Anda di halaman 1dari 59

613

Ind

PETUNJUK TEKNIS
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
(BALITA - ANAK SEKOLAH - IBU HAMIL)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2018

1
KATA PENGANTAR

Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Upaya


perbaikan status gizi masyarakat akan memberikan kontribusi nyata bagi
tercapainya tujuan pembangunan nasional terutama dalam hal penurunan prevalensi
gizi kurang pada balita dan anak Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) serta
Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil, yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

Kegiatan pembinaan gizi masyarakat yang akan dicapai dalam rangka


pencapaian sasaran RPJMN 2015-2019, telah menetapkan 6 sasaran dan indikator
kinerja yaitu : 1) Persentase ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan, 2)
Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 90 tablet selama
masa kehamilan, 3) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI
eksklusif, 4) Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD), 5)
Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan, 6) Persentase remaja
puteri yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD).

Pemberian suplementasi gizi merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan


dalam rangka mencukupi kekurangan kebutuhan gizi dari konsumsi makan harian
yang berakibat pada timbulnya masalah kesehatan dan gizi pada kelompok rawan
gizi. Salah satu program suplementasi yang saat ini dilaksanakan oleh pemerintah
yaitu Pemberian Makanan Tambahan pada balita, anak SD/MI dan ibu hamil.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk


Suplementasi Gizi merupakan penyempurnaan sekaligus pengganti dari Kepmenkes
Nomor 224/Menkes/SK/II/2007 Tentang Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping
Air Susu Ibu (MP-ASI) dan Kepmenkes Nomor 899/Menkes/SK/X/2009 Tentang
Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Anak Balita 2-5 Tahun, Anak Usia Sekolah
Dasar dan Ibu Hamil, disesuaikan dengan perkembangan hukum, ilmu pengetahuan
dan teknologi. Selanjutnya dalam rangka penyesuaian dengan kebutuhan zat gizi
pada tiap sasaran berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013 serta
perbaikan tampilan produk Makanan Tambahan (MT) telah pula dilakukan
perubahan terhadap bentuk kemasan menyesuaikan dengan aturan pemberian.

Agar pemberian makanan tambahan pada Balita, Anak Sekolah dan Ibu
Hamil dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien diperlukan adanya suatu
Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan bagi tenaga kesehatan dan semua
pihak terkait. Ruang lingkup petunjuk teknis ini berkaitan dengan PMT yang
mencakup jenis dan karakteristik produk, pengiriman, penyimpanan, distribusi dan
konsumsi serta monitoring dan evaluasi. Buku ini merupakan perbaikan Petunjuk
Teknis PMT tahun 2017 yang mengalami perubahan khususnya pada Bab III
tentang Pengiriman, Penyimpanan dan Pendistribusian MTsesuai ketentuan yang
berlaku pada tahun 2018.

Kami menyadari bahwa petunjuk teknis ini masih memiliki kekurangan,


sehingga sekiranya ada masukkan untuk perbaikan akan kami terima untuk
penyempurnaan pada masa yang akan datang.
Jakarta, Mei 2018
Direktur Gizi Masyarakat

Ir. Doddy Izwardy, MA


2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................


DAFTAR ISI .............................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................


A. Latar Belakang .............................................................................................
B. Tujuan ..........................................................................................................
C. Pengertian ....................................................................................................
D. Sasaran .......................................................................................................
E. Dasar Hukum ...............................................................................................

BAB II JENIS DAN KARAKTERISTIK PRODUK MAKANAN TAMBAHAN ...........


A. MT Balita .....................................................................................................
B. MT Anak Sekolah .........................................................................................
C. MT Ibu Hamil ................................................................................................

BAB III PENGIRIMAN, PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN


TAMBAHAN ................................................................................................
A. Pengiriman ..................................................................................................
B. Penyimpanan................................................................................................
C. Pendistribusian ............................................................................................

BAB IV PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA SASARAN


A. MT Balita ......................................................................................................
B. MT Anak Sekolah .........................................................................................
C. MT Ibu Hamil ................................................................................................

BAB V PEMANTAUAN DAN EVALUASI ................................................................


A. Pemantauan
B. Evaluasi

BAB VI PENUTUP ..........................................................................................................

3
DAFTAR SINGKATAN

AKE : Angka Kecukupan Energi


AKG : Angka Kecukupan Gizi
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
BB : Berat Badan
BDD : Bidan di Desa
BASTB : Berita Acara Serah Terima Barang
BAPB : Berita Acara Penerimaan Barang
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
KEK : Kurang Energi Kronis
KPB : Kartu Persediaan Barang
LiLA : Lingkar Lengan Atas
MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu
MI : Madrasah Ibtidaiyah
MT : Makanan Tambahan
PMT : Pemberian Makanan Tambahan
PMT-AS : Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
PB : Panjang Badan
SD : Sekolah Dasar
Sd : Standar deviasi
SDT : Survei Diet Total
SBBM : Surat Bukti Barang Masuk
SBBK : Surat Bukti Barang Keluar
TB : Tinggi Badan
TTD : Tablet Tambah Darah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Formulir Pemantauan Pendistribusian MT di Tingkat Kabupaten/Kota


Lampiran 2 : Formulir Pemantauan Pendistribusian MT di Tingkat Puskesmas
Lampiran 3 : Formulir Pemantauan Pemanfaatan MT Balita
Lampiran 4 : Formulir Pemantauan Pemanfaatan MT Ibu Hamil
Lampiran 5 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Kabupaten/Kota
Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Puskesmas
Lampiran 7 : Stock Opnam Makanan Tambahan di Puskesmas
Lampiran 8 : Stock Opnam Makanan Tambahan di Kabupaten/Kota
Lampiran 9 : Catatan Pemberian Makanan Tambahan Pada Balita
Lampiran 10 : Catatan Pemberian Makanan Tambahan Pada Ibu Hamil
Lampiran 11 : Contoh Form Berita Acara Serah Terima Barang
Lampiran 12 : Perhitungan Luas Gudang Penyimpanan Makanan Tambahan Balita
dan Ibu Hamil
Lampiran 13 : Panduan Aplikasi Distribusi Makanan Tambahan
Lampiran 14 : Surat Edaran Dirjen Kesmas Nomor : HK.02.02/V/407/2017 tentang Pemberian
Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil, PMT balita, dan PMT Anak Sekolah

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Status gizi yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
pembangunan kesehatan yang pada dasarnya adalah bagian yang tak
terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Anak balita, anak
usia sekolah, dan ibu hamil merupakan kelompok rawan gizi yang sangat perlu
mendapat perhatian khusus karena dampak negatif yang ditimbulkan apabila
menderita kekurangan gizi.
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi balita kurus
dan prevalensi balita stunting masing-masing sebesar 12,1 % dan 37,2 %,
sedangkan prevalensi ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar
24,2% dan prevalensi anemia sebesar 37,1 %. Selain hal tersebut data
Riskesdas tahun 2013 juga menunjukkan kurang gizi pada anak usia 5-12 tahun
sebesar 11,2 % yang disebabkan karena berbagai hal diantaranya tidak sarapan
pagi dan lebih suka makanan yang tidak/kurang bergizi. Hasil Pemantauan
Status Gizi (PSG) Kemenkes tahun 2017 menunjukkan prevalensi Balita Stunting
sebesar 29,6%; Balita Kurus : 6,7%; Sangat Kurus (gizi buruk) : 2,8% dan Risiko
Kurus : 20,6%.
Masalah gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak usia di bawah 2
tahun (baduta) merupakan masalah yang perlu ditanggulangi dengan serius.
Usia di bawah dua tahun merupakan masa yang amat penting sekaligus masa
kritis dalam proses tumbuh kembang anak baik fisik maupun kecerdasan. Kurus
dan stunting pada usia sekolah akan berdampak pada performa belajar di
sekolah, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kualitas Sumber Daya
Manusia. Ibu hamil dengan status Kurang Energi Kronis (KEK) dapat berdampak
pada pertumbuhan dan kesehatan bayinya.
Pemberian makanan tambahan khususnya bagi kelompok rawan
merupakan salah satu strategi suplementasi dalam mengatasi masalah gizi.
Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun 2014 diketahui bahwa lebih dari
separuh balita (55,7%) mempunyai asupan energi yang kurang dari Angka
Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan. Pada kelompok ibu hamil baik di
pedesaan maupun perkotaan lebih dari separuhnya mengalami defisit asupan
energi dan protein.

