Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
Oleh :
MIFTAHUL JANNAH
C12114016
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
1
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawah ini
Nomormahasiswa : C12114016
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau
pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain,
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan sama
sekali.
Yang membuatpernyataan,
(Miftahul jannah)
iv
ABSTRAK
Latar Belakang: Menyusui adalah suatu proses ketika bayi mengisap dan menerima air susu dari
payudara ibu. Menyusui memerlukan teknik yang tepat agar tidak terjadi ketidak nyamanan bagi
ibu dan dan efektivitas menyusui dapat tercapai.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh support edukasi teknik menyusui yang benar terhadap
efektivitas menyusui pada ibu postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Batua.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode pre-experimen design dengan pendekatan one group
pre-post test design. Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan
metode consecutive sampling dengan sampel berjumlah 15 orang. Instrumen yang digunakan
adalah lembar observasi efektivitas menyusui. Pengumpulan data dilakukan pada hari pertama
postpartum yaitu memberikan informed consent, hari ke tiga dilakukan pre-test penilaian
efektivitas menyusui dan pemberian edukasi teknik menyusui, hari ke-6 dilakukan monitoring
teknik menyusui dan hari ke-9 dilakukan post-test penilaian efektivitas menyusui. Data yang
diperoleh dianalisis statistik menggunakan uji wilcoxon.
Hasil : Ada pengaruh support edukasi teknik menyusui terhadap efektivitas menyusui ibu
postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Batua. Hasil analisis statistik menunjukan perbedaan nilai
efektivitas hasil pre-test dan post-test pada ibu postpartum yaitu nilai signifikansi lebih kecil dari
α=0.05 yaitu sebesar p=0.001.
Kesimpulan dan saran : Ada pengaruh support edukasi teknik menyusui terhadap efektivitas
menyusui ibu postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Batua. Sehingga disarankan kepada peneliti
selanjutnya untuk megembangkan penelitian dengan mampu mengontrol faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam intervensi tersebut.
v
ABSTRACT
Background: Breastfeeding is a process when the baby sucks and receives milk from the mother's
breast. Breastfeeding requires the right technique to avoid discomfort for the mother and the
effectiveness of breastfeeding can be achieved.
Methods: This study used a pre-experimental design method with one group pre-post test design.
Sampling technique used is nonprobability sampling with consecutive sampling method with a
sample of 15 people. Instrument used is the observation sheet on the effectiveness of breastfeeding.
Data collection start on the first day of postpartum is giving informed consent, on the third day
pre-test assessment effectiveness of breastfeeding and providing breastfeeding technique
education, the 6th day was monitored by breastfeeding techniques and the 9th day was post-tested
effectiveness of breastfeeding. The data obtained were analyzed statistically using Wilcoxon test.
Results: There is an effect of support for breastfeeding technique education on the effectiveness of
breastfeeding postpartum mothers in the Batua Health Center work area. The results of statistical
analysis showed the difference in the effectiveness of the results of the pre-test and post-test on
postpartum mothers, namely the significance value smaller than α = 0.05 which is equal to p =
0.001.
vi
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas penulis lafazkan kecuali ucapan puji dan syukur ke
hadirat Allah subhanah wa taala atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada kedua orang tua penulis,
Ibunda Napia dan Ayahanda Hasan, kakanda Sahratul Jannah, S.Pd serta seluruh
keluarga besar penulis dengan kasih sayang tak bersyarat, dengan dukungan moril
maupun materil, dan segala do’a mereka. Dengan segala hormat, tidak lupa pula
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu M.A selaku Rektor Universitas
Hasanuddin.
2. Ibu Dr. Ariyanti Saleh, S.Kp., M.Kep, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Hasanuddin.
5. Ibu Dr. Yuliana Syam, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku penguji I dan Ibu Titi
vii
6. Seluruh Dosen, Staf, adik-adik, teman-teman, dan kakak-kakak Program
memberi izin dan membantu dalam penelitian dan seluruh ibu menyusui yang
bantuannnya. Kalian saudara lain ibu dan lain ayah yang terbaik.
10. Teman seperjuangan Elniwari Syam dan Reni Hardiyanti yang selelu
penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf dalam
Allah semata. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan masukan yang
konstruktif sehingga penulis dapat berkarya lebih baik lagi di masa yang akan
datang. Akhir kata mohon maaf atas segala salah dan khilaf.
Miftahul Jannah
viii
DAFTAR ISI
ix
A. Kerangka Konsep .............................................................................................. 40
B. Hipotesis ........................................................................................................... 40
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................................ 41
A. Rancangan Penelitian......................................................................................... 41
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................ 42
C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................................... 42
D. Alur Penelitian .................................................................................................. 45
E. Variabel Penelitian ............................................................................................ 46
F. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 48
G. Pengumpulan Data............................................................................................. 48
H. Pengolahan dan Analisa Data............................................................................. 49
I. Masalah Etika .................................................................................................... 51
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 53
A. Hasil.................................................................................................................. 53
B. Pembahasan .......................................................................................................... 60
C. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 68
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 69
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 69
B. Saran .................................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 71
LAMPIRAN ...................................................................................................................1
x
DAFTAR TABEL
Batua ................................................................................................56
Tabel 5.4 Perbedaan efektivitas menyusui pre-test dan post-test ibu postpartum
Tabel 5.5 Distribusi Efektivitas Menyusui Pada Kelompok Intervensi Dan Kelompok
Tabel 5.6 Detail Efektivitas Menyusui sebelum dan setelah dilakukan edukasi teknik
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi alami bagi bayi yang merupakan suatu
emulsi lemak yang mudah dicerna dan disekresi oleh kedua kelenjar mamae dari
ibu melalui proses laktasi. ASI terdiri dari air, alfa-laktoalbumin, laktosa, kasein,
asam amino, antibodi terhadap kuman, virus dan jamur. Antibodi yang terkandung
dalam ASI adalah Imunoglobin A (Ig A), bersama dengan sistem komplemen
yang terdiri dari limfosit, lactobacillus, lactoferin, dan lisozim dan sebagainya.
bayi. Sedangkan nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan
termasuk hidrat arang, lemak, protein, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang
mukosa usus. Dengan demikian ASI adalah makanan terbaik bagi bayi sehingga
haus diberikan ASI utamanya ASI eksklusif (Proverawati & Rahmawati, 2010).
pada bayi hingga berumur 6 bulan tanpa menambahkan atau mengganti dengan
makanan atau minuman apapun. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI
No. 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif paal 6 berbunyi “setiap ibu
boleh dikonsumsi oleh bayi pada keadaan tertentu yaitu vitamin, suplemen
mineral atau obat-obatan. Hal ini juga didukung oleh keputusan menteri kesehatan
1
No. 450/MENKES/SK/VI/2014 tentang pemberian ASI secara eksklusif di
Presentase pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia pada
pada tahun 2010 hanya sebesar 15,3% dan meningkat tahun 2013 yaitu sebesar
54,3%, selanjutnya juga terjadi peningkatan pada tahun 2015 yaitu sebesar 55,3%
pada tahun 2013, persentase tertinggi terdapat pada Nusa Tenggara Barat (79,7%)
dan yang terendah yaitu provinsi Maluku (25,2%). Sedangkan Sulawesi Selatan
sendiri berada pada urutan ke-8 dari yang tertinnggi (66,5%) (Infodatin, 2014).
