56 105 1 SM PDF
56 105 1 SM PDF
Abstrak
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) masih merupakan masalah bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.
Dukungan agar ibu menyusui bayi merupakan hal penting dalam menginisiasi dan mempertahankan pemberian ASI.
Strategi dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan menyusui. Tujuan penelitian adalah menganalisis efektivitas
comprehensive breastfeeding education terhadap keberhasilan pemberian (ASI) pada periode postpartum.
Jenis penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen one group pre post test repeated measured design. Jumlah
sampel sebanyak 22 ibu dengan menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data dilaksanakan
pada bulan September–Oktober 2013 di Puskesmas wilayah Kota Tangerang Selatan. Intervensi dilakukan
selama 30 menit. Pengumpulan data dilakukan sebelum intervensi, 3 hari setelah intervensi (post 1), dan
10 hari setelah intervensi (post 2). Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi. Keberhasilan
pemberian ASI berdasar pada parameter pengetahuan, langkah menyusui, perlekatan bayi, dan kecukupan ASI.
Analisis data menggunakan general linear model repeated measure ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan
adanya signifikansi comprehensive breastfeeding education (p=0.001). Rata-rata keberhasilan pemberian
ASI sebelum dan setelah intervensi meningkat. Sebesar 93,9% intervensi memengaruhi tingkat keberhasilan.
Rata-rata sebelum intervensi 56,74 (SD 5,92), post 1 sebesar 60,83 (SD 6,38) dan post 2 sebesar 74,55 (SD
5,32). Subvariabel yang memiliki efek secara signifikan setelah intervensi adalah pengetahuan (p=0.001)
dan langkah menyusui (p=0.001), sedangkan subvariabel perlekatan bayi (p=0.061) dan kecukupan ASI
(p=0.162) tidak secara signifikan berbeda antara sebelum dan setelah intervensi. Pelaksanaan breastfeeding
education disarankan pada ibu agar dapat melakukan posisi perlekatan bayi yang benar sehingga dapat
mengurangi masalah-masalah berkaitan dengan perlekatan yang tidak sesuai seperti puting perih, lecet atau
berdarah, dan bayi kurang puas dalam menyusu yang bisa mengakibatkan gagalnya program ASI ekslusif.
Abstract
Breastfeeding have still been problem for adequate newborn nutrition. Adequate breastfeeding support is
essential for mothers to initiate and maintain optimal breastfeeding practices. A strategic needed to support
successful breastfeeding. The purpose of research is to analyze the effectiveness comprehensive breastfeeding
education on successful breastfeeding at postpartum periods. A quasi-experimental one group pretest, post test,
repeated mesaured was used. This study was conducted at public health in Tangerang Selatan municipality in
September–October 2013 among 22 postpartum mothers, convenience sampling methods. Intervention was
done 30 minute. Data were collected before intervention (pretest), third day after intervention (post 1) and
tenth day after intervention (repeated/post 2) using four parameter, that are knowledge, breastfeeding steps,
proper lacth-on and adequate breastmilk. Using repeated measures analysis of variance there was a significant
increase (p=0.001) in the overall Successful breastfeeding mean. Around 93,9% the effectiveness of intervention
influence on successful. The mean before intervention is 56,74 (SD 5,92), increased at post 1:60,83 (SD
6,38) and post 2:74,55 (SD 5,32). Subvariable which has effect significantly after intervention is knowledge
(p=0.001) and breastfeeding steps (p=0.001), in contrary, proper latch-on (p=0,061) and adequate breastmilk
(p=0.162) have no significant effect after intervention. Suggestion to support breastfeeding education and
counselling proper latch-on adequately that can decrease the problem such as painful, creaks or bloody putting.
Berdasarkan hasil tersebut maka asumsi partisipasi dalam penelitian ini kapanpun
untuk uji GLM Repeated Measure ANOVA dan tanpa ada tekanan dari pihak manapun.
terpenuhi dan tidak ada varian. Kerahasiaan responden dijamin dengan cara
Penelitian ini tidak mengakibatkan risiko menggunakan anonimity pada kuesioner,
yang fatal karena tanpa dilakukan intervensi kode diberikan dengan menggunakan tanda,
invasif. Sebelum penelitian dilakukan, dan penyimpanan data serta pengolahan data
peneliti akan mengajukan uji etik kepada hanya dilakukan oleh peneliti utama.