5
Berdasarkan hal tersebut pemberian makanan tambahan yang berfokus
baik pada zat gizi makro maupun zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil sangat
diperlukan dalam rangka pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita
pendek (stunting). Sedangkan pemberian makanan tambahan pada anak usia
sekolah diperlukan dalam rangka meningkatkan asupan gizi untuk menunjang
kebutuhan gizi selama di sekolah.
Pemberian makanan tambahan diprioritaskan untuk sasaran kelompok
rawan gizi yang meliputi balita kurus 6-59 bulan maupun anak Sekolah Dasar/MI
dengan kategori kurus yaitu balita dan anak sekolah yang berdasarkan hasil
pengukuran berat badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan lebih kecil dari
minus dua Standar Deviasi (<-2 Sd), serta ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis
(KEK) yaitu ibu hamil dengan hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) lebih
kecil dari 23,5 cm. Makanan tambahan penyuluhan dapat diberikan kepada
seluruh sasaran yang memiliki status gizi normal untuk pencegahan risiko Ibu
hamil KEK, balita kurus dan kurang gizi pada anak sekolah dengan waktu
pemberian maksimal selama 1 bulan.
Penelitian Elisabeth Kristiansson, et all, 2016 berdasarkan hasil analisis
data dari 31 negara memperlihatkan suplementasi makanan menunjukan adanya
kenaikan berat badan pada keluarga kurang mampu. Demikian halnya anak-anak
usia 6 – 23 bulan yang diberikan makanan tambahan selama 6 bulan
menunjukan kenaikan berat badan, selanjutnya ketika MT diberikan bersama
edukasi gizi dan intervensi berbasis pangan lokal maka kenaikan berat badan
menjadi lebih besar.

a. Tujuan
Memberikan informasi kepada petugas kesehatan dan pihak terkait tentang :
1. Jenis dan karaktristik produk makanan tambahan Balita, Anak Sekolah
dan Ibu Hamil
2. Pengiriman, penyimpanan dan pendistribusian MT
3. Pemberian MT kepada sasaran
4. Pemantauan dan Evaluasi MT

b. Pengertian
a. Suplementasi Gizi merupakan penambahan makanan atau zat gizi yang
diberikan dalam bentuk; a) makanan tambahan, b) tablet tambah darah, c)

6
kapsul vitamin A, dan d) bubuk tabur gizi yang bertujuan untuk memenuhi
kecukupan gizi bagi bayi, balita, anak usia sekolah, wanita usia subur, ibu
hamil, dan ibu nifas
b. Makanan Tambahan Penyuluhan adalah makanan tambahan yang
diberikan kepada seluruh sasaran untuk pencegahan risiko Ibu hamil
KEK, balita kurus dan anak usia sekolah kurus SD/MI dengan waktu
pemberian maksimal selama 1 bulan.
c. Makanan Tambahan Pemulihan adalah makanan tambahan yang
diberikan untuk meningkatkan status gizi pada sasaran.
d. MT Balita adalah suplementasi gizi berupa makanan tambahan dalam
bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin
dan mineral yang diberikan kepada bayi dan anak balita usia 6-59 bulan
dengan kategori kurus untuk mencukupi kebutuhan gizi.
e. MT Anak Sekolah adalah suplementasi gizi berupa makanan tambahan
dalam bentuk krekers/biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi
dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada anak usia Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dengan kategori kurus untuk
mencukupi kebutuhan gizi.
f. MT Ibu Hamil adalah suplementasi gizi berupa biskuit lapis yang dibuat
dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang
diberikan kepada ibu hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK)
untuk mencukupi kebutuhan gizi.

c. Sasaran PMT Pemulihan :


1. Sasaran utama MT Balita adalah balita kurus usia 6-59 bulan dengan
indikator Berat Badan (BB) menurut Panjang Badan (PB)/Tinggi Badan
(TB) kurang dari minus 2 standar deviasi (<- 2 Sd) yang tidak rawat inap
dan tidak rawat jalan.
2. Sasaran utama MT anak usia SD/MI kurus dengan indikator Berat Badan
(BB) menurut Tinggi Badan (TB) kurang dari minus 2 Standar Deviasi (<- 2
Sd) yang tidak rawat inap dan tidak rawat jalan.
3. Sasaran utama MT Ibu Hamil adalah Ibu Hamil risiko Kurang Energi
Kronis (KEK) yang mempunyai Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari
23,5 cm.

7
d. Sasaran PMT Penyuluhan : Seluruh sasaran balita 6-59 bulan, anak usia
sekolah SD/MI, ibu hamil dengan waktu pemberian maksimal satu bulan (sesuai
Surat Edaran Dirjen Kesmas Nomor : HK.02.02/V/407/2017 tentang Pemberian
Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil, PMT balita, dan PMT Anak Sekolah)

d. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN)
tahun 2015-2019
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2015 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 224/Menkes/SK/II/2007 Tahun 2007
tentang Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 899/Menkes/SK/X/2009 tentang
Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Anak Balita 2-5 Tahun, Anak Usia
Sekolah Dasar dan Ibu Hamil
g. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman
Gizi Seimbang (PGS)
h. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019
i. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar
Produk Suplementasi Gizi.
j. Surat Edaran Dirjen Kesehatan Masyarakat Nomor : HK.02.02/V/407/2017
tentang Pemberian Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil, PMT Anak Balita
dan PMT Anak Sekolah

8
BAB II
JENIS DAN KARAKTERISTIK PRODUK MAKANAN TAMBAHAN

A. MAKANAN TAMBAHAN BALITA 6-59 BULAN DENGAN KATEGORI KURUS

a. Kandungan Zat Gizi


 Makanan Tambahan Balita adalah suplementasi gizi berupa makanan
tambahan dalam bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi
dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada bayi dan anak balita
usia 6-59 bulan dengan kategori kurus. Bagi bayi dan anak berumur 6-24
bulan, makanan tambahan ini digunakan bersama Makanan Pendamping
Air Susu Ibu (MP-ASI).
 Tiap kemasan primer (4 keping/40 gram) Makanan Tambahan Balita
mengandung minimum 160 Kalori, 3,2-4,8 gram protein, 4-7,2 gram lemak.
 Makanan Tambahan Balita diperkaya dengan 10 macam vitamin (A, D, E,
K, B1, B2, B3, B6, B12, Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Iodium, Seng,
Kalsium, Natrium, Selenium, Fosfor).

b. Karakteristik Produk
 Bentuk :
biskuit yang pada permukaan atasnya tercantum tulisan “MT Balita”
 Tekstur/Konsistensi :
renyah, bila dicampur dengan cairan menjadi lembut.
 Berat :
berat rata-rata 10 gram/keping.
 Warna :
sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong).
 Rasa : Manis.
 Mutu dan keamanan :
produk makanan tambahan balita memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan sesuai untuk bayi dan anak balita.
 Masa kedaluwarsa :
waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak
dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.
9
c. Kemasan
 Setiap 4 (empat) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer
(berat 40 gram).
 Setiap 21 (dua puluh satu) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu)
kotak kemasan sekunder (berat 840 gram).
 Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan
tersier.

B. MAKANAN TAMBAHAN UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR DENGAN


KATEGORI KURUS

a. Kandungan Zat Gizi


 Makanan Tambahan Anak Sekolah adalah suplementasi gizi berupa
makanan tambahan dalam bentuk krekers/biskuit dengan formulasi khusus
dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada anak
usia Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dengan kategori kurus
untuk mencukupi kebutuhan gizi.
 Tiap kemasan primer (6 keping/36 gram) Makanan Tambahan Anak
Sekolah mengandung 144-216 Kalori, 3,96-5,76 gram protein, 5,04-7,56
gram lemak.
 Makanan Tambahan Anak Sekolah diperkaya 11 macam vitamin (A, D E,
B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Kalsium,
Natrium, Seng, Iodium, Fosfor, Selenium).

b. Karakteristik Produk
 Bentuk :
biskuit krekers yang pada permukaan belakang biskuit tercantum tulisan
“MT Anak Sekolah”
 Tekstur/Konsistensi : renyah.
 Berat :
berat rata-rata 6 gram/keping dengan kisaran 5-7 gram/keping.
 Warna :
sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong).
 Rasa : manis.
 Mutu dan keamanan :

10
produk makanan tambahan anak sekolah memenuhi persyaratan mutu
dan keamanan sesuai untuk anak usia sekolah dasar.
 Masa kedaluwarsa :
waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak
dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.

c. Kemasan
 Setiap 6 (enam) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer
(berat 36 gram).
 Setiap 6 (enam) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak kemasan
sekunder (berat 216 gram).
 Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan
tersier.