Hal ini menunjukan bahwa di Sulawesi Selatan, masih ada 33,5% bayi yang
belum mendapatkan ASI eksklusif sehingga akan berdampak pada angka cakupan
ASI ini sangat didukung oleh proses menyusui dari ibu. Menyusui merupakan
proses yang alamiah untuk memberikan ASI pada bayi. Menyusui sebaiknya
terhadap ibu maupun bayinya. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah memberikan
ASI segera setelah lahir, biasanya dalam waktu 30 menit – 1 jam pasca bayi
dilahirkan. Dari data Riskesdas (2013), persentase inisiasi menyusui dini pada
2
tahun 2013 terjadi peningkatan sebanyak 5.2% yaitu sebesar 34,5% dari 29,3%
Meskipun ada peningkatan dalam pemberian ASI secara dini, namun banyak
Pengetahuan serta pemahaman yang benar tentang ASI juga berperan penting
dalam hal tersebut. Baik pegetahuan tentang segala kelebihan dan keuntungan
ASI, cara mengatasi kendala yang dihadapi selama menyusui, maupun teknik
menyusui yang benar (Onah, Ignatius, Osuorah, Ebenebe, & Ezechukwu, 2014).
Masalah yang paling sering dialami oleh ibu menyusui adalah puting susu
lecet. Sekitar 57,4% ibu yang menyusui mengalami puting lecet disertai nyeri dan
paling banyak dialami oleh ibu primipara sebanyak 54,9%. Masalah puting susu
lecet ini 95% terjadi pada wanita yang menyusui bayinya dengan posisi yang tidak
benar. Kesalahan dari teknik menyusui dikarenakan posisi bayi yang menyusu
tidak sampai areola hanya pada puting susu saja. Kesalahan lain juga bisa
penelitian yang dilakukan oleh Rinata & Iflahah (2015) tentang “Teknik
Menyusui Yang Benar Ditinjau Dari Usia Ibu, Paritas, Usia Gestasi Dan Berat
Badan Lahir Di RSUD Sidoarjo” terdapat 53, 3% ibu yang yang masih salah
lain: faktor payudara, beberapa ibu memiliki masalah pada payudara misalnya
puting susu datar yang dapat membuat bayi kesulitan dalam melakukan perlekatan
3
saat proses menyusu. Faktor pengalaman, pada ibu yang sudah pernah menyusui
memberikan anggapan bahwa menyusui itu suatu proses yang alami sehingga
setiap ibu yang melahirkan menganggap dapat menyusui bayi dengan benar tanpa
harus dipelajari. Selain itu hanya sebagian petugas kesehatan yang mendampingi
dan memberikan informasi tentang teknik menyusui yang benar (Rinata & Iflahah,
2015). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Nigeria oleh Onah,
salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusi adalah kesadaran
Informasi tentang teknik menyusui yang baik dan benar harus diberikan
pada masa kehamilan dan nifas, seperti beberapa hasil penelitian bahwa
kepuasan dalam menyusui pada kehamilan dengan usia 20-36 minggu (Indriyani,
2013). Selain itu pada penelitian yang dilakukan oleh Glaser, Roberts, Grosskopf,
tentang ASI secara dini akan meningkatkan sikap positif dan pengetahuan tentang
ASI.
4
B. Rumusan Masalah
ASI merupakan sumber nutrisi bagi bayi yang kaya akan komponen-
ASI diberikan pada bayi pada umumnya melalui proses menyusui. Meskipun
menyusui bagi sebagian orang merupakn hal yang mudah dan biasa saja, namun
masih banyak dari kalangan ibu-ibu yang memiliki masalah dengan hal tersebut.
seperti puting susu lecet sehingga ibu merasa kurang nyaman pada saat menyusui
menyusui yang belum tepat. Sehingga perlu dilakukan edukasi mengenai teknik
menyusui yang benar bagi ibu postpartum. Dengan demikian rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh support edukasi teknik menyusui
Puskesmas Batua?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Puskesmas Batua
5
2. Tujuan Khusus
Batua.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan acuan serta masukan untuk
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
b. Bagi Masyarakat
kehidupan sehari-hari.
c. Institusi Kesehatan
6
Memberikan gambaran dan bahan masukan untuk pengembangan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
– 8 minggu pertama yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
seorang ibu belajar untuk merawat dirinya sendiri dan bayinya yang baru lahir
serta melakukan aktifitas yang salah satunya adalah menyusui (Nagtalon &
Ramos, 2014).
1) Uterus mengalami involusi rata-rata satu jari perhari, menjadi organ pelvik
dalam 9-10 hari (tidak teraba) serta tempat penempelan plasenta sembuh
dalam 6 minggu.
endoserviks mengalami regresi selama hari ke-4 serta tetap ada edema
sampai 4 bulan.
8
4) Payudara mengeluarkan kolostrum setelah kelahiran, air susu dihasilkan
sementara.
1. Definisi ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi alami bagi bayi yang merupakan
suatu emulsi lemak yang mudah dicerna dan disekresi oleh kedua kelenjar
mamae dari ibu melalui proses laktasi (Proverawati & Rahmawati, 2010).
ASI adalah cairan tubuh yang bersifat dinamis dan mengadung nutrisi yang
WHO (2011), ASI adalah makanan utama bagi bayi yang mengandung tinggi
nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang pada
manfaat bagi ibu dan bayi dan umumnya dianggap sebagai sumber gizi yang
unggul bagi bayi sejak awal ASI secara alami dan sempurna telah disesuaikan
dengan kebutuhan bayi baru lahir. ASI mengandung jumlah nutrisi yang tepat
dan memberikan nutrisi pada bayi. ASI juga mengandung antibody penting
yang diberikan dari ibu yang membantu untuk melindungi bayi terhadap
antibodi terhadap kuman, virus dan jamur. Antibodi yang terkandung dalam
ASI adalah Imunoglobin A (Ig A), bersama dengan sistem komplemen yang
9
terdiri dari limfosit, lactobacillus, lactoferin, dan lisozim dan sebagainya.
pada bayi. Sedangkan nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat
makanan termasuk hidrat arang, lemak, protein, vitamin, dan mineral dalam
a. Anatomi Payudara
kulit, di atas otot dada yang berfungsi untuk memproduksi susu untuk
berat kira-kira 200 gram, yang kiri umumnya lebih besar dari yang kanan.
Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram dan pada
kosta II dan VI secara vertikal dan secara horizontal terletak mulai dari
10
pubertas, adolesen, dewasa, menyusui, dan multipara. Payudara menjadi
besar saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil satelah menopause.
perbedaan warna, bentuk, dan luas kalang payudara (areola mammae) serta
lokasi dan bentuk putingnya, termasuk ukuran payudara kanan dan kiri
payudara yaitu :
1) Korpus payudara
2) Areola
Perubahan warna ini tergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan.
berwarna jingga kemerahan dan bila corak kulit hitam maka warnanya
akan lebih gelap, serta warna ini akan menetap untuk selanjutnya. Pada
11
payudara terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat
payudara.
3) Puting susu
b. Fisiologi laktasi
2011). ASI terbentuk di sel epitel atau alveolar kelenjar susu. Dengan
pada sel epitel kelenjar susu untuk merangsang produksi susu (Pillitteri,
1995).
12
yang juga berfungsi sebagai neurotransmiter di otak. PRH sebagai
untuk susu, sinus laktiv, di belakang puting susu. Ini terus membentuk
susu pada saat bayi mengisap payudara. Ini diproduksi pada semua wanita
dan encer yang terdiri dari protein, gula, lemak, air, mineral, vitamin, dan
cukup rendah gula dan lemak mudah dicerna. Ini juga memberi nutrisi
yang cukup memadai untuk bayi sampai susu mulai mengalir (Pillitteri,
1995).
