Anda di halaman 1dari 23

BOILER

Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses sebagai penggerak, pemanas dan lain
lain . Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses.
Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali,
menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler
merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari: Sistem Air Umpan, Sistem Steam dan Sistem Bahan Bakar.
Sistem Air Umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan
steam. Berbagai katup disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem Steam
mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem
pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan
valve dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem Bahan Bakar adalah semua
peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang
dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan
bakar yang digunakan pada sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut air umpan. Dua sumber
air umpan adalah:
1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan
2. Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang
boiler dan plant proses.
Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk
memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.

A. Prinsip Kerja Boiler


Boiler atau ketel uap merupakan sebuah alat untuk menghasilkan uap, dimana terdiri dari
dua bagian yang penting : Dapur pemanasan, yaitu untuk menghasilkan panas yang didapat
dari pembakaran bahan bakar dan boiler proper, yaitu sebuah alat yang mengubah air menjadi
uap. Fluida panas (uap) kemudian disirkulasikan dari ketel untuk berbagai proses dalam
aplikasi industri, seperti untuk penggerak, pemanas, dan lain-lain. Energi kalor yang

1
dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan, temperatur, dan laju aliran yang
menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan.
Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan temperatur
rendah (low pressure/LP), dan tekanan temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan
perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu
proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and industrial
boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi
mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers).
Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang memanfaatkan
tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari
turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses
industri dengan bantuan heat recovery boiler.
Hal-hal yang mempengaruhi effisiensi boiler adalah bahan bakar dan kualitas air
umpan boiler. Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas air umpan boiler antara lain
:
1. Oksigen terlarut : Dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan korosi pada
peralatan boiler.
2. Kekeruhan : Dapat mengendap pada perpipaan dan peralatan proses serta
mengganggu proses.
3. pH : Bila tidak sesuai dengan standart kualitas air umpan boiler dapat menyebabkan
korosi pada peralatan.
4. Kesadahan : Merupakan kandungan ion Ca dan Mg yang dapat menyebabkan kerak
pada peralatan dan perpipaan boiler sehingga menimbulkan local overheating.

B. Tipe-tipe boiler
1. Fire Tube Boiler
Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa – pipa dan air umpan boiler ada didalam
shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boiler biasanya digunakan untuk kapasitas
steam yang relatif kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire
tube boiler kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai
18 kg/cm2. Fire tube boiler dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan
bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boiler
dikonstruksi sebagai “paket” boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.
2
Cara kerja:
Proses pengapian terjadi di dalam pipa, kemudian panas yang dihasilkan dihantarkan
langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar dan konstruksi boiler mempengaruhi kapasitas
dan tekanan yang dihasilkan boiler tersebut.
Karakteristik:
 Biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relatif kecil (12.000 kg/jam) dengan
tekanan rendah sampai sedang (18 kg/cm2).
 Dalam operasinya dapat menggunakan bahan bakar minyak, gas atau bahan bakar
padat.
 Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boiler dikonstruksi sebagai paket
boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar

Gambar Fire Tube Boiler (Anonim,2009)

2. Water Tube Boiler


Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa – pipa masuk ke dalam
drum. Air yang tersikulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam pada daerah uap
dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti
pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang
dengan kapasitas steam antara 4.500-12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak
water tube boiler yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar
dan gas. Untuk water tube boiler yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum
dirancang secara paket.
Cara kerja :
3
Proses pengapian terjadi di luar pipa. Panas yang dihasilkan digunakan untuk memanaskan
pipa yang berisi air. Air umpan itu sebelumnya dikondisikan terlebih dahulu melalui
economizer. Steam yang dihasilkan kemudian dikumpulkan terlebih dahulu di dalam
sebuah steam drum sampai sesuai. Setelah melalui tahap secondary superheater dan
primary superheater, baru steam dilepaskan ke pipa utama distribusi.
Karakteristik water tube boiler sebagai berikut :
 Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi
pembakaran
 Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
Sehingga air harus dikondisikan terhadap mineral dan kandungan- kandungan lain
yang larut dalam air
 Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi
 Boiler ini digunakan untuk kebutuhan tekanan steam yang sangat tinggi seperti pada
pembangkit tenaga.
 Kapasitas steam antara 4.500-12.000 kg/jam dengan tekanan sangat tinggi.
 Menggunakan bahan bakar minyak dan gas untuk water tube boiler yang dirakit dari
pabrik
 Menggunakan bahan bakar padat untuk water tube boiler yang tidak dirakit di pabrik.

