Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pitiriasis Alba


2.1.1. Definisi
Pitiriasis alba merupakan bentuk dermatitis yang tidak spesifik dan
belum diketahui penyebabnya. Ditandai dengan adanya bercak kemerahan
dan skuama halus yang akan menghilang serta meninggalkan area yang
depigmentasi.1

2.1.2. Epidemiologi
Pitiriasis alba banyak ditemui pada anak berumur 3-16 tahun (30-
40%).1 Dari semua kasus, 90% kasus terjadi pada anak di bawah 12 tahun.
Diperkirakan 5% anak-anak di Amerika Serikat mungkin akan terpengaruh.
Studi telah menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi di Mesir (18%) dan
Mali (20%). Pityriasis alba lebih sering pada pasien dengan riwayat atopi.
Tidak ada dominasi ras yang jelas, meskipun lesi mungkin lebih terlihat pada
mereka yang memiliki jenis kulit lebih gelap. Pityriasis alba bukan penyakit
musiman, meskipun penskalaan mungkin lebih buruk di musim dingin (akibat
udara kering di rumah) dan lesi mungkin lebih jelas di musim semi dan
musim panas (sebagai akibat paparan sinar matahari dan penggelapan kulit di
sekitarnya). Pigmentasi kulit normal kembali secara spontan, biasanya dalam
satu tahun.3 Pitiriais alba dapat terjadi baik pada laki-laki mauapun
perempuan dengan jumlah sama.1

2.1.3. Etiologi
Menurut pendapat para ahli diduga adanya infeksi streptokokus tetapi
belum dapat dibuktikan. Atas dasar riwayat penyakit dan distribusi lesi,
diduga impetigo dapat merupakan faktor pencetus. Pitiriasis alba merupakan
juga manifestasi dermatitis non spesifik, yang belum diketahui penyebabnya.
Sabun dan sinar matahari bukan merupakan faktor yang berpengaruh.1

3
4

Pitiriasis alba secara luas dipahami mewakili dermatitis atopik ringan.


Paparan sinar matahari yang tidak terlindungi, sering mandi, dan mandi air
panas sangat terkait dengan perkembangan pitiriasis alba. Kadar tembaga
serum yang lebih rendah, kofaktor untuk tirosinase, juga dapat berperan
dalam patogenesis kondisi ini.4

2.1.4. Patogenesis
Paparan simultan pada berbagai penyebab atau paparan berulang
terhadap agen tunggal, dan hipopigmentasi yang terlihat pada pitiriasis alba
disebabkan oleh perubahan melanosis akibat hidrasi kulit yang terus menerus
buruk. Yang terakhir mungkin akibat inflamasi sekunder seperti atopi, atau
terhadap faktor-faktor noninflamasi seperti sering mandi, mengeringkan
sabun, atau kebersihan kulit yang buruk secara keseluruhan. Hasil akhirnya
adalah penurunan jumlah melanosit dan melanosom dengan sintesis melanin
normal dan transfer melanosom ke sel-sel epidermis.2
Secara histologis, ada pengurangan pigmen pada epidermis kulit di
bagan lesi, tetapi tidak ada perbedaan signifikan dalam jumlah melanosit yang
ditemukan antara lesi dan kulit normal. Secara ultrastruktural, perubahan
degeneratif dalam melanosit dan berkurangnya jumlah melanosit dalam
keratinosit terlihat. Pitiriasis alba yang luas sering juga melibatkan tubuh
bagian inferior dalam pola simetris. Kurangnya fase inflamasi sebelumnya
dan spongiosis membedakan pitiriasis alba yang luas dari bentuk klasik.
Bentuk pitiriasis alba khusus ini mungkin tumpang tindih dengan progresif
makula hipomelanosis (PMH), suatu kondisi yang terutama dijelaskan pada
wanita dewasa muda, ditandai dengan hipopigmentasi berulang, melibatkan
punggung, terutama setelah musim panas.4
Pigmen pitiriasis alba adalah varian yang menghubungkan pitiriasis
alba klasik dengan infeksi dermatofit superfisial, hampir selalu
mempengaruhi wajah. Secara klinis ditandai dengan hiperpigmentasi
kebiruan, yang disebabkan oleh deposit melanin di dermis yang dikelilingi
5

