Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK


PRATAMA MADIUN

Faradilla Savitri
Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi
dfara1626@gmail.com
Elva Nuraina
Dosen Prodi Pendidikan Akuntansi
elvanuraina@yahoo.co.id

Abstract
This study describes the effect of tax penalties to compliance of individual taxpayers in
the Tax Office Primary Madiun. The method in this research is descriptive quantitative
method while sampling technique in this research is incidental sampling technique that
taxpayers in STO Madiun totaling 385 people. Collecting data using the method of
observation, questionnaire, and documentation. In analyzing the data using simple linear
regression analysis which includes validity, reliability, normality test, and to test the
hypothesis proposed in this study using linear regression and t test. The results showed that
the effect on the Taxation Penalties Taxpayer Compliance. It is obtained from the value t
arithmetic amounted to 26.664 with a significance level of 0.000. Because 26.664> 1.966
and 0.000 <0.05 then Ho is rejected and Ha accepted.
Keywords: Sanctions Taxation, Taxpayer Compliance

Abstrak
Penelitian ini memaparkan pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Madiun. Metode dalam penelitian
ini adalah metode Deskriptif kuantitatif sedangkan teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah teknik Sampling Insidental yaitu wajib pajak di KPP Pratama Madiun
yang berjumlah 385 orang. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, kuesioner,
dan dokumentasi. Dalam menganalisis data menggunakan metode analisis regresi linier
sederhana yang memuat uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, dan untuk menguji
hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sanksi Perpajakan berpengaruh terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak. Hal ini diperoleh dari nilai t hitung adalah sebesar 26,664 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Karena 26,664 > 1,966 dan 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
Kata Kunci: Sanksi Perpajakan, Kepatuhan Wajib Pajak

PENDAHULUAN ningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil


Pembangunan nasional adalah kegiatan maupun spiritual. Untuk dapat merealisasi-
yang berlangsung secara terus menerus dan kan tujuan tersebut perlu banyak memper-
berkesinambungan yang bertujuan untuk me- hatikan masalah pembiayaan pembangunan.
45
46 | EQUILIBRIUM, VOLUME 5, NOMOR 1, JANUARI 2017