Gambar Water Tube Boiler (Anonim, 2009)

3. Paket Boiler/ kombinasi boiler


Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap. Pada saat dikirim
ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar dan sambungan listrik
untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya merupakan tipe shell and tube dengan
rancangan fire tube dengan transfer panas baik radiasi maupun konveksi yang tinggi.
Ciri-ciri dari packaged boilers adalah:

4
 Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan
penguapan yang lebih cepat.
 Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki perpindahan
panas konvektif yang baik.
 Sistem forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang baik.
 Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang lebih baik.
 Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler lainnya.
Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass/lintasannya yaitu berapa kali gas
pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai lintasan pertama
setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler yang paling umum dalam kelas
ini adalah unit tiga pass/lintasan dengan dua set fire-tube/pipa api dan gas buangnya keluar
dari belakang boiler.

Gambar Jenis Paket Boiler 3 Pass, bahan bakar Minyak (Gunawan Candra, 2011)

4. Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC)


Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai alternatif yang memungkinkan
dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistem pembakaran yang konvensional
dan memberikan banyak keuntungan antara lain rancangan boiler yang kompak, fleksibel
terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran yang tinggi dan berkurangnya emisi polutan yang
merugikan seperti SOx dan NOx. Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah
batubara, barang tolakan dari tempat pencucian pakaian, sekam padi, bagas & limbah
pertanian lainnya. Boiler fluidized bed memiliki kisaran kapasitas yang luas yaitu antara 0.5
T/jam sampai lebih dari 100 T/jam.
Bila udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan keatas melalui bed partikel
padat seperti pasir yang disangga oleh saringan halus, partikel tidak akan terganggu pada
kecepatan yang rendah. Begitu kecepatan udaranya berangsur-angsur naik, terbentuklah suatu

5
keadaan dimana partikel tersuspensi dalam aliran udara sehingga bed tersebut disebut
“terfluidisasikan”. Dengan kenaikan kecepatan udara selanjutnya, terjadi pembentukan
gelembung, turbulensi yang kuat, pencampuran cepat dan pembentukan permukaan bed yang
rapat. Bed partikel padat menampilkan sifat cairan mendidih dan terlihat seperti fluida yang
disebut “bed gelembung fluida (bubbling fluidized bed)”. Jika partikel pasir dalam keadaan
terfluidisasikan dipanaskan hingga ke suhu nyala batubara, dan batubara diinjeksikan secara
terus menerus ke bed, batubara akan terbakar dengan cepat dan bed mencapai suhu yang
seragam. Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) berlangsung pada suhu sekitar 840°C
hingga 950°C. Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu, maka pelelehan abu dan
permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari. Suhu pembakaran yang lebih rendah
tercapai disebabkan tingginya koefisien perpindahan panas sebagai akibat pencampuran cepat
dalam fluidized bed dan ekstraksi panas yang efektif dari bed melalui perpindahan panas pada
pipa dan dinding bed. Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum dan
kecepatan masuk partikel. Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan menghindari
terbawanya partikel dalam jalur gas.
Tingkat turbulensi ini juga dipengaruhi kecepatan masuk fluidizing air. Turbulensi dari
fluidized bed akan mempengaruhi pencampuran udara dengan bahan bakar (batu bara),
semakin turbulen bed dari FBC, maka pencampuran bahan bakar dengan udara akan semakin
baik, tetapi ada saatnya di mana kecepatan udara akan memperburuk pola pengembangan
fluidized bed, yaitu ketika kecepatan masuk fluidizing air terlalu besar. Jika hal ini terjadi,
maka fluidized bed akan terlalu mengembang, akibatnya fluidized bed akan ikut mengalir ke
atas. Hal ini tentu tidak diinginkan sebab fluidized bed akan terlalu kacau dan tidak dapat
dikontrol. Oleh karena itu, saya akan mencoba menganalisa kontur energi kinetik turbulen
pembakaran dan kontur pengembangan fluidized bed.

6
Gambar Fluidized Bed Combtion (FBC) (Gunawan Candra, 2011)

5. Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler


Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric Fluidized Bed
Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler konvensional biasa yang
ditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistem seperti telah dipasang digabungkan
dengan water tube boiler/ boiler pipa air konvensional. Batubara dihancurkan menjadi ukuran
1 – 10 mm tergantung pada tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara ke ruang
pembakaran. Udara atmosfir yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran,
dimasukkan dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar.
Pipa dalam bed yang membawa air pada umumnya bertindak sebagai evaporator. Produk gas
hasil pembakaran melewati bagian super heater dari boiler lalu mengalir ke economizer, ke
pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang ke atmosfir.

