Anda di halaman 1dari 24

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

KEDUTAAN BESAR REPUB


REPUBLIK
LIK INDONESIA
LONDON, INGGRIS

TAHUN 2015 – 2019

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA

LONDON

0
KATA PENGANTAR

Rencana Strategis (Renstra) KBRI London tahun 2015-2019 ini disusun berdasarkan
Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI No. 5 tahun 2014 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra
K/L) tahun 2015-2019 dan Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri RI tahun 2015-2019.

Renstra KBRI London tahun 2015-2019 dibuat sebagai pedoman untuk mencapai
tujuan dan sasaran setiap Program Pemerintah yang akan dilakukan selama 5 (lima) tahun
dalam mewujudkan tugas dan fungsi dalam menjalankan politik luar negeri, hubungan luar
negeri dan diplomasi di wilayah akreditasi. Renstra ini berdasarkan Visi Kementerian Luar
Negeri RI tahun 2015-2019 yaitu “Terwujudnya Wibawa Diplomasi guna Memperkuat Jati
Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat”. Renstra ini memuat hal-hal
mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi KBRI London.

Dengan disusunnya Renstra ini diharapkan KBRI London dapat mewujudkan suatu
perwakilan RI di luar negeri yang efektif, transparan dan akuntabel dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsi mewakili Pemerintah RI di wilayah akreditasi yang meliputi Kerajaan
Inggris Raya, Republik Irlandia, dan International Maritime Organization (IMO).

London, 18 Mei 2015


Kepala Perwakilan RI

T.M. Hamzah Thayeb


Duta Besar RI

1
DAFTAR ISI

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN


KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2

BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOTPERWAKILAN RI

I.1. Kondisi Umum 3


I.2. Analisa SWOT 5

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN RI

II.1 Visi Perwakilan RI 8


II.2 Misi Perwakilan RI 8
II.3 Tujuan Perwakilan RI 10
II.4 Sasaran Strategis Perwakilan RI 11

LAMPIRAN
Lampiran I : Matriks Arah Kebijakan dan Strategi 16
Lampiran II : Matriks Target Kinerja 19
Lampiran III : Perhitungan Indeks Peningkatan kegiatan diplomasi
dan kerja sama internasional 22
Lampiran IV : Perhitungan Indeks Peran KBRI London 23

2
BAB I
KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT KBRI LONDON

1. Kondisi Umum

Sesuai dengan Lampiran II-48 Keputusan Menteri Luar Negeri RI No.


SK.06/A/OT/VI/2004/01 tertanggal 1 Juni 2004, tugas pokok KBRI di London adalah
melaksanakan hubungan diplomatik dan memperjuangkan kepentingan nasional Negara
Kesatuan Republik Indonesia, melindungi Warga Negara Republik Indonesia dan Badan
Hukum Indonesia di wilayah akreditasi Kerajaan Inggris merangkap Republik Irlandia dan
International Maritime Organization (IMO), sesuai dengan kebijakan pemerintah yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sesuai dengan tugas pokok KBRI London yang digariskan oleh Pusat tersebut,
selama ini hubungan bilateral Indonesia dengan Inggris dan Irlandia berlangsung sangat baik
dan stabil. Pemerintah Inggris melihat Indonesia sebagai kekuatan berpengaruh di kawasan,
memiliki shared values dan prioritas kerja sama internasional yang sejalan dengan Inggris,
antara lain di bidang climate change, counter terorrism, open government, interfaith dialogue,
nuclear proliferation dan G-20. Capaian tertinggi dalam hubungan bilateral Indonesia Inggris
adalah dengan ditandatanganinya dokumen Joint Statement On Closer Cooperation
Between The Republic of Indonesia and The United Kingdom and The Relaunch of
Indonesia – UK Partnership Forum, oleh kedua kepala pemerintahan pada tanggal 11 April
2012 di Jakarta yang menjadi landasan pengembangan hubungan kerja sama Indonesia-
Inggris berlandaskan kemitraan strategis.
Kemitraan strategis memfokuskan kerja sama di 5 bidang prioritas yaitu, (i)
perdagangan, (ii) investasi, (iii) pendidikan, (iv) lingkungan hidup, dan (v) demokrasi dan
dialog lintas agama; serta 3 bidang tambahan yaitu (1) pertahanan, (2) industri kreatif, dan
(3) energi.
Terkait Irlandia, Indonesia memandang Irlandia sebagai suatu negara yang
mempunyai peran penting di Perserikatan Bangsa-bangsa, dan anggota Uni Eropa yang aktif
dalam menyuarakan isu HAM. Dalam kebijakan Asia Strategy, Irlandia melihat Indonesia
sebagai salah satu negara yang akan memiliki kekuatan strategis di kawasan. Irlandia juga
telah membuka kedubesnya di Jakarta pada tahun 2014. Sementara Indonesia masih
merangkap Irlandia dari KBRI London.
Dengan IMO, KBRI London telah melakukan berbagai kerja sama penyelenggaraan
workshops, seminar, video conference dengan organisasi tersebut mengenai berbagai isu
yang menjadi kepentingan bersama. Indonesia memanfaatkan keberadaan IMO untuk
kepentingan nasional Indonesia sebagai negara maritim.
KBRI London telah melakukan sejumlah upaya dalam rangka memajukan kerja sama
bilateral dengan negara-negara akreditasi. Selama kurun waktu 3 tahun terakhir terdapat
saling kunjung tingkat tertinggi kepala pemerintahan dan Menteri antara Indonesia dan
Inggris. Selain itu kegiatan saling kunjung antara pejabat-pejabat negara-negara akreditasi
dan parlemen dengan Indonesia juga berlangsung cukup intensif. Tidak hanya itu, terdapat 9
(sembilan) kesepakatan yang telah ditandatangani antara Indonesia dengan Inggris selama
tiga tahun terakhir di bidang pertahanan dan keamanan, pendidikan, industri kreatif, energi
dan pembangunan.
Berbagai upaya promosi TTI juga telah dilakukan KBRI London di negara-negara
akreditasi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir seperti mengikuti ajang promosi industri
kreatif, ajang promosi potensi ekonomi Indonesia, mengirim jurnalis untuk familiarization trip,
melakukan berbagai pertunjukan untuk promosi seni dan budaya Indonesia, promosi kuliner,
kegiatan temu bisnis, kegiatan sosialisasi kebijakan pembangunan berkelanjutan Indonesia
dan sebagainya.