oleh area bersisik yang hipopigmentasi. Sepertiga pasien memiliki pitiriasis


alba klasik bersamaan.4

2.1.5. Gejala klinis


Umumnya asimtomatik, terdapat beberapa kasus dengan keluhan gatal
atau rasa terbakar. Faktor yang diduga sebagai pencetus: pajanan sinar
matahari, frekuensi mandi, dan pajanan air panas. Pitiriasis alba dapat
menjadi gambaran klinis dari dermatitis atopik ringan.5
Perjalanan klinis terdiri dari tiga fase:5
1. Fase pertama yaitu timbul makula berwarna merah muda1-3 dengan tepi
menimbul.
2. Fase kedua timbul dalam beberapa minggu berupa makula
hipopigmentasi dengan skuama putih halus (powdery white scale) pada
permukaannya.
3. Fase ketiga berupa makula hipopigmentasi tanpa skuama yang dapat
menetap hingga beberapa bulan/tahun.
Lesi berbentuk bulat, oval, plakat yang tidak teratur. Warna merah
muda yang sesuai dengan warna kulit disertai skuama halus. Setelah eritema
menghilang, lesi yang dijumpai dengan depigmentasi dengan skuama halus.
Pada stadium ini, penderita dating berobat terutama pada orang dengan kulit
berwarna. Bercak biasanya multiple 4 sampai 20 dengan luas hingga separuh
wajah (50-60%), paling sering disekitar mulut, dagu pipi, serta dahi. Lesi
dapat dijumpai pada ekstremitas dan badan. Dapat simetris pada bokong,
tungkai atas, punggung, dan ekstensor lengan tanpa keluhan. Lesi umumnya
menetap, terlihat sebagai leukoderma setelah skuama menghilang.1

2.1.6. Pemeriksaan Penunjang


Untuk penegakan diagnosis tidak perlu pemeriksaan penunjang
khusus. Apabila diagnosis meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang sesuai diagnosis banding dengan pemeriksaan histopatologi.
Pemeriksaan menggunakan lampu Wood membantu untuk memperjelas lesi.5
6

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pitiriasis alba


adalah:1
1. Histopatologi
Perubahan sitopatologik hanya dijumpai adanya akantosis ringan,
spongiosis dengan hyperkeratosis sedang dan perakeratosis setempat.
Tidak adanya pigmen yang disebabkan efek penyaringan sinar oleh
stratum korneum yang menebal atau kemampuan sel epidermal yang
mengangkut granula pigmen melanin berkurang.
Pada pemeriksaan mikroskop elektron terlihat penurunan jumlah serta
berkurangnya ukusan melanosom.

2.1.7. Diagnosis banding


Pitiriasis alba dapat didiagnosis banding dengan:
1. Pitiriasis versikolor
Penyakit ini dapat terjadi pada dewasa terutama pada usia 20 sampai 40
tahun dinama kejadian pada laki-laki maupun perempuan sama besar.5
Penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya tidak memberikan
keluhan subyektif berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih
sampai coklat kehitaman, terutama pada bagian badan dan kadang-
kadang menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka,
dan kulit kepala bagian berambut. Kadang-kadang juga disertai rasa gatal
ringan terutama ada saat berkeringat. Kelaianan yang dapat terlihat
sebagai bercak berwarna-warni, batas jelas sampai difus, bentuk papulo
vesikular dapat terlihat walaupun jarang terjadi.1
Terkadang pityriasis alba sering sulit dibedakan dengan tinea versikolor.
Diagnosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan Potassium Hydroxide
(KOH). Permukaan kulit dihilangkan dalam jumlah kecil ke kaca slide.
Kemudian tambahkan kalium hidroksida dan amati di bawah mikroskop.
Elemen jamur bisa diamati dalam kondisi seperti tinea versikolor tetapi
tidak dengan pitiriasis alba. Hasil positif tidak hanya dalam kasus tinea
versikolor tetapi juga dalam kasus tinea.6
7