Gambar Skema Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler (Bima, 2012)

7
Gambar Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler di industry (Bima, 2012)

6. Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler


Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah kompresor memasok
udara Forced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan tangki bertekanan. Laju panas yang
dilepas dalam bed sebanding dengan tekanan bed sehingga bed yang dalam digunakan untuk
mengekstraksi sejumlah besar panas. Hal ini akan meningkatkan efisiensi pembakaran dan
peyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua ikatan pipa, satu di bed
dan satunya lagi berada diatasnya. Gas panas dari cerobong menggerakan turbin gas
pembangkit tenaga. Sistem PFBC dapat digunakan untuk pembangkitan kogenerasi (steam
dan listrik) atau pembangkit tenaga dengan siklus gabungan (combined cycle). Operasi
combined cycle (turbin gas & turbin uap) meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan
sebesar 5 hingga 8 persen.

Gambar Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler (Johan, 2011)

7. Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC)


Dalam sistem sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk padatan melayang dari
bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam pengangkat padatan, dan sebuah

8
down-comer dengan sebuah siklon merupakan aliran sirkulasi padatan. Tidak terdapat pipa
pembangkit steam yang terletak dalam bed. Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam
berlangsung di bagian konveksi, dinding air, pada keluaran pengangkat/ riser. Boiler CFBC
pada umumnya lebih ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya di industri
memerlukan lebih dari 75 – 100 T/jam steam. Untuk unit yang besar, semakin tinggi
karakteristik tungku boiler CFBC akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik,
partikel bahan bakar lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang
efisien dan penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan
teknik pembakaran untuk pengendalian NOx daripada pembangkit steam AFBC.

Gambar CFBC Boiler (Anonim, 2010)


8. Stoker Fired Boilers
Stokers diklasifikasikan menurut metode pengumpanan bahan bakar ke tungku dan oleh
jenis grate nya. Klasifikasi utamanya adalah spreader stoker dan chain-gate atau traveling-
gate stoker.
 Spreader stokers
Spreader stokers memanfaatkan kombinasi pembakaran suspensi dan pembakaran grate.
Batubara diumpankan secara kontinyu ke tungku diatas bed pembakaran batubara. Batubara
yang halus dibakar dalam suspensi; partikel yang lebih besar akan jatuh ke grate, dimana
batubara ini akan dibakar dalam bed batubara yang tipis dan pembakaran cepat. Metode
pembakaran ini memberikan fleksibilitas yang baik terhadap fluktuasi beban, dikarenakan
penyalaan hampir terjadi secara cepat bila laju pembakaran meningkat. Karena hal ini,
spreader stoker lebih disukai dibanding jenis stoker lainnya dalam berbagai penerapan di
industri.

9
Gambar Spreader Stoker Boiler (Indriawati, 2005)
 Chain-grate atau traveling-grate stoker
Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak. Ketika grate bergerak
sepanjang tungku, batubara terbakar sebelum jatuh pada ujung sebagai abu. Diperlukan
tingkat keterampilan tertentu, terutama bila menyetel grate, damper udara dan baffles, untuk
menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan seminimal mungkin jumlah karbon
yang tidak terbakar dalam abu. Hopper umpan batubara memanjang di sepanjang seluruh
ujung umpan batubara pada tungku. Sebuah grate batubara digunakan untuk mengendalikan
kecepatan batubara yang diumpankan ke tungku dengan mengendalikan ketebalan bed bahan
bakar. Ukuran batubara harus seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar
sempurna pada waktu mencapai ujung grate.

Gambar Traveling Grate Boiler (Ivan, 2012)

9. Pulverized Fuel Boiler


Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar batubara
menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri yang lebih besar juga
menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini berkembang dengan baik dan diseluruh
dunia terdapat ribuan unit dan lebih dari 90 persen kapasitas pembakaran batubara merupakan
jenis ini.
Untuk batubara jenis bituminous, batubara digiling sampai menjadi bubuk halus, yang
berukuran +300 micrometer (μm) kurang dari 2 persen dan yang berukuran dibawah 75

10
microns sebesar 70-75 persen. Harus diperhatikan bahwa bubuk yang terlalu halus akan
memboroskan energi penggilingan. Sebaliknya, bubuk yang terlalu kasar tidak akan terbakar
sempurna pada ruang pembakaran dan menyebabkan kerugian yang lebih besar karena bahan
yang tidak terbakar. Batubara bubuk dihembuskan dengan sebagian udara pembakaran masuk
menuju plant boiler melalui serangkaian nosel burner. Udara sekunder dan tersier dapat juga
ditambahkan. Pembakaran berlangsung pada suhu dari 1300 - 1700 °C, tergantung pada
kualitas batubara. Waktu tinggal partikel dalam boiler biasanya 2 hingga 5 detik, dan partikel
harus cukup kecil untuk pembakaran yang sempurna. Sistem ini memiliki banyak keuntungan
seperti kemampuan membakar berbagai kualitas batubara, respon yang cepat terhadap
perubahan beban muatan, penggunaan suhu udara pemanas awal yang tinggi dll. Salah satu
sistem yang paling populer untuk pembakaran batubara halus adalah pembakaran tangensial
dengan menggunakan empat buah burner dari keempat sudut untuk menciptakan bola api
pada pusat tungku.