C. MAKANAN TAMBAHAN IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK)

a. Kandungan Zat Gizi


1. Makanan Tambahan Ibu Hamil adalah suplementasi gizi berupa biskuit
lapis yang dibuat dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan
vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil dengan kategori
Kurang Energi Kronis (KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi.
 Tiap kemasan primer (3 keping/60 gram) Makanan Tambahan Ibu
Hamil mengandung minimum 270 Kalori, minimum 6 gram protein,
minimum 12 gram lemak.
 Makanan Tambahan Ibu Hamil diperkaya 11 macam vitamin(A, D E,
B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, Folat) dan 7 macam mineral (Besi,
Kalsium, Natrium, Seng, Iodium, Fosfor, Selenium).

b. Karakteristik Produk
 Bentuk :
biskuit lapis (sandwich) yang pada permukaan atas biskuit tercantum
tulisan “MT Ibu Hamil” .
11
 Tekstur/Konsistensi :
- biskuit : renyah
- isi : krim/selai padat dan lembut
 Berat : berat rata-rata 20 gram/biskuit lapis.
 Warna : sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak
gosong).
 Rasa :
- Biskuit : manis
- Isi : manis rasa strawberry/nenas/lemon
 Mutu dan keamanan :
produk makanan tambahan ibu hamil memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan sesuai untuk ibu hamil.
 Masa kedaluwarsa :
waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak
dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.

c. Kemasan
 Setiap 3 (tiga) biskuit lapis dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer
(berat 60 gram).
 Setiap 7 (tujuh) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak
kemasan sekunder (berat 420 gram).
 Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu)
kemasan tersier.

12
BAB III

PENGIRIMAN, PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN


MAKANAN TAMBAHAN

A. PENGIRIMAN MAKANAN TAMBAHAN

Pengadaan MT oleh Direktorat Gizi Masyarakat tahun 2018 dilakukan


untuk dikirim ke daerah (MT Balita dan MT Ibu Hamil) dan stock pusat (MT
Balita, MT Ibu Hamil dan MT Anak Sekolah). Pengiriman MT oleh pusat ke
daerah dilakukan pranko puskesmas di seluruh provinsi.

Pengadaan MT stock pusat untuk memenuhi kebutuhan permintaan dari


daerah dalam rangka penanggulangan kekurangan gizi, mengantisipasi
kedaruratan gizi di daerah rawan bencana seperti bencana asap, gunung
meletus, banjir dan bencana lainnya serta sebagai bahan kontak bantuan
Kementerian Kesehatan untuk kunjungan Pejabat Negara.

Dalam rangka penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi


pada lingkup pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
pemberian MT merupakan upaya yang dapat dilakukan sejalan dengan kegiatan
germas lainnya.

Mekanisme Pengiriman MT Balita dan MT Ibu Hamil dari Pusat ke


puskesmas sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan pengiriman ke daerah, terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan MT di gudang penyedia barang dan dibuatkan Berita Acara
Pemeriksaan Barang (BAPT) oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
Pengadaan PMT Direktorat Gizi Masyarakat.

2. Direktorat Gizi Masyarakat membuat surat pemberitahuan yang ditujukan


kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di seluruh
Indonesia tentang rencana pengiriman MT sesuai alokasi yang sudah
ditetapkan.

3. Penyedia barang memberitahukan tentang jumlah dan waktu pengiriman MT


kepada Kepala Dinas Kesehatan/Petugas Pengelola MT Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia dengan tembusan ke Direktorat Gizi
Masyarakat.

4. Penyedia barang mengirim MT ke gudang yang telah disiapkan di


Kabupaten/Kota dalam jumlah sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan.

5. Setelah MT diterima, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Petugas


yang ditunjuk membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima
Barang (BAST) sesuai jumlah, jenis, dan kualitas yang diterima. Berita Acara
13
Serah Terima Barang (BAST) yang asli diserahkan ke penyedia barang dan
tembusan dikirim ke Direktorat Gizi Masyarakat.

6. BAST dicetak melalui Sigizi Terpadu dengan Petunjuk Operasional


sebagaimana terlampir (lampiran13)

B. PENYIMPANAN MAKANAN TAMBAHAN

Persyaratan tempat dan cara penyimpanan merupakan salah satu bagian


penting dalam prosedur pengelolaan MT sehingga perlu dipersiapkan dengan
baik agar kualitas MT dapat tetap terjaga sampai kepada sasaran. Adapun
persyaratan gudang/tempat penyimpanan MT adalah sebagai berikut :
1. Di Gudang Pusat/Kabupaten/Kota
a. Gudang penyimpanan harus selalu higienis, tidak berdebu dan bebas dari
tikus, kecoa dan binatang pengerat lainnya;
b. Ruang gudang tidak bocor dan lembab, ruangan mempunyai ventilasi dan
pencahayaan yang baik;
c. Bangunan dan pekarangan sekitar gudang harus selalu bersih, bebas
kotoran dan sampah;
d. Pintu gudang dapat dibuka dan ditutup dengan rapat pada saat keluar
masuk makanan tambahan;
e. Makanan tambahan diletakkan di alas/rak/palet yang kuat minimal 30 cm
dari dinding;
f. Penyusunan peletakan/penumpukan makanan tambahan sedemikian rupa
sehingga barang tetap dalam kondisi baik. Batas maksimum tumpukan
adalah 12 karton untuk MT Balita maupun MT Ibu Hamil. Contoh
perhitungan luas gudang penyimpanan (lihat lampiran 12).
g. Penyusunan karton makanan tambahan dalam gudang harus
menggunakan alas/rak/palet dan dilarang menginjak tumpukan karton;
h. Makanan tambahan yang masuk ke gudang lebih awal dikeluarkan
terlebih dahulu (First In First Out = FIFO);
i. Penyimpanan makanan tambahan tidak dicampur dengan bahan pangan
lain dan bahan bukan pangan;
j. Makanan tambahan yang rusak selama penyimpanan di gudang, diambil
dan dipisahkan dari makanan tambahan yang masih baik;
k. Makanan tambahan yang telah dinyatakan rusak perlu dibuatkan Berita
Acara Penghapusan oleh Tim yang ditunjuk oleh pejabat yang
berwenang/Kepala Dinas Kesehatan setempat;
l. Makanan tambahan dinyatakan rusak apabila kemasan berlubang, robek,
pecah, kempes dan teksturnya berubah;
m. Pada waktu melakukan bongkar muat makanan tambahan dilarang
menggunakan ganco atau dibanting.
n. Masa simpan makanan tambahan di gudang Kabupaten/Kota ditetapkan
selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal penerimaan barang.

14
2. Di Puskesmas
a. Tempat Penyimpanan harus selalu higienis, tidak berdebu dan bebas dari
tikus, kecoa dan binatang pengerat lainnya;
b. Tempat penyimpanan tidak bocor dan lembab ruangan mempunyai
ventilasi dan pencahayaan yang baik;
c. Makanan tambahan hendaknya tidak diletakkan langsung di lantai;
sebaiknya menggunakan alas/rak/palet yang kuat minimal 30 cm dari
dinding;
d. Penyusunan/peletakkan/penumpukan makanan tambahan sedemikian
rupa sehingga barang tetap dalam kondisi baik.
e. Makanan tambahan yang masuk ke tempat penyimpanan yang lebih awal
dikeluarkan terlebih dahulu (First in First Out = FIFO);
f. Penyimpanan makanan tambahan tidak dicampur dengan bahan pangan
lain dan bahan bukan pangan;
g. Makanan tambahan yang rusak selama penyimpanan, diambil dan
dipisahkan dari makanan tambahan yang masih baik;
h. Makanan tambahan yang telah dinyatakan rusak perlu dibuatkan Berita
Acara Penghapusan oleh Kepala Puskesmas setempat;
i. Makanan tambahan dinyatakan rusak apabila kemasan berlubang, robek,
pecah, kempes dan teksturnya berubah.

3. Di tempat pendistribusian (Posyandu, Polindes, Sekolah atau tempat


penyimpanan lainnya)
a. Tempat penyimpanan MT harus selalu bersih, higienis.
b. MT diletakkan di atas alas dan usahakan tidak menempel dinding.
c. Atap tidak bocor mempunyai ventilasi dan pencahayaan yang baik serta
tidak lembab.
d. Tempat penyimpanan harus bebas dari tikus, kecoa, dan binatang
pengerat lainnya.
e. Penyimpanan MT tidak boleh dicampur dengan bahan berbahaya.
f. MT biskuit dinyatakan rusak apabila bungkus berlubang, sobek, pecah,
atau biskuit tidak renyah.

4. Di Rumah Tangga/Keluarga
Makanan Tambahan yang diterima harus disimpan pada tempat yang kering,
bersih dan tertutup agar terhindar dari bahan cemaran dan binatang
pengganggu.

C. PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN

a. Makanan Tambahan Kirim ke Daerah


1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membuat rencana distribusi MT ke
masing-masing Puskesmas berdasarkan data sasaran di tiap Puskesmas.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menginformasikan secara tertulis ke
Puskesmas tentang jumlah dan waktu penerimaan MT yang akan
didistribusikan ke masing-masing Puskesmas, agar Puskesmas

15
mengetahui jumlah MT yang akan diterima dan mempersiapkan tempat
penyimpanan yang memenuhi syarat.
3. Pengiriman MT dari Kabupaten/Kota ke Puskesmas disesuaikan dengan
kapasitas tempat penyimpanan yang tersedia di Puskesmas dengan
frekuensi pengiriman maksimal tiga kali selama waktu 3 (tiga) bulan
4. Setelah MT diterima di Puskesmas, petugas Puskesmas membuat tanda
terima yang memuat jumlah dan jenis MT. Bukti penerimaan barang yang
asli diserahkan ke pihak pengirim barang dan tembusan dikirim ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
5. BAST dicetak melalui Sigizi Terpadu dengan Petunjuk Operasional
sebagaimana terlampir (lampiran13).
6. Penanggungjawab gudang Puskesmas melakukan pencatatan dan
pelaporan administrasi gudang, yaitu dengan membuat Surat Bukti Barang
Masuk (SBBM), Surat Bukti Barang Keluar (SBBK), Kartu Persediaan
Barang (KPB)
7. Puskesmas mengirim MT ke sasaran melalui Posyandu atau unit
pelayanan kesehatan lainnya melalui Bidan di Desa (BDD) atau petugas
yang ditunjuk/kader.
8. BDD atau petugas yang ditunjuk/kader mendistribusikan MT ke sasaran
dan mencatat jumlah MT yang telah didistribusikan.
9. Pendistribusian makanan tambahan ke sasaran dicatatat melalui ePPGM.

BAGAN MEKANISME DISTRIBUSI MT

Penyedia MT Direktorat Gizi


Masyarakat

Dinkes/Gudang
Kabupaten-Kota

Puskesmas

SASARAN
Keterangan :

: Distribusi

: Koordinasi

16
Penjelasan Bagan Distribusi MT
 Di dalam pendistribusian MT penyedia barang berkoordinasi dengan
Direktorat Gizi Masyarakat dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 MT didistribusikan oleh penyedia barang ke gudang Puskesmas melalui
gudang kabupaten/kota yang telah disiapkan oleh penyedia barang
berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Puskesmas melalui BDD/petugas yang ditunjuk/kader mendistribusikan MT
ke Posyandu atau tempat lain yang ditentukan, selanjutnya diberikan ke
sasaran.

Ketentuan Pendistribusian (MT Balita dan MT Ibu Hamil) :

1. MT seluruhnya harus didistribusikan ke Puskesmas sesuai alokasi distribusi


yang telah direnacanakan.

2. MT yang diterima oleh puskesmas dapat didistribusikan kepada sasaran


sebagai MT Pemulihan untuk balita kurus dan ibu hamil KEK sesuai aturan
pemberian dan juga sebagai MT Penyuluhan untuk seluruh sasaran balita
dan ibu hamil dengan waktu pemberian maksimal selama satu bulan sesuai
Surat Edaran Dirjen Kesehatan Masyarakat Nomor : HK.02.02/V/407/2017
Tentang Pemberian Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil, PMT Anak Balita dan
PMT Anak Sekolah (lampiran 14)

b. Makanan Tambahan Buffer Stock

Mekanisme permintaan dan pendistribusian MT Buffer Stock adalah sebagai


berikut :
1. Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Kementerian/Lembaga,
Legislatif, Lintas program/Lintas sektor, Organisasi Profesi, Organisasi
Keagamaan, Organisasi Kemasyarakatan, Yayasan, LSM serta
stakeholder dan lain-lain yang membutuhkan MT buffer stock membuat
rencana permintaan sesuai kebutuhan untuk balita usia 6-59 bulan/anak
sekolah SD/MI/Ibu hamil KEK di daerah rawan gizi/keadaan
darurat/bencana.
2. Pihak yang membutuhkan MT buffer stock menyusun RAB (Rencana
Anggaran Biaya) untuk biaya operasional, pergudangan dan
pendistribusian MT buffer stock.
3. Selanjutnya pihak yang membutuhkan MT buffer stock mengirimkan surat
permintaan ke Direktorat Gizi Masyarakat Ditjen Kesehatan Masyarakat.
4. Surat permintaan MT yang masuk akan ditelaah oleh Direktorat Gizi
Masyarakat. Telaahan tersebut meliputi jumlah ketersediaan MT di pusat
dan daerah, ketersediaan biaya pengiriman, lokasi yang akan dikirim serta
jumlah dan kelompok sasaran yang akan diberikan.
17
5. MT buffer stock dapat diberikan setelah ditelaah secara teknis dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Surat permintaan MT buffer stock tersebut ditujukan kepada Direktur
Gizi Masyarakat Kemenkes RI yang dilampiri dengan jumlah sasaran
balita kurus (BB/PB/PB<-2 SD)/ anak SD/MI kurus (<-2SD)/ Ibu Hamil
KEK.
 Biaya pengiriman MT buffer stock dari pusat ke daerah dengan pranko
gudang Provinsi/Kabupaten/Kota ditanggung oleh pusat, sedangkan
biaya pengiriman ke sasaran dari Provinsi/Kabupaten/Kota ditanggung
oleh masing-masing pihak pemohon.
 Pihak pemohon menyiapkan tempat penerimaan atau penyimpanan
sementara (gudang) dan menyusun rencana distribusi (rensi)
pendistribusiannya sampai ke sasaran.
6. Pengiriman MT buffer stock ke lokasi akan dilaksanakan setelah
dinyatakan layak untuk diberikan dan akan dikirimkan ke lokasi dengan
jumlah bantuan yang telah disetujui.

18
BAB IV
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA SASARAN

Pemberian Makanan Tambahan kepada sasaran perlu dilakukan secara


benar sesuai aturan konsumsi yang dianjurkan. Pemberian makanan tambahan
yang tidak tepat sasaran, tidak sesuai aturan konsumsi, akan menjadi tidak efektif
dalam upaya pemulihan status gizi sasaran serta dapat menimbulkan permasalahan
gizi.
Makanan tambahan diberikan kepada seluruh sasaran sebagai Makanan
Tambahan Penyuluhan untuk pencegahan risiko Ibu hamil KEK, balita kurus dan
anak usia sekolah kurus SD/MI dengan waktu pemberian maksimal selama 1 bulan
maupun sebagai Makanan Tambahan Pemulihan untuk meningkatkan status gizi
pada sasaran balita kurus, anak usia sekolah SD/MI kurus dan ibu hamil KEK.
Aturan pemberian MT Penyuluhan kepada sasaran telah diatur melalui Surat Edaran
Dirjen Kesehatan Masyarakat Nomor : HK.02.02/V/407/2017 tentang Pemberian
Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil, PMT Anak Balita dan PMT Anak Sekolah
(lampiran 14)

Berikut standar pemberian makanan tambahan pemulihan untuk setiap kelompok


sasaran

A. Makanan Tambahan Balita

a. Prinsip Dasar Pemberian :


Prinsip Dasar Pemberian Makanan Tambahan Anak Balita adalah untuk
memenuhi kecukupan gizi balita kurus.

b. Ketentuan Pemberian :
1. Makanan Tambahan (MT) diberikan pada balita 6-59 bulan dengan
kategori kurus yang memiliki status gizi berdasarkan indeks BB/PB atau
BB/TB dibawah -2 Sd
2. Tiap bungkus MT Balita berisi 4 keping biskuit (40 gram)
3. Usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari
4. Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari
5. Pada balita yang diberikan makanan tambahan perlu dilakukan
pemantauan berat badan dan panjang badan/tinggi badan setiap bulan
6. Bila sudah mencapai berat badan sesuai panjang/tinggi badan dan atau
berat badan sesuai umur, PMT pemulihan pada Balita dihentikan dan
selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang
7. Biskuit dapat langsung dikonsumsi atau terlebih dahulu ditambah air
matang dalam mangkok bersih sehingga dapat dikonsumsi dengan
menggunakan sendok
8. Setiap pemberian MT harus dihabiskan

B. Makanan Tambahan Anak Sekolah

a. Prinsip Dasar Pemberian


Prinsip Dasar Pemberian Makanan Tambahan Anak Balita adalah untuk
memenuhi kecukupan gizi balita kurus.