13
Saat bayi mengisap payudara, oksitosin dilepaskan dari hipofisis
tersedia untuk bayi. Tindakan ini adalah refleks let-down. Selain itu, susu
baru, disebut susu belakang, terbentuk setelah refleks let-down. Susu Hind
cenderung lebih tinggi lemak daripada foremik dan susu yang membuat
1995).
c. Siklus Laktasi
gabungan kerja hormon, refleks, dan perilaku yang dipelajari ibu dan bayi
sel alveolar mamaria oleh laktogen plasenta yaitu suatu substansi yang
14
3) Ejeksi susu yaitu pergerakan susu dari alveoli yang merupakan tempat
susu disekresi oleh suatu proses ekstruksi dari sel ke mulut bayi yang
pada refleks let-down atau refleks ejeksi susu. Refleks letdown secara
nutrisi padat dalam volume kecil, sesuai sekali untuk makanan awal
bayi. Kolostrum secara bertahap berubah menjadi susu ibu antara hari
mengandung lebih sedikit lemak dan mengalir lebih cepat daripada susu
yang keluar pada bagian akhir. Kandungan lemak yang lebih tinggi
pada bagian akhir memberikan rasa puas. Pemberian makan lebih lama
dan kerewelan bayi karena kandungan lemak yang lebih tinggi ini kan
15
3. Manfaat ASI
bulan setelah lahir. Kolostrum, susu yang diproduksi selama lima hari
ini berumur pendek dan tidak dapat menetap hingga bayi dapat
besar di ASI. IgA sekretorik terdiri dari dua molekul antibodi IgA
antibodi IgA yang diterima oleh bayi yang mendapat ASI ditujukan
16
secara spesifik terhadap patogen rertentu di lingkungan ibu dan
ini
7) Masih ada faktor-faktor lain dalam ASI yang belum diketahui yang
17
2) Menurunkan tingkat kematian bayi pascaneonatus hingga 21%.
kanker payudara.
18
2) Pelepasan oksitosin dari hipofisis posterior membantu involusi
uterus
makan bayi, tidak perlu membawa botol dan susu formula ketika
susu formula.
19
C. Tinjauan Umum Tentang Menyusui
1. Definisi Menyusui
bayi yang mempunyai manfaat untuk psikologis dan fisiologis bagi ibu dan
untuk bayi yang alami, mudah dan mempunyai banyak keuntungan baik
bagi bayi, ibu, maupun keluarga dan mencegah terjadinya infeksi pada
bayi. Menyusui adalah suatu proses ketika bayi mengisap dan menerima
2. Teknik Menyusui
pada bayi. Ibu harus menemukan posisi yang paling sesuai baginya. Bayi
harus berada dalam posisi yang nyaman untuk mempermudah keadaan dan
menjangkau puting. Ketika ibu menyentuh lembut bibir bayi, bayi akan
memberi respon dengan refleks rooting alami dan berpaling dan membuka
mulutnya. Puting dan sebagian besar areola harus berada di dalam mulut
bayi. Apabila mulut bayi kelihatan tertutup, ibu apat mengangkat panggul
payudara biasanya akan membuat puting terlepas dari mulut bayi (Bobak
et al., 1996).
kedua gusi untuk menghentikan isapan. Menarik bayi begitu saja tanpa
20
menghentikan isapan dapat menimbulkan nyeri pada puting. Ada beberpa
lunak. Apabila masih penuh, bayi harus diletakkan pada payudara yang
sama lagi. Setelah payudara yang satu telah lunak maka ibu harus
yang terakhir kali diberikan pada bayi. Suatu cara yang mudah untuk
Apabila bayi harus dibangunkan terlebih dahulu, orang tua dapat berbicara
menit untuk membangunkan bayi, tetapi bayi yang baru lahir harus
diberikan makan setiap dua sampai tiga jam dengan jumlah total sampai 12
et al., 1996).
di payudara. Ketika bayi menyusui dengan benar, tidak akan timbul rasa
melepasnya dengan hati-hati, meletakkan pada posisi yang benar, dan cara
supaya bayi mengisap dengan benar memerlukan latihan, baik bagi ibu
21
maupun bagi bayi. Rasa nyeri biasanya merupakan tanda bahwa bayi tidak
berada dalam posisi yang benar. Misalnya, ibu perlu menggendong bayi
mulut bayi membuka lebih besar, atau memegang dagu bayi kebawah
untuk membantu lidah keluar. Apabila air susu menetes dan membasahi
puting, rasa nyeri akan berkurang. Memeras beberapa tetes susu untuk
a. Posisi menyusui
digunakan:
bayi menghadap ke tubuh ibu. Posisi ini adalah posisi yang paling
22
Sambil duduk dengan posisi tegak, bantu ibu untuk mendekap
proses perlekatan. Posisi ini ideal untuk bayi yang lahir prematur
bawah kepala bayi. Posisi ini bagus untuk ibu yang menjalani
23
b. Langkah-langkah menyusui
periode ini adalah waktu dimana bayi terangsang dan terjaga, serta
24
e) Perlekatan ke puting susu saja tidak cukup bagi bayi, sebagian
besar areola ibu juga perlu berada di dalam mulut bayi dengan
bawah payudara.
dan mencegah radang atau luka pada puting susu ibu. Perangkat
25
Tabel 1. Evaluasi perlekatan bayi
Rumende, (2015), Kuswanti, (2014) dan (Rinata & Iflahah, 2015) teknik
26
1) Faktor payudara, beberapa ibu memiliki masalah pada payudara
misalnya puting susu datar yang dapat membuat bayi kesulitan dalam
itu suatu proses yang alami sehingga setiap ibu yang melahirkan
baik.
27
4. Frekuensi dan durasi menyusui
Beberapa bayi akan menyusu setiap 2 – 3 jam selama periode 24 jam. Bayi
jam pertama setelah lahir, sebagian besar bayi tidak bangun sesering ini
membangunkan bayi untuk menyusu minimal setiap 3 jam pada siang hari
sesi ke sesi awal berikutnya. Ketika bayi menyusu dengan baik dan
Dengan pola ini, bayi harus mendapatkan minimal 8 kali sesi menyusui
makan. Menangis merupakan tanda yang muncul di akhir, dan bayi akan
menjadi gelisah jika harus menunggu terlalu lama untuk disusui. Beberapa
bayi akan tidur lelap jika kebutuhannya tidak dipenuhi. Menjaga agar bayi
tetap berada di dekat ibu merupakan cara terbaik untuk mengamati respon
karena waktu transfer susu berbeda-beda pada setiap pasangan ibu bayi.
28
Waktu rata-rata awal menyusui adalah 30 – 40 menit atau sekitar 15 – 20
menit per payudara. Ketika bayi tumbuh dan berkembang mereka akan
lebih efisien dalam menyusu sehingga durasi akan berkurang (Bobak et al.,
1996).
Beberapa ibu lebih memilih menyusui satu sisi, yaitu bayi hanya
menyusu pada satu payudara setiap kali menyusu. Payudara yang pertama
beberapa menit yang ditentukan tidak selalu tepat. Ibu bisa menentukan
kapan bayi sudah selesai menyusu. Pola isap bayi akan melambat,
payudara akan melunak, bayi tampak kenyang, dan mungkin akan tertidur
menit setiap kali menyusui dan berikan waktu bagi bayi untuk tetap
jam.
29
2) Frekuensi dapat secara sporadis meningkat untuk mengakomodasi
Salah satu masalah dalam menyusui yaitu ASI yang keluar sedikit, puting
susu lecet, nyeri dan tidak nyaman sehingga ibu menganggap dirinya tidak
perlekatan yang tidak benar dan posisi yang tidak tepat, sehingga
untuk memutus isapan dengan tepat, mengatur ulang posisi bayi, dan
dapat menggosokkan air susu atau lanolin ultra purified pada puting
30
susu untuk mendinginkannya. Sarankan ibu untuk mengeringkan
lebih banyak. Secara alami, payudara ibu akan terasa penuh, lebih
besar, lebih berat, dan bahkan dapat sedikit nyeri. Pengisian yang
pengosongan yang tidak rutin dan tidak lengkap dari payudara sebagai
akibat dari perlekatan yang buruk dan posisi yang tidak tepat, jarang
dengan baik.
dan nyeri yang biasa unilateral. Kondisi ini bukan merupakan kondisi
31
4) Mastitis merupakan peradangan pada payudara dan merupakan salah
6) Kelainan anatomis pada puting susu seperti puting inversi atau datar.
