Anda di halaman 1dari 6

Maharsi Penerima Wahyu

Wahyu dalam bahasa sansekerta di sebut sruti. Dan wahyu hanya dapat diterima oleh 

seorang yang telah mempunyai budi pekerti yang tinggi dan kesucian pribadi. Para rsi

penerima wahyu Weda disebut dengan Sapta Rsi, Sapta Rsi berasal dari kata Sapta dan

Rsi. Sapta artinya tujuh dan kata Rsi berasal dari bahasa sansekerta dari urat kata Drc yang

artinya melihat, memandang. Jadi yang disebut dengan Sapta Rsi adalah tujuh orang

berpandangan yang benar berdasarkan logika atau orang yang atas usahanya melakukan

tapa, bratha, yoga dan semadhi yang memiliki kesucian dan dapat menghubungkan dirinya

dengan sang Hyang Widhi serta dapat melihat hal-hal yang lampau, yang sekarang maupun

yang akan datang, Atita, Wartamana, Nagata. Tujuh Rsi yang merupakan Rsi yang paling

banyak disebutkan namanya sebagai nabi dari sumber pertama penerima wahyu Weda

dari Dewa Brahma, ketujuh penerima wahyu weda tersebut adalah:

1. Maharsi Grtsamada

Maharsi Grtsamada adalah Maharsi yang paling banyak dihubungkan dengan turunnya
ayat-ayat suci weda, terutama Rg. Weda Mandala II. Dari berbagai cacatan yang di peroleh
Grtsamada adalah keturunan Sunahortha dari keluarga Angira. Anehnya dalam catatan lain
yang mengemukakan bahwa Grtsamada lahir dari keluarga Bhargu. Dalam kitab
Mahabharata, Grtsamada dinyatakan sebagai keturunan dari Maharsi Sonaka, sedangkan
Sunah Ortha adalah keturunan dari keluarga Bharadwaja.
2. Maharsi Wiswamitra

Maharsi Wiswamitra adalah Maharsi kedua yang banyak disebut dengan nama dan
dikaitkan dengan seluruh mandala III. Kitab mandala III terdiri atas 58 sukta Wiswamitra
adalah putra Rsi Musika. Wiwamitra ada kaitannya dengan nama keluarga dan nama pribadi.
Atau apakah antara Isiratha dengan Wiswamitra ada hubungan keluarga. Disamping itu
terdapat pula Rsi Yamadgani sebagai Maharsi yang dikaitkan dengan mandala III.
Keterangan lain menyatakan bahwa Wiswamitra bukan seorang Brahmana tetapi
golongan dari Ksatria. Penggolongan status seseorang Maharsi dengan catur warna ini
sesungguhnya tidak begitu menentukan karena bukan merupakan persyaratan untuk seorang
Maharsi.

3. Maharsi Wamadewa

Maharsi Wamadewa seringkali dihubungkan dengan turunnya mantra-mantra dalam


Mandala IV. Warmadewa sesungguhnya telah mencapai kesempurnaan sejak masih berada
dalam kandungan ibunya. Bahkan diceritakan bahwa Warmadewa sempat mengadakan dialog
dengan Indra dan Aditi, suatu hal yang tidak dapat dibayangkan oleh akal pikiran awam.
Warmadewa telah mencapai kesempurnaan atau penerangan sempurna selagi masih kecil.

4. Maharsi Atri

Maharsi Atri sering dihubungkan dengan turunnya mantra-mantra dalam Mandala IV.
Di dalam Matsya Purana, nama Atri tidak saja dikenal sebagai nama keluarga, tetapi juga
nama individu. Dalam keluarga Atri yang tergolong Brahmana, dikenal beberapa nama,
seperti Sa-yana, Udwalaki. Soma, Sukratu, dan Gauragriwa, ada 36 orang yang tergolong Rsi
penerima wahyu. Jadi cukup banyak dan karena itu ada kemungkinan nama-nama itu adalah
nama-nama dari keturunan keluarga Atri.