Gambar Pembakaran tangensial untuk bahan bakar halus (Yuriandi, 2010)

10. Boiler Limbah Panas


Dimanapun tersedia limbah panas pada suhu sedang atau tinggi, boiler limbah panas dapat
dipasang secara ekonomis. Jika kebutuhan steam lebih dari steam yang dihasilkan
menggunakan gas buang panas, dapat digunakan burner tambahan yang menggunakan bahan
bakar. Jika steam tidak langsung dapat digunakan, steam dapat dipakai untuk memproduksi
daya listrik menggunakan generator turbin uap. Hal ini banyak digunakan dalam pemanfaatan
kembali panas dari gas buang dari turbin gas dan mesin diesel.

11
Gambar Skema sederhana Boiler Limbah Panas (Anonim, 2009)

C. Bagian-Bagian Boiler
a) Bagian Utama Boiler
Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga
dapat menjalankan operasinya, diantaranya:

a. Furnace
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian dari furnace
diantaranya: refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue gas, charge and discharge
door.
Ruang bakar atau lorong api ini digunakan untuk memanaskan air. Diameternya
kurang dari 1 meter. Api yang dihasilkan adalah hasil pengabutan dari bahan bakar, udara dan
bahan lain yaitu LPG serta dengan bantuan elektroda untuk penyalaan awal. Api yang
dihasilkan tersebut dihembuskan ke seluruh lorong api oleh motor blower dan melewati pipa-
pipa api sampai terjadi proses penguapan.Biasanya lorong pipa api di dalam boiler dibuat
bergelembung memanjang dengan tujuan:
 Menghambat jalannya panas atau gas dari hasil reaksi pembakaran
 Memperluas bidang yang dipanaskan
 Pada saat pemuaian akibat pembakaran, lorong api dapat fleksibel
b. Steam Drum
Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan steam. Steam
masih bersifat jenuh (saturated steam).
Tangki atau drum sering disebut juga badan ketel uap yaitu tempat beroperasinya ketel uap di
dalamnya terdapat instrument-instrumen yang menjalankan proses pemindah panas seperti
lorong api dan pipa api, dalam badan ketel inilah sejumlah air ditampung untuk dipanaskan.

12
c. Superheater
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui main steam
pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses industri.
Pemanas lanjut atau superheater ialah alat untuk memanaskan uap basah dari boiler menjadi
uap yang dipanaskan lanjut. Uap yang dipanaskan lanjut bila digunakan untuk melakukan
kerja dengan jalan ekspansi di dalam turbin tidak akan segera mengembun, sehingga
mengurangi kemungkinan timbulnya bahaya yang disebabkan terjadinya pukulan balik atau
back stroke yang diakibatkan mengembunnya uap sebelum pada waktunya sehingga
menimbulkan vakum di tempat yang tidak semestinya pada daerah ekspansi.
Superheater terdiri atas 3 tingkat yaitu Superheater I, Superheater IB dan Superheater II,
kontrol temperatur menggunakan feed water spraying (Attamperator), Attemperator I
diletakkan diantara Superheater I dan Superheater IB, Attemperator II diletakkan diantara
Superheater IB dan Superheater II.
d. Air Heater
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan udara luar
yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan masuk ke dalam tungku
pembakaran.
Fungsinya merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan udara luar yang
diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan masuk ke dalam tungku
pembakaran.
Pemanasan udara pendahuluan sebelum dimasukkan ke ruang bakar berarti mengurangi
kebutuhan untuk menaikkan temperatur udara di dalam ruang bakar, manfaat lain dengan
memanaskan udara pembakaran terlebih dahulu adalah agar dapat mempercepat penguapan
air yang terkandung dalam bahan bakar.
e. Pipa Api
Adalah pipa-pipa dengan diameter 55 mm yang jumlahnya mencapai 1062 buah yang
fungsinya untuk menguapkan air.
f. Burner
Yaitu perangkat dari ketel uap yang berfungsi menyemprot bahan bakar ke dalam ruang
pembakaran sehingga pembakaran mudah terjadi.
g. Cerobong Asap
Yaitu perangkat dari ketel uap yang berfungsi meneruskan atau membuang asap sisa reaksi
pembakaran yang terjadi di dalam boiler dengan tujuan menyalurkan gas asap bekas
13
supaya tidak mengotori atau mengganggu lingkungan sekitar. Di dalam cerobong asap ini
terdapat water spray yang fungsinya untuk menyemprotkan air di dalam cerobong supaya abu
dari sisa pembakaran jatuh ke bawah dan mengalir ke bak sedimen.
h. Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan air dari air
yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan baru sebelum masuk ke dalam
ketel. Economizer terdiri dari pipa-pipa air yang ditempatkan pada lintasan gas asap sebelum
meninggalkan ketel. Gas asap yang akan melewati cerobong temperaturnya masih cukup
tinggi sehingga merupakan kerugian panas yang besar bila gas asap tersebut langsung
dibuang lewat cerobong. Gas asap yang masih panas ini yang akan dimanfaatkan untuk
memanaskan air isian ketel.