3
Dalam bidang softpower diplomacy, KBRI London secara aktif melakukan
pendekatan dengan kalangan akademisi, Indonesianis, tokoh masyarakat dan agama
setempat untuk menyebarkan informasi yang akurat mengenai demokrasi di Indonesia dan
Islam di Indonesia yang moderen dan moderat serta pencitraan positif lainnya, melakukan
seminar/simposium untuk mendorong interfaith dialogue, pendekatan dengan kalangan
media massa, mendorong dan memfasilitasi penerbitan artikel positif mengenai Indonesia,
pemutaran film-film Indonesia, aktif memberikan beasiswa seni dan budaya Indonesia serta
berupaya untuk meningkatkan jumlah beasiswa dari negara-negara akreditasi untuk pelajar
dan mahasiswa Indonesia dan sebagainya.
Dalam bidang perlindungan WNI dan BHI, KBRI London meningkatkan kualitas
pelayanan kekonsuleran dengan prinsip menjemput bola yang ditujukan kepada WNI yang
tinggal jauh dari ibu kota. Selain itu KBRI London selalu melakukan pendampingan kepada
sejumlah WNI yang terlibat masalah dan memberikan penyuluhan kekonsuleran kepada
ABK WNI.
Selain upaya-upaya di atas, berbagai capaian telah diraih dalam hubungan bilateral
antara Indonesia – Inggris. Dalam bidang politik, terkait NKRI, Pemerintah Inggris selalu
memberikan dukungannya terhadap Indonesia baik melalui komunikasi lisan maupun tertulis
yang menegaskan komitmen dan dukungan terhadap integritas dan kedaulatan NKRI serta
terkait isu Papua dalam berbagai pernyataan tidak mendukung upaya separatis Papua di
Inggris.

Dalam bidang ekonomi, berbagai capaian telah diraih ditandai dengan meningkatnya
trend nilai perdagangan pada 5 (lima) tahun terakhir sekitar 2,7% per tahun. Namun
demikian, total perdagangan RI-Inggris pada tahun 2013 bernilai US$ 2,716 milyar yang
menunjukkan penurunan dikarenakan menurunnya nilai impor Indonesia terhadap produk-
produk dari Inggris. Walau demikian, Indonesia mengalami peningkatan surplus
perdagangan pada tahun 2013 sekitar 40,23% dibandingkan tahun 2012.

Terkait dengan investasi, dapat diinformasikan pula bahwa dari tahun 1967 - 2013
Inggris tercatat sebagai investor terbesar di Indonesia dengan nilai total realisasi investasi
Inggris mencapai US$ 92,5 milyar (di luar sektor migas, perbankan, porto folio, sewa guna
usaha, dan lembaga keuangan non-bank dan asuransi). Untuk tahun 2013, realisasi
investasi Inggris tercatat sebesar US$ 1,08 milyar dan Inggris menduduki ranking 5 investor
terbesar di Indonesia setelah Jepang, Singapura, Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Dari sisi pariwisata, Inggris masih merupakan pasar wisatawan terbesar bagi
Indonesia dari wilayah Eropa. Pada tahun 2013, jumlah wisatawan Inggris yang berkunjung
ke Indonesia tercatat sebanyak 221 ribu, atau meningkat 7,8% dibandingkan tahun 2012.
Jumlah wisatawan Inggris diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang
seiring dengan mulai beroperasinya penerbangan langsung Garuda Indonesia dari London
Gatwick - Jakarta via Amsterdam sejak tanggal 8 September 2014.
Perkembangan hubungan Indonesia dengan International Maritime Organization
(IMO) yang berkedudukan di London dan negara-negara anggota IMO lainnya semakin
dinamis. Pada Sidang ke-28 Majelis IMO tanggal 25 November–4 Desember 2013 yang
dihadiri oleh delegasi dari 160 negara anggota IMO, serta perwakilan dari asosiasi-asosiasi
industri maritim, Indonesia terpilih kembali menjadi anggota Dewan IMO Kategori "C"
Periode 2013-2015.
Sejak menjadi anggota IMO pada tahun 1961 hingga saat ini, Indonesia telah
berperan aktif dalam berbagai kegiatan dan persidangan IMO serta memiliki komitmen kuat
dalam merealisasikan tujuan IMO demi tercapainya pelayaran yang aman dan efisien serta
ramah lingkungan. Terpilihnya kembali Indonesia sebagai anggota Dewan IMO merupakan
bentuk pengakuan dan apresiasi masyarakat internasional terhadap peran aktif dan
kontribusi positif Indonesia dalam berbagai kegiatan IMO di seluruh dunia serta memberikan

4
peluang yang lebih besar bagi Indonesia untuk terus memainkan peran penting dan
melaksanakan berbagai komitmen khususnya dalam bidang keamanan dan keselamatan
pelayaran serta perlindungan lingkungan laut.
Jumlah WNI di Inggris, berdasarkan data yang terhimpun pada pemilu legislatif dan
presidensial tahun 2014, mencapai 8800 orang dengan lebih dari 2000 orang diantaranya
adalah pelajar. Guna meningkatkan perlindungan dan pelayanan terhadap WNI di Inggris,
termasuk bagi para TKI, sejak tahun 2013, Pemerintah Indonesia telah mewadahi kerja
sama kekonsuleran dalam format Dialog Kekonsuleran yang dilaksanakan setiap tahun.
Dialog terakhir dilaksanakan pada tanggal 27 November 2014. Di samping itu, KBRI London
secara khusus melaksanakan kegiatan peningkatan kemampuan dan wawasan bagi para
TKI yang bekerja di Inggris serta bantuan pendampingan bagi WNI melalui pembinaan
berbagai macam organisasi perkumpulan WNI dan TKI di Inggris. Dalam rangka
memudahkan pelayanan kekonsuleran bagi WNI, KBRI London juga melaksanakan
pelayanan kekonsuleran keliling di berbagai kota di Inggris, terutama kota-kota yang terletak
jauh dari ibukota London.
Sedangkan dengan Irlandia, hubungan bilateral Indonesia – Irlandia telah terjalin baik
selama 30 tahun sejak September 1984 dan tidak terdapat isu spesifik yang menjadi
hambatan pengembangan hubungan bilateral kedua negara. Pembukaan Kedutaan Besar
Irlandia di Jakarta pada akhir tahun 2014 juga merupakan tonggak sejarah dalam hubungan
bilateral kedua negara yang akan mendorong dan mendukung perdagangan, investasi dan
pariwisata. KBRI London juga selalu memfasilitasi kunjungan para pejabat Negara Indonesia
dan berpatisipasi dalam berbagai event promosi internasional di Irlandia.
Jumlah Warga Negara Indonesia di Irlandia mencapai kurang lebih 200 jiwa, yang
terdiri dari mayoritas pelaku pernikahan campur. KBRI London secara berkala melakukan
komunikasi dan secara langsung melakukan pendampingan kepada masyarakat Indonesia
yang ada di Irlandia guna membantu berbagai masalah yang dihadapi oleh WNI. Mengingat
jarak yang cukup jauh antara kantor KBRI London dengan Irlandia, secara rutin KBRI
London melakukan pelayanan kekonsuleran di Dublin, Irlandia.