19
b. Ketentuan Pemberian :

1. MT diberikan pada anak usia Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)


kurus yang memiliki status gizi berdasarkan indeks IMT/U dibawah -2 Sd
2. Tiap bungkus MT Anak Sekolah berisi 6 keping biskuit (36 gram)
3. Setiap anak SD/MI diberikan satu bungkus setiap kali pemberian
4. Dilakukan pemantauan pertambahan berat badan dan tinggi badan tiap
bulan di sekolah
5. Bila sudah mencapai status gizi baik, PMT Anak Sekolah pemulihan bisa
dihentikan dan selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi
seimbang
6. Setiap siswa SD/MI diwajibkan makan biskuit di sekolah bersama-sama
pada jam istirahat sesuai jadwal yang ditetapkan oleh sekolah dan diawasi
oleh guru kelas
7. Biskuit tersebut harus dimakan habis di sekolah dan tidak boleh dibawa
pulang.

C. Makanan Tambahan Ibu Hamil KEK

a. Prinsip Dasar Pemberian


Pemberian makanan tambahan dilakukan untuk memenuhi kecukupan gizi
ibu hamil KEK

b. Ketentuan Pemberian :
1. MT diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu hamil yang memiliki ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm.
2. Pemberian MT pada ibu hamil terintegrasi dengan pelayanan Antenatal Care
ANC).
3. Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit lapis (60 gram).
4. Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping biskuit lapis per hari.
5. Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping biskuit lapis per hari.
6. Pemantauan pertambahan berat badan sesuai standar kenaikan berat badan
ibu hamil dan atau LiLA. Apabila berat badan sudah sesuai standar kenaikan
berat badan dan atau ibu hamil tidak lagi dalam kategori KEK sesuai
pemeriksaan LiLA, selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi
seimbang.

20
BAB VI

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

A. Pemantauan

Pemantauan merupakan komponen penting dalam pengelolaan MT yang


mencakup pemantauan dalam pelaksanaan penyimpanan di gudang dan
pendistribusian MT sampai kepada sasaran.

Kegiatan pemantauan dan evaluasi pemberian makanan tambahan dapat


dilakukan melalui dua cara yaitu dengan menggunakan formulir pemantauan dan
melalui penggunaan aplikasi ePPGBM (elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi
Berbasis Masyarakat).

1. Pemantauan dan Pelaporan Distribusi MT

Dalam kegiatan pemantauan distribusi meliputi pemantauan sebagai berikut :

 Pemantauan penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat


Kabupaten/Kota
 Pemantauan penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Puskesmas
 Pemantauan pemanfaatan MT Balita
 Pemantauan pemanfaatan MT Ibu Hamil

a. Pemantauan Penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat


Kabupaten/Kota
Pemantauan dilaksanakan oleh petugas Provinsi dan Kabupaten/Kota
dengan melakukan pengamatan terhadap:
 Kondisi fisik gudang meliputi: kapasitas gudang, ventilasi,
kelembaban, kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak.
 Cara penyimpanan meliputi: penggunaan palet, tata letak, bebas
binatang pengganggu, tidak disatukan dengan bahan pangan dan
non-pangan lainnya.
 Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk, keluar,
sisa dan jumlah MT yang rusak.
 Rencana pendistribusian MT dari Kabupaten ke Puskesmas (alokasi
rencana pendistribusian dan pemberitahuan ke Puskesmas).
 Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak).
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 1
(Formulir Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di Tingkat
Kabupaten/Kota)

21
b. Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di tingkat
Puskesmas
Pemantauan dilaksanakan oleh petugas Kabupaten/Kota dan Puskesmas,
dengan melakukan pengamatan terhadap:
 Kondisi fisik gudang meliputi: kapasitas gedung, ventilasi,
kelembaban, kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak
 Cara penyimpanan meliputi: penggunaan palet, tata letak, bebas
binatang pengganggu, tidak disatukan dengan bahan pangan dan
non-pangan lainnya
 Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk,
keluar, sisa dan jumlah MT yang rusak
 Rencana pendistribusian MT dari Puskesmas ke sasaran (alokasi
rencana pendistribusian dan pemberitahuan ke BDD/petugas yang
ditunjuk/kader)
 Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak)
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 2
(Formulir Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di
Tingkat Puskesmas)

c. Pemantauan Pemanfaatan MT di tingkat Sasaran


Pemantauan dilaksanakan oleh BDD/petugas yang ditunjuk/kader, dengan
melakukan pengamatan terhadap:
 Cara penyimpanan (wadah, letak)
 Cara penyajian (besar porsi, daya terima)
 Persediaan MT
 Keluhan sasaran terhadap MT
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 3 dan 4
(Formulir Pemantauan Pemanfaatan MT Balita dan Ibu Hamil)

d. Laporan Pelakaksanaan Distribusi MT


Laporan pelaksanaan distribusi MT untuk setiap jenjang dibuat oleh
pelaksana pemantauan dengan mengunakan format laporan pada lampiran
5 dan 6

2. Pencatatan Distribusi MT

 Pencatatan distribusi MT (stock opname) secara manual dilakukan pada setiap


jenjang (puskesmas dan kabupaten/kota) menggunakan formulir bantu manual
stock opname seperti pada lampiran 7, 8. Contoh pengisian formulir bantu
pemantauan MT di puskesmas sebagai berikut:

22
 Distribusi MT (stok opname) juga dapat direkam dalam aplikasi http:
//sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id. pada menu Distribusi MT. Pada aplikasi
ini dapat menghasilkan format BASTB untuk keperluan administrasi. Contoh
formulir BASTB seperti pada lampiran 11.

3. Pencatatan dan Pelaporan Konsumsi MT

Pencatatan dan pelaporan konsumsi MT juga dilakukan dalam bentuk elektronik


melalui aplikasi e-PPGBM yang merupakan bagian dari sistem informasi gizi
terpadu untuk mencatat data sasaran individu baik data penimbangan,
pengukuran maupun pelayanan lainnya yang dapat diakses melalui http:
//sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id. Aplikasi ini dapat memberikan umpan balik
secara langsung berdasarkan status gizi sasaran. Menu entri Konsumsi MT,
berguna untuk merekam jumlah dan jenis MT yang diterima sasaran serta
menyajikan informasi berupa grafik perubahan berat badan.

Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:


a. Puskesmas
- Puskesmas memberikan MT kepada balita kurus dan ibu hamil KEK
kemudian dicatat ke dalam formulir pencatatan bantu di Puskesmas seperti
pada lampiran 9 dan 10. Contoh pengisian formulir bantu pemantauan
konsumsi sebagai berikut:

23
- Hasil pencatatan pada formulir bantu kemudian di entri kedalam aplikasi
ePPGBM agar dapat diamati perubahan pertumbuhan berat badan dan
status gizinya setiap saat.
b. Kabupaten/Kota dan Provinsi
- Data sasaran balita dan ibu hamil penerima MT yang sudah dientri oleh
puskesmas ke dalam aplikasi ePPGBM dapat diamati dan dianalisis oleh
kabupaten/kota dan provinsi secara otomatis melalui menu konsumsi PMT
- Umpan balik dapat dilakukan setiap saat secara berjenjang
c. Pusat
- Data sasaran balita dan ibu hamil penerima MT yang sudah dientri oleh
puskesmas ke dalam aplikasi ePPGBM juga dapat diamati dan dianalisis
oleh pusat secara otomatis melalui menu konsumsi PMT
- Umpan balik dapat dilakukan setiap saat secara berjenjang
-
B. Evaluasi

Kegiatan evaluasi bertujuan untuk menilai hasil kegiatan yang telah


dilaksanakan sesuai tujuan yang diharapkan dan mengkaji masalah-masalah
yang ada untuk perbaikan program selanjutnya. Evaluasi yang perlu dilakukan
mencakup aspek kegiatan maupun hasil kegiatan untuk dapat menjawab apakah
kegiatan pemberian MT telah berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan
status gizi sasaran sesuai yang diharapkan.

Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang dengan mempertimbangkan


ketersediaan sumberdaya yang ada di masing-masing tingkat administrasi. Hasil
dari kegiatan evaluasi ini sebagai bahan perencanaan kegiatan pada pelaksanaan
pemberian makanan tambahan pada tahun berikutnya.

24
BAB VII

PENUTUP

Pemberian makanan tambahan kepada kelompok rawan gizi pada dasarnya


bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi yang pada akhirnya dapat
meningkatkan status gizi sasaran. Peran serta semua pihak sangat diharapkan
dalam mendukung keberhasilan kegiatan pemberian MT kepada sasaran.

