KEGAWATDARURATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
Blok 24 Kegawatdaruratan
1
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
STRUKTUR ORGANISASI
BLOK 24
KEGAWATDARURATAN
TIM PENYUSUN
Koordinator Kurikulum
dr. Anis Kusumawati, M.Sc
TIM BLOK 24
KEGAWATDARURTAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
Blok 24 Kegawatdaruratan
2
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................... 1
STRUKTUR ORGANISASI....................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................................... 3
KATA PENGANTAR ................................................................. 4
PENDAHULUAN........................................................................ 6
TOPIK I. PEMSANGAN ENDO TRAKEAL TUBE
PADA DEWASA DAN ANAK................................................ 7
A. TUJUAN PEMBELAJARAN........................................ 7
B. ALAT DAN BAHAN...................................................... 7
C. DASAR TEORI.............................................................. 8
D. CHEKLIST..................................................................... 27
TOPIK II. RESUSITASI CAIRAN............................................ 31
A. TUJUAN PEMBELAJARAN........................................ 31
B. DASAR TEORI.............................................................. 32
C. CHEKLIST..................................................................... 52
TOPIK III. ACCIDENT AND EMERGENCY
(FIRST AID).............................................................................. 57
A. TUJUAN PEMBELAJARAN........................................ 57
B. TINJAUAN PUSTAKA.................................................. 57
C. CHEKLIST..................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA................................................................... 97
Blok 24 Kegawatdaruratan
3
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
KATA PENGANTAR
Blok 24 Kegawatdaruratan
4
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
5
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
PENDAHULUAN
A. DAFTAR KOMPETENSI
TOPIK I
PEMSANGAN ENDO TRAKEAL TUBE
PADA DEWASA DAN ANAK
Blok 24 Kegawatdaruratan
6
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mengetahui indikasi intubasi pipa endotrakeal
(Endo tracheal Tube = ETT).
2. Mahasiswa trampil melakukan intubasi Endotrakeal pada
pasien dewasa dan bayi atau anak
C. DASAR TEORI
Ventilasi melalui pipa endotrakeal merupakan cara yang
sangat efektif. Jalan nafas yang terjaga menyebabkan
pemberian ventilasi dan oksigen lebih terjamin. Kemungkinan
aspirasi cairan lambung lebih kecil. Tekanan udara pernafasan
juga menjadi mudah dikendalikan dan penggunaan Positive
Blok 24 Kegawatdaruratan
7
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
8
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
9
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
10
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
11
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
12
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
balon penyekat
7,0 ; 8,0
MacIntosh 3
Remaja dengan balon 20 12
Miller 3
penyekat
Blok 24 Kegawatdaruratan
13
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
14
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
15
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
16
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
17
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
b) Menyiapkan laringoskop
Blok 24 Kegawatdaruratan
18
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
d) Posisi bayi
Gambar : Sudut antara oral (O), faringeal (P) dan trakea (T)
pada anak berusia 2 tahun bila anak terbaring datar. B. Dengan
meletakkan ganjal pada oksiput, sumbu p dan t menjadi
hampir segaris. C. Dengan mengekstensikan sendi atlanto-
oksipital, ketiga sumbu hampir segaris.
Blok 24 Kegawatdaruratan
19
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
20
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
21
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
22
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
23
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
CHECKLIST
TEKNIK PEMASANGAN ETT PADA DEWASA
No TEKNIK 0 1 2
1 Beritahukan pada penderita atau keluarga mengenai
prosedur tindakan yang akan dilakukan, indikasi dan
komplikasinya, dan mintalah persetujuan dari penderita
atau keluarga (informed consent)
2 Cek alat yang diperlukan, pastikan semua berfungsi
dengan baik dan pilih pipa endotrakeal ( ET) yang
sesuai ukuran.
3 Masukkan stilet ke dalam pipa ET. Jangan sampai ada
penonjolan keluar pada ujung balon
4 Buat lengkungan pada pipa dan stilet
5 Cek fungsi balon dengan mengembangkan dengan
Blok 24 Kegawatdaruratan
24
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
25
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
CHECKLIST
TEKNIK PEMASANGAN ETT PADA BAYI
NO. LANGKAH 0 1 2
1 Informed consent pada keluarga
2 Pilih pipa ET sekali pakai dengan ukuran disesuaikan
berat badan bayi.
3 Pipa ET dipotong secara diagonal pada angka 13,
sambungkan dengan sambungan yang sesuai.