5. Maharsi Bharadwaja

Rsi Baharadwaja adalah maharsi yang banyak dikaitkan dengan turunnya mantra-
mantra dari Mandala VI. Adapun nama-nama lain, seperti Nara dan Gargarajiwa adalah
nama-nama rsi penerima wahyu dari keluarga Bharadwaja.
Dalam mitologi Bharadwaja adalah putra Brhaspati. Akan tetapi cerita ini belum dapat
diterima dan dipastikan kebenarannya, karena ada keterangan lain yang mengatakan bahwa
Samyu adalah keturunan Brhaspati, sedangkan hubungan antara Samyu dan Bharadwaja tidak
pernah dikemukakan dalam Purana.
6. Maharsi Wasista

a.
Rsi Wasistha sering kali dikaitkan dengan turunnya mantra-mantra dalam Mandala
VII. Salah seorang keturunan Wasistha adalah Sakti yang dikenal pula sebagai maharsi
penerima wahyu.
Di dalam kitab Mahabharata nama Wasistha disamakan dengan Wismamitra. Di
dalam kitab Matsya Purana. Wasistha dinyatakan telah mengawini Arundhati, saudara
perempuan Narada. Dari padanya lahir seorang putra bernama Sakti.

7. Maharsi Kanwa
Maharsi Kanwa merupakan Mahrsi penerima wahyu yang banyak dikaitkan dengan
Rg Weda Mandala VIII. Selain oleh Rsi Kanwa Rg. Weda Mandala VIII juga merupakan
hasil gubahan keluarga Sakuntala.
Dari kesepuluh Mandala yang ada, Mandala X yang paling sempurna karena memuat
pokok-pokok yang menjadi asas dasar dalam ajaran agama Hindu.

Ada beberapa cara seorang rsi menerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa, yaitu melalui:
a. Svaranada, yakni gema yang diterima para rsi dan gema tersebut berubah menjadi sabda atau
wahyu Tuhan Yang Maha Esa, kemudian wahyu itu disampaikan kepada para siswanya di
dalam asrama (pasraman).
b. Upanisad, pikiran para rsi dimasuki oleh sabda Brahman sehingga pikiran para rsi itu
berfungsi sebagai sarana yang menghubungkan Tuhan Yang maha Esa dengan para siswa rsi
tersebut. Sabda rsi (guru) adalah sabda Brahman yang disampaikan dalam suasana
pendidikan dalam garis perguruan yang disebut “param-para”. Para siswa duduk dekat di
bawah guru untuk menerima ajaran-Nya.
c. Darsana atau Darsanam, yakni rsi atau orang suci berhadapan dengan Dewa-dewa seperti
halnya Arjuna berhadapan dengan Dewa Indra atau Siwa dalam satu pandangan gaib dengan
mata rohani.
d. Awatara, yakni manusia berhadapan dengan Awatara-Nya, seperti halnya Arjuna menerima
wejangan suci Bhagawadgita dari Sri Krsna, sang Purna Awatara.
Hal ini juga termuat dalam sebuah sloka sebagai berikut :

Rsayo mantradrastarah rsirdadarsanat


Stoman dadarsety aupamanyavah
Yadenan tapasyamanan brahmasvayambhu
Abhynarsat tad rsinam rstvam iti vijnayate
(Nirukta II.11)

Artinya

Para rsi adalah mereka yang menerima wahyu, Kata rsi berarti “drasta”. Acarya
upamanyu menyatakan : Mereka yang karena ketekunanya melakukan tapa,menerima
wahyu Tuhan Yang Maha Esa disebut Rsi

Yatenan tapasyanamah
Brahma svayambhu abhyanarsat
Te rsayo bhavan tad rsinam tvam iti
(Taittiriya Aranyaka II.1)
Artinya :
Mereka yang dengan tekun melakukan tapa, meditasi yang mendalam,
memperoleh/menerima mantra Veda atas karunia Yang Maha Agung

Anda mungkin juga menyukai