(1997)antara lain:
perlekatan bayi tidak hanya pada puting saja, namun mencapai hingga
32
d. Kondisi fisik dan mental ibu. Kondisi ibu yang biasanya sangat
ketika bayi mengalami kelainan pada bibir dan pallatumnya yang akan
yang biasa terjadi yaitu terjadinya ikterus pada bayi, bayi enggan
demam dll.
33
D. Tinjauan tentang Efektivitas Menyusui
bayi dalam rangka pemberian ASI secara langsung dari payudara ibu dengan
cara yang benar dan kuantitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ibu
dan bayi (Mulder, 2006 dalam Pradanie, 2015). Pada masa neonatus, ketika
menyusui baru dimulai dijalankan, orang tua harus diajarkan mengenai tanda
bahwa proses menyusui berjalan dengan baik. Kesadaran akan tanda-tanda ini
Terdapat beberapa hal yang perlu diamati pada hari-hari pertama masa
menyusui. Misalnya, waktu dan lamanya tiap masa menyusui, jumlah urin dan
Meskipun Jumlah popok basah dan pergerakan usus cukup baik dalam
yang diharapkan dari karakteristik urin dan pergerakan usus pada masa
neonatus. Ketika volume ASI bertambah, urin akan menjadi lebih encer dan
warnanya lebih terang. Urin yang berwarna gelap dan terang dapat
hitam kehijauan, kental dan lengket. Pada hari ke 2 – 3 , fases menjadi lebih
hijau, encer dan tidak terlalu lengket. Jika ASI masih belum keluar, pada hari
ketiga dan keempat, fases akan mulai berwarna kuning kehijauan dan encer.
Pada akhir minggu pertama, fases bayi yang berwarna kuning, lunak dan
34
Selama sebulan pertama, bayi yang disusui biasanya buang air besar
sebanyak 5 – 10 kali sehari, serig kali berhubungan dengan waktu disusui. Pola
buang air besar akan berubah perlahan, bayi yang disusui akan terus buang air
besar dari sekali setiap 2 – 3 hari. Selama bayi mengalami peningktan berat
badan dan tampak sehat, berkurangnya frekuensi buang air besar masih
Tanda-tanda menyusu yang efektif yang dapat dipantau dari ibu menurut
2) Rasa seperti ditarik keras pada puting saat diisap, namun tanpa rasa nyeri.
5) Rasa haus
7) Ketika ASI keluar, mungkin terasa payudara geli atau hangat atau
35
6) Minimal tiga kali buang air besar dan popok basah 6 – 8 kali setiap 24 jam
pada hari ke 4.
Karena air susu secara langsung ditransfer dari payudara ke mulut bayi
tidak dapat diukur, maka sejulah orang tua memerlukan konfirmasi lebih lanjut
apakah bayi mereka sudah menerima jumlah air susu yang cukup. Berikut ini
tanda-tanda yang dapat diamati dan dapat didiskusikan perawat dengan ibu
2) Peningkatan berat badan yang cukup besar >115 – 200 gram per minggu
4) Fases bayi yang mengalami transisi dari berwarna gelap menyerupai tar
1. Definisi Edukasi
36
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan demi kepentingan
2012).
1) Materi atau hal yang dipelajari akan menentukan perbedaan proses yang
dipelajari.
3. Metode edukasi
perlu diketahui perilaku siapakah (sasaran) yang harus diubah dan teori-teori
37
menghadapi situasi problematis dalam bidang kesehatan yang mencakup
prosedur atau teknik dan perangkat atau media (Nursalam & Efendi, 2012).
perilaku baru, atau membina seorang yang mulai tertarik pada suatu
individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang
2) Wawancara
1) Kelompok besar
2) Kelompok kecil
metode ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur,
38
jenis kelamin, pekerjaan, status social ekonomi, tingkat pendidikan, dan
lebih mudah difahami oleh peserta didik. Hal ini karena belajar akan lebih
aktif jika melibatkan lebih dari satu indera. Penggunaan metode dan
media yang tepat juga harus disertai dengan kesesuaian materi dengan
Rejeki, 2015).
tujuan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor (Isyti’aroh et al., 2015). Pada
paket edukasi yang peneliti akan lakukan, ketiga aspek tersebut telah
39
BAB III
A. Kerangka Konsep
: mempengaruhi
: diteiti
B. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh support edukasi teknik
40
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
memecahkan masalah secara ilmiah, sistematika dan logis yang mengacu pada
experimen design dengan pendekatan one group pre-post test design. Pada
O1 X1 O2
Keterangan :
Postpartum
41
O2 : Post-test, pengukuran tingkat kemampuan menyusui yang benar dan
postpartum
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2017 s.d Februari 2018.
1. Populasi
Populasi terdiri atas subjek atau objek yang memiliki kualitas dan
Adapun sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik sampling
42
(Sugiyono, 2014). Sehingga besar sampel dalam penelitian ini dihitung
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
1 : konstanta
27
𝑛=
1 + 27 (0.1)2
27
𝑛=
1 + 0.27
27
𝑛=
1.27
𝑛 = 21.259
𝑛 = 21
43
2) Ibu sehat, tidak memiliki penyakit kronis dan tidak mengalami
consent
serta menulis.
1) Ibu yang tidak hadir pada saat penelitian berlangsung atau ibu yang
Ibu postpartum
(N=27)
Exlusi
(n=8)
Pre Experiment
(n=23)
Concecutive sampling
Menolak = (n=3)
dropout (n=5)
Sampel akhir
(n=15)
44
D. Alur Penelitian
Pengumpulan data
Analisa data
Penyajian hasil
45
E. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
tentang hal tersebut. Variabel adalah segala yang menjadi fokus peneliti
ibu postpartum.
2. Definisi Operasional
pada puting ibu (lacht on). Setelah itu dilakukan bimbingan pada ibu
46
1) ASI mulai banyak keluar pada hari ke-3 dan 4
menyusui.
10) Bayi bergerak cukup aktif dan matanya terlihat cerah serta
13) Bayi memiliki 6-8 kali popok basah perharinya dan sudah
mulai buang air besar setiap hari secara teratur (beberapa hari
menjadi kuning).
47
Kriteria objektif berdasarkan Budiati, (2009):
F. Instrumen Penelitian
lembar observasi dan kuesioner data demografi yaitu daftar pertanyaan yang
dibuat untuk memperoleh data dalam penelitian ini. Kuesioner yang digunakan
adalah kuesioner untuk mengetahui data demografi yang meliputi umur, alamat,
paritas, status kesehatan bayi, status kesehatan ibu, pendidikan ibu, suku, dan
pekerjaan ibu.
Nagtalon & Ramos, (2014) dan penelitian sebelumnya yaitu Budiati, (2009),
Rosali, (2016) yang mengacu pada Mohrbacher & Tackett, (2005) yang
G. Pengumpulan Data
48
2) Peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan dan
yang benar dan melihat efektivitas menyusui yang dinilai dari ibu dan bayi.
d. Data dari pre-test dan post-test akan diolah dan dianalisis sesuai tujuan
penelitian.
49
Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data
sebagai berikut:
a. Editing
Yaitu untuk melihat apakah data yang diperoleh sudah terisi lengkap
b. Coding
kusioner.
c. Scoring
d. Tabulasi
penganalisian data.
2. Analisis Data
a. Analisi Univariat
50
b. Analisi Bivariat
edukasi teknik menyusui yang baik dan benar) dan variabel terikat
I. Masalah Etika
meliputi:
pemberian ASI.