2. Vitiligo1
Vitiligo merupakan hipopigentasi yang ditandai dengan adanya makula
putih yang dapat meluas. Dapat mengenai seluruh bagian tubuh yang
menganfung sel melanosit misalnya rambut dn mata. Vitilgo dapat tejadi
pada pusia sebelum 20 tahun dimana laki-laki dan peremuan sama.
Daerah yang sering terkena adalah bagian ekstesor tulang terutama diatas
jari, periorifisial, sekitar mata, mulut dan hidung, tibialis anterior, dan
pergelangan tangan bagian ekstensor. Lesi bilateral dapat simetris atau
asimetris. Mukosa jarang terkena dan kadang-kadang mengenai genitalia
eksterna, putng susu, bbir dan ginggiva.
Gejala klinis dari vitiligo adalah makula putih berdiameter beberapa
milimeter sampai sentimeter, bulat atau lonjong dengan batas tegas tanpa
perubahan epidermis yang lain. Kadang-kadang tampak makula
hipomelanotik selain makula apigmentasi. Didalam makula vitiligo dapat
pula ditemukan makula dengan pigmentasi normal ata hiprpugmentai.
Kadang ditemukan lesi yang meninggi, eritema dan gatal.

2.1.8. Tatalaksana
Pasien dan keluarga dijelaskan bahwa proses penyembuhan lambat mungkin
memakan waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun, meskipun sebagian besar
kasus diselesaikan dalam satu tahun. Area yang terkena harus dilindungi dari
paparan sinar matahari, karena penggelapan kulit di sekitarnya dapat memperburuk
penampilan kosmetik.
Tindakan pencegahan yang harus diambil oleh pasien pitiriasis alba
adalah pasien harus benar-benar disarankan agar tidak terkena sinar matahari.
Lesi menjadi menonjol pada paparan sinar matahari sehingga untuk
mengurangi perbedaan, krim tabir surya atau lotion direkomendasikan.
Penggunaan tabir surya bisa direkomendasikan untuk semua pasien dengan
berbagai jenis kulit. Kehadiran klorin dalam air kolam dapat menyebabkan
penyamakan.6
Tatalaksana yang dapat diberikan adalah
8

1. Topikal
a. Steroid topikal dengan potensi rendah, seperti krim atau salep
hidrokortison 1%, dapat mengurangi eritema dan pruritis dan
mempercepat pigmentasi ulang.3 Selain itu hidrokortison (0,5%),
desonide (0,05) dapat diguakan untuk mengobati gejala-gejala
seperti eritema, pruritis yang terkait dengan lesi awal dan
repigmentasi lesi yang ada. Ini sangat aman untuk diresepkan di usia
muda anak-anak tetapi penggunaan jangka panjang pada wajah tidak
dianjurkan.6
b. Emolien ringan, seperti petroleum jelly dan krim Eucerin, dapat
mengurangi skuama.1
c. Tabir surya dapat membantu mencegah lesi terbakar sinar matahari dan
mengurangi penggelapan kulit di sekitarnya.3
2. Fototerapi
Terapi dengan laser excimer 308 nm dua kali seminggu selama 12
minggu.3

2.1.9. Prognosis
Penyait ini dapat sembuh secara spontan setelah beberapa bulan
sampai beberapa tahun.1 Pemulihan hipopigmentasi dapat berlangsung lama
dan dapat mengganggu secara estetik. Penyakit dapat sembuh spontan tetapi
dapat rekuren dalam beberapa tahun, dan biasanya mengilang setelah
pubertas.5

Anda mungkin juga menyukai