4 Agar pipa lebih kaku dan mudah dilegkungkan,
masukkan stilet yang ujungnya tidak melebihi panjang
pipa ET.
5 Pasang daun laringoskop pada pegangannya.
6 Hidupkan lampu laringoskop, periksa lampu dan batere
Blok 24 Kegawatdaruratan
26
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
nya*
7 Persiapkan alat dan kateter penghisap no 10 F.
8 Persiapkan balon dan sungkup, sumber oksigen 100 %,
stetoskop, plester.
9 Memposisikan bayi : Kepala sedikit ekstensi
10 Penolong berdiri di sisi atas kepala bayi.
11 Nyalakan lampu laringoskop
12 Pegang laringoskop dengan ibu jari dan ketiga jari
tangan kiri (normal atau pun kidal), arahkan daun
laringoskop ke sisi berlawanan dengan penolong.
13 Pegang kepala bayi dengan tangan kanan.
14 Masukkan daun laringoskop antara palatum durum dan
lidah
15 Ujung daun laringoskop dimasukkan menyusuri lidah
secara perlahan ke pangkal lidah sampai vallecula
epiglottica
16 Angkat daun laringoskop dengan cara mengangkat
seluruh laringoskop ke arah batang laringoskop
menunjuk, lidah akan terjulur sedikit sehingga terlihat
faring.
17 Penekanan di daerah laring akan memperlihatkan
glottis, dengan menggunakan jari ke -4 dan ke-5 tangan
kiri atau dilakukan asisten dengan telunjuk
Batasan waku 20 detik
18 Sambil menunggu, bayi diberikan VTP dengan oksigen
100 %.
Blok 24 Kegawatdaruratan
27
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Penjelasan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna.
Nilai Mahasiswa = SkorTotal x 100%
54
TOPIK II
RESUSITASI CAIRAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu mengenal jenis-jenis cairan yang
dapat digunakan untuk resusitasi cairan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan cairan
Blok 24 Kegawatdaruratan
28
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
B. TINJAUAN PUSTAKA
Resusitasi adalah suatu tindakan untuk mengembalikan
fungsi tubuh kepada keadaan fisiologis. Kehilangan cairan
dapat berupa kehilangan yang normal (keringat, penguapan,
urine) atau kehilangan yang patologis. Kehilangan cairan yang
patologis bisa disebabkan oleh karena perdarahan atau non
perdarahan (dehidrasi). Resusitasi cairan adalah tindakan
mengganti kehilangan cairan tubuh yang hilang oleh sebab
Blok 24 Kegawatdaruratan
29
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
30
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
2. Cairan Extraseluler (Extra Cellular Fluid/ ECF) adalah 20% dari berat
badan, terdiri dari:
Cairan Intersitial (Inter Stitial Fluid) : 15%
Cairan Intravascular (Intra Vascular Fluid) : 5%
Contoh :
o Laki laki, BB : 60 kg Total Body Water (TBW) = 60% dari 60 kg
36 liter
o Dari 36 liter TBW ICF = 24 liter & ECF = 12 liter
o ECF = 12 liter ISF = 9 liter & IVF = 3 liter
Tabel Persentase Total Body Water
Pria Wanita
Kurus 65% 55%
Sedang 60% 50%
Gemuk 55% 45%
Blok 24 Kegawatdaruratan
31
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
32
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
c. Pemberian Cairan
Pemberian cairan bisa melalui oral, ataupun melalui
jalur intravena dengan pemasangan infus.
Secara umum, keadaan-keadaan yang dapat
memerlukan pemberian cairan infus adalah:
Blok 24 Kegawatdaruratan
33
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
d. Jenis Cairan
Ada dua jenis cairan pengganti cairan tubuh :
1. Cairan kristaloid
Blok 24 Kegawatdaruratan
34
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
35
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Larutan Non-ionik
a) Dextrose 5% dan 10%
Blok 24 Kegawatdaruratan
36
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
2. Cairan Koloid
Cairan koloid merupakan cairan yang mengandung zat dengan BM
tinggi (>8000 Dalton), misalnya protein. Tekanan onkotik tinggi,
sehingga sebagian besar akan tetap tinggal di ruang intravaskuler.
Contoh:
Plasma Protein fraction: plasmanat
Albumin
Blood product : Fresh Frozen Plasma (FFP), Red
Blood Cells Concentration, Cryoprecipitate
Koloid sintetik : dextran, hetastarch, gelatin
Blok 24 Kegawatdaruratan
37
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
38
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Derajat Dehidrasi
Blok 24 Kegawatdaruratan
39
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
40
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
41
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Kristaloid 3:1
Blok 24 Kegawatdaruratan
42
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
i. Transfusi Darah
Mengikuti RULE-of nine.