2. Analisa SWOT
Kondisi KBRI London dalam mewujudkan tugas dan fungsi dalam menjalankan politik
dan hubungan luar negeri serta diplomasi di wilayah akreditasi dapat digambarkan dalam
bentuk SWOT yang disajikan dalam bentuk format matriks sebagai berikut:

Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)


1. SDM Perwakilan yang kompeten 1. Keterbatasan alokasi anggaran
2. Sarana dan prasarana yang memadai kegiatan
3. Adanya keterwakilan berbagai instansi 2. Keharusan pindah lokasi kantor
teknis, BUMN, dan perbankan di 3. Jumlah SDM pegawai setempat yang
lingkungan KBRI London terbatas dengan usia yang rata-rata
sudah mendekati masa pensiun.

Opportunities (Kesempatan) Threats (Tantangan)


1. Situasi politik dan keamanan yang 1. 1. Sistem Demokrasi liberal yang
kondusif memungkinkan gerakan anti NKRI dan
2. Pemerintahan Mayoritas Partai kelompok-kelompok yang kritis terhadap
Konservatif kebijakan Pemri tumbuh subur.
3. Inggris mitra strategis Indonesia dan 2. 2. Kalangan usaha negara-negara akreditasi
kekuatan maritim utama di dunia. masih terfokus pada pasar tradisional.

5
4. Keunggulan komparatif Inggris di 3. 3. Masih adanya tariff dan non tariff barrier
bidang teknologi, capital, dan skills. untuk produk-produk Indonesia.
5. Adanya kelompok-kelompok WNI dan4. 4. Belum tersinergikannya implementasi
lainnya yang membantu upaya KBRI kebijakan investasi.
London untuk memperdalam 5. 5. Undang-undang keiimigrasian yang
hubungan bilateral. kurang kondusif bagi WNI yang tinggal di
Inggris.
6. 6. Ketidakpastian nilai tukar mata uang
setempat.

Berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dimiliki dan dihadapi
oleh KBRI London di atas selama lima tahun ke depan merupakan dinamika yang harus
dijalani. Dalam kurun waktu lima tahun ke depan KBRI London akan menghadapi beberapa
Kelemahan. Dari sisi internal, kontrak sewa gedung KBRI London akan berakhir pada tahun
2017 yang mengakibatkan KBRI London harus pindah ke tempat yang baru. Hal tersebut
dapat menimbulkan berbagai potensi masalah seperti terhambatnya pelayanan
kekonsuleran, terserapnya energi, sumber daya dan perhatian KBRI London pada urusan
internal seperti mencari gedung baru, pengurusan administrasi gedung lama dan baru,
inventarisir BMN dan mengembalikan kondisi gedung KBRI London yang lama seperti
kondisi awal sewa. Hal tersebut diperparah dengan minimnya alokasi anggaran yang dapat
dipergunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya non operasional dan non
rutin. Selain itu, dari segi kuantitas, jumlah SDM pegawai setempat kurang memadai.
Ditambah dengan rata-rata pegawai setempat tersebut akan memasuki usia pensiun dalam
waktu dekat.
Namun demikian, potensi permasalahan yang akan timbul dari kelemahan tersebut
dapat diminimalisir dengan adanya Kekuatan, yaitu dari segi kualitas, KBRI London memiliki
SDM yang kompeten serta sarana dan prasarana (seperti sarana perkantoran dan
transportasi) yang cukup memadai untuk mengantisipasi berbagai permasalahan yang
mungkin timbul, termasuk perpindahan gedung.
Dari sisi eksternal terdapat Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh KBRI London,
yaitu situasi politik dan keamanan negara-negara akreditasi yang kondusif yang
memungkinkan untuk terjadinya kerja sama bilateral yang saling menguntungkan. Tidak
hanya itu, kemenangan mayoritas Partai Konservatif dalam Pemilu Legislatif 2015 di
Inggrismempermudah prediksi arah kebijakan luar negeri Inggris yang diperkirakan tidak
akan jauh berbeda dengan periode kekuasaan Koalisi Partai Konservatif dan Liberal
Democrats sebelumnya. Partai yang berkuasa ini akan lebih memusatkan perhatian pada
masalah-masalah ekonomi dan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri negara-negara
mitranya.Selain itu, negara akreditasi seperti Inggris merupakan mitra strategis Indonesia
sehingga kerja sama bilateral di berbagai bidang dengan negara tersebut merupakan
prioritas Pemri dan dapat lebih intensif. Kekuatan Inggris sebagai negara maritim juga
memperluas area potensi kerja sama bilateral. Sejalan dengan Visi Kemlu dan KBRI London,
maka peluang kerja sama dalam bidang maritim dengan Inggris akan dijajaki semaksimal
mungkin.
Selain kedudukan Inggris sebagai negara maritim, Inggris juga mempunyai
keunggulan komparatif yang lain, terutama di bidang teknologi, capital dan skills. Kekuatan
Inggris di bidang-bidang tersebut memberikan peluang kerja sama yang besar dalam hal
capacitybuilding, alih teknologi, investasi, serta pembangunan infrastruktur maritim dan
konektivitas Indonesia. KBRI London juga akan terus mendorong agar keunggulan
komparatif Inggris tersebut dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh kalangan dunia
usaha.
Masih dari sisi peluang/opportunities, KBRI London diuntungkan dengan keberadaan
berbagai perkumpulan dan asosiasi Anglo-Indonesia serta kelompok-kelompok lain yang

