FARMASI F-MIPA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Commented [MH1]: Cek tata letak yang benar
Disusun Oleh :
Kelompok XV
Ningsih J1E115013
Hema Novita Rendati J1E115036
Clinton Ciputra J1E115208
Kesty Aprini J1E115213
Siti Apsari Rez’na J1E115231 Commented [MH3]: Tidak usah pakai kotak
KELOMPOK XV
(Siti Humairah Z. A.) Tanggal : 5 Desember 2017 Commented [MH6]: ganti tanggal 11
J1E114036
1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa mampu memahami
tahapan-tahapan dalam proses validasi metode sterilisasi.
WFI
Ditambahkan sebanyak 25 ml
Dimasukkan dalam erlemeyer
Digojog hingga homogen
Dibagi menjadi 4 bagian
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Disumbat mulut tabung dengan kapas
Ditutup lagi mulut tabung dengan
alumunium foil
Hasil
2 botol infus
diamati
Diinkubasi selama 24 jam
lalu pertumbuhan mikrobanya
Hasil
selama 3 kali tiap 24 jam
Aquadest
Media natrium
tioglikolat
IV. HASIL
No. Perlakuan Hasil Dokumentasi
Hari 1 (autoclave)
= tidak ada
endapan
Hari 3 (autoclave)
= tidak ada
endapan
V. PEMBAHASAN
Judul praktikum dari percobaan ke empat ini adalah validasi. Tujuan dari
percobaan ini adalah mahasiswa mampu memahami tahapan-tahapan dalam proses
validasi metode sterilisasi. Validasi adalah suatu tindakan pembuktian dengan cara
yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan sistem, perlengkapan atau
mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan senantiasa mencapai
hasil yang diinginkan. Vaidasi metode sterilisasi ini perlu dilakukan untuk
mengidentifikasi parameter kritis sterilisasi serta mengetahui batas toleransinya.
Validasi metode dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu validasi
menggunakan autoclave, oven dan laminar air flow (LAF). Validasi pada laminar
air flow dilakukan di begian HEPA filter serta sudut kritis LAF. Prinsip kerja LAF
adalah aliran udara laminar akan membawa kontaminan keluar sehingga
kontaminasi dapat diminimalisir. Parameter kritis LAF adalah efektivitas HEPA
filter, kecepatan aliran udara, dan arah aliran udara. Selanjutnya validasi yang kedua
yaitu menggunakan oven. Metode panas kering ini dilakukan untuk alatalat yang
terbuat dari gelas. Parameter kritis pada oven adalah suhu dan waktu. Suhu
digunakan 200oC selama 30 menit maupun 60 menit. Perbedaan waktu ditujukan
untuk mengetahui lama waktu efektif untuk sterilisasi.
Tahapan yang dilakukan pada percoaan ini dimulai dengan pencucian alat
berupa botol infus sebanyak 2 botol kemudian dikeringkan dengan menggunakan
tisu. Selanjutnya botol dibungkus dengan menggunakan alumunium foil agar
sediaan tidak terkontaminasi saat dilakukan sterilisasi. Selanjutnya, botol infus yang
sudah dibungkus dilakukan proses sterilisasi. Tahapan berikutnya yaitu pembuatan
media natrium tioglikolat dengan menimbang sebanyak 0,5 gram lalu dilarutkan
dengan 25 ml WFI di dalam gelas beaker. WFI digunakan karena dapat melarutkan
tioglikolat dengan sempurna. Kemudian dibagi menjadi 4 bagian ke dalam tabung
reaksi. Bagian atas tabung reaksi ditutup dengan kapas agar media tidak
terkontaminasi dengan udara luar. Kemudian, tabung reaksi dibungkus dengan
aluminium agar tidak terkontaminasi . Media ini siap untuk disterilisasi.
Sterililasi dilakukan dengan autoclave dan oven. Sterilisasi dilakukan dengan
cara pertama-tama mengisi autoclave dengan air. Selanjutnya, memasukkan 2 botol
infus dan media yang sudah dibungkus ke dalam autoclave. Autoclave dinyalakan
dan diatur suhu autoclave sampai 121oC. Autoclave didiamkan selama 30 menit
karena proses sterilisasi sedang berlangsung. Setelah 30 menit, autocave dimatikan
dan didinginkan. Kemudian dikeluarkan botol dan media yang sudah steril.
Sedangkan 2 botol infus lainnya dimasukkan dalam oven dengan suhu 180oC
selama 30 menit. Kemudian dikeluarkan botol yang sudah steril.
Tahapan terakhir adalah validasi dengan menggunakan media. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui apakah sterilisasi sudah menghasilkan sediaan yang
steril atau tidak. Validasi dilakukan didalam laminar air flow. Hal ini bertujuan agar
semua pengerjaan yang dilakukan steril. Kemudian masukkan aquades kedalam
botol infus, diambil aquades dalam botol sebanyak 1 ml dengan mikropipet. Cara
tersebut diulangi sampai ke empat media terisi dengan aquadest dari botol infus.
Semua perlakuan, baik membuka tutup botol infus, membuka kapas tabung reaksi
maupun menutupnya kembali harus dilakukan di depan atau didekat bunsen. Hal ini
bertujuan agar proses validasi yang dilakukan benar-benar steril. Selanjutnya, media
diinkubasi selama 3 hari.
Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah validasi yang dilakukan
menunjukkan bahwa proses yang dilakukan sudah valid dan benar. Pada hari
pertama inkubasi media, terlihat larutan jernih. Begitu pula hari ke-2 dan k-3 media
terlihat masih jernih. Hal ini menunjukkan bahwa media tidak ditumbuhi oleh
bakteri. Hal ini juga berarti bahwa proses sterilisasi yang digunakan sudah benar
karena mampu menghasilkan sediaan yang steril dan metode yang digunakan sudah
valid.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah
1. Validasi merupakan suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai
bahwa setiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau
mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa
mencapai hasil yang diinginkan.
2. Tahapan-tahapan validasi adalah validasi proses, validasi metode, dan
validasi instumen (alat) sehingga apabila semua ini telah sesuai maka dapat
dikatakan kesseluruhan kegiatan yang dilakukan telah valid.
3. Hasil validasi autoclave dan oven tidak didapatkan bakteri yang tumbuh
dalam media, sehingga dapat dikatakan alat instrumen telah valid
DAFTAR PUSTAKA