D. Kinerja Boiler
Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan, berkurang
terhadap waktu disebabkan buruknya pembakaran, kotornya permukaan penukar panas
dan buruknya operasi dan pemeliharaan. Bahkan untuk boiler yang baru sekalipun, alasan
seperti buruknya kualitas bahan bakar dan kualitas air dapat mengakibatkan buruknya
kinerja boiler. Neraca panas dapat membantu dalam mengidentifikasi kehilangan panas
yang dapat atau tidak dapat dihindari. Uji efisiensi boiler dapat membantu dalam
menemukan penyimpangan efisiensi boiler dari efisiensi terbaik dan target area
permasalahan untuk tindakan perbaikan.
a) Neraca panas
Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir energi.
Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang bagaimana energi masuk dari bahan
bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan dan menjadi aliran
kehilangan panas dan energi. Panah tebal menunjukan jumlah energi yang dikandung
dalam aliran masing-masing.

Gambar Diagram neraca energi boiler (Bambang S, 2011)

14
Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler
terhadap yang meninggalkan boiler dalam bentuk yang berbeda. Gambar berikut
memberikan gambaran berbagai kehilangan yang terjadi untuk pembangkitan steam.

Gambar Kehilangan pada Boiler yang Berbahan Bakar Batubara (Bambang S, 2011)

Kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak atau dapat
dihindarkan. Tujuan dari Produksi Bersih dan/atau pengkajian energi harus
mengurangi kehilangan yang dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi energi.
Kehilangan berikut dapat dihindari atau dikurangi:
1. Kehilangan gas cerobong:
i. Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang tergantung dari
teknologi burner, operasi (kontrol), dan pemeliharaan)
ii. Suhu gas cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan perawatan
(pembersihan), beban; burner yang lebih baik dan teknologi boiler)
2. Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan abu
(mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner yang lebih baik)
3. Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur ulang kondensat)
4. Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)
5. Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang lebih baik)

b) Efisiensi Boiler
Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai persen energi (panas) masuk yang
digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan.
Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler:
 Metode Langsung: energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam)
dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.
 Metode Tidak Langsung: efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan
energi yang masuk.

15
Air Pada Industry

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air
sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-
puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,
danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff,
meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di
banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air.

Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-
satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.
Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air,
monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki
undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang
nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Sifat-sifat air:

Nama sistematis : air

Nama alternative : aqua, dihidrogen monoksida, Hidrogen hidroksida

Rumus molekul : H2O

Massa molar : 18.0153 g/mol

Densitas dan fase : 0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C) 0.92 g/cm³ (padatan)

Titik lebur : 0 °C (273.15 K) (32 °F)

Titik didih : 100 °C (373.15 K) (212 °F)

Kalor jenis : 4184 J/(kg•K) (cairan pada 20 °C.

16
Ada beberapa sumber air yang biasanya dipertimbangkan untuk menjadi sumber air
utama seperti air permukaan, sungai, waduk atau dari sumber air dalam, deep well sementara
desalinasi air laut. Apapun sumber yang akan digunakan sebagai sumber air industri,
maka air baku perlu dikondisikan dengan mengolah terlebih dahulu melalui water treatment
yang memadai, termasuk penggunaan kolom penukar ion untuk mendapatkan air nyaris tanpa
mineral (Demin Water).

a) Pemanfaatan Air Di Dunia Industri Secara Umum


1. Pencucian
Pencucian menggunakan air sebagai media pemindahan kotoran atau impuritis, contoh
yang paling sering kita temui adalah industri rumah tangga seperti loundry,
untuk industri skala menengah kita bisa lihat pada industri mebel atau furnitur, air digunakan
untuk media penangkap cat pada ruang pengecatan furniture.
Untuk skala besar seperti pabrik misalnya air untuk media pencuci biasanya terdapat pada lab
pengujian produk, hanya saja air yang digunakan disini telah dimurnikan terlebih dahulu
untuk menghilangkan mineral - mineral yang dapat mengganggu pada saat pengujian lab,
contoh air pencuci pada lab yaitu Aquadest dan Aquabidest

2. Bahan Baku
Air digunakan sebagai bahan baku berarti memanfaatkan air untuk dijadikan atau
dicampurkan ke produk yang akan dijual. Contoh pemanfaatan air sebagai bahan baku yaitu
pada kilang petrokimia pembuatan Amonia, air disini dimurnikan terlebih dahulu lalu di ubah
menjadi steam oleh boiler lalu direaksikan dengan gas metan pada suatu reformer dengan
kondisi temperatur yang tinggi untuk mendapatkan gas hidrogen dan karbon dioksida untuk
kemudian diproses lebih lanjut hingga menjadi Amonia.

