Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan salah satu faktor penentu bagi berlangsungnya kehidupan
tumbuhan. Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu
mengalami fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air ke
dalam tubuh tumbuhan, kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan
kecepatan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan. Proses kehilangan air
pada tumbuhan ini disebut transpirasi. Pada transpirasi, hal yang penting
adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di
luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk
menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari
sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar.
Transpirasi penting bagi tumbuhan, karena berperan dalam hal membantu
meningkatkan laju angkutan air dan garam-garam mineral, mengatur suhu
tubuh dengan cara melepaskan kelebihan panas dari tubuh, dan mengatur
turgor optimum di dalam sel. Agar transpirasi dapat berjalan maka stomata
harus membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung
antara rongga antar sel dengan atmosfir. Kalau tekanan uap air di atmosfir
lebih rendah dari rongga antar sel, uap air dari rongga antar sel akan keluar ke
atmosfir. Banyaknya stomata pada tanaman berbeda-beda antara spesies satu
dengan spesies yang lain. Pada tanaman darat, umumnya stomata terdapat
pada permukaan bawah daun dan pada beberapa tanaman air, stomata
terdapat pada permukaan atas dan bawah daun.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari transpirasi?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi?
3. Bagaimana mekanisme transpirasi?

1
4. Bagaimana mekanisme membuka dan menutup pada stomata?
5. Bagaimana proses pelepasan panas oleh transpirasi?
6. Bagaimana pemindahan panas antara tumbuhan dengan lingkungan?
7. Apa saja manfaat transpirasi bagi tanaman?
8. Bagaimana adaptasi tanaman jika kekurangan air?
9. Apa saja keuntungan dan kerugian transpirasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari transpirasi
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi
3. Untuk mengetahui mekanisme transpirasi
4. Untuk mengetahui mekanisme membuka dan menutup pada stomata
5. Untuk mengetahui proses pelepasan panas oleh transpirasi
6. Untuk mengetahui pemindahan panas antara tumbuhan dengan
lingkungan
7. Untuk mengetahui manfaat transpirasi bagi tanaman
8. Untuk mengetahui adaptasi tanaman jika kekurangan air
9. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian transpirasi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Transpirasi
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap
dari jaringan tumbuhan melalui stomata (Lakitan, 1993). Kemungkinan
kehilangan air dari jaringan lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan
tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh
sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan
tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata
(Loveless,1991)
Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui stomata dapat
melalui kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan
di daerah beriklim sedang. Air sebagian besar menguap melalui stomata,
sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi
(Tjitrosomo, 1985).

Gambar 1: Transpirasi
Sumber: www.google.com
Dwidjoseputro (1989), menyatakan bahwa transpirasi mempunyai arti
penting bagi tanaman. Transpirasi pada dasarnya suatu penguapan air yang
membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi jiga

3
bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar matahari, kenaikan
temperatur yang diterima tanaman digunakan untuk penguapan air.
Transpirasi dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan tempatnya, yaitu
transpirasi kutikula, transpirasi lentikuler, transpirasi stomata. Hampir 97%
air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata. (Heddy,1990).
Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat
dalam penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang
dibatasi dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan penguapan.
Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel biasanya lebih besar daripada udara
luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak molekul air yang akan keluar
dari daun melalui stomata dibandingkan dngan jumlah yang masuk per satuan
waktu, dengan demikian tumbuhan tersebut akan kehilangan air.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Transpirasi
Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun
luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun,
berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada
permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata
(Salisbury&Ross.1992) dan faktor luar antara lain:
1. Kelembaban
Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka,
maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul
uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi mulekul uap
air di udara.
2. Suhu
Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan
penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi
tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan
stomata.
3. Cahaya
Cahaya memepengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya
akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas

4
transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui
pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata.
4. Angin
Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan
terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga
angin menurunkan kelembanan udara diatas stomata, sehingga
meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka
akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat
menurunkan tingkat transpirasi.
5. Kandungan air tanah
Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan alju
absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih
cepat dari pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit
air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari
terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai akibat
penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi
lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan
menurunkan laju transpirasi lebih lanjut (Loveless,1991).
Unsur kalium sangat memegang peranan dalam proses mermbuka dan
menutupnya stomata (stomata movement) serta transportasi lain dalam
hara lainnya, baik dari jaringan batang maupun lasngsung dari udara
bebas. Dengan adanya defisiensi kalium maka secara langsung akan
memperlambat proses fisiologi, baik yang melibatkan klorofil dalam
jaringan daun maupun yang behubungan dengan fungsi stomata sebagai
faktor yang sangat penting dalam produksi bahan kering secara umum.
Semakin lama defisiensi kalium maka akan semakin berdampak buruk
terhadap laju proses fisiologi dalam jaringan daun. Semakin berat
defisiensi kalium pada gilirannya akan berdampak semakin parah terhadap
rusaknya pertumbuhan daun (Masdar, 2003).
Transpirasi yang terjadi memang dapat merugikan tanaman, namun
juga bermanfaat bagi tanaman antara lain:

5
1. Meningkatkan daya isap daun pada penyerapan air
2. Mengurangi jumlah air dalam tumbuhan jika terjadi penyerapan yang
berlebihan.

C. Mekanisme Transpirasi
Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui
penguapan. Proses kehilangan air pada tumbuhan ini disebut transpirasi.
Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang
lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari
daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari
berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke
pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana
perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya.
Daun tersusun atas sel-sel epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiri atas
jaringan palisade dan jaringan bunga karang dengan ikatan pembuluh
diantara sel epidermis bawah dengan stomata. Transpirasi dimulai dengan
penguapan air oleh sel-sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam
daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan
rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah yang
banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama
rongga antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan
airnya kerongga antar sel tentu akan mengalami kekurangan air sehingga
potensial airnya menurun. Kekurangan air ini akan diisi oleh air yang
berasal dari xylem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan
menerima air dari batang dan batang menerima dari akar. Uap air yang
terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam rongga antar sel
tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Kalaupun
ada uap air yang keluar menembus epidermis dan kutikula, jumlahnya
hanya sedikit dan dapat diabaikan. Agar transpirasi dapat berjalan, maka
stomata pada epidermis tadi harus membuka. Apabila stomata membuka,
maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer.

6
Gambar 2: Mekanisme Transpirasi
Sumber: www.google.com

D. Mekanisme Membuka dan Menutup Pada Stomata


Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit
dan menutup saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2
yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses
pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan penutupan berlangsung secara
bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan
ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba (Salisbury dan Ross, 1995).
Loveless (1991) dalam literaturnya menyebutkan terbukanya stomata pada
siang hari tidak terhambat jika tumbuhan itu berada dalam udara tanpa
karbon dioksida, yaitu keadaan fotosintesis tidak dapat terlaksana.
Kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel, uap
air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut
transpirasi.
Skema mekanisme membukanya stomata, cahaya fotosintesis dalam
sel-sel mesophyl berkurangnya CO2 dalam ruang antar sel menaikan pH
dalam sel penutup perubahan enzimatik menjadi gula menaikkan kadar
gula menaikkan tekanan osmotic dari getah sel menaikkan turgor stomata
membuka (Pandey dan Sinha, 1983). Air diserap ke dalam akar secara
osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien

7
potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan
besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari
penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak
melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas
melalui arus transportasi. Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran
tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban, dan
tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku stoma yang
membuka dan menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel
penjaga yang berkorelasi dengan kadar ion kalium (K+) di dalamnya.
Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun dengan atmosfer
dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk mengukur laju transpirasi
tersebut dapat digunakan potometer. Sebagian besar transpirasi
berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah
yang lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka
stomatanya untuk mengambil karbon dioksida dari udara untuk
berfotosintesis.
Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti
bahwa tanaman tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu
mengakibatkan benda jatuh ke bawah. Akan tetapi, tanaman berhasil
melakukan hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman ini menggunakan
tekanan akar, tenaga kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada
tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling penting adalah
tarikan transpirasi. Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil,
maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini
akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang berada lebih dalam di
daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari
jaringan xylem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun.
Oleh karena itu, air kemudian dapat terus dibawa dari akar ke daun
melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut.
Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses
transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut

8
dengan proses tarikan transpirasi dan selama akar terus menerus menyerap
air dari dalam tanah dan transpirasi terus terjadi, air akan terus dapat
diangkut ke bagian atas sebuah tanaman Proses transpirasi ini selain
mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat
mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di bawah sinar
matahari.
Tumbuhan tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas
matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan
penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui
proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup
untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat
terus terjamin.