6
bersimpati dan mempunyai ketertarikan yang tinggi terhadap Indonesia. Kelompok-kelompok
ini senantiasa mendukung kegiatan KBRI serta secara aktif memberikan kontribusi positif
bagi peningkatan citra dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, seperti melakukan bazaar
amal, pentas budaya, dan sebagainya.
Namun demikian, berbagai kesempatan yang ditawarkan oleh negara-negara
akreditasi dan kondisi dalam negeri yang kondusif merupakan dua sisi dari satu mata uang.
Di satu sisi, negara-negara demokrasi liberal yang maju, lebih terbuka, menawarkan
kesempatan yang lebih banyak untuk memperdalam kerja sama bilateral terutama dalam
bidang ekonomi. Namun di sisi lain, sistem yang terbuka tersebut memungkinkan berbagai
paham dan gerakan tumbuh subur di negara-negara tersebut. Hal ini akan menjadi
tantangan bagi KBRI London. Salah satunya adalah gerakan-gerakan anti NKRI yang
dihembuskan oleh berbagai kalangan yang secara intensif berkampanye dan melobi pihak
pemerintah dan masyarakat negara-negara akreditasi untuk memuluskan tujuan-tujuan anti
NKRInya. Inggris juga merupakan rumah bagi kelompok-kelompok yang cukup kritis
terhadap kebijakan Pemri dalam bidang HAM dan lingkungan hidup. Menanggapi hal itu,
KBRI London senantiasa secara bijak dan terukur menyikapi dan menangani kelompok-
kelompok tersebut.
Dari sisi ekonomi, kalangan usaha di negara akreditasi lebih memusatkan perhatian
kepada pasar tradisional. Selama ini kalangan usaha tersebut kurang mempunyai
awareness terhadap potensi ekonomi yang dimiliki Indonesia sehingga upaya yang keras
harus lebih banyak dilakukan dalam mempromosikan segala potensi ekonomi yang ada.
Tantangan lain yang dihadapi adalah masih terdapatnya tariff dan non-tariff barrier bagi
komoditas asal Indonesia. Sebagai negara G-20 yang tergolong ekonomi maju, Indonesia
tidak lagi mendapat fasilitas GST dari Pemerintah Inggris. Inggris yang merupakan anggota
UE juga harus mematuhi peraturan dan standar UE dalam memasukkan produk-produk
impor. Dalam hal ini, produk-produk Indonesia menghadapi non-tarriff barrier dari Inggris
karena dianggap tidak memenuhi standar packaging Uni Eropa.
Dari dalam negeri Indonesia juga terdapat tantangan dalam hal implementasi
kebijakan investasi yang kurang bersinergi dengan upaya-upaya mendorong arus investasi
asing ke Indonesia. Lemahnya koordinasi antar instansi di dalam negeri dapat menghambat
dan menyurutkan keinginan investor asing untuk menanamkan modalnya ke Indonesia.
Terkait masalah perlindungan WNI, Inggris menerapkan undang-undang
keimigrasian yang sangat ketat sehingga menyulitkan bagi WNI untuk tinggal dan bekerja di
negara tersebut, termasuk untuk pengurusan dokumen-dokumen keimigrasian.
Tantangan terakhir yang dihadapi oleh KBRI London adalah ketidakpastian nilai tukar
antara Dollar Amerika Serikat dengan Poundsterling yang menyulitkan dari sisi perencanaan
anggaran. Terlebih dengan semakin menguatnya mata uang Poundsterling terhadap Dollar
membuat biaya hidup dan beban biaya operasional KBRI London semakin tinggi.

7
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN RI

II.1 Visi Perwakilan RI

Guna mewujudkan Visi Pembangunan Tahun 2015—2019 “Terwujudnya Indonesia yang


berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”, serta Visi Kementerian
Luar Negeri Republik Indonesia yakni “Terwujudnya Wibawa Diplomasi guna Memperkuat
Jati Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat” maka ditetapkanlah Visi
Kedutaan Besar Republik Indonesia di London, Inggris sebagai berikut:

"Mengedepankan Kerja Sama Konkret untuk Memperjuangkan Kepentingan Rakyat


dan Jati Diri Indonesia sebagai Negara Maritim melalui diplomasi yang berwibawa"

Beberapa komponen dalam pernyataan Visi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Kerja Sama Konkret, berarti jalinan kerja sama yang erat di segala bidang dengan
negara akreditasi (bilateral) dan organisasi internasional (multilateral) yang
memberikan hasil yang nyata, berdaya guna bagi kehidupan Rakyat Indonesia.
2. Kepentingan rakyat, berarti pemenuhan kebutuhan dan hajat hidup masyarakat
guna membawa kemakmuran bagi masyarakat luas, bangsa, dan negara.
3. Jati Diri Indonesia sebagai Negara Maritim, berarti identitas/ciri khas Indonesia
sebagai negara yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan. Dalam hal ini,
Indonesia sebagai Negara Maritim mengelola wilayah lautnya untuk
mempertahankan kedaulatan dan meningkatkan kemakmuran dengan membangun
ekonomi kelautan secara terpadu dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan serta membangun konektivitas dan pertahanan
maritim.
4. Diplomasi yang Berwibawa, berarti penyelenggaraan hubungan Indonesia dengan
negara-negara dan entitas internasional lain yang disegani dan dihormati karena
peran aktif dan kepemimpinan Indonesia dalam berbagai forum dan kegiatandi dunia.

Sesuai dengan pernyataan Visi di atas, maka dapat diartikan bahwa KBRI London pada
periode 2015-2019 akan menitikberatkan upaya-upaya diplomasi yang berwibawa untuk
mendorong dan meningkatkan kerja sama dengan Inggris dan Irlandia yang akan
memberikan hasil yang nyata dan berdaya guna baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk kepentingan rakyat dengan mengoptimalkan posisi dan potensi RI sebagai
Negara Maritim.

II.2 Misi Perwakilan RI

Visi tersebut dijabarkan dalam Misi KBRI London sebagai berikut:

1. Memperkuat peran KBRI London dalam mendorong dan meningkatkan kerja sama
yang memberikan hasil konkret bagi kepentingan rakyat.
2. Menegaskan posisi dan peran Indonesia sebagai Negara Maritim serta meningkatkan
dan menjajaki area kerja sama baru di bidang kemaritiman dengan negara-negara
dan organisasi internasional akreditasi.
3. Memperkuat kapasitas KBRI London dengan segenap diplomat dan staf
pendukungnya untuk melakukan upaya diplomasi yang berwibawa.

8
MISI I

Memperkuat peran KBRI London dalam mendorong dan meningkatkan kerja


sama yang memberikan hasil konkret bagi kepentingan rakyat.

Memperkuat adalah menjadikan lebih kuat dari kondisi sebelumnya.


Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif.
Mendorong adalahbergerak dengan kuat kearah depan; mendesak atau memaksa supaya
berbuat sesuatu.
Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya.
Kerja Sama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh negara yangmenyangkut
aspek bilateral, regional dan internasional di berbagai bidang untuk mencapai tujuan
bersama.
Hasil konkret adalah hasil yang nyata yang terlihat atau dirasakan manfaatnya.
Kepentingan rakyat berarti pemenuhan kebutuhan dan hajat hidup masyarakat guna
membawa kemakmuran bagi masyarakat luas, bangsa, dan negara.

MISI II

Menegaskan posisi dan peran Indonesia sebagai Negara Maritim serta


meningkatkan dan menjajaki area kerja sama baru di bidang kemaritiman
dengan negara-negara dan organisasi internasional akreditasi

Menegaskan adalahmenerangkan, memastikan, menjelaskan.


Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif.
Negara Maritim adalah negara yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan
mengelola wilayah lautnya untuk mempertahankan kedaulatan dan meningkatkan
kemakmuranserta membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan
pemanfaatansumber kekayaan laut secara berkelanjutan serta membangun konektivitas dan
pertahanan maritim.
Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya.
Menjajaki adalah proses, cara, perbuatan menjajaki
Kerja Sama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh negara yang menyangkut
aspek bilateral, regional dan internasional di berbagai bidang untuk mencapai tujuan
bersama.
Kemaritiman adalah hal-hal yang berkenaan dengan laut, berhubungan dengan pelayaran
dan perdagangan di laut.

MISI III

Memperkuat kapasitas KBRI London dengan segenap diplomat dan staf


pendukungnya untuk melakukan upaya diplomasi yang berwibawa.

Memperkuat adalah menjadikan lebih kuat dari kondisi sebelumnya.


Kapasitas adalah kemampuan, ruang yang tersedia, daya tampung

9
Diplomasi yang Berwibawa berarti penyelenggaraan hubungan Indonesia dengan negara-
negara dan entitas internasional lain yang disegani dan dihormati karena peran aktif dan
kepemimpinan Indonesia dalam berbagai forum dan kegiatan di dunia.

II.3 Tujuan Perwakilan RI

Berdasarkan Visi dan Misi Kementerian Luar Negeri 2015-2019 dan Visi dan Misi KBRI
London 2015-2019, maka dirumuskan Tujuan-tujuan strategis yang hendak dicapai oleh
KBRI London pada periode 2015-2019 sebagai berikut:

1. Peran Perwakilan RI yang berpengaruh dalam hubungan bilateral dengan Inggris dan
Irlandia serta penguatan kepemimpinan Indonesia dalam IMO

Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif.


Berpengaruh adalah mempunyai pengaruh terhadap pengambil kebijakan isu-isu
bilateral.
Hubungan bilateral adalah hubungan yang melibatkan dua belah pihak.
Penguatan Kepemimpinan adalah meningkatnya nilai kewibawaan yang menjadi
pertimbangan dan kepercayaan dunia internasional terhadap kedudukan Indonesia,
sehingga memiliki nilai pengaruh terhadap kebijakan di forum internasional.
Kepemimpinan dapat diperlihatkan di antaranya melalui peran sebagai inisiator,
mediator dan fasilitator.

Tujuan ini diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai dengan 2019 melalui
peningkatan hubungan bilateral dan peran Indonesia di organisasi internasional yang
bermarkas di Inggris seperti IMO. Target dari tujuan ini sebagaimana tabel di bawah.

Tujuan Indikator Kinerja Utama Target 2015 Target 2019

Peran Perwakilan RI yang


berpengaruh dalam hubungan
Indeks peran KBRI
bilateral dengan Inggris dan London 97,87 98,05
Irlandia serta penguatan
kepemimpinan Indonesia dalam
IMO, ICO, ISO, dan ICCO

2. Nilai manfaat ekonomi, keuangan dan pembangunan yang optimal melalui upaya
diplomasi KBRI London di Negara-negara akreditasi dan organisasi internasional

Nilai manfaat ekonomi adalah jumlah nominal manfaat secara ekonomi, keuangan, dan
pembangunan yang dihasilkan oleh berbagai kerja sama dan hubungan perdagangan,
investasi, dan pariwisata antara negara.
Optimal adalah yang terbaik, tertinggi, dan paling menguntungkan.
Diplomasi adalah semua tindakan terkait representing, protecting negotiating, reporting and
promoting kepentingan RI yang dilakukan oleh KBRI London dengan sasaran pemerintah
dan masyarakat negara-negara akreditasi serta negara-negara anggota organsiasi
internasional yang menjadi akreditasi KBRI London.

10
Tujuan ini diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai dengan 2019 melalui
pengukuran seberapa besar target KBRI London yang tercapai dalam rangka peningkatan
nilai perdagangan dengan Indonesia, nilai investasi asing ke Indonesia, jumlah wisatawan
mancanegara ke Indonesia dan jumlah realisasi kerja sama bilateral dengan organisasi
internasional.

Target dari tujuan ini sebagaimana tabel di bawah.

Indikator Kinerja
Tujuan Target 2015 Target 2019
Utama

INGGRIS
USD 3,2
USD 9,1milyar
Nilai Total Perdagangan milyar
IRLANDIA
USD 173
USD 184,2 juta
juta
INGGRIS
Nilai manfaat ekonomi, keuangan
280.000
dan pembangunan yang optimal Jumlah wisatawan 327.560 orang
orang
melalui upaya diplomasi KBRI IRLANDIA
London di Negara-negara 1000 orang 2000 orang
akreditasi dan organisasi
INGGRIS
internasional
USD 1,7
USD 2,2 milyar
Nilai investasi milyar
IRLANDIA
USD
USD 462.612
264.500
Jumlah realisasi kerja
sama bilateral dan 3 Proyek/ 6 Proyek/
dengan organisasi kegiatan kegiatan
internasional

II.4 Sasaran Strategis Perwakilan RI

6 (enam) Sasaran Strategis utama KBRI London yang hendak dicapai pada periode 2015-
2019 adalah sebagai berikut:

1. Dukungan Negara akreditasi terhadap kedaulatan NKRI yang meningkat serta peran
KBRI London dalam mendukung diplomasi maritim, pengembangan infrastruktur poros
maritim Indonesiaserta kepemimpinan Indonesia di IMO dan organisasi internasional lainnya
yang menguat.

Dukungan adalah sokongan/bantuan.


Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya.
Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif.
Diplomasi maritim adalah negosiasi atau perundingan yang dilakukan oleh dua negara atau
lebih mengenai kerja sama kemaritiman dan penetapan serta penanganan permasalahan
perbatasan laut.
Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan
Infrastruktur adalah prasarana

11
Poros Maritim adalah doktrin yang menyatakan Indonesia sebagai kekuatan maritim yang
bersatu (unity), sejahtera (prosperity), dan berwibawa (dignity).
Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya.

Sasaran strategis ini diukur melalui seberapa banyak rekomendasi dan prakarsa KBRI
London yang ditindaklanjuti oleh stakeholders dari yang disampaikan disertai dengan target
setiap tahun sampai dengan2019, sebagaimana tabel di bawah.