Komite Etik FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Perlindungan responden penelitian
dilakukan dengan tetap menghormati hak Hasil Penelitian
responden dan memegang prinsip etik
dalam penelitian. Persetujuan penelitian ini Data demografi responden meliputi umur,
dilakukan pada responden sebelum penelitian tingkat pendidikan, paritas, dan informasi
dilakukan. Setelah itu, responden penelitian tentang ASI disajikan pada tabel 1. Umur
menandatangani informed consent sebagai responden yang paling muda adalah berusia
bukti bahwa responden telah menyetujui 19 tahun dan yang paling tua berusia 40
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. tahun, dengan rata-rata umur responden
Responden diberikan kebebasan apabila adalah 30–31 tahun. Kemudian umur
ingin memutuskan untuk tidak melanjutkan dikategorikan menjadi ≤30 tahun dan
Kecukupan 22 - - - f = 2,100
ASI p = 0,162
>30 tahun. Pada penelitian ini didapatkan dengan pre dan post 1. Hal itu menunjukkan
bahwa umur terdistribusi secara sama (50% bahwa keberhasilan menyusui diantara
terdiri dari usia ≥30 tahun dan 50% terdiri responden memiliki deviasi paling rendah
dari usia >30 tahun), sebagian responden dibandingkan dengan pre dan post 1 pada
telah lulus pendidikan menengah pertama, hari kesepuluh pascaintervensi. Berdasarkan
kurang dari sebagian responden telah nilai itu didapat kan nilai sebesar 0.939.
memiliki satu anak, dan lebih dari sebagian Hal tersebut menerangkan bahwa intervensi
responden telah memiliki dua atau tiga anak, comprehensive breastfeeding tersebut dapat
sebagian dari responden telah mendapatkan menentukan 93,9% keberhasilan dalam
informasi mengenai pemberian ASI yang menyusui overtime.
baik dan benar sebelumnya, sementara itu Pada penelitian ini, variabel dependen
sebagian responden lainnya mengaku belum yaitu variabel keberhasilan dalam menyusui
mendapatkan informasi mengenai pemberian diuji dengan menggunakan test of between-
ASI. Sumber informasi untuk mendapatkan subjects effects. Berdasarkan hasil variabel
edukasi mengenai ASI didapatkan bahwa between, seperti umur, paritas, dan hari
enam orang mengaku telah mendapatkan postpartum, didapatkan nilai F sebesar 0.037
informasi mengenai ASI dari tenaga kesehatan dengan signifikansi sebesar 0.849 dan derajat
yaitu dokter, perawat, dan bidan. Sedangkan kebebasan (df) sebesar 1. Dari hasil penelitian
empat orang lainnya mengaku mendapatkan ini, dapat disimpulkan bahwa variabel umur,
informasi dari majalah dan kader. paritas, dan lama hari postpartum tidak
Penilaian karekteristik ASI dilakukan berpengaruh secara signifikan terhadap
dengan mengkaji jenis ASI yang dikeluarkan. keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya,
Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa hampir namun hasil yang signifikan didapatkan dari
seluruh responden telah mengeluarkan ASI intervensi comprehensive breastfeeding.
matur sebanyak 18 orang (90%). Sementara Uji secara lebih detail pun dilakukan
itu, masih terdapat dua orang responden yang setelah test of between-subjects effects
mengeluarkan ASI transisi pada periode terhadap faktor keberhasilan menyusui yang
postpartum hari kedua dan ketiga (Tabel 2). meliputi: pengetahuan ibu, langkah-langkah
Analisis multivariat dilakukan untuk ibu dalam menyusui yang baik dan benar,
menganalisis efektifitas comprehensive perlekatan bayi, dan kecukupan ASI. Pada
breastfeeding terhadap tingkat keberhasilan penelitian ini, jenis ASI tidak dilakukan tes
pemberian ASI. Keberhasilan ibu dalam statistik karena jenis ASI merupakan proses
menyusui, meliputi: pengetahuan ibu, fisiologis keluarnya ASI yang dimulai dari
langkah-langkah menyusui yang dilakukan keluarnya kolostrum saat pertama kali, ASI
oleh ibu, perlekatan bayi, dan kecukupan transisi 1–2 hari setelah kolostrum keluar, dan
ASI. Rata-rata keberhasilan pemberian ASI ASI matur yang keluar setelah ASI transisi.