3. Pendinginan
Pendinginan menggunakan air berarti menggunakan air sebagai penerima atau penampung
energi panas karena kalor laten dari air sendiri cukup besar dan cukup efisien untuk
digunakan sebagai media pendingin karena dengan massa yang relatif kecil saja sudah bisa
menerima panas yang besar. Contoh penggunaan air sebagai pendingin di industri menengah
adalah seperti di perkantoran yang menggunakan AC Central atau HVAC, HVAC yang sudah
saya bahas dalam postingan sebelumnya menggunakan refrigerant sebagai media pendingin,
17
tetapi untuk kantor skala besar atau gedung gedung bertingkat biasanya menggunakan HVAC
dengan pendingin air.
untuk industri skala besar yaitu sebagai cooling water pada peralatan peralatan di kilang dan
sebagai fluida pendingin di Heat Exchanger dan cooling tower

4. Steam
Steam disini memanfaatkan air yang diubah menjadi steam yang mempunyai energi panas
dan bertekanan tinggi. Steam dalam dunia industri skala besar sangat banyak kegunaannya,
seperti: penggerak turbin, sebagai fluida panas pada heat exchanger.

5. Power Plant
Air yang dimanfaatkan pada industri pembangkit listrik biasanya yang dimanfaatkan
adalah energi kinetiknya, air biasanya ditampung di sebuah dam dengan level atau ketinggian
tertentu, lalu diterjunkan kebawah sehingga air mempunyai energi kinetik yang cukup untuk
menggerakkan turbin air yang tergubung dengan generator listrik

b) Kegunaan Air Untuk Proses Produksi Di Industry


Air proses atau biasa kita kenal sebagai process water memiliki fungsi yang berbeda
satu sama lainnya, oleh karena itu karakter serta spesifikasi air yang diperlukan juga berbeda
satu dengan yang lain, misalnya standar air untuk boiler pada industri tentu berbeda dengan
standar air untuk produksi hydrogen.
Ada beberapa peralatan proses yang membutuhkan air secara terus-menerus dan dengan sifat
tertentu, seperti :
1. Air proses (Process Water) untuk hydrolysis, boiler dan destilasi. Kebutuhan
processwater untuk boiler, hydrolisis serta produksi H2, dimana diperlukan air yang
terlebih dahulu di oleh melalui ion exchange untuk meminimalisir timbulnya karat serta
sumbatan pada pipa api dan jalur distribusi uap dan kondensatnya. Produk air yang
dihasilkan melalui ion exchange kemudian disebut sebagai soft water bahkan untuk
produksi hydrogen diperlukan demineralized water (demin water) agar H2 yang
diproduksi betul-betul 99,9 % murni.
2. Air untuk pendingin (Cooling Water) pada cooling tower,mesin, heat exchanger,
condenser dll. Kebutuhan akan air pendingin (cooling water) bisa di kategorikan
kebutuhan umum dalam setiap mesin penggerak, pengolahan air pendingin biasanya
18
kurang diperhatikan oleh operator pabrik karena persepsi yang salah dimana setiap air
bersuhu rendah bisa digunakan. Tetapi mereka lupa bahwa air pendingin disalurkan
melalui pipa-pipa yang diameternya terkadang cukup kecil, panjang dan melingkar-
lingkar sehingga rawan terhadap karat dan sumbatan tentunya.
3. Air untuk kebutuhan domestik dan umum. Air yang akan digunakan sebagai air untuk
keperluan domestik seperti memasak, toilet dan cuci-cuci lain biasanya digunakan air dari
sumber terdekat seperti Perusahaan air Minum (PAM) lokal maupun dari sumber sumur
dalam. Pengolahan biasanya dilakukan secara terbatas seperti penjernihan dan aerasi
terutama untuk mengurangi kadar besi yang biasanya berasosiasi dengan air dari sumber
sumur dalam (deep well).