Target
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya Persentase rekomendasi 93% 93% 94% 94% 95%


dukungan negara hasil kajian komprehensif
akreditasi terhadap KBRI London yang
ditindaklanjuti Stakeholders
kedaulatan NKRI serta
menguatnya peran
KBRI London dalam
mendukung diplomasi
maritim,
pengembangan
infrastruktur poros
maritim Indonesia, dan
kepemimpinan
Indonesia di IMO dan
organisasi internasional
lainnya.

2. Meningkatnya Peran KBRI London dalam mendukung penguatan pengaruh


Indonesia di Negara akreditasi.

Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya.


Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif.
Mendukung adalah menyokong atau membantu.
Penguatan adalah meningkatkankeunggulan / tidak mudah goyah.
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yg ikut membentuk
watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang atau pengambil kebijakan dalam suatu
entitas.

Sasaran strategis ini diukur melalui seberapa banyak realisasi rencana aksi sebagai
implementasi dari perjanjian/kesepakatan disertai dengan target setiap tahun sampai dengan
2019, sebagaimana tabel di bawah.

12
Target
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
2015 2016 2017 2018 2019

Peran KBRI London Persentase realisasi 90% 90% 90% 90% 90%
dalam mendukung rencana aksi sebagai
penguatan pengaruh implementasi dari
Indonesia di negara
perjanjian/kesepakatan
akreditasi yang
meningkat

3. Meningkatnya Peran KBRI London dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan
pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya


Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif
Menciptakan adalah membuat/mengadakan sesuatu yang baru.
Nilai manfaat ekonomi adalah jumlah nominal manfaat secara ekonomi, keuangan, dan
pembangunan yang dihasilkan oleh berbagai kerja sama dan hubungan perdagangan,
investasi, dan pariwisata antara negara.
Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera; keamanan, keselamatan, ketenteraman.

Sasaran strategis ini diukur melalui persentase peningkatan trade, tourism, and investment
disertai dengan target setiap tahun sampai dengan 2019 sebagaimana tabel di bawah.

Target
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya Peran Persentase 29% 29% 29% 29% 29%


KBRI London dalam peningkatantrade
menciptakan nilai
manfaat ekonomi, dan
Persentase peningkatan 4% 4% 4% 4% 4%
pembangunan bagi
kesejahteraan rakyat tourism
Indonesia.
Persentase 15% 15% 15% 15% 15%
peningkataninvestment

4. Menguatnya peran diplomasi soft power yang dilakukan oleh KBRI London di Inggris
dan Irlandia.

Menguat adalah meningkatkankeunggulan / tidak mudah goyah


Diplomasi soft power adalah penyelenggaraan hubungan Indonesia dengan negara-negara
dan entitas internasional lain dengan menggunakan kemampuan untuk menarik perhatian
dan bekerja sama, mengubah dan mempengaruhi opini publik dan sosial melalui bebebagai
saluran.

Sasaran strategis ini diukur melalui persentase publik di Inggris dan Irlandia yang
berpandangan positif terhadap Indonesia disertai dengan target setiap tahun sampai dengan
2019 sebagaimana tabel di bawah.
13
Target
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
2015 2016 2017 2018 2019

Menguatnya peran Persentase publik di Inggris 90% 91% 92% 93% 94%
diplomasi soft power dan Irlandia yang
yang dilakukan oleh berpandangan positif
KBRI London di Inggris terhadap Indonesia.
dan Irlandia.

5. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI serta pemberdayaan diaspora di


Inggris dan Irlandia.

Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya.


Pelayanan adalah tindakan, bantuan, persiapan, dan pengurusan dokumen dan perizinan
dalam hal kekonsuleran, keimigrasian, ketenagakerjaan, pendidikan dan perhubungan,
danlain-lain.
Perlindungan adalah pertolongan, pembelaan, pendampingan, dan penyediaan bantuan
hukum dan sosial dari Perwakilan RI di luar negeri bagi WNI dan BHI yang terkena kasus
diluar negeri.
WNI adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga negara Republik Indonesia.
BHI adalah Badan Hukum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan menurut peraturan
perundangan Indonesia.
Diaspora adalah warga negara Indonesia, keturunannya, dan orang yang memiliki darah
Indonesia yang menetap di luar negeri.

Sasaran strategis ini diukur melalui persentase permasalahan WNI dan BHI di Inggris dan
Irlandia yang diselesaikan, pemahaman WNI (diaspora) atas isu utama terkait perlindungan
WNI di Negara akreditasi, serta responded atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas
pelayanan kekonsuleran disertai dengan target setiap tahun sampai dengan 2019.
Persentase tersebut diperoleh dari komponen dengan pembobotan sebagaimana tabel di
bawah.

Target

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama


2015 2016 2017 2018 2019

Persentase permasalahan 90% 91% 92% 93% 94%


WNI dan BHI di Inggris dan
Irlandia yang diselesaikan

Meningkatnya pelayanan Persentase pemahaman 80% 82% 84% 87% 90%


dan perlindungan WNI (diaspora) atas isu
WNI/BHI serta utama terkait perlindungan
pemberdayaan diaspora WNI di negara akreditasi
di Inggris dan Irlandia
Persentase responden 80% 81% 82% 83% 84%
atau pengguna jasa yang
menyatakan puas atas
pelayanan kekonsuleran

14
6. Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel

Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya


Dukungan adalah sokongan atau bantuan
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.
Akuntabel adalah dapat dipertanggungjawabkan dan harus mencapai sasaran baik fisik
maupun keuangan.

Sasaran strategis ini diukur melalui nilai hasil evaluasi AKIP KBRI London yang dilakukan
oleh BPO dan Itjen dan persentase realisasi anggaran (SP2D) terhadap alokasi DIPA KBRI
London disertai dengan target setiap tahun sampai dengan 2019 sebagaimana tabel di
bawah.

Target
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya Nilai hasil evaluasi B B B B B


penerapan manajemen Akuntabilitas Kinerja Instansi
kinerja dan anggaran Pemerintah (AKIP) KBRI
yang akuntabel London yang dilakukan Itjen
dan BPO

Persentase Realisasi 96% 96% 96% 97% 97%


Anggaran (SP2D) terhadap
Alokasi DIPA KBRI London

15
LAMPIRAN

Lampiran I:
Matriks Arah Kebijakan dan Strategi

No. Arah Kebijakan Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan


Kemenlu
1. Penguatan Mempertahankan integritas Melakukan pendekatan
diplomasi maritim wilayah NKRI secara pro-aktif kepada
dalam rangka berbagai pihak di
menjaga kedaulatan
pemerintahan, parlemen, dan
Indonesia
masyarakat sipil di negara
akreditasi untuk mencegah
anasir-anasir anti NKRI dan
anti kebijakan Pemri

Mendorong peningkatan kerja Menjajaki kerja sama dengan


sama dalam bidang negara akreditasi dan IMO
keamanan dan keselamatan dalam bidang keamanan dan
laut,serta search and rescue, keselamatan laut,serta search
penanganan bencana di laut, and rescue, penanganan
serta perlindungan bencana di laut, serta
lingkungan perlindungan lingkungan
laut. laut.