pada ibu postpartum sebelum dan setelah Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
intervensi menunjukkan hasil yang bermakna diketahui oleh responden mengenai ASI
(F=9,867 dan p value=0.001). Rata-rata awal dan cara menyusui yang baik dan benar.
menunjukkan nilai sebesar 56,74 dengan Rata-rata pengetahuan responden sebelum
standar deviasi 5,92. Setelah dilakukannya intervensi dilakukan adalah sebesar 68,41.
comprehensive breastfeeding menunjukkan Kemudian nilai ini naik cukup signifikan
terdapat kenaikan nilai rata-rata keberhasilan pada pengukuran post 1 yaitu menjadi 80,68
ibu dalam menyusui, baik post 1 (tiga hari dan post 2 naik menjadi 83,41. Sedangkan
pascaintervensi) maupun post 2 (seminggu hasil uji RMA didapatkan nilai F=42,563
setelah post 1). Terdapat kenaikan pada post dan nilai p=0.001, nilai ɳ=0.810. Dapat
1 sebesar empat poin sehingga menjadi 60,83 disimpulkan bahwa uji statistik dengan nilai
dan post 2 lebih baik lagi dibandingkan α sebesar 0.05 didapatkan hasil pengetahuan
dengan post 1 yaitu menjadi sebesar 74,55 responden yang naik secara signifikan setelah
dengan standar deviasi 5,32. Standar deviasi dilakukannya comprehensive breastfeeding
pada post 2 lebih rendah dibandingkan overtime. Terdapat perbedaan bermakna
sebelum dan setelah intervensi baik pada dan post 2 sebesar 56,14. Dari variabel ini
pengukuran kedua (post 1) maupun post 2. didapatkan nilai F=3,224; nilai p=0.061;
Intervensi menjelaskan bahwa sebesar 81% dan nilai ɳ=0.244. Dalam penelitian ini
merupakan keberhasilan yang didapatkan dari dapat disimpulkan bahwa pada nilai α 0.05
faktor pengetahuan ibu tentang menyusui. didapatkan nilai p>α, maka tidak terdapat
Langkah-langkah menyusui dapat diukur perbedaan yang bermakna pada perlekatan
melalui observasi kemampuan ibu dalam bayi sebelum dan sesudah intervensi. Variabel
melaksanakan tahapan menyusui bayi yang perlekatan ini berkontribusi sebesar 24,4%
dilakukan dengan benar. Dari hasil tersebut, terhadap keberhasilan ibu dalam menyusui.
didapatkan nilai rata-rata langkah menyusui Kecukupan pemberian ASI pada bayi
sebelum intervensi sebesar 48,18 benar dapat ditentukan berdasarkan keluarnya urin
dilakukan. Sisanya lebih dari sebagian (51,82) pada bayi, yang meliputi tiga aspek penilaian
tidak melakukan langkah-langkah menyusui yaitu warna urin, frekuensi berkemih, dan
secara benar atau melakukannya namun bau urin yang dapat dilihat pada tabel 4.
