterangan :

Qm = kemampuan produksi alat muat, BCM/jam


Qa = kemampuan produksi alat angkut, BCM/jam
Cm = kapasitas mangkuk, m3
Ca = Kapasitas bak alat angkut (m3)
Ct = n x
Cm x F
Ct = waktu edar, menit
F = faktor pengisian
Sf = faktor pengembangan
Na = jumlah alat angkut
E = effisiensi kerja, %
12

b)Jenis Alat yang Digunakan

Jenis alat yang digunakan disesuaikan dengan kondisi kerja yang

ada, karena jika tidak sesuai akan menyebabkan berkurangnya

produksi. Alat yang akan digunakan adalah produk dari merk

Komatsu.

c)Estimasi Jumlah Alat yang Diperlukan

Untuk dapat mengestimasikan jumlah alat yang diperlukan, maka

harus diketahui terlebih dahulu target produksi dan produksi

alat sehingga dapat dirumuskan :


𝑇𝑣𝑝
N= 𝐾𝑝

keterangan :
N = jumlah alat
Tvp = target volume pekerjaan
Kp = kapasitas produksi alat
13

I. Kerangka Konseptual

Supaya penelitian ini dapat terarah sesuai dengan rumusan masalah dan

tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka kerangka konseptual disusun dengan

beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Mencari informasi mengenai area pemuatan, jalan angkut, Swell factor,

area penimbunan, waktu kerja, waktu kerja efektif, dan kemampuan

produksi alat gali muat dan angkut dari PT. Citra Tobindo Sukses Perkasa

Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.

2. Melakukan penganalisaan terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Produksi Alat Gali-Muat dan Alat Angkut.

3. Menemukan solusi Upaya Peningkatan Produksi Pengupasan Overburden

dan produksi alat gali muat dan angkut dari PT. Citra Tobindo Sukses

Perkasa Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi berupa alternatif pilihan

yang akan diterapkan dan terdapat tiga buah alternatif yang akan

diterapkan.
14

Dasar Penelitian

Kajian Teknis Produksi Alat Gali-Muat dan Alat Angkut Untuk Mengoptimalkan
Produksi Pada Pengupasan Overburden di PT. Citra Tobindo Sukses Perkasa
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.

Input Proses Output

Data Primer 1. Analisis Perbandingan 1. Tercapainya Target


Target Produksi Produksi Alat Gali-
1.Target Produksi Pengupasan Overburden Muat dan Alat Angkut
Produksi Alat Gali-Muat dengan Kemampuan Pada Pengupasan
dan Alat Angkut Pada Produksi Teoritis Alat. Overburden.
Pengupasan Overburden
2.Analisis Faktor-faktor 2. Mengetahui Penyebab
2.Kemampuan Produksi yang Mempengaruhi Tidak tercapainya target
Alat Gali-muat dan alat Produksi Alat Gali-Muat Produksi Alat Gali-
angku Pada pengupasan dan Alat Angkut. Muat dan Alat Angkut
overburden Pada Pengupasan
3.Analisis Perbaikan Overburden.
Data sekunder Kondisi Jalan Angkut.
1. Data Kondisi Jalan 4.Analisis Waktu Edar
Angkut Tiap Segmen. Rata-rata Alat Gali-Muat
2. Data Waktu Hambatan Setelah Perbaikan (menit)
Kerja Alat Gali-Muat dan Waktu Edar Rata-rata
dan Alat Angkut saat Alat Angkut Setelah
Penelitian. Perbaikan (menit).

5.Analisis . Kemampuan
3.Data Waktu Hambatan
Kerja Alat Gali-Muat Produksi Alat Setelah
dan Alat Angkut. Alternatif I , . Kemampuan
Produksi Alat Setelah
4.Data lainnya yang Alternatif II dan .
diperlukan. Kemampuan Produksi Alat
Setelah Alternatif III

Gambar 2.Diagram alir Kerangka Konseptual


15

J. Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian adalah prosedur atau lamgkah-langkah dalam

mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu (Suryana 2010:15). Sedangkan

menurut Sugiyono (2010:2) dalam Novia Hoerunisa (2013) menyatakan bahwa

metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dari penejelasan beberapa ahli

tersebut maka dapat dijelaskan bahwa metode penelitian menggambarkan suatu

rancangan penelitian yang isinya menjelaskan tentang langkah-langkah atau

prosedur yang harus ditempuh serta cara yang digunakan untuk memperoleh

dan mengolah atau menganalisis data tersebut.