Meningkatkan upaya-upaya Menjajaki kerjasama dan


diplomasi dalam mewujudkan bantuan yang dapat diberikan
kerangka kerja sama maritim oleh pemerintah dan pihak
yang mendukung perwujudan
swasta negara akreditasi di
konektivitas maritim dan
mengedepankan jati diri bidang pembangunan
Indonesia sebagai negara infrastruktur maritim di
maritim Indonesia.

Memperjuangkan Memperjuangkan
kepentingan Indonesia kepentingan Indonesia
sebagai poros maritim dunia sebagai poros maritim dunia
dalam forum-forum dalam forum IMO
Internasional

Membantu pembangunan Mendorong kerja sama dalam


kekuatan pertahanan maritim bidang transfer teknologi
melalui diplomasi pertahanan alutsista pertahanan maritim
dengan berbagai negara dengan negara-negara
sahabat. akreditasi.
2. Peningkatan peran Mengintensifkan kerja sama Mengintensifkan kerja sama
dan pengaruh bilateral, regional dan dengan negara-negara
Indonesia sebagai internasional dalam akreditasi dalam
negara middle menanggulangi menanggulangi
power di dunia kejahatan transnasional, kejahatan transnasional,
internasional, seperti: korupsi, terorisme, seperti: korupsi, terorisme,
penyelundupan manusia, penyelundupan manusia,
perdagangan orang, perdagangan orang,
perdagangan gelap narkoba, perdagangan gelap narkoba,
perompakan perdagangan perompakan perdagangan
senjata ilegal, illegal fishing. senjata ilegal, illegal fishing.

16
Memperkuat dialog dan kerja Memperkuat dialog dan kerja
sama konstruktif di bidang sama konstruktif dengan
pemajuan demokrasi, pihak pemerintah dan non
pemajuan dan perlindungan permerintah seperti anggota
HAM, toleransi agama, di perlemen, akademisi, aktivis
forum Internasional. HAM, aktivis LSM, tokoh
masyarakat dan agama di
negara-negara akreditasi di
bidang pemajuan demokrasi,
pemajuan dan perlindungan
HAM, toleransi agama, di
forum Internasional.
Meningkatkan peran Meningkatkan peran
Indonesia di tingkat global Indonesia di tingkat global
dan internasional melalui melalui kerja sama bilateral
penguatankerja sama dengan Inggris sebagai mitra
bilateral, khususnya dengan strategis Indonesia.
negara mitra strategis dan
organisasi intra danantar
kawasan.
Menggunakan diplomasi Meningkatkan kegiatan
publik yang berkarakter soft promosi budaya, pariwisata,
power Indonesia melalui kerja kerja sama pendidikan serta
sama kebudayaan, mengintensifkan pendekatan
pemberian beasiswa, people dan upaya-upaya pembinaan
to people contact, jejaring masyarakat Indonesia di luar
diaspora Indonesia negeri.
Mengelola dan memperkuat Membina dan
jaringan alumni asing memberdayakan jaringan
penerima beasiswa Indonesia alumni penerima beasiswa
danjaringan alumni WNI Indonesia dan WNI penerima
penerima beasiswa asing beasiswa Negara-negara
untuk memperkuat diplomasi akreditasi serta kalangan
publik. Indonesianists untuk
memajukan kepentingan
Indonesia.

Mendorong keterwakilan WNI Meningkatkan peran aktif


pada badan-badan Indonesia dalam IMO,
internasional baik secara termasuk mendorong
profesionalmaupun melalui sebanyak-banyaknya WNI
keterlibatan aktif dalam untuk bekerja pada IMO, ICO,
kelompok kerja dan ISO, dan ICCO.
penyusunan norma-norma
di tingkat internasional.
Memanfaatkan keanggotaan Memanfaatkan keanggotan
Indonesia pada forum Indonesia pada IMO, ICO,
internasional untuk ISO, dan ICCO untuk
menyuarakandan mendorong menyuarakandan mendorong
inisiatif-inisiatif baru yang inisiatif-inisiatif baru yang
mengakomodasi kepentingan mengakomodasi kepentingan
nasional dan nasional dankepentingan
kepentingan negara negara berkembang.
berkembang.
3. Peningkatan Memperluas dan Mengupayakan peningkatan
diplomasi ekonomi meningkatkan akses pasar kunjungan misi dagang/
bagi produk barang dan pengusaha dari negara
jasa Indonesia, serta akreditasi dan sebaliknya,
meningkatkan arus termasuk menfasilitasi
investasi, dan pariwisata ke businessmatchmaking dan

17
Indonesia, serta mendorong kunjungan Menteri/pejabat
perlindungan pasar domestik tinggi yang terkait dengan isu
dari praktek perdagangan ekonomi.
yang tidak adil.
Memperkuat diplomasi Mengembangkan jejaring
Indonesia pada pasar bisnis dan market intelligence
prospektif produk Indonesia di negara
akreditasi.
Mendorong perluasan Mengadakan temu bisnis di
potensi perdagangan, pengembangan TTI dan
investasi, pariwisata, dan infrastruktur maritim serta
pengembangan infrastruktur pengelolaan kekayaan
maritim serta pengelolaan maritim
kekayaan maritim.
Mendorong masuknya Mengimplementasikan
investasi asing pada sektor- perjanjian/MoU di bidang
sektor prioritas bagi investasi, khususnya P4M
Indonesia, serta memfasilitasi agar lebih menguntungkan
dan mendorong serta Indonesia.
melindungi investasi
Indonesia di luar negeri.
Perhatian khusus diberikan
pada Perjanjian Promosi
dan Perlindungan
Penanaman Modal (P4M)
bilateral serta kelanjutan
perundingan perjanjian
investasi.
Mendorong implementasi Meningkatkan koordinasi
kerja sama perdagangan dengan seluruh pemangku
dan investasi yang kepentingan di bidang
berimbang dan perdagangan dan investasi
berkelanjutan.
4. Peningkatan kualitas Memastikan kehadiran Secara pro aktif melakukan
pelayanan dan negara dalam pelayanan dan pendekatan dan kegiatan
perlindungan WNI perlindungan WNI/BHI di luar ‘menjemput bola’ pembinaan
dan BHI diluar negeri dengan terhadap WNI yang tersebar
negeri serta mengedepankan kepedulian di berbagai kota di negara-
pemberdayaan dan keberpihakan. negara akreditasi.
diaspora
Memperkuat sinergi dalam Memberdayakan jaringan
Perlindungan WNI di luar WNI dan diaspora di Negara-
negeri dengan Komunitas negara akreditasi sebagai
Indonesia di luar negeri serta kontrol sosial untuk
pelayanan dan membantu mendeteksi dini,
pemberdayaan Diaspora dan melakukan pencegahan dan
Masyarakat Madani respon pertama terhadap
WNI yang menghadapi
masalah berat.