- Jumlah mL WB = BB (kg) x 5 x delta Hb (selisih Hb
target dengan Hb saat ini)
- Target Hb = 7-9 gr %
- PRC ½ dari WB.
Contoh :
o BB 60kg, Hb 3gr%, target 9gr%
o Maka kebutuhan WB = 60 x 5 x (9-3) = 1800 ml
o Bila PRC 900 ml
Penghangatan Cairan :
Tujuan penghangatan cairan :
- Tetesan infus lancar
- Mencegah hypothermia
- Kurva dissosiasi oksigen bergeser kekanan (un-
loading, Hb mudah melepas oksigen)
- Pompa jantung kuat
Blok 24 Kegawatdaruratan
43
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
SKENARIO KASUS
Seorang laki-laki berusia 40 tahun dibawa ke Unit gawat darurat
RS setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien tampak sesak,
ketika diajak bicara jawaban tidak jelas.hasil pemeriksaan fisik
didapatkan: BB sekitar 60 kg. Tanda Vital : tekanan darah: 90/70
mmHg, frekuensi nafas :32 x/menit, denyut nadi : 128x / menit.
Abdomen tampak membesar dan keras, jejas (+) dibawah arcus
costa kiri, tanda-tanda fraktur tidak tampak. Setelah dipasang
kateter, urine yang keluar pekat, hanya 15 mL.
Tugas: Lakukanlah resusitasi cairan yang sesuai dengan kasus di atas !
Blok 24 Kegawatdaruratan
44
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
45
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
SKENARIO KASUS 2
Seorang wanita, berusia 26 tahun di bawa ke Unit gawat darurat
RS dengan keluhan BAB cair sejak 2 hari yang lalu. Keluhan BAB
cair > 6 kali dalam sehari, lendir (-), darah (-). Pasien juga
mengeluh muntah >3 kali dalam sehari dengan volume sekitr 1
gelas belimbing. Pasien tampak lemas dan mengantuk. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai : kesadaran: somnolen. Tanda vital:
tekanan darah: 85/- mmHg (dari palpasi); denyut nadi 138x/menit,
halus; frekuensi nafas: 28 x/menit, akral dingin, warna pucat dan
kebiruan, mata cekung. Katerter terpasang, urine 5 cc dengan
warna pekat.
Pasien didiagnosis mengalami gastroenteritis akut dengan
dehidrasi berat.
Tugas: Lakukanlah resusitasi cairan yang sesuai dengan kasus di atas !
Blok 24 Kegawatdaruratan
46
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
47
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
berikutnya .
NB. 1cc = 20 tetes makro = 60 tetes mikro
- Sementara lakukan pemantauan, hemodinamik, perfusi perifer, produksi
urine, temperatur tubuh.
Blok 24 Kegawatdaruratan
48
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
- Menentukan TD
- Menentukan HR
- Menentukan frekwensi pernafasan
- Menentukan produksi urin
- Turgor kulit
- Menentukan kesadaran
Child in Shock
Blok 24 Kegawatdaruratan
49
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
No improvement improvement
Establish CVP
Establish etiology, observation
Blok 24 Kegawatdaruratan
50
improvement
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
51
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
52
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jumlah Skor
Keterangan:
TOPIK III
Blok 24 Kegawatdaruratan
53
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari topik keterampilan ini mahasiswa
diharapkan mampu :
1. Mengetahu keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan
pertama.
2. Mengenali pasien dengan kegawatdaruratan yang memerlukan
pertolongan pertama.
3. Melakukan penanganan pertama yang diperlukan.
4. Melakukan tindakan penanganan untuk mencegah cedera lebih lanjut.
5. Memutuskan perlunya pasien mendapatkan penanganan lebih lanjut.
B. TINJAUAN PUSTKA
Pertolongan pertama adalah prosedur tindakan terbatas yang
dilakukan untuk menangani keadaan sakit atau cedera yang
biasanya dilakukan oleh orang awam terhadap penderita sakit
atau cedera sampai penanganan definitif dapat diberikan, atau
sampai sakit atau cedera tersebut tertangani (tidak semua sakit
atau cedera memerlukan tingkat penanganan yang lebih
lanjut).