Pada tugas akhir ini digunakan metode penelitian eksperimen, dengan

melakukan pendekatan secara kuantitatif dan kualitatif. Maksudnya data yang

diambil dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

kuantitatif diidentifikasikan sebagai proses kerja yang berlangsung secara

ringkas, terbatas dan memilah-milah permasalahan menjadi bagian yang dapat

diukur atau dinyatakan dalam angka-angka. Dalam proses pengambilan

datanya, pendekatan kuantitatif menggunakan suatu instrumen atau alat

pengumpulan data yang menghasilkan data numerikal (angka). Sedangkan

pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai proses kerja dengan strategi-

strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Pendekatan kualitatif digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan

instrumen kunci (Sugiyono 2005) dalam Ditjen PMPTK (2008).


16

Pada penelisan tugas akhir ini adapun tahapan yang harus dilakukan

antara lain :

1. Studi Literatur

Studi literatur merupakan pencarian bahan pustaka terhadap masalah

yang akan dibahas meliputi studi tentang sifat fisik dan mekanik batuan,

jenis- jenis uji sifat fisik dan mekanik batuan, metode penentuan kestabilan

lubang bukaan bawah tanah, serta analisis melalui berbagai percobaan dari

buku-buku atau laporan studi yang sudah ada.

2. Pengambilan Data

Pada tahap ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan

sebagai penentuan dan proses pemograman dengan menggunakan software

Phase2 yang berbasis metode elemen hingga dengan tujuan untuk

mendapatkan rekomendasi terhadap yang tepat. Data ini meliputi geometri

3. Pengolahan Data

Data-data yang telah diperoleh dimasukkan sebagai input dalam

pemodelan yang nantinya akan dilakukan proses perhitungan untuk

mengetahui Waktu Edar Rata-rata Alat Gali-Muat Setelah Perbaikan

(menit), Waktu Edar Rata-rata Alat Angkut Setelah Perbaikan (menit),

Kemampuan Produksi Alat Setelah dilakunkan sebuah Alternatif Pertama,

Waktu Hambatan Kerja Sebelum dan Setelah Perbaikan, Kemampuan

Produksi Alat Setelah Alternatif kedua dan Kemampuan Produksi Alat

Setelah Alternatif ketiga.


17

4. Pembahasan

Hasil pengolahan data berupa analisa kondisi perbaikan jalan angkut,

Waktu Edar Rata-rata Alat Gali-Muat Setelah Perbaikan (menit), Waktu

Edar Rata-rata Alat Angkut Setelah Perbaikan (menit), Kemampuan

Produksi Alat Setelah dilakunkan sebuah Alternatif Pertama, Waktu

Hambatan Kerja Sebelum dan Setelah Perbaikan, Kemampuan Produksi

Alat Setelah Alternatif kedua dan Kemampuan Produksi Alat Setelah

Alternatif ketiga.

5. Penyusunan Laporan

Tahap ini merupakan tahap akhir dari kegiatan penelitian dengan

melakukan penyusunan laporan berdasarkan data-data yang telah diperoleh

dari pengamatan, pengukuran dan percobaan.


18
19

K. Jadwal Penelitian

Adapun rincian jadwal penelitian yang akan dilaksanakan adalah

sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan penelitian

Maret April Mei


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
No. Jenis Kegiatan
1 Observasi Lapangan
2 Pengumpulan Data
3 Analisis Data
4 Konsultasi
5 Penyusunan Laporan
6 Presentasi Perusahaan

L. Daftar Pustaka
Ep, Fleider. 1972. Surface Mining 1st edition. The American Institute of
Mining, Metallurgical, and Petroleum Engineers, Inc., New York, USA.

Partanto Prodjosumarto. 1995.Pemindahan Tanah Mekanis.Departemen


Tambang, ITB, Bandung.

Silvia Sukirman.1999. Dasar-dasar Perencanaan Geometri Jalan.


Cetakan III, Nova, Bandung.

M.Outline ( Kerangka Penulisan Tugas Akhir)


Penulisan laporan tugas akhir ini disusun dengan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang pemilihan

topik, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, dan

manfaat penelitian.

BAB II : Tinjauan pustaka

BAB III : Metode Penelitian

BAB IV : Pembahasan

BAB V : Penutup
20

Anda mungkin juga menyukai