51
3. Beneficence dan non maleficence (Prinsip etik berbuat baik)
responden.
menyusui, memperhatikan hak dari subjek penelitian serta adil dalam hal
52
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian dilaksanaan pada tanggal 12 Januari 2018 s.d 12
hanya terdapat 15 orang. Hal ini terjadi karena beberapa responden yang di
yang terdiri dari posisi menyusui, perlekatan yang benar dan teknik
53
menggunakan media video. Hari ketiga setelah pemberian intervensi
bentuk tabel, dan diagram distribusi univariat dan bivariat sebagai berikut:
1. Analisis Univariat
Responden
Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu Postpartum di
Wilayah Kerja Puskesmas Batua (n=15)
54
Tabel 5.1 menunjukan bahwa usia rata-rata ibu postpartum
Tabel 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas, Jenis Persalinan, Status
Kesehatan Ibu Dan Bayi, Pendidikan, Suku, Dan Pekerjaan Ibu
Postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Batua (n=15)
55
secara langsung atau pervaginam dengan jumlah sebanyak 12 orang (80%)
(20%). Selain itu, pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa status kesehatan ibu
tertinggi yaitu tingkat SMA sebanyak 8 orang (53.3%) dan terendah adalah
sebanyak 8 orang (53.3%) dan yang terendah adalah suku jawa sebanyak 2
orang (23.3%). Dari tabel di atas, jumlah ibu yang tidak bekerja sebanyak
10 orang (66.7%).
orang (73%) yang efektif menyusui dan setelah diberikan edukasi teknik
menyusui efektif.
2. Analisis Bivariat
56
nonparametrik test yaitu uji wilcoxon. Setelah dilakukan uji normalitas
pada nilai pre-test dan nilai postest berdistribusi normal (0.001) sehingga
Hal tersebut menjadi alasan sehingga uji statistik yang digunakan pada
Tabel 5.4
Perbedaan Efektivitas Menyusui Pre-Test Dan Post-Test Ibu
Postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Batua (n=15)
95% Confidence
Interval of The
Variabel n Mean SD p
Difference
Lower Upper
Uji wilcoxon
efektivitas pada pre-test dan post-test. Nilai rata-rata pre-test yaitu sebesar
7.4 dengan SD sebesar 1.352 dan pada nilai rata-rata post-test meningkat
menjadi 11.267 dengan SD sebesar 1.709. Pada tabel diatas juga dapat
dilihat bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari α=0.05 yaitu sebesar
ada perbedaan antara hasil efektivitas menyusui pre-test dan post-test yang
57
Tabel 5.5
terdapat satu orang yang menyusui tidak efektif dengan skor efektifitas <7.
58
Tabel 5.6
yang paling banyak tidak terpenuhi pada seluruh responden sebelum diberikan
edukasi teknik menyusui adalah perlekatan / lacth on yang baik dan benar yaitu
59
bahwa terjadi peningkatan yang sangat signifikan dengan jumlah responden yang
B. Pembahasan
suatu proses ketika bayi mengisap dan menerima air susu dari payudara ibu
bukan hal yang baru, namun dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini
melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah sehingga perlu adanya
pengetahuan dan latihan yang tepat agar efektivitas menyusui dapat tercapai.
dalam hal tersebut. Baik pegetahuan tentang segala kelebihan dan keuntungan
ASI, cara mengatasi kendala yang dihadapi selama menyusui, maupun teknik
yang ditunjukan kurang signifikan secara statistik. Dari hasil observasi yang
peneliti lakukan, hal ini disebabkan karena sebagian besar responden telah
60
efektifitas menyusui tidak tercapai secara sempurna. Setelah pemberian
edukasi teknik menyusui, aspek teknik menyusui sebagian besar sudah dapat
dilakukan dengan benar yang sebelumnya tidak dilakukan dengan benar oleh
responden.
dan informasi yang sangat mudah untuk diakses dan program-program yang
Isyti’aroh et al., (2015) yang menyatakan bahwa edukasi BREAST yang berisi
cara ASI diproduksi oleh payudara, manfaat ASI, nutrisi ibu menyusui, ciri ibu
terhadap kesuksesan ibu primipara dalam menyusui. Hal ini juga dibuktikan
oleh Astuti & Surasmi, (2016) dengan hasil penelitian yang menunjukkan
menyusui dan mengajarkan teknik menyusui yang benar (Riordan & Wambach,
61
bahwa pengetahuan ibu tentang ASI dan teknik menyusui akan mempengaruhi
keberhasilan proses menyusui dan bayi akan mendapatkan ASI dengan baik
ASI.
perasaan yang nyaman dan mendapatkan hasil yang efektif. Hal ini terjadi
karena terdapat berbagai faktor salah satunya adalah teknik menyusui. Teknik
Hal ini memberikan arti bahwa efektivitas menyusui bagi sebagian ibu
responden dengan skor penilaian efektivitas ≥7 yang artinya efektif, namun ada
beberapa indikator penting dari penilaian yang masih belum tercapai. Indikator
tersebut diantaranya adalah perlekatan / lacht on yang tidak tepat, bayi tertidur
yang kurang dari 2 jam, dan buang air besar yang kurang dari 2 kali dalam 24
jam.
menunjukan bahwa sebagian besar pada penilaian pre-test yang tidak efektif
yaitu indikator perlekatan mulut bayi pada payudara ibu yang tidak tepat.
62
Sebagian besar responden tidak mengetahui bagaimana perlekatan yang baik,
bagian payudara yang seharusnya digigit oleh bayi, dan cara agar membuat
bayi membuka mulut sehingga mulut bayi akan melekat dengan sempurna pada
bagian payudara. Selain itu cara ibu memposisikan bayinya pada saat menyusui
dapat mengganggu kenyamanan ibu pada saat menyusui. Hal ini dapat
mengakibatkna nyeri pada saat menyusui dan bahkan terjadi luka lecet pada
Hal ini berkaitan dengan teknik menyusui yang benar. Ketika ibu
menyentuh lembut bibir bayi, bayi akan memberi respon dengan refleks
rooting alami dan berpaling dan membuka mulutnya. Puting dan sebagian
besar areola harus berada di dalam mulut bayi. Apabila mulut bayi kelihatan
payudara dan melepasnya dengan hati-hati, meletakkan pada posisi yang benar,
dan cara supaya bayi mengisap dengan benar memerlukan latihan, baik bagi
ibu maupun bagi bayi. Rasa nyeri biasanya merupakan tanda bahwa bayi tidak
peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini terjadi karena responden telah
menyusui yang sangat signifikan pada indikator bayi tidak rewel, tidak
menangis, serta tertidur pulas setelah menyusu. Bayi mendapatkan cukup ASI
63
dari ibu tidak akan rewel dan ceria. Selain itu bayi juga akan mudah mengantuk
serta tertidur tenang sampai terbangun kembali dan akan kembali disusui oleh
ibu. Ibu tidak memberikan jadwal menyusui pada bayinya, ibu menyusui
terbangun dari tidurnya dan ketika bayi mulai menangis. Karena menurut ibu,
ketika bayi menangis menandakan bahwa bayi merasa lapar, sehingga ibu
merasa tidak tega untuk tidak memberikan ASI meskipun baru beberapa saat
bayi menyusu.
rileks. Ibu yang menyusui bayinya sampai bayi merasa kenyang dan tertidur
akan merasakan ringan dan kosong pada payudaranya. Selain itu ibu juga akan
merasa haus dan mengantuk. Setelah beberapa saat, produksi ASI ibu juga
akan terjadi dan menandakan agar bayi segera disusui. Ketika ibu tidak
menyusui atau tidak mengosongkan payudaranya, maka akan terasa nyeri dan
Bayi yang cukup ASInya setelah menyusu maka akan tertidur tenang
selama 2-3 jam (Bobak et al., 1996). Hal ini berhubungan dengan frekuensi
menyusui bayi. Bayi pada umumnya perlu menyusu sebayak 2 – 12 kali dalam
periode 24 jam. Pola menyusui bervariasi karena setiap bayi berbeda. Beberapa
bayi akan menyusu setiap 2 – 3 jam selama periode 24 jam. Bayi lainnya
muncul di akhir, dan bayi akan menjadi gelisah jika harus menunggu terlalu
lama untuk disusui. Beberapa bayi akan tidur lelap jika kebutuhannya tidak
64
dipenuhi. Menjaga agar bayi tetap berada di dekat ibu merupakan cara terbaik
Fases bayi juga merupakan salah satu hal yang perlu diamati pada hari-
hari pertama masa menyusui. Pada penelitian ini, pola buang air bayi rata-rata
tidak teratur. Sebagian besar bayi hanya buang air sebanyak satu sampai 2 kali,
selain itu juga terdapat seorang bayi yang buang air lebih dari 10 kali dalam 24
jam. Sedangkan menurut teori, selama sebulan pertama, bayi yang disusui
biasanya buang air besar sebanyak 5 – 10 kali sehari, sering kali berhubungan
dengan waktu disusui. Pola buang air besar akan berubah perlahan, bayi yang
disusui akan terus buang air besar dari sekali setiap 2 – 3 hari. (Bobak et al.,
1996).