langkah-langkahnya tidak dilakukan dengan Nilai kemudian dikategorikan menjadi cukup
benar. Pengukuran post 1 yang dilakukan tiga dan kurang. Sebelum intervensi dilakukan,
hari setelah intervensi didapatkan rata-rata terdapat dua orang responden yang kurang
nilai sebesar 53,64 yang melakukan dengan memenuhi kebutuhan ASI bagi bayinya yaitu
benar dan hampir sebagian dilakukan dengan sebanyak dua orang (9,10%), sedangkan pada
tidak benar atau tidak dilakukan dengan post 1 dan post 2 didapatkan bahwa semua
benar, seperti responden tidak melakukan bayi sudah tercukupi kebutuhan nutrisinya
cuci tangan sebelum menyusui. Pengukuran (100%). Berdasarkan hasil analisis statistik
post 2 yang dilakukan seminggu setelah post 1 yang dapat dilihat pada tabel 5 dan tabel
menunjukkan bahwa rata-rata, ibu melakukan 6, didapatkan bahwa nilai F sebesar 2,100
langkah menyusui secara benar sebesar 84,09. dengan nilai p sebesar 0.162.Sehingga dapat
Intervensi comprehensive breastfeeding dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak
meningkatkan kemampuan seorang ibu dalam terdapat perbedaan yang signifikan pada
melaksanakan tahapan menyusui yang benar kecukupan ASI overtime sebelum dan setelah
walaupun belum semua langkah dilakukan. intervensi comprehensive breastfeeding.
Berdasarkan hasil tersebut didapatkan nilai
F=133,122; nilai p=0.001; dan nilai ɳ=0,930.
Berdasarkan nilai p<0.05 dapat disimpulkan Pembahasan
bahwa pada nilai α 0.05 menunjukkan
terdapat perbedaan yang signifikan pada Efektivitas Comprehensive Breastfeeding
kemampuan ibu untuk melaksanakan langkah terhadap Keberhasilan Menyusui Bayi
menyusui dengan benar sebelum dan setelah Keberhasilan menyusui ditentukan beberapa
intervensi overtime. Sebesar 93% yang faktor, salah satunya adalah peranan petugas
dijelaskan melalui statistik, menunjukkan kesehatan dalam memberikan pendidikan
bahwa intervensi dapat mengubah perilaku kesehatan tentang breastfeeding. Hasil
ibu melakukan langkah menyusui yang benar. penelitian ini menunjukkan hasil bahwa
Variabel berikutnya adalah perlekatan comprehensive breastfeeding efektif dalam
bayi yaitu keadaan menempelnya bayi ke meningkatkan keberhasilan ibu dalam
badan ibu ketika menyusu. Didapatkan hasil menyusui bayinya (nilai p=0.001) sebesar
bahwa nilai rata-rata perlekatan sebelum 93,9% (nilai ɳ) berdasarkan waktu. Hal
intervensi adalah 50,45; post 1 sebesar 50,68; tersebut sesuai dengan teori dari health
Langkah menyusui terdiri dari sepuluh keadaan menempelnya bayi ke badan ibu
item yaitu mencuci tangan sebelum dan ketika disusui. Perlekatan yang tidak benar
setelah menyusui, meletakkan bayi secara akan menyebabkan bayi mengalami masalah
benar, mengeluarkan ASI dan mengoleskan dalam menyusui, seperti kesulitan menghisap
pada puting susu, teknik menstimulasi bayi susu dengan efisien dan masalah pada ibu
agar mau menyusu, cara melepaskan mulut seperti puting luka, belah atau berdarah,
bayi dari puting susu, dan menyendawakan dan masalah-masalah lainnya. Penilaian
bayi setelah menyusu. Langkah menyusui perlekatan bayi pada saat menyusu terdiri
yang benar akan menentukan keberhasilan dari 20 item, yang dilakukan pengukuran
dan kesuksesan seorang ibu dalam menyusui dengan cara observasi, sehingga didapatkan
bayinya sehingga akan memenuhi kecukupan nilai rata-rata perlekatan sebelum intervensi
nutrisi bayinya. Langkah menyusui bayi adalah 50,45; post 1 sebesar 50,68; dan post 2
ini bukan hanya berfokus ASI keluar tetapi sebesar 56,14. Pada penelitian ini, kemampuan
juga memperhatikan aspek kebersihan responden menunjukkan terdapat sedikit
dengan cuci tangan sebelum dan setelah peningkatan. Pada pengumpulan data kedua
tindakan. Langkah menyusui dilakukan yang dilakukan pascaintervensi didapatkan
dengan cara melakukan observasi terhadap bahwa sebesar 56,14 responden melakukan
kemampuan ibu melaksanakan tahapan perlekatan saat menyusui dengan benar
menyusui dengan benar. pada penelitian dan rata-rata sekitar 43,86 tidak melakukan
ini didapatkan nilai rata-rata langkah dengan benar atau tidak dilakukan.