E. Proses Pelepasan Panas Oleh Transpirasi


Daun akan menyerap sejumlah besar energi radiasi yang nantinya
akan dilepaskan kembali ke lingkungannya. Energi tersebut akan di ubah
menjadi energi panas dan akan menaikkan suhu daun. Suatu gambaran
yang menunjukkan betapa pentingnya transpirasi dalam sistem panas
tubuh tumbuhan. Perhitungan kalkulasi energi telah dilakukan, 1 cm2 luas
daun, di tengah hari pada musim panas (summer) akan menyerap energi
cahaya sebesar 1,3 g.kal per menit. Apabila diambil rata-rata untuk setiap
daun pada tumbuhan tersebut akan menyerap energi cahaya 50% saja dan
apabila masa 1 cm2 luas daun sama dengan 0,020 g serta panas jenisnya
(specific heat) sebesar 0,879 g.kal, maka kenaikan suhu daun per menit
akan mencapai 0,65 x 0,20 x 0,879 = 370
Pada umumnya tumbuhan akan mati apabila suhu tubuhnya mencapai
50 – 600C. Dengan kenaikan suhu sebesar 370C, dalam waktu beberapa
menit saja suhu daun dapat naik sampai pada tingkat yang mematikan.
Tetapi pada kenyataannya menunjukkan bahwa daun jarang mencapai
suhu yang mematikan. Suhu daun biasanya hanya beberapa derajat
melebihi suhu udara.

9
Gambar 3: Proses pelepasan panas transpirasi
Sumber: www.google.com
Karena transpirasi merupakan proses mengkonsumsi energi, seringkali
dianggap bahwa penguapan di dalam transpirasi merupakan pelepasan
panas yang di serap oleh daun tersebut. Untuk menguapkan air sebanyak 1
gram pada suhu 20 0C, diperlukan energi sebesar 0,65 g.kal akan
dibutuhkan sebanyak 0,65/584 = 0,0011 g air yang di ubah menjadi uap air
untuk setiap daun sebesar 1 dm2 (100 cm2) , maka akan dibutuhkan 6,6 g
air (0,0011 x 100 x 60) untuk setiap daun per jam. Dapat dibayangkan
berapa banyak air yang diperlukan oleh suatu pohon yang memiliki daun
ratusan bahkan ribuan, untuk menjaga agar suhu tubuhnya tidak menjadi
panas.

F. Pemindahan Panas Antara Tumbuhan Dengan Lingkungan

G. Manfaat Transpirasi Bagi Tanaman


Menurut (Dwijoseputro, D) ada 5 manfaat tumbuhan bagi tanaman, yaitu:
a. Menyebabkan terjadinya daya isap daun sehingga terjadi transport air di
batang.
b. Membantu penyerapan air dan zat hara oleh akar.
c. Mengurangi air yang terserap secara berlebihan
d. Mempertahankan temperature yang sesuai untuk daun.

10
e. Mengatur fotosintesis dengan menbuka dan meututupnya stomata.
H. Adaptasi Tanaman Jika Kekurangan Air
Banyaknya sekali sifat-sifat yang membantu tumbuhan untuk
meniadakan pengaruh keadaan yang tidak menguntungkan dan sebagai
akibatnya memperluas jangkauan kisaran tempat hidupnya.
1. Adaptasi morfologi
Sebagai contoh dapat dilihat pada tumbuhan gurun atau setengah gurun
yang mempunya bentuk perakaran yang dalam yang memungkinkan
pengambilan cadangan air di bawah tanah, dan pada rumpun-rumpun
yang terancam rapar di daerah-daerah setengah kering, yang membantu
menahan air bila ada dari sumber-sumber dalam udara (misalnya embun).
Sifat morfologis lain yang dianggap menyokong kemampuan hidup
tanaman di iklim kering, yaitu : rambut daun, berputarnya daun,
penyimpangan air dalam bulb, umbi dan akar

Gambar 4: Adaptasi morfologi


Sumber: www.google.com
2. Adaptasi anatomis
Sebagai contoh suatu tanaman rumput yang memiliki anatomi daun yang
spesifik, dapat mengikat CO2. Stomata tanaman CAM menutup di siang
hari untuk mengurangi kehilangan air akibat transparasi

11
Gambar 5: Adaptasi anatomis
Sumber: www.google.com
3. Adaptasi Biokimia
Adaptasi biokimia bertujuan untuk melindungi sel-sel dan jaringan dari
kerusakan dan kematian selama keadaan kering yang berat. Contohnya
biji-biji tanaman dari species ephemeral mendukung (mengandung cukup
air) untuk perkecambahannya.