c) Pengolahan Air Untuk Umpan Boiler


Dalam suatu proses industri boiler harus dijaga agar effisiensinya cukup tinggi.Oleh
sebab itu adalah penting untuk menjaga kualitas air yang diumpankan untuk boiler, karena
akan berhubungan dengan effisiensi dari boiler tersebut.
Air umpan boiler atau Boiler Feed Water nantinya akan dipanaskan hingga menjadi
steam.Karena di dalam boiler terjadi pemanasan harus diwaspdai adanya kandungan-
kandungan mineral seperti ion Ca2+ dan Mg2+.Air yang banyak mengandung ion Ca2+ dan
Mg2+ disebut sebagai air yang sadah (hard water).Ion-ion ini sangat berpengaruh pada
kualitas air yang nantinya akan digunakan sebagai umpan boiler.Biasanya ion-ion ini terlarut
dalam air sebagai garam karbonat, sulfat, bilkarbonat dan klorida.Berbeda dengan senyawa-
senyawa kimia lainnya, kelarutan dari senyawa-senyawa mengandung unsur Ca dan Mg
seperti CaCO3, CaSO4,MgCO3, Mg(OH)2, CaCl2,MgCL2, dll ; akan memiliki kalarutan
yang makin kecil/redah apabila suhu makin tinggi.Sehingga ketika memasuki boiler, air ini
merupakan masalah yang harus segera diatasi.Air yang sadah ini akan menimbulkan
kerak(scalling) dan tentu saja akan mengurangi effisiensi dari boiler itu sendiri akibat dari
hilangnya panas akibat adanya kerak tersebut.Selain itu yang dikhawatirkan bisa
menyebabkan scalling adalah adanya deposit silika.
Dalam hal ini akan terjadi perbedaan ketika mengolah air untuk dijadikan sebagai air minum
dibandingkan dengan untuk umpan boiler.Dalam pengolahan air minum mineral-mineral
yang ada dalam air tidak akan dihilangkan karena mineral-mineral tersebut dibutuhkan untuk
tubuh manusia.Bahkan ada perusahaan air minum yang menambahkan mineral pada air
minum produksinya.Hal itu tidak boleh terjadi dalam pengolahan air untuk umpan boiler.Air
19
minum juga harus dijaga agar bebas dari kuman penyakit dengan diberi desinfektan
sedangkan air umpan boiler tidak perlu diberi desinfektan.
Adapun beberapa proses umum yang dilakukan untuk memperoleh air umpan boiler yang
baik adalah sebagai berikut:

Kualitas air umpan boiler yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tampak : Jernih dan tidak berwarna


2. Oksigen : 0.02 mg/liter
3. Kesadahan : Tak terdekteksi (sangat kecil)
4. Besi : 0.02 mg/liter
5. Karbondioksida : Sangat kecil
6. Daya hantar listrik pada 25oC : 0.2 mikroS/cm
7. Angka permanganat : 5
8. Minyak 0.5 mg/l
9. pH pada 250oC : 9
10. Silikat : 0.02 mg/l

a) Pengolahan Air Internal


Pengolahan internal adalah penambahan bahan kimia ke boiler untuk mencegah
pembentukan kerak. Senyawa pembentuk kerak diubah menjadi lumpur yang mengalir bebas,
yang dapat dibuang dengan blowdown. Metode ini terbatas pada boiler dimana air umpan
mengandung garam sadah yang rendah, dengan tekanan rendah, kandungan TDS tinggi
dalam boiler dapat ditoleransi, dan jika jumlah airnya kecil. Jika kondisi tersebut tidak
terpenuhi maka laju blowdown yang tinggi diperlukan untuk membuang lumpur. Hal tersebut
menjadi tidak ekonomis sehubungan dengan kehilangan air dan panas. Jenis sumber air yang

20
berbeda memerlukan bahan kimia yang berbeda pula. Senyawa seperti sodium karbonat,
sodium aluminat, sodium fosfat, sodium sulfit dan komponen sayuran atau senyawa
inorganik seluruhnya dapat digunakan untuk maksud ini. Untuk setiap kondisi air diperlukan
bahan kimia tertentu. Harus dikonsultasikan dengan seorang spesialis dalam menentukan
bahan kimia yang paling cocok untuk digunakan pada setiap kasus. Pengolahan air hanya
dengan pengolahan internal tidak direkomendasikan.

b) Pengolahan Air Eksternal

Reaksi pelunakan:

Na2R + Ca(HCO3)2 « CaR + 2 Na(HCO3)

Reaksi regenerasi

CaR + 2 NaCl « Na2R + CaCl2

Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan tersuspensi, padatan telarut


(terutama ion kalsium dan magnesium yang merupakan penyebab utama pembentukan kerak)
dan gas- gas terlarut (oksigen dan karbon dioksida).