efektif yang dapat dipantau dari bayi adalah minimal 3 kali buang air besar dan
popok basah 6-8 kali setiap 24 jam. Sebagian besar responden pada penelitian
ini memiliki bayi yang buang air besar kurang dari 3 kali dalam 24 jam. Lain
halnya dengan frekuensi buang air kecil, rata-rata frekuensi buang air kecil
bayi pada penelitian ini sudah memenuhi dari keriteria efektivitas yaitu buang
postpartum salah satunya adalah umur. Responden pada penelitian ini memiliki
usia dari rentan 17 tahun hingga 44 tahun. Menurut BKKBN, usia ideal untuk
hamil dan melahirkan adalah pada interval umur 20-35 tahun. Ibu yang usianya
lebih muda dari 35 tahun lebih banyak produksi ASInya dari pada ibu yang
lebih tua (Biancuzzo, 2000 dalam Budiati, 2009). Hasil penelitian yang
65
dilakukan oleh Rinata & Iflahah, (2015) memberikan gambaran bahwa
mayoritas ibu menyusui pada usia ≥19 tahun telah memasuki usia yang lebih
dewasa dan cenderung untuk berfikir lebih matang dalam malakukan perannya
sebagai orang tua khususnya dalam pemberian ASI melalui teknik yang benar
menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara usia ibu dengan teknik
menyusui yang benar. Pada penelitian ini, rentang umur responden mulai dari
umur 17-44 tahun. Pada rentang umur ini, tidak terlihat adanya perbedaan
pada penelitian ini adalah multipara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
efektif meskipun masih ada sebagian besar perlekatan yang kurang tepat. Hal
ini disebabkan karena ibu rajin untuk mencari tahu tentang informasi seputar
ASI dan cara menyusui yang baik dan benar, sehingga dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari tentang menyusui dengan teknik yang benar dan
dan pengalaman itu dapat dijadikan sebagai gambaran menyusui saat ini
menyusui dan akan memeri dampak pada efektivitas menyusui. Dari data
66
penelitian menunjukkan sebagian besar pendidikan ibu adalah SMA dan
sebagian besar mampu menyusui dengan posisi dan perlekatan yang baik,
meskipun dalam jumlah sedikit terdapat ibu dengan latar belakang pendidikan
terhadap informasi yang ada. Ibu berpendidikan SD dan SMP sebagian besar
mampu menyusui dengan posisi dan perlekatan yang cukup dan mempunyai
Rusdyati, & Sari, (2016) juga menyatakan bahwa ada pengaruh antara tingkat
maupun setelah edukasi teknik menyusui. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor baik itu dari faktor ibu maupun faktor bayi. Dari hasil observasi
yaitu ibu tidak merasakan kosong pada payudara pada saat setelah menyusui,
ibu tidak merasa rileks setelah manyusui, terdapat luka pada puting payudara
ibu, bayi rewel serta jam tidur bayi yang singkat, bayi tampak kelelahan dan
tidak bergairah serta terdapat bintik bintik merah di permukaan kulit bayi.
Kondisi bayi yang kurang seha juga akan berpengaruh terhadap ketidak
efektivan menyusui ibu. Bayi yang kurang sehat akan mengalami penurunan
67
nafsu untuk menyusu, sehingga bayi tidak menyusu hingga kenyang. Kondisi
ini akan menyebabkan payudara ibu tidak kosong setelah menyusui sehingga
ibu tidak merasakan rileks karena ASI masi tertampung pada payudara dan ASI
juga tetap di produksi dan akan terjadi pengerasan dan nyeri pada payudara ibu.
C. Keterbatasan Penelitian
peneliti alami:
68
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian mengenai pengaruh edukasi teknik menyusui terhadap
ibu rumah tangga dengan suku Makassar dan tingkat pendidikan SMA.
ibu postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Batua. Dalam hal ini terjadi
B. Saran
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
maksimal tercapai.
69
3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini
70
DAFTAR PUSTAKA
Alam, S., & Syahrir, S. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan teknik
menyusui pada ibu menyusui di puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar.
Al-Sihah : Public Health Science Journal, 8, 130–138.
Bobak, I. M., Lowdermilk, L. D., & Jensen, M. D. (1996). Buku ajar keperawatan
maternitas. (S. E. Perry, Ed.) (4th ed.). Terjemahan oleh Maria A. Wijayarni
& Peter I. Anugrah. Jakarta: EGC.
Infodatin. (2014). Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI.
Isyti’aroh, Nizmah F, N., & Rejeki, H. (2015). Paket edukasi breast dan
pengaruhnya terhadap kesuksesan ibu primipara dalam menyusui. The 2nd
University Research Coloquium, 2(2011), 563–569.
71
Mbada, C. E., Olowookere, A. E., Faronbi, J. O., Oyinlola-aromolaran, F. C.,
Faremi, F. A., Ogundele, A. O., … Augustine, O. A. (2013). Knowledge ,
attitude and techniques of breastfeeding among Nigerian mothers from a
semi-urban community. BMC Research Notes, 6(552), 1–8.
Nagtalon, J., & Ramos. (2014). Kesehatan ibu & bayi baru lahir: pedoman untuk
perawat dan bidan. (R. Astikawati & E. K. Dewi, Eds.). Jakarta: Erlangga.
Onah, S., Ignatius, D., Osuorah, C., Ebenebe, J., & Ezechukwu, C. (2014). Infant
feeding practices and maternal socio-demographic factors that influence
practice of exclusive breastfeeding among mothers in Nnewi South-East
Nigeria : a cross-sectional and analytical study. International Breastfeeding
Journal, 9(6), 1–10.
Pillitteri, A. (1995). No Title maternal & child health nursing: care of the
childbearing and childrearing family. J.B. Lippincot Company.
Proverawati, A., & Rahmawati, E. (2010). Kapita selekta ASI & menyusui.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Rinata, E., & Iflahah, D. (2015). Teknik menyusui yang benar ditinjau dari usia
ibu, paritas, usia gestasi dan berat badan lahir di rsud sidoarjo. Midwiferia,
1(1), 51 – 59.
Rinata, E., Rusdyati, T., & Sari, P. A. (2016). Teknik menyusui posisi, perlekatan
dan keefektifan menghisap-studi pada ibu menyusui di RSUD Sidoarjo.
Temu Ilmiah Hasil Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 128–139.
Riordan, J. & Wambach, K., (2010). Breastfeeding and human lactation. 4 ed.
Sudbury : Jones and Bartlett Publishers5.
https://books.google.co.id/books?id=eNHQA7VZLvcC&printsec=frontcover
&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
72
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Hsanuddin.
Sherwood, L. (2011). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. (N. Yesdelita, Ed.)
(6th ed.). Terjemahan Bram U. Pendit. Jakarta: EGC.