Dalam kegiatan pemberian makanan tambahan disertai dengan kegiatan


konseling dan pendidikan gizi masyarakat untuk memberikan pemahaman
tentang pentingnya gizi bagi kesehatan dan upaya-upaya yang dapat dilakukan
dalam rangka pencegahan dan penanggulangan masalah gizi yang terjadi di
masyarakat sebagai bagian dari pembangunan sumberdaya manusia.

Buku petunjuk teknis ini dapat menjadi panduan bagi petugas kesehatan
maupun pihak terkait lainnya dalam melaksanakan kegiatan pemberian
makanan tambahan agar mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan
efisien.

25
Lampiran 1

FORMULIR PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN


DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Kabupaten : …………………………..
Propinsi : …………………………..

JAWABAN
No. INFORMASI KETERANGAN
YA TIDAK
1. Mengetahui jadwal Lihat Surat
penerimaan dari Dinkes Rencana
Provinsi ke Dinkes Pengiriman dari
Kabupaten/Kota Dinkes Provinsi
ke Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
atau cek apakah
ada informasi
lisan melalui
telepon
2. Ada gudang penyimpanan Amati gudang
MT, amati penyimpanan MT penyimpanan
di gudang MT
- Kebersihan
- Ventilasi
- Kelembaban
- Atap tidak bocor
- Kapasitas
- Cara penyimpanan
- Tumpukan kardus
- Palet
- Penyimpanan terpisah dari
bahan berbahaya
- Penyimpanan yang rusak
terpisah
3. Penerimaan MT tepat waktu Cocokkan
dokumen SPB
dengan BAPB

4. Jumllah dan jenis yang Cocokkan


diterima sesuai dengan Surat dokumen SPB
Pengiriman Barang (SPB) dengan BAPB

5. Ada catatan administrasi Cek catatan


MT administrasi
- Masuk gudang
- Keluar
- Sisa
- Rusak
6. Apakah ada MT dari sumber APBDII/lain-lain

26
lain ?
- Sumber
- Nama produk
- Jenis
- Jumlah
- Sasaran

7. Ada rencana distribusi MT ke Lihat catatan


Puskesmas rencana
- Jumlah distribusi MT ke
- Jenis
Puskesmas
- Waktu distribusi
8. Pelaksanaan distribusi MT Lihat dokumen
- Sesuai jumlah SBBK
- Sesuai jenis
- Sesuai waktu
- Distribusi MT tahap ke
berapa
- Kalau tidak sesuai
sebutkan alasannya
9. Pendistribusian MT : Lihat dokumen
- Dikirim oleh Petugas pengiriman MT
Kabupaten/Kota
/Perusahaan Jasa
Pengiriman Barang

………………………….20..
Petugas Pemantau

Kabupaten/Kota Provinsi

……………………………. …………………………….

27
Lampiran 2

FORMULIR PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN


DI TINGKAT PUSKESMAS

Puskesmas : …………………….
Kabupaten : …………………….
Propinsi : …………………….

JAWABAN
No. INFORMASI KETERANGAN
YA TIDAK
1. Mengetahui jadwal Lihat Surat
penerimaan dari Dinkes Rencana
Kabupaten/Kota Pengiriman dari
Dinkes
kabupaten/Kota
ke Kepala
Puskesmas atau
cek apakah ada
informasi lisan
melalui telepon
2. Ada gudang penyimpanan Amati gudang
PMT, amati penyimpanan penyimpanan
PMT di gudang PMT
- Kebersihan
- Ventilasi
- Kelembaban
- Atap tidak bocor
- Kapasitas
- Cara penyimpanan
- Tumpukan kardus
- Palet
- Penyimpanan terpisah dari
bahan berbahaya
- Penyimpanan yang rusak
terpisah
3. Penerimaan PMT tepat waktu Cocokkan
dokumen SPB
dengan BAPB

4. Jumlah dan jenis yang Cocokkan


diterima sesuai dengan Surat dokumen SPB
Pengiriman Barang (SPB) dengan BAPB

5. Ada catatan administrasi Cek catatan


MT administrasi
- Masuk gudang
- Keluar
- Sisa
- Rusak

6. Apakah ada data sasaran ? Cek data


28
- Balita 6-59 bulan sasaran MT di
- Bumil KEK seluruh desa
wilayah kerja
Puskesmas

7. Apakah ada rencana kegiatan Cek dokumen


distribusi MT ? rencana
distribusi MT

8. Apakah sebelum Cek arsip surat


pendistribusian MT, ada pemberitahuan
pemberitahuan dari distribusi MT dari
Puskesmas ? Puskesmas ke
BDD/petugas yg
ditunjuk/kader

9. Apakah pendistribusian MT Cek kesesuaian


sesuai rencana ? jumlah MT yang
- Jumlah dikirim dengan
- Jenis jumlah sasaran
- Waktu distribusi

10. Bagaimana cara Jelas


pendistribusian MT ?
11. Apakah ada MT dari sumber APBDII/lain-lain
lain yang didistribusikan ?
- Sumber
- Nama produk
- Jenis
- Jumlah
- Sasaran

………………………….20..
Petugas Pemantau

Puskesmas Kabupaten/Kota

……………………………. …………………………….

29
Lampiran 3

FORMULIR PEMANTAUAN PEMANFAATAN MAKANAN TAMBAHAN BALITA

Provinsi : ………………………… Nama Ibu : …………………


Kabupaten/Kota : ………………………… Nama Anak : …………………
Kecamatan : ………………………… Umur Anak : ……..bln
Puskesmas : …………………………
Desa : …………………………
Posyandu : …………………………

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apakah anak ibu mendapat MT ? Jelas
2. Jenis MT apa yang anak ibu terima ? Jelas

3. Sejak kapan anak ibu menerima MT? Jelas

4. Berapa jumlah MT yang diterima ? Jelas

5. Dimana tempat penyimpanan MT (wadah, letak) Amati tempat penyimpanan


dan bagaimana cara penyimpanannya? dan cara penyimpanan
6. Siapa saja yang mengonsumsi MT Jelas
7. Apakah ibu pernah mendapat penjelasan cara Sebutkan dari mana ibu
penyiapan MT mendapatkan penjelasan
8. Bagaimana ibu menyiapkan MT Ibu mempraktekkan cara
menyiapkan MT, bagaimana
besar porsinya
9. Berapa kali MT diberikan dalam satu hari Sebutkan
10. Apakah anak ibu suka MT yang diberikan ? DInilai dari habis atau tidak
habis dimakan
11. Bagaimana kesehatan anak ibu setelah Menurut pendapat Ibu dan
mengonsumsi MT? lihat KMS jika ada atau
catatan lainnya
12. Apakah BB anak ibu bertambah setelah Menurut pendapat Ibu dan
mengonsumsi MT? lihat KMS jika ada atau
catatan lainnya
13. Apakah ada keluhan anak pada saat dan setelah Informasi diperoleh dari
mengonsumsi MT? pendapat ibu misalnya:
Kalau ada keluhan, apa keluhannya? muntah, diare, sembelit, dll.
Bagaimana cara mengatasinya?

Petugas Pemantau:

BDD/Kader Puskesmas

………………………………. ………………………………..

30
Lampiran 4

FORMULIR PEMANTAUAN PEMANFAATAN MAKANAN TAMBAHAN IBU HAMIL

Provinsi : ..……………………. Nama Ibu : ………………


Kabupaten/Kota : ……………………… Nama Suami : ………………
Kecamatan : ……………………… Umur Ibu : ……… thn
Puskesmas : ………………………
Desa : ………………………
Posyandu : ...…………………….

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apakah ibu mendapat MT ? Jelas
2. Jenis MT apa yang ibu terima ? Jelas

3. Sejak kapan ibu menerima MT ? Jelas

4. Berapa jumlah MT yang ibu diterima ? Jelas

5. Dimana tempat penyimpanan MT (wadah, letak) Amati tempat penyimpanan


dan bagaimana cara penyimpanannya? dan cara penyimpanan
6. Siapa saja yang mengonsumsi MT ? Jelas
7. Apakah ibu pernah mendapat penjelasan cara Sebutkan dari mana ibu
penyiapan MT ? mendapatkan penjelasan
8. Bagaimana ibu menyiapkan MT ? Ibu mempraktekkan cara
menyiapkan MT, bagaimana
besar porsi
9. Berapa kali ibu mengonsumsi MT satu hari ? Sebutkan
10. Apakah ibu menyukai MT yang diterima? DInilai dari habis atau tidak
habis dimakan
11. Bagaimana kesehatan ibu setelah mengonsumsi Menurut pendapat atau
MT? catatan lainnya
12. Apakah BB Ibu bertambah setelah mengonsumsi Menurut pendapat Ibu dan
MT? lihat KMS jika ada atau
catatan lainnya
13. Apakah ada keluhan ibu pada saat dan setelah Informasi diperoleh dari
mengonsumsi MT? pendapat ibu misalnya:
Kalau ada keluhan, apa keluhannya? muntah, diare, sembelit, dll.
Bagaimana cara mengatasinya?