Pada umumnya ini meliputi suatu rangkaian teknik medis
sederhana atau tindakan penyelamatan hidup, yang dapat
Blok 24 Kegawatdaruratan
54
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
1. KEJANG
Kejang merupakan manifestasi klinis lepas muatan listrik
berlebihan dari sel neuron di otak yang terganggu fungsinya.
Fungsi otak normal dapat terganggu karena kejang. Kejang
dapat disebabkan oleh :
1. Panas tinggi pada anak
2. Epilepsi
3. Trauma otak, tumor atau stroke
4. Metabolik: kelainan elektrolit, Syndroma Reye's
5. Hipoksia
Blok 24 Kegawatdaruratan
55
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
6. Shock elektris
7. Heatstroke
8. Keracunan
9. Infeksi
10. Reaksi atau overdosis obat
11. Gigitan ular
Kadang-kadang penyebab kejang tidak diketahui. Kejang
dikelompokkan menjadi 2 : kejang umum dan parsial. Kejang
parsial mempengaruhi sebagian area otak. Kejang umum
mempengaruhi seluruh otak dan dapat terjadi kehilangan
kesadaran. Pertolongan pertama harus diberikan pada orang
yang mengalami kejang tersebut.
Ciri-ciri kejang :
Munculnya tiba-tiba
Penurunan atau kehilangan kesadaran
Gerakan ekstremitas yang sinkron: kaku seluruh tubuh (tonik), kelojotan
(klonik), tiba-tiba terjatuh (atonik), bengong (absent)
Stereotipi gerakan
Gerakan abnormal bola mata: mendelik ke atas, melirik ke kanan atau ke
kiri
Sianosis (kebiruan) di sekitar mulut
Blok 24 Kegawatdaruratan
56
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
57
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
58
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
59
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
60
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
61
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
62
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Pencegahan
Heat exhaustion dan heat stroke dapat dicegah dengan
beberapa cara :
a. Jangan tinggal atau meninggalkan seseorang dalam mobil yang diparkir
dengan kondisi tertutup saat cuaca panas.
b. Hati-hati jika harus berada di bawah terik matahari (gunakan pelindung).
Jika mulai timbul gejala heat exhaustion, segera berteduh.
c. Jangan berolahraga keras saat kondisi cuaca panas. Sebagai pengganti,
lakukan olah raga saat pagi atau sore hari. Jika suhu udara luar 28° atau
lebih, lakukan olahrga ringan dan singkat saja.
d. Kenakan pakaian yang ringan dan tidak ketat, berbahan katun, sehingga
panas tubuh dan keringat dapat keluar dengan bebas. Kenakan topi yang
mempunyai ventilasi.
e. Minum air yang banyak, terutama jika urin anda berwarna kuning tua,
untuk menggantikan cairan yang hilang lewat keringat. Haus bukan
merupakan tanda yang reliable bahwa tubuh kita membutuhkan cairan.
Jika anda berlatih, lebih baik cukup cairan daripada kekurangan cairan.
f. Minumlah air atau air garam jika anda berkeringat banyak (campurkan 1
sendok teh garam pada ¼ liter air (quart water). Dapat juga anda minum
cairan olah raga yang sudah tersedia dalam kemasan.
g. Jika anda merasakan sangat panas, usahakan untuk mendinginkan
dengan cara membuka jendela atau memakai kipas angin atau AC.
Blok 24 Kegawatdaruratan
63
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
64
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
4. PERDARAHAN
Jika terjadi trauma sangat mungkin terjadi perdarahan, maka
tindakan mengontrol perdarahan merupakan prioritas pada
pertolongan pertama.
Tipe perdarahan dapat kita kelompokkan sebagai berikut :
Blok 24 Kegawatdaruratan
65
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
66
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
67
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
68
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
5. SYOK ANAFILAKTIK
Anafilaktik adalah keadaan reaksi alergi yang berat, muncul
mendadak, dengan cepat memburuk dan dapat mematikan.
Anafilaktik terjadi setelah tubuh terpapar oleh suatu zat yang
menyebabkan reaksi tubuh mengeluarkan -amin seperti
histamine yang menyebabkan gejala alergi.