73
LAMPIRAN
NIM : C12114016
Berdasarkan hal tersebut, saya sebagai peneliti memohon kesediaan ibu secara
sukarela untuk dapat berpasrtisipasi sebagai responden dalam penelitian ini. ibu
berhak memutuskan untuk ikut serta tau tidak dalam penelitian ini, karena tidak
ada dampak apapun saat ibu menolak keikutsertaan penelitian ini. adapun tujuan,
manfaat dan prosedur dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian:
2. Manfaat penelitian:
Manfaat penelitian ini secara garis besar adalah memberikan program dan
3. Prosedur penelitian:
1
Peneliti menjamin kerahasiaan hasil penelitian dan semua informasi yang
ibu berikan selama penelitian ini, karena dalam laporan hasil penelitian ini peneliti
tidak mencantumkan apapun yang berkaitan dengan identitas ibu. Akan tetapi,
Tidak ada pengaruh yang merugikan bagi ibu dalam penelitian ini, karena
tidak ada perlakuan khusus yang peneliti lakukan pada ibu, melainkan hanya
menilai bagaimana motivasi dan kemampuan ibu sebelum dan sesudah diberikan
Hasanuddin. Peneliti juga akan memberikan laporan hasil penelitian ini bila ibu
menginginkannya.
apabila ibu berkenan untuk ikut serta sebagai responden dalam penelitian ini,
Terimakasih
Peneliti,
Miftahul Jannah
Lampiran 2. Informed Consent
(INFORMED CONSENT)
Nama (Inisial) :
Menyatakan bahwa :
peneliti.
penelitian.
Dengan pertimbangan diatas, dengan ini saya menyatakan tanpa paksaan dari
Responden
Kode responden
Lampiran 3. Instrumen Penelitian
INSTRUMEN PENELITIAN
Kode Responden
Berilah tanda centang (√) pada kolom-kolom di bawah ini untk menilai
banyaknya BAK dan BAB bayi ibu, lakukan check list di setiap kali bayi BAK
dan BAB!
Hari I
Tanggal :.................................................................
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
2. Karakteristik BAK
1 2 3 4 5 6 7 8
4. Karakteristik BAB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
○13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
A. Nama Kegiatan
B. Tujuan
1. Manekin bayi
2. Laptop
5. Lembar SAP
D. Prosedur Penelitian
1. Langkah pertama
c. Memperkenalkan diri
3. Langkah ketiga
https://www.youtube.com/watch?v=_GyRUjHuofU&t=72s
dengan alamat
https://www.youtube.com/watch?v=UZW2An6SOYs
4. Langkah keempat
pertemuan selanjutnya.
5. Langkah kelima
diberikan edukasi.
6. Langkah keenam
Master Tabel
Karakteristik Responden
STATUS STATUS
UMUR JENIS
NO/KODE INISIAL PARITAS KESEHATAN KESEHATAN PENDIDIKAN SUKU PEKERJAAN
(TAHUN) PERSALINAN
BAYI IBU
1 HM 36 Multipara SC Sehat Sehat SMA Bugis Wiraswasta
2 HR 24 Primipara Pervaginam Sehat Sehat SD Makassar IRT
3 SC 22 Primipara Pervaginam Sehat Sehat SMA Bugis IRT
4 NH 37 Multipara Pervaginam Sehat Sehat SMP Makassar IRT
5 RS 28 Multipara SC Sehat Sehat SMP Makassar IRT
6 ID 44 Grandemulitipara Pervaginam Sehat Sehat SMA Bugis IRT
7 RM 31 Multipara Pervaginam Sehat Sehat SMP Makassar IRT
8 HYT 31 Multipara SC Sehat Sehat SMA Makassar Penjahit
9 SN 33 Multipara Pervaginam Sehat Sehat SMP Jawa IRT
10 HYN 29 Multipara Pervaginam Sehat Sehat SMA Makassar IRT
11 MR 23 Primipara Pervaginam Sehat Sehat SMA Makassar IRT
12 RM 17 Primipara Pervaginam Sehat Sehat SD Bugis IRT
13 SP 39 Grandemulitipara Pervaginam Sehat Sehat SMA Makassar IRT
14 RN 37 Multipara Pervaginam Sehat Sehat SMA Bugis Wiraswasta
15 IF 23 Multipara Pervaginam Sehat Sehat PT Jawa Mahasiswa
1
Efektivitas Menyusui Pre-test Post-test Total
Kode Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Pre Post
1. ASI mulai ban1k keluar pada hari ke-3
dan ke-4 pasca persalinan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 15
2. Payudara Ibu terasa kosong, lunak serta
ringan saat setelah menyusui bayin1
1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 13
3. Ibu merasakan rasa seperti ditarik pada
puting saat diisap, namun tanpa rasa nyeri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 15
(refleks let-down)
4. Ibu merasa sangat rileks dan mengantuk
setelah menyusui
1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 7 12
5. Ibu merasakan haus setelah menyusui 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 14
6. Frekuensi menyusui bayi dalam sehari (6-
8 kali/hari) atau setiap saat bayi meminta
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 14
7. Perlekatan / Latch On dengan baik dan
benar
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 12
8. Ibu 0 memiliki luka pada puting (puting
lecet)
1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 14
9. Bayi 0 rewel, menangis, serta tertidur
pulas setelah menyusu
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2 7
10 Bayi bergerak aktif, mata cerah, mulut
dan bibir tampak cerah
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 14
11. Bayi menyusu kurang lebih 15-30 menit
dan menunjukkan tanda-tanda haus
(menghisap jari dan mencai-cari 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 14 25
payudara) setelah interval kurang lebih 2-
3 jam kemudian
12. Bayi menelan susun1 dengan
memperdengarkan suara saat adan1
gerakan 1ng kuat dan berirama dari 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 15 27
rahang bawah bayi (mulut terbuka-jeda-
gerakan seperti menghisap)
13. Bayi memiliki 6-8 kali popok kain basah
atau lebih dari 5-6 kali pospak basah
setiap harin1dan mulai BAB teratur (hari 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 2 10 12
pertama feses gelap dan lengket lalu akan
berubah kuning)
Keterangan:
1. Karakteristik Responden
a) Jenis Persalinan : 1= Pervaginam
a) Suku 1= Makassar
2= SC
2=Bugis
b) Status Kesehatan 0=Tidak Sehat
3= Toraja
1=Sehat
4=Mandar
c) Pendidikan 1= Tidak tamat SD
5=Lainnya
2= SD
b) Pekerjaan
3= SMP
1=Tidak Bekerja
4=SMA
2=Bekerja
5=PT
2. Aspek Penilaian Menyusui
0= Tidak Efektif
1 = Efektif
Penilaian
Efektivitas Pre-test Post-test Total
menyusu Bayi
Kode Pre- Post-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Test test
responden
Frekuensi BAK 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 14
Karakteristik 15 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
BAK
Frekuensi BAB 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 12
Karakteristik 15 14
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
BAB
Frekuensi 12 14
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
Menyusui
Rata-rata Jam 2 7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1
tidur
Berat Badan 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 15
Turgor Kulit 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 15
Keterangan :
0 = Tidak Efektif
1 = Efektif
Data Demografi
[DataSet0]
Statistics
PERSALI PENDIDIK PEKERJAA
UMUR PARITAS NAN SKB SKI AN SUKU N
N Valid 15 15 15 15 15 15 15 15
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 30.27 2.67 1.20 1.00 1.00 3.53 2.07 1.33
Median 31.00 3.00 1.00 1.00 1.00 4.00 2.00 1.00
Std. Deviation 7.526 1.496 .414 .000 .000 .834 1.280 .488
Minimum 17 1 1 1 1 2 1 1
Maximum 44 6 2 1 1 5 5 2
Percentiles 25 23.00 1.00 1.00 1.00 1.00 3.00 1.00 1.00
50 31.00 3.00 1.00 1.00 1.00 4.00 2.00 1.00
75 37.00 3.00 1.00 1.00 1.00 4.00 2.00 2.00
Frequency Table
UMUR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 17 1 6.7 6.7 6.7
22 1 6.7 6.7 13.3
23 2 13.3 13.3 26.7
24 1 6.7 6.7 33.3
28 1 6.7 6.7 40.0
29 1 6.7 6.7 46.7
31 2 13.3 13.3 60.0
33 1 6.7 6.7 66.7
36 1 6.7 6.7 73.3
37 2 13.3 13.3 86.7
39 1 6.7 6.7 93.3
44 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
PARITAS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 4 26.7 26.7 26.7
2 3 20.0 20.0 46.7
3 5 33.3 33.3 80.0
4 1 6.7 6.7 86.7
5 1 6.7 6.7 93.3
6 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
PERSALINAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid PERVAGINAM 12 80.0 80.0 80.0
SEKSIO SESAREA 3 20.0 20.0 100.0
Total 15 100.0 100.0
PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SD 2 13.3 13.3 13.3
SMP 4 26.7 26.7 40.0
SMA 8 53.3 53.3 93.3
PT 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
SUKU
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid BUGIS 5 33.3 33.3 33.3
MAKASSAR 8 53.3 53.3 86.7
JAWA 2 13.3 13.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TIDAK BEKERJA 10 66.7 66.7 66.7
BEKERJA 5 33.3 33.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
Uji Normalitas
Explore
Notes
Output Created 14-FEB-2018 20:58:42
Comments
Input Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 15
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values for dependent
variables are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no missing
values for any dependent variable or factor used.