Petugas Pemantau:

BDD/Kader Puskesmas

………………………………. ……………………………….

31
Lampiran 5

LAPORAN PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN


DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
TAHUN …….

Kabupaten/Kota : ........................................
Provinsi : ……………………………

1. Data Sasaran PMT


a. Jumlah seluruh balita : ……………… anak
b. Jumlah balita kurus : …………….. . anak ( ………..%)
c. Jumlah seluruh anak usia SD/MI :………………..anak
d. Jumlah anak usia SD/MI kurus :………………..anak (…………%)
e. Jumlah seluruh Ibu Hamil : ……………….orang
f. Jumlah ibu hamil KEK : ……………… orang (………...%)

2. Jumlah MT
Jumlah MT Balita dan MT Ibu Hamil berdasarkan data di Gudang/tempat
penyimpanan
MT Balita
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:…….…...kg

MT Ibu Hamil
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:………....kg

3. Sarana dan Prasarana Penyimpanan MT


- Gudang/tempat penyimpanan MT :……………..
memenuhi syarat/cukup memenuhi syarat/kurang memenuhi syarat *)

- Sarana tempat penyimpanan MT (palet, alat angkut, dll) :................


Baik/cukup baik/kurang baik *)

4. Prosedur Penerimaan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik *)

5. Prosedur Penyimpanan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik *)

6. Prosedur Pendistribusian MT :
Baik/cukup baik/kurang baik *)

7. Prosedur Pencatatan dan Pelaporan MT :


Baik/cukup baik/kurang baik *)

32
8. Masalah dan Hambatan dalam pengelolaan MT :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

9. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah dan hambatan yang ada :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

10. Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

11. Saran

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….

………………………….20..

Pelapor

Kabupaten/Kota Provinsi

……………………………. …………………………….

Keterangan :
Sarana dan prasarana *)
- Baik : jika > 80 – 100 % memenuhi persyaratan
- Cukup : jika > 60 - 80 % memenuhi persyaratan
- Kurang : jika ≤ 60 % memenuhi persyaratan

Prosedur *)
- Baik : jika > 80 – 100 % sesuai prosedur
- Cukup : jika > 60 - 80 % sesuai prosedur
- Kurang : jika ≤ 60 % sesuai prosedur

33
Lampiran 6

LAPORAN PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN


DI TINGKAT PUSKESMAS
TAHUN …….

Puskesmas : .......................................
Kabupaten/Kota : .......................................
Provinsi : ……………………………

1. Data Sasaran PMT


a. Jumlah seluruh balita : ……………… anak
b. Jumlah balita kurus : …………….. . anak ( ………..%)
c. Jumlah seluruh anak usia SD/MI :………………..anak
d. Jumlah anak usia SD/MI kurus :………………..anak (…………%)
e. Jumlah seluruh Ibu Hamil : ……………….orang
f. Jumlah ibu hamil KEK : ……………… orang (………...%)

2. Jumlah MT
Jumlah MT Balita dan MT Ibu Hamil berdasarkan data di Gudang/tempat
penyimpanan
MT Balita
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:…….…...kg

MT Ibu Hamil
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:………....kg

3. Sarana dan Prasarana Penyimpanan MT


- Gudang/tempat penyimpanan MT :……………..
memenuhi syarat/cukup memenuhi syarat/kurang memenuhi syarat

- Sarana tempat penyimpanan MT (palet, alat angkut, dll) :


Baik/cukup baik/kurang baik

4. Prosedur Penerimaan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik

5. Prosedur Penyimpanan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik

6. Prosedur Pendistribusian MT :
Baik/cukup baik/kurang baik

7. Prosedur Pencatatan dan Pelaporan MT :


Baik/cukup baik/kurang baik

34
8. Masalah dan Hambatan dalam pengelolaan MT :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

9. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah dan hambatan yang ada :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

10. Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

11. Saran

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….

………………………….20..
Pelapor

Puskesmas Kabupaten/Kota

……………………………. …………………………….

Keterangan :
Sarana dan prasarana *)
- Baik : jika > 80 – 100 % memenuhi persyaratan
- Cukup : jika > 60 - 80 % memenuhi persyaratan
- Kurang : jika ≤ 60 % memenuhi persyaratan

Prosedur *)
- Baik : jika > 80 – 100 % sesuai prosedur
- Cukup : jika > 60 - 80 % sesuai prosedur
- Kurang : jika ≤ 60 % sesuai prosedur

35
Lampiran 7

Stock Opname Makanan Tambahan di Puskesmas

STOCK OPNAME MAKANAN TAMBAHAN

Puskesmas :

Kab/Kota :

Provinsi :

Distribusi dan
BULAN TAHUN MT-BALITA MT-AS MT-BUMIL KETERANGAN
Stock
JUMLAH
ALOKASI (Kg)
Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

JUMLAH Stock Tersisa


DISTRIBUSI (Kg)
Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

36
Lampiran 8

Stock Opnam Makanan Tambahan di Kabupaten/Kota

STOCK OPNAME MAKANAN TAMBAHAN

Kabupaten/Kota :

Provinsi :

BULAN TAHUN Distribusi dan StockMT-BALITA MT-AS MT-BUMIL KETERANGAN

JUMLAH
ALOKASI (Kg)

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

JUMLAH Stock Tersisa


DISTRIBUSI (Kg)
Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

37
Lampiran 9

CATATAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BALITA DI PUSKESMAS


Puskesmas:
Kab/Kota :
Provinsi :
No Identitas Anak Identitas Orang Pemeriksaan 2017 2018
Tua
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR

NIK NIK Tanggal

Nama Anak Nama BB

Anak ke No HP TB
Jenis
Kelamin Alamat caraukur
Jmlh PMT
Tanggal lahir RT (bungkus)

Umur RW Tahun produksi

BB Lahir

NIK NIK Tanggal

Nama Anak Nama BB

Anak ke No HP TB
Jenis
Kelamin Alamat caraukur
Jmlh PMT
Tanggal lahir RT (bungkus)

Umur RW Tahun produksi

BB Lahir

38
Lampiran 10

CATATAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS

Puskesmas:
Kab/Kota :
Provinsi :
No Identitas Ibu Hamil Alamat Pemeriksaan 2017 2018
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR

NIK Alamat tanggal-bln-thn

Nama Ibu BB

Nama RT TB
Suami
Kehamilan RW LiLA
ke
Tanggal Jumlah PMT
lahir (bungkus)
Umur Tahun produksi
No HP

NIK Alamat tanggal-bln-thn

Nama Ibu BB

Nama RT TB
Suami
Kehamilan RW LiLA
ke
Tanggal Jumlah PMT
lahir (bungkus)
Umur Tahun produksi

No HP

39
Lampiran 11

Contoh Form Berita Acara Serah Terima Barang

40
Lampiran 12

PERHITUNGAN LUAS GUDANG PENYIMPANAN MAKANAN TAMBAHAN BALITA DAN IBU HAMIL

JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH


BERAT PER
BISKUIT KARTON KARTON TUMPUKAN
UKURAN KARTON (mm) KARTON
PER M2 /PALLET PER PER /PALLET PER
(KG)
NO MT (KG) M2 TUMPUKAN M2

Panjang Lebar Tinggi

1 MT BALITA 450 250 185 3.36 322.56 96 8 12


MT IBU
2 HAMIL 300 165 155 1.68 403.2 240 20 12

Note Kubikasi per Karton


MT BALITA 0,0210 M3
MT BUMIL 0,0077 M3
Jumlahmaksimumtumpukan per m2 sebanyak 12 karton

CONTOH PERHITUNGAN KEBUTUHAN GUDANG DENGAN ASUMSI 12 TUMPUKAN


DinkesProvinsiJawa Tengah mendapat :
PMT Balita : 594,000 kg
PMT Bumil : 405,000 kg
Kebutuhan Gudang
PMT Balita : = 594000/322.56 kg
= 1,841.52 m2
PMT Bumil : = 405000/403.2 kg
= 1,004.46 m2

41
Lampiran 14

APLIKASI DISTRIBUSI PEMBERIAN MAKAN TAMBAHAN (PMT)


1. Tentang Aplikasi
Aplikasi Distribusi Pemberian Makan Tambahan (PMT) merupakan aplikasi yang
bermanfaat untuk melakukan monitoring distribusi PMT dari Penyedia ke para
penerima (ibu hamil, balita, dan remaja) yang pada prosesnya melibatkan
Pusat/penyedia, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, hingga ke
Puskesmas/Posyandu. Untuk mengakses Aplikasi Distribusi PMT dapat dilakukan
dengan mengakses alamat http://sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/distribusi. Untuk
mendapatkan akses login, pengguna dapat menghubungi Direktorat Gizi Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI.
2. Login
Untuk dapat menggunakan Aplikasi Persediaan PMT, pertama kali yang perlu dilakukan
setelah mengakses alamat http://sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/distribusi adalah
melakukan login. Masukkan username dan password yang telah diperoleh pada kolom
isian yang ada seperti dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1 Halaman Login

Untuk dapat masuk ke dalam aplikasi distribusi PMT kita pilih (click) modul Distribusi
PMT lalu akan muncul menu seperti pada gambar di bawah ini.