Gejala
Gejala dapat sangat berbeda dari tiap orang. Gejala awal
mungkin ringan seperti keluar cairan ingus dari hidung, ruam
kulit atau perasaan aneh. Gejala ini dengan cepat menjadi
berat menjadi :
Blok 24 Kegawatdaruratan
69
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
o Kesulitan bernafas
o Merah gatal atau bengkak
o Penyempitan tenggorokan
o Serak
o Mual
o Muntah
o Nyeri perut
o Diare
o Pusing
o Penurunan tekanan darah
o Peningkatan frekuensi nadi
o Henti jantung
Penatalaksanaan
Pemberian adrenalin atau epinefrin adalah terapi yang umum
dikerjakan pada keadaan gawat. Epinefrin dapat menaikan
tekanan darah dan memudahkan pernafasan. Paling baik
epinefrin diberikan begitu masalah timbul. Beberapa obat
biasanya digunakan seperti antihistamin dan kortikosteroid.
Obat-obat ini tidak dapat menghentikan terjadinya anafilaksis,
tetapi dapat menghilangkan gejala alergi yang lain seperti
gatal dan bengkak.
1. Hubungi unit gawat darurat terdekat.
Blok 24 Kegawatdaruratan
70
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
71
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
72
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
73
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
74
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
75
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
7. TERSEDAK
Tersedak adalah sumbatan mekanik di jalan napas menuju
paru. Tersedak menyebabkan terganggunya pernapasan yang
dapat terjadi sebagian atau total. Bila sumbatan sebagian,
penderita masih dapat bernafas walaupun tidak mencukupi
aliran udara ke paru. Tersedak yang terlalu lama atau obstruksi
total akan menyebabkan asfiksia, hipoksia dan berakibat fatal.
Tersedak secara umum diketahui karena adanya benda asing
yang tersangkut pada jalan nafas. Ini sering dialami oleh anak
kecil yang belum mengerti bahaya memasukkan benda kecil
ke dalam mulut atau hidung. Pada orang dewasa ini sering
terjadi pada saat penderita makan.
Gejala :
Penderita tidak dapat bicara atau menangis.
Penderita menjadi biru karena kekurangan oxigen.
Penderita memegangi tenggorokannya.
Penderita batuk-batuk lemah, dan nafas sulit menyebabkan
suara nafas brisik dengan nada yang tinggi.
Penderita akhirnya tidak sadar.
Blok 24 Kegawatdaruratan
76
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Penatalaksaan
Tersedak dapat ditolong dengan beberapa prosedur, yang dapat
dilakukan baik oleh orang awam atau petugas kesehatan.
Banyak organisasi menyatakan tekanan pada abdomen atau
"Heimlich Manoeuvre" adalah prosedur yarig tepat untuk
keadaan tersedak. Hampir semua protokol terbaru (termasuk
American Heart Association dan American Red Cross tahun
2006) menambahkan beberapa tahap dari hanya menekan
abdomen saja, dengan tujuan untuk meningkatkan tekanan.
Blok 24 Kegawatdaruratan
77
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Menepuk punggung
Kebanyakan dari protokol sekarang menganjurkan dengan
memukul punggung penderita bagian atas menggunakan tumit
tangan secara keras. Berapa kali ini dilakukan tergantung dari
Blok 24 Kegawatdaruratan
78
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
79
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
80
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
81
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
82
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
83
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
84
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Penjelasan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna.
Nilai Mahasiswa = SkorTotal x 100%
12
Blok 24 Kegawatdaruratan
85
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Penjelasan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna.
Nilai Mahasiswa = SkorTotal x 100%
16
CEKLIS PENILAIAN KETERAMPILAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA HEAT STROKE
No Aspek Keterampilan yang dinilai Skor
0 1 2
1 Memastikan korban mengalami heat stroke
2 Memindahkan korban ke tempat sejuk dan
berventilasi baik
3 Mengguyur penderita dengan air dingin
4 Massage kulit untuk mengatasi efek
vasokonstriksi dari air dingin dan mempercepat
aliran darah
5 Memeriksa suhu rektal tiap 10 menit jangan
Blok 24 Kegawatdaruratan
86
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
87
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Penjelasan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna.
Nilai Mahasiswa = SkorTotal x 100%
12
Blok 24 Kegawatdaruratan
88
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Blok 24 Kegawatdaruratan
89
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Penjelasan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna.
Nilai Mahasiswa = SkorTotal x 100%
12
DAFTAR PUSTAKA
Blok 24 Kegawatdaruratan
90
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Stead, L.G., Stead, S.M. and Kaufman, M.S, 2006, First Aid for
The Emergency Medicine Clerkship, Mc. Graw Hill
Company, New York, USA
Blok 24 Kegawatdaruratan
91