Gambar 6: Adaptasi biokimia


Sumber: www.google.com

12
I. Keuntungan dan Kerugian Transpirasi?
1. Keuntungan Transpirasi
Berikut merupakan keuntungan dari transpirasi yaitu:
a) Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel
b) Penyerapan dan pengangkutan air dan zat hara
c) Pengangkutan asimilat
d) Membuang kelebihan air
e) Pengaturan bukaan stomata
f) Mempertahankan suhu daun
g) Pengangkutan mineral
h) Pertukaran energi
2. Kerugian Transpirasi
Berikut merupakan kerugian dari transpirasi yaitu:
Jika tanah cukup mengandung air, laju transpirasi yang tinggi,
dalam jangka waktu yang pendek, tidak akan menimbulkan kerusakan
yang berarti pada tumbuhan. Tetapi jika kehilangan air berlangsung
terus melalui absorpsi, pengaruh traspirasi yang merugikan akan
kelihatan dengan layunya daun, sebagai akibat hilangnya turgor.
Tingkat kelayuan dan kehilangan air yang diperlukan untuk
menimbulkan gejala kelayuan pada tumbuhan sangat beragam. Daun
tipis yang umumnya terdiri dari sel parenkima yang berdinding tipis
akan layu dengan cepat.
Kelayuan tumbuhan di atas tanah digolongkan sebagai layu
sementara atau layu permanen. Layu sementara terjadi jika tanah
masih mengandung air yang tersedia bagi tumbuhan. Kelayuan
tersebut terjadi akibat kelebihan transpirasi dari absorpsi yang bersifat
sementara. Tumbuhan biasanya menjadi segar kembali setelah laju
transpirasi menurun. Daun yang layu pada siang hari akan segar
kembali pada malam hari atau pagi berikutnya. Daun dapat juga
meningkat turgornya pada siang hari jika transpirasi menurun akibat

13
adanya awan, penurun suhu atau hujan kecil walaupun air tersebut
tidak sampai menembus ke akar.
Sebaliknya, layu tetap diakibatkan oleh terjadinya kekurangan air
yang berat dalam tanah. Akar tidak dapat mengabsorpsi air, maka
tumbuhan akan mati kecuali jika persediaan air dalam tanah dapat
ditingkatkan kembali.
Layu sementara yang terjadi berulang-ulang akan menimbulkan
pengaruh yang merugikan pada metabolisme tumbuhan dan tumbuhan
yang sering mengalami kelayuan akan tertekan pertumbuhannya.
Penyebab utamanya adalah kekurangan air akan menghambat laju
pertumbuhan jaringan muda, khususnya proses pembelahan dan
pembesaran sel. Penghambatan laju pertumbuhan ini menyebabkan
menurunnya penggunaan makanan oleh jaringan yang sedang tumbuh,
dan pada umumnya kekurangan air selalu diikuti oleh penimbunan
karbohidrat. Tingkat karbohidrat yang tinggi yang berlanjut dapat
menimbulkan perubahan structural dan perubahan fisologis permanen
yang berkaitan dengan pertumbuhan yang tertekan.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk
uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi yaitu kelembaban, suhu,
cahaya, angin, dan kandungan air tanah.
3. Mekanisme transpirasi yaitu dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel
mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga
antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga
dapat menampung uap air dalam jumlah yang banyak. Penguapan air ke
rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum
jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel
tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun.
4. Mekanisme membuka dan menutup pada stomata yaitu Stomata
tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan
menutup saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang
diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari.
5. Proses pelepasan panas oleh transpirasi yaitu daun akan menyerap
sejumlah besar energi radiasi yang nantinya akan dilepaskan kembali ke
lingkungannya. Energi tersebut akan di ubah menjadi energi panas dan
akan menaikkan suhu daun.
6. Pemindahan panas antara tumbuhan dengan lingkungannya yaitu
7. Manfaat transpirasi bagi tanaman yaitu menyebabkan terjadinya daya
isap daun sehingga terjadi transport air di batang, membantu penyerapan
air dan zat hara oleh akar, mengurangi air yang terserap secara
berlebihan, mempertahankan temperature yang sesuai untuk daun.
8. Adaptasi tanaman jika kekurangan air ada 3 yaitu adaptasi morfologi,
adaptasi anatomis, dan adaptasi biokimia.

15
9. Keuntungan dari transpirasi yaitu pengangkutan air ke daun dan difusi air
antar sel, penyerapan dan pengangkutan air dan zat hara, pengangkutan
asimilat, membuang kelebihan air, pengaturan bukaan stomata,
mempertahankan suhu daun, pengangkutan mineral, dan pertukaran
energi. Sedangkan kerugian dari transpirasi yaitu salah satunya jika
kehilangan air berlangsung terus melalui absorpsi, pengaruh traspirasi
yang merugikan akan kelihatan dengan layunya daun, sebagai akibat
hilangnya turgor.

16

Anda mungkin juga menyukai