42
Gambar 47 Halaman utama aplikasi distribusi PMT
Aplikasi distribusi PMT ini berfungsi sebagai bentuk bukti pertanggungjawaban secara
administratif bahwa PMT yang sudah dikirimkan oleh pusat sudah diterima oleh
Kabupaten maupun Puskesmas. (detail panduan penggunakan aplikasi distribusi PMT
ada di Petunjuk Teknis Sistem Informasi Gizi Terpadu).

3. Pembuatan Berita Acara Serah Terima (BAST) PMT dari Pusat ke Kabupaten/Kota
3.1 Entry BAST
Untuk membuat BAST PMT dari Penyedia/Pusat ke Kabupaten/Kota dapat
dilakukan dengan memilih/mengakses menu BAST Pusat -> Entry BAST seperti
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

43
Gambar 2 Menu BAST Pusat

Setelah menu tersebut dipilih, maka akan muncul halaman pencarian daftar
BAST yang telah dibuat sebelumnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Fasilitas untuk melakukan


pencarian berdasarkan.
Provinsi, jenis distribusi,
jenis barang, dan tahun
produksi.

Tombol untuk mengubah,


mencetak (PDF), dan
menghapus data BAST.

Tombol untuk Tambah BAST baru

Gambar 3 Menu Entry BAST Pusat

Untuk menambahkan BAST baru, dapat dilakukan dengan mengakses tombol


[Tambah BAST] seperti pada Gambar sehingga akan muncul halaman pengisian
BAST seperti dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

44
Gambar 4 Halaman Entry BAST Pusat

Pembuatan BAST dalam Aplikasi Persediaan PMT ini dikategorikan menjadi 2


(dua) jenis distribusi, yaitu Buffer Stock dan Kirim ke Daerah.

Isian untuk menentukan


jenis distribusi

Gambar 5 Isian Jenis Distribusi

a. Buffer Stock
Jenis distribusi buffer stock memungkinkan pengguna untuk
memasukkan lebih dari 1 (satu) jenis barang ke dalam BAST. Caranya
dengan memilih “Buffer Stock” pada isian jenis distribusi seperti yang
dapat dilihat pada Gambar sehingga akan muncul kolom isian dan nama
pihak pertama yang sesuai dengan jenis distribusi Buffer Stock. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini .

45
Isi sesuai dengan jumlah
distribusi yang akan
dikirimkan ke
Kabupaten/Kota

Isi form Pihak Kedua


dengan memasukkan
data yang sesuai dan
benar.

Tombol Untuk menyimpan data


BAST dan tombol batal
menyimpan data BAST.

Gambar 6 Halaman Entry BAST (Buffer Stock)

Apabila seluruh isian telah diisi dengan benar, maka tekan tombol
“SIMPAN”.

b. Kirim Ke Daerah
Apabila pengguna memilih jenis distribusi kirim ke daerah, maka
pengguna hanya dapat memasukkan 1 (satu) jenis barang ke dalam
BAST. Caranya dengan memilih “kirim ke Daerah” pada isian jenis
distribusi seperti yang dapat dilihat pada Gambar sehingga akan muncul
kolom isian dan nama pihak pertama yang sesuai jenis distribusi Kirim
Ke Daerah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

46
Pilih Jenis PMT maka akan
muncul Harga Satuan yang
sesuai.

Isi form Pihak Kedua


dengan memasukkan
data yang sesuai dan
benar.

Tombol Untuk menyimpan data


BAST dan tombol batal
menyimpan data BAST.

Gambar 7 Halaman Entry BAST (Kirim Ke Daerah)

Apabila seluruh isian telah diisi dengan benar, maka tekan tombol
“SIMPAN”.

3.2 Cetak Blangko BAST


Penyedia/Pusat jika ingin mencetak Blangko BAST dengan cara
memilih/mengakses menu BAST Pusat -> Cetak Blangko BAST seperti dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 8 Menu Cetak Blangko

47
Setelah menu tersebut dipilih, maka akan muncul halaman untuk memilih
Blangko BAST yang akan dicetak dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 9 Halaman Cetak Blangko BAST

Mencetak Blangko BAST dengan cara menekan tombol , maka


akan muncul halaman seperti dibawah ini.
 Blangko Buffer Stock
Apabila pengguna memilih Blangko Buffer Stock untuk dicetak maka
akan muncul Blangko BAST seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 10 Hasil Cetak Blangko BAST (Buffer Stock)

 Blangko Kirim Ke Daerah


Apabila pengguna memilih Blangko Kirim Daerah untuk dicetak maka
akan muncul Blangko BAST seperti pada gambar dibawah ini.

48
Gambar 11 Hasil Cetak Blangko BAST Kirim Ke Daerah)

3.3 Cetak BAST


Setelah pengguna membuat BAST PMT dari Penyedia/Pusat ke
Kabupaten/Kota, selanjutnya yang perlu dilakukan dengan adalah mencetak
BAST tersebut dengan cara Apabila jenis distribusi dipilih “Buffer Stock” maka
akan muncul tabel pengisian jumlah distribusi Apabila jenis distribusi dipilih
“Kirim ke Daerah” maka akan muncul isian jenis barang, jml distribusi, dan harga
satuan memilih/mengakses menu BAST Pusat -> Cetak BAST seperti dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.

Gambar 12 Menu Cetak BAST

Setelah menu tersebut dipilih, maka akan muncul halaman pencarian daftar
BAST yang telah dibuat seperti dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

49
Tombol untuk
mencetak BAST ke
Kabupaten/Kota.

Gambar 13 Halaman Pencarian Cetak BAST

Untuk mencetak BAST, dapat dilakukan dengan memilih tombol [CETAK] seperti
dapat dilihat pada Gambar . Hasil cetak dokumen BAST menggunakan format
PDF sehingga dapat memudahkan pengguna untuk menyimpan / mencetak
ulang.

Gambar 14 Hasil Cetak Dokumen BAST Pusat

3.4 Unggah BAST


Setelah pengguna membuat dan mencetak BAST PMT dari Penyedia/Pusat ke
Kabupaten/Kota, dokumen tersebut perlu ditandatangani dan cap basah oleh
pihak yang berwenang (PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA). Selanjutnya,
dokumen tersebut perlu diunggah/upload di dalam Aplikasi Distribusi PMT

50
sehingga memudahkan pada saat pencarian dokumen. Untuk mengunggah
dokumen BAST yang sudah ditandatangi dapat diakses pada menu BAST Pusat -
> Unggah BAST seperti dapat dilihat pada Gambar .

Gambar 15 Menu Unggah BAST

Setelah menu tersebut dipilih, maka akan muncul halaman pencarian daftar
BAST yang telah dibuat dan dicetak seperti dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.

Tombol untuk menunduh/download


dokumen BAST ke Kabupaten/Kota
yang sudah diunggah Tombol untuk unggah/upload
dokumen BAST ke
Kabupaten/Kota

Gambar 16 Halaman Pencarian Unggah BAST

Untuk mengunggah BAST, dapat dilakukan dengan memilih tombol [Unggah


BAST] . Setelah tombol tersebut diakses, akan muncul halaman unggah
dokumen seperti dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

51
Isian untuk unggah/upload
dokumen BAST ke
Kabupaten/Kota.

Tombol untuk menyimpan hasil


unggah/ upload dan tombol untuk
membatalkan peyimpanan.

Gambar 17 Halaman Unggah BAST Pusat

Masukkan dokumen pada kolom seperti yang dapat pada Gambar 17 dan
kemudian tekan tombol “SIMPAN”untuk untuk merekam data.

52
Contoh Cetak BAST

 Blangko Buffer Stock

53
 Blangko Kirim Ke Daerah

54
 BAST Buffer Stock

55
 BAST Kirim Ke Daerah

56

Anda mungkin juga menyukai