Proses perlakuan eksternal yang ada adalah:

1) Proses Pelunakan (Softening Reaction)

Pada proses pertukaran ion, kesadahan dihilangkan dengan melewatka air pada bed
zeolit alam atau resin sintetik dan tanpa pembentukan endapan. Jenis paling sederhana adalah
‘pertukaran basa’ dimana ion kalsium dan magnesium ditukar dengan ion sodium. Setelah
jenuh, dilakukan regenerasi dengan sodium klorida. Garam sodium mudah larut, tidak
membentuk kerak dalam boiler. Dikarenakan penukar basa hanya menggantikan kalsium dan
magnesium dengan sodium, maka tidak mengurangi kandungan TDS, dan besarnya
blowdown. Penukar basa ini juga tidak menurunkan alkalinitasnya. Demineralisasi
merupakan penghilangan lengkap seluruh garam. Hal ini dicapai dengan menggunakan resin
“kation”, yang menukar kation dalam air baku dengan ion hydrogen menghasilkan asam
hidroklorida, asam sulfat dan asam karbonat. Asam karbonat dihilangkan dalam menara
degassing dimana udara dihembuskan melalui air asam. Berikutnya, air melewati resin
“anion”, yang menukar anion dengan asam mineral (misalnya asam sulfat) dan membentuk
air. Regenerasi kation dan anion perlu dilakuakan pada jangka waktu tertentu dengan
menggunakan asam mineral dan soda kaustik. Penghilangan lengkap silika dapat dicapai
dengan pemilihan resin anion yang benar. Proses pertukaran ion, jika diperlukan, dapat
digunakan untuk demineralisasi yang hampir total, seperti untuk boiler pembangkit tenaga
listrik.

21
2) De-aerasi

Dalam de-aerasi, gas terlarut, seperti oksigen dan karbon dioksida, dibuang dengan
pemanasan awal air umpan sebelum masuk ke boiler. Seluruh air alam mengandung
gasterlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon dioksida dan oksigen, sangat
meningkatkan korosi. Bila dipanaskan dalam sistem boiler, karbon dioksida (CO2) dan
oksigen (O2) dilepaskan sebagai gas dan bergabung dengan air (H2O) membentuk asam
karbonat (H2CO3). Penghilangan oksigen, karbon dioksida dan gas lain yang tidak dapat
teremb unkan dari air umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan boiler dan juga
keamanan operasi. Asam karbonat mengkorosi logam menurunkan umur peralatan dan
pemipaan. Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika kembali ke boiler akan mengalami
pengendapan dan meyebabkan terjadinya pembentukan kerak pada boiler dan pipa. Kerak ini
tidak hanya berperan dalam penurunan umur peralatan tapi juga meningkatkan jumlah energi
yang diperlukan untuk mencapai perpindahan panas. De-aerasi dapat dilakukan dengan de-
aerasi mekanis, de-aerasi kimiawi, atau dua-duanya.

3) Reverse Osmosis

Reverse Osmosis menggunakan kenyataan bahwa jika larutan dengan konsentrasi


yang berbedabeda dipisahkan dengan sebuah membran semi-permeable, air dari larutan yang
berkonsentrasi lebih kecil akan melewati membran untuk megencerkan cairan yang
berkonsentrasi tinggi. Jika cairan yang berkonsentrasi tinggi tersebut diberi tekanan,
prosesnya akan dibalik dan air dari larutan ya ng berkonsentrasi tinggi mengalir ke larutan
yang lebih lemah. Hal ini dikenal dengan osmosis balik.
Membran semi-permeable lebih mudah melewatka air daripada bahan mineral yang terlarut.
Air pada larutan yang kurang pekat mengalir melalui membran kearah larutan yang lebih
pekat menghasilkan perbedaan head yang nyata diantara dua larutan. Perbedaan head ini
merupakan ukuran perbedaan konsentrasi dua larutan dan menunjukan perbedaan tekanan
osmosis Larutan yang lebih pekat Larutan yang kurang pekat Aliran air Larutan akan naik
sampai ke titik ini Perbedaan permukaan larutan adalah tekanan osmosis Membran s emi-

Jika tekanan diberikan ke larutan yang pekat, yang kemudian lebih besar dari padaperbedaan
tekanan osmosis, arah lintasan air melalui membran dibalik dan terjadi prosesyang disebut
sebagai osmosis balik. Dimana, kemampuan membran melewatkan air secara selektif tidak
berubah, hanya arah aliran air yang dirubah Air umpan dan konsentrat (aliran reject) pada sisi
kiri menggambarkan sistim RO yang beroperasi secara sinambung. Kualitas air yang
dihasilkan tergantung pada konsentrasi larutan pada sisi tekanan tinggi dan perbedaan
tekanan yang melintasi membran. Proses ini cocok untuk air yang memiliki TDS yang sangat
tinggi, seperti air laut.

22
4) Proses demineralisasi

Demineralisasi air adalah sebuah proses penyerapan kandungan ion-ion mineral di


dalam air dengan menggunakan resin ion exchange. Air hasil proses demineralisasi
digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, terutama untuk industri. Industri yang
menggunakan air demin diantaranya yakni pembangkit listrik tenaga uap, industri
semikonduktor, dan juga industri farmasi.

23

Anda mungkin juga menyukai