Syntax EXAMINE VARIABLES=pre post
/PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT
/COMPARE GROUPS
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Resources Processor Time 00:00:01.95
Elapsed Time 00:00:01.47
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Pre Test .150 15 .200 .960 15 .692
Post Test .305 15 .001 .753 15 .001
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Uji statistik non parametrik test uji wilcoxon
NPAR TESTS
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Posttest - Pretest Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 15b 8.00 120.00
Ties 0c
Total 15
a. Posttest < Pretest
b. Posttest > Pretest
c. Posttest = Pretest
Test Statisticsa,c
Posttest - Pretest
Z -3.436b
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .000
95% Confidence Interval Lower Bound .000
Upper Bound .181
Monte Carlo Sig. (1-tailed) Sig. .000
95% Confidence Interval Lower Bound .000
Upper Bound .181
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
c. Based on 15 sampled tables with starting seed 926214481.
Sign Test
Frequencies
N
a
Posttest - Pretest Negative Differences 0
Positive Differencesb 15
c
Ties 0
Total 15
a. Posttest < Pretest
b. Posttest > Pretest
c. Posttest = Pretest
efektivitas * pendidikan
Crosstab
pendidikan
SD SMP SMA PT Total
efektivitas tidak efektif Count 1 1 2 0 4
% within efektivitas 25.0% 25.0% 50.0% 0.0% 100.0%
% within pendidikan 50.0% 25.0% 25.0% 0.0% 26.7%
% of Total 6.7% 6.7% 13.3% 0.0% 26.7%
Standardized Residual .6 -.1 -.1 -.5
efektif Count 1 3 6 1 11
% within efektivitas 9.1% 27.3% 54.5% 9.1% 100.0%
% within pendidikan 50.0% 75.0% 75.0% 100.0% 73.3%
% of Total 6.7% 20.0% 40.0% 6.7% 73.3%
Standardized Residual -.4 .0 .1 .3
Total Count 2 4 8 1 15
% within efektivitas 13.3% 26.7% 53.3% 6.7% 100.0%
% within pendidikan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 13.3% 26.7% 53.3% 6.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square .937a 3 .816
Likelihood Ratio 1.129 3 .770
Linear-by-Linear Association .630 1 .427
N of Valid Cases 15
a. 7 cells (87.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is .27.
Symmetric Measures
Asymptotic
Standardized Approximate
a b
Value Error Approximate T Significance
Interval by Interval Pearson's R .212 .251 .783 .448c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .191 .250 .703 .494c
N of Valid Cases 15
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
efektivitas * paritas
Crosstab
paritas
Primipara Multipara Grandmultipara Total
efektivitas tidak efektif Count 1 1 2 4
% within efektivitas 25.0% 25.0% 50.0% 100.0%
% within paritas 25.0% 11.1% 100.0% 26.7%
% of Total 6.7% 6.7% 13.3% 26.7%
Standardized Residual -.1 -.9 2.0
efektif Count 3 8 0 11
% within efektivitas 27.3% 72.7% 0.0% 100.0%
% within paritas 75.0% 88.9% 0.0% 73.3%
% of Total 20.0% 53.3% 0.0% 73.3%
Standardized Residual .0 .5 -1.2
Total Count 4 9 2 15
% within efektivitas 26.7% 60.0% 13.3% 100.0%
% within paritas 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 26.7% 60.0% 13.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 6.619a 2 .037
Likelihood Ratio 6.620 2 .037
Linear-by-Linear Association 1.957 1 .162
N of Valid Cases 15
a. 5 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is .53.
Symmetric Measures
Asymptotic
Standardized Approximate
Value Errora Approximate Tb Significance
Interval by Interval Pearson's R -.374 .286 -1.454 .170c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.339 .312 -1.299 .217c
N of Valid Cases 15
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
efektivitas * suku
Crosstab
suku
Bugis Makassar 5.00 Total
efektivitas tidak efektif Count 2 2 0 4
% within efektivitas 50.0% 50.0% 0.0% 100.0%
% within suku 40.0% 25.0% 0.0% 26.7%
% of Total 13.3% 13.3% 0.0% 26.7%
Standardized Residual .6 -.1 -.7
efektif Count 3 6 2 11
% within efektivitas 27.3% 54.5% 18.2% 100.0%
% within suku 60.0% 75.0% 100.0% 73.3%
% of Total 20.0% 40.0% 13.3% 73.3%
Standardized Residual -.3 .1 .4
Total Count 5 8 2 15
% within efektivitas 33.3% 53.3% 13.3% 100.0%
% within suku 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 33.3% 53.3% 13.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 1.193 2 .551
Likelihood Ratio 1.670 2 .434
Linear-by-Linear Association 1.069 1 .301
N of Valid Cases 15
a. 5 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is .53.
Symmetric Measures
Asymptotic
Standardized Approximate
Value Errora Approximate Tb Significance
Interval by Interval Pearson's R .276 .135 1.037 .319c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .271 .221 1.015 .329c
N of Valid Cases 15
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
efektivitas * pekerjaan
Crosstab
pekerjaan
tidak bekerja bekerja Total
efektivitas tidak efektif Count 4 0 4
% within efektivitas 100.0% 0.0% 100.0%
% within pekerjaan 40.0% 0.0% 26.7%
% of Total 26.7% 0.0% 26.7%
Standardized Residual .8 -1.2
efektif Count 6 5 11
% within efektivitas 54.5% 45.5% 100.0%
% within pekerjaan 60.0% 100.0% 73.3%
% of Total 40.0% 33.3% 73.3%
Standardized Residual -.5 .7
Total Count 10 5 15
% within efektivitas 66.7% 33.3% 100.0%
% within pekerjaan 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 66.7% 33.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 2.727 1 .099
b
Continuity Correction 1.065 1 .302
Likelihood Ratio 3.937 1 .047
Fisher's Exact Test .231 .154
Linear-by-Linear Association 2.545 1 .111
N of Valid Cases 15
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.33.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Asymptotic
Standardized Approximate
a b
Value Error Approximate T Significance
Interval by Interval Pearson's R .426 .129 1.700 .113c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .426 .129 1.700 .113c
N of Valid Cases 15
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Symmetric Measures
Asymptotic
Standardized Approximate
Value Errora Approximate Tb Significance
Interval by Interval Pearson's R .302 .110 1.140 .275c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .302 .110 1.140 .275c
N of Valid Cases 15
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Lampiran 6
DOKUMEN PERIZINAN
Lampiran 6
DOKUMENTASI