18
Lampiran II :
Matriks Target Kinerja

Program/K SASARAN Indikator Target Alokasi (Rp juta rupiah)


egiatan PROGRAM
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
(OUTCOME)/S
ASARAN
KEGIATAN
(OUTPUT)
Dukungan Meningkatnya Persentase
Manajeme dukungan penyelenggara 100% 100% 100% 100% 100% 60.502 76.602 87.123 104.547 125.456
n dan manajemen an dukungan
Pelaksana dan teknis manajemen
an Tugas pelaksanaan yang
Teknis diplomasi professional,
Lainnya Indonesia akuntabel,
Kementeri efisien dan
an Luar efektif
negeri
Penyelengg Terselenggara- Persentase
araan nya terselenggara-
kegiatan peningkatan nya Operasional
dukungan pelaksanaan dan
manajemen dukungan Pemeliharaan 100% 100% 100% 100% 100%
pada manajemen Perkantoran.
Perwakilan pada
RI. Perwakilan RI

Peningkata Meningkatnya Tingkat


n Sarana kualitas dukungan
dan dukungan sarana dan
Prasarana sarana dan prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 975 1.170 1.404 1.685 2.022
Aparatur prasarana aparatur
Kementeri Kementerian Kementerian
an Luar Luar Negeri Luar Negeri.

19
Negeri
Peningkata Terlaksananya Jumlah
n Sarana Peningkatan Pembangunan/
dan Sarana dan Pengadaan
Prasarana Prasarana peningkatan - 1 unit 1 unit - -
Perwakilan Perwakilan RI. gedung kantor/
RI wisma duta dan
gedung lainnya.
Jumlah
pengadaan/
peningkatan
55 unit 60 unit 70 unit 70 unit 50 unit
mechanicalelect
ric/peralat-an
dan mesin
Pelaksana Meningkatnya Indeks
an kegiatan peningkatan
Diplomasi diplomasi dan kegiatan di-
dan kerja sama plomasi dan
Kerjasama internasional kerja sama 97,22 97,13 97.4 97,44 98,00 2.946 3.535 4.242 5.090 6.108
Internasion internasional
al pada
Perwakilan
RI
Penyelengg Terselenggaran Persentase 93% 93% 94% 94% 95%
araan ya Peningkatan rekomendasi
Diplomasi Pelaksanaan hasil kajian
dan Kerja Diplomasi dan komprehensif
Sama Kerjasama Perwakilan RI
Internasion yang
al ditindaklanjuti
Stakeholders
Persentase 90% 90% 90% 90% 90%
rencana aksi
sebagai
implementasi

20
dari dokumen
perjanjian/kesep
akatan
Persentase Trade Trade Trade Trade Trade
peningkatan 29% 29% 29% 29% 29%
trade, tourism Touris Tourism Tourism Tourism Tourism
and investment m 4% 4% 4% 4% 4%
Invest Investm Investm Investm Investm
ment ent ent ent ent
15% 15% 15% 15% 15%
Persentase 90% 91% 92% 93% 94%
publik di negara
akreditasi yang
berpandangan
positif terhadap
Indonesia
Persentase 90% 91% 92% 93% 94%
Permasalahan/
Kasus/Bantuan
hukum WNI dan
BHI di Luar
negeri yang
Diselesaikan
Persentase 80% 81% 82% 83% 84%
responden atau
pengguna jasa
yang menya-
takan puas atas
pelayanan
kekonsuleran.

21
Lampiran III :

PERHITUNGAN INDEKS PENINGKATAN KEGIATAN DIPLOMASI


DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

I. PENENTUAN BOBOT

No. Indikator Bobot


1. Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan RI yang ditindaklanjuti stakeholders. 15
2. Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan 15
3. Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia. 20
4. Persentase peningkatan trade, tourism, and investment (TTI). 20
5. Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang diselesaikan. 15
6. Persentase respondenatau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran. 15
TOTAL 100

II. PENENTUAN TARGET INDEKS PERWAKILAN

Proyeksi Nilai Target


Target PK Bobot
No. Indikator Capaian PK Capaian PK Indeks
A B C (B/A) D E (C x D)
1. Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan 93% 90% 0,97% 15 14,55
RI yang ditindaklanjuti stakeholders.
2. Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari 90% 88% 0,98% 15 14,7
perjanjian/kesepakatan
3. Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan 90% 88% 0,98% 20 19,6
positif terhadap Indonesia.
4. Persentase peningkatan promosi trade, tourism, and 16% 15% 0.94 20 18,75
investment (TTI). ((29%+4%+15%) :
3)
5. Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang 90% 90% 1 15 15
diselesaikan.
6. Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan 80% 78% 0.975 15 14,62
puas atas pelayanan kekonsuleran.
Total Target Indeks 97,22
22
Lampiran IV :

PERHITUNGAN INDEKS PERAN KBRI LONDON

III. PENENTUAN BOBOT

No. Indikator Bobot


1. Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan RI yang ditindaklanjuti stakeholders. 15
2. Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan 15
3. Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia. 20
4. Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang diselesaikan. 15
5. Persentasi pemahaman WNI (diaspora) atas isu utama terkait perlindungan WNI di negara akreditasi 20
6. Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran. 15
TOTAL 100

IV. PENENTUAN TARGET INDEKS PERWAKILAN

Proyeksi Nilai Target


Target PK Bobot
No. Indikator Capaian PK Capaian PK Indeks
A B C (B/A) D E (C x D)
1. Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan 93% 90% 0,97% 15 14,55
RI yang ditindaklanjuti stakeholders.
2. Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari 90% 88% 0,98% 15 14,7
perjanjian/kesepakatan
3. Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan 90% 88% 0,98% 20 19,6
positif terhadap Indonesia.
4. Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang 90% 90% 1 15 15
diselesaikan.
5. Persentasi pemahaman WNI (diaspora) atas isu utama terkait 80% 78% 0,97% 20 19,4
perlindungan WNI di negara akreditasi
6. Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan 80% 78% 0.975 15 14,62
puas atas pelayanan kekonsuleran.
Total Target Indeks 97,87

23

Anda mungkin juga menyukai