menyusui sebelum intervensi sebesar 48,18 Tanda-tanda perlekatan yang benar adalah
benar dilakukan. Sisanya lebih dari sebagian bayi tampak tenang dan meneguk berirama
(51,82) tidak dilakukan atau dilakukan tetapi (terlihat dari rahangnya), badan bayi
tidak benar. Seluruh responden ternyata tidak menghadap perut ibu, mulut bayi terbuka
melakukan cuci tangan sebelum dan setelah lebar, dagu bayi menempel pada payudara
menyusui, dan sebagian besar responden tidak ibu, sebagian besar areola bagian bawah
menyendawakan bayinya setelah menyusui, masuk ke dalam mulut bayi, bibir bawah bayi
teknik untuk menempatkan bayi pada areola ke arah luar, bayi nampak menghisap kuat
juga masih banyak yang tidak tepat. dengan irama perlahan, sesekali berhenti
Pada pengukuran post 1 didapatkan rata- menghisap, puting susu ibu tidak terasa
rata sebesar 53,64 dilakukan dengan benar dan nyeri atau tidak sakit, telinga dan bahu bayi
hampir sebagiannya dilakukan dengan tidak terletak pada satu garis lurus, dan kepala bayi
benar, seperti cuci tangan sebelum menyusui. agak menengadah. Tanda-tanda perlekatan
Pengukuran post 2 yang dilakukan seminggu yang tidak benar diantaranya: bayi tampak
setelah post 1 menunjukkan rata-rata bahwa sibuk menghisap dengan berbunyi, badan
ibu melakukan langkah menyusui secara bayi tidak menghadap perut ibu, mulut bayi
benar yaitu sebesar 84,09. Dapat dikatakan tidak terbuka lebar, dahi bayi menempel pada
bahwa comprehensive breastfeeding dapat payudara ibu, sebagian besar areola bagian
meningkatkan kemampuan ibu dalam atas masuk ke dalam mulut bayi, bibir bawah
melaksanakan langkah-langkah menyusui bayi ke arah dalam, bayi nampak menghisap
bayinya yang benar walaupun belum semua kuat dan cepat, puting susu ibu berasa sedikit
langkah telah dilaksanakan dengan nilai nyeri/sedikit sakit, hidung dan lengan bayi
F=133,122; nilai p=0.001; dan nilai ɳ=0.930. terletak pada satu garis lurus, dan kepala bayi
Pada nilai statistik menunjukkan bahwa nilai agak menunduk.
p<0.05, sehingga dapat disimpulkan pada Hasil uji efektivitas didapatkan nilai F
α 0.05 terdapat perbedaan yang bermakna sebesar 3,224; nilai p=0.061; dan nilai ɳ
terhadap kemampuan ibu melaksanakan =0.244. Dapat disimpulkan bahwa pada nilai
langkah menyusui dengan benar sebelum dan α 0.05 menunjukkan bahwa nilai p>α. Hal ini
setelah intervensi overtime. Intervensi dapat menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
mengubah perilaku ibu dalam melakukan signifikan antara perlekatan bayi sebelum
langkah-langkah menyusui yang benar dan sesudah intervensi. Variabel perlekatan
sebesar 93%. bayi berkontribusi sebesar 24,4% dalam
Perlekatan bayi ketika menyusu adalah memengaruhi keberhasilan menyusui. Hal
Bryanton, J., Beck, C. T., & Montelpare, Mozingo, J, N., Davis, M. W., Droppleman,
W. (2013). Postnatal parental education for P. G., & Merideth, A. (2000). “It wasn’t
optimizing infant general health and parent- working”. Women’s experiences with short-
infant relationship. Cochrane Database term breastfeeding. MCN Am J Matern Child
Syst Rev, 21(1). doi: 10.1002/14651858. Nurs, 25(3), 120–6.
CD004068.pub4.
Montgomery, K. S. (2011). Maternal-
Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan newborn nursing: Thirteen challenges that
Indonesia 2008. Jakarta: Departemen influence excellence in practice. The Journal
Kesehatan Republik Indonesia. of Perinatal Education, 10(1), 31–40.