“Salah satu usaha untuk mewujudkan semua negara yang menerapkan sistem
kemandirian suatu bangsa atau negara dalam perpajakan. Kepatuhan pajak dapat
pembiayaan pembangunan yaitu menggali ditimbulkan dari berbagai aspek mulai dari
sumber dana yang berasal dari dalam negeri aspek penegak hukum, struktur maupun
berupa pajak. Pajak digunakan untuk tenaga kerja. Selain itu konsumsi pemerintah
membiayai pembangunan yang berguna bagi dalam penggunaan pajak menunjukkan
kepentingan bersama” (Waluyo, 2013 :02). penggunaan pajak yang transparan dan
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada akuntabilitas atau tidak itu sangat mem-
negara yang terutang oleh orang pribadi atau pengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam
badan yang bersifat memaksa berdasarkan membayar pajak. Dan dari aspek penegak
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan hukum, harus diterapkannya sanksi yang
imbalan secara langsung dan digunakan tegas dan adil kepada setiap wajib pajak yang
untuk keperluan negara bagi sebesar- melanggar aturan perpajakan, penerapan
besarnya kemakmuran rakyat” (Diana dan sanksi tersebut diharapkan mampu membuat
Setiyawati, 2009:01). para wajib pajak lebih patuh dalam membayar
Melihat Negara Indonesia kita dapat pajak.
memahaminya melalui keadaan di sekitar Demi terciptanya keteraturan dan
kita seperti pendidikan, kesehatan, sarana ketertiban perpajakan, maka dibentuk suatu
umum, dll yang ada karena pajak yang sanksi perpajakan bagi para pelanggar pajak.
disalurkan negara kita ke sektor-sektor Sanksi tersebut juga berfungsi sebagai dasar
tersebut. Permasalahan yang sering terjadi bagi pemerintah untuk menentukan wajib
berkaitan dengan pungutan pajak ini yakni pajak yang melanggar peraturan. Artinya, jika
masih banyaknya masyarakat yang tidak mau kewajiban perpajakan tidak dilaksanakan,
memenuhi kewajiban pajaknya, atau dengan maka akan ada konsekuensi hukum yang bisa
kata lain masih banyaknya tunggakan pajak. terjadi. Pemerintah dalam hal ini Dirjen pajak
Tingkat kepatuhan wajib pajak untuk membuat Undang-Undang tentang hal-hal
menunaikan kewajiban pembayaran pajaknya yang berkaitan dengan perpajakan, termasuk
di Indonesia masih cukup rendah. sanksi yang diberikan jika para Wajib Pajak
Tingkat kepatuhan wajib pajak dapat melanggar aturan tersebut.
dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya Dalam rangka agar baik masyarakat
adalah pengenaan sanksi perpajakan, kualitas wajib pajak maupun aparatur perpajakan
pelayanan, dan penerapan sistem adminisrasi mematuhi kewajiban-kewajiban, sekaligus
perpajakan modern. Agar peraturan per- sebagai perwujudan unsur pajak dapat
pajakan dipatuhi, maka harus ada sanksi dipaksakan sebagaimana didefinisikan, maka
perpajakan bagi para pelanggarnya. dituangkan ketentuan sanksi perpajakan,
Memberikan pelayanan yang baik kepada termasuk yang berkaitan dengan sanksi bagi
wajib pajak merupakan salah satu upaya wajib pajak (PKP) Pajak Pertambahan Nilai
dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak. (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan Mewah (PPn BM) (Sutedi 2011 :221).
wajib pajak diharapkan dapat menimbulkan Dalam upaya meningkatkan kepatuhan
kepuasan kepada wajib pajak sebagai pajak, perumus kebijakan sering kali terlalu
pelanggan sehingga meningkatkan kepatuhan mengandalkan pada sanksi. Perumus
dalam bidang perpajakan. kebijakan mendisain sedemikian rupa dan
Masalah kepatuhan pajak merupakan mungkin begitu banyak sanksi, dengan
masalah klasik yang dihadapi dihampir tujuan agar kepatuhan meningkat (Rosdiana,
Faradilla S., Elva N., Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak | 47

H dan Edi, 2012:18). Kewajiban Wajib Pajak menurut


Penegakan hukum di bidang perpajakan Mardiasmo (2011: 56) sebagai berikut :
adalah tindakan yang dilakukan oleh pejabat 1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan
terkait untuk menjamin supaya wajib pajak NPWP.
dan calon wajib pajak memenuhi ketentuan 2. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
undang-undang perpajakan, seperti sebagai PKP.
menyampaikan SPT, pembukuan, dan 3. Menghitung dan membayar sendiri pajak
informasi lain yang relevan, serta membayar dengan benar.
pajak pada waktunya. 4. Mengisi dengan benar SPT (SPT diambil
Dengan adanya sanksi perpajakan yang sendiri), dan memasukkan ke Kantor
lebih adil dan tegas mampu meningkatkan Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang
ketertiban dan kepatuhan wajib pajak dalam telah ditentukan.
membayar pajak. Menurut Sutedi (2011 :227) 5. M e n y e l e n g g a r a k a n p e m b u k u a n /
“Kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan pencatatan.
sebagai suatu keadaan di mana wajib pajak 6. Jika diperiksa wajib :
memenuhi semua kewajiban perpajakan dan a) Memperlihatkan dan atau meminjam-
melaksanakan hak perpajakannya”. kan buku atau catatan, dokumen yang
Menurut Sutedi (2011: 227), ada 2 (dua) menjadi dasarnya dan dokumen
macam kepatuhan, yakni kepatuhan formal lain yang berhubungan dengan
dan kepatuhan materiil. Kepatuhan formal penghasilan yang diperoleh, kegiatan
adalah suatu keadaan dimana wajib pajak usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajka,
memenuhi kewajiban perpajakan secara atau objek yang terutang pajak.
formal sesuai dengan ketentuan formal dalam b) Memberikan kesempatan untuk
undang-undang perpajakan. Sedangkan memasuki tempat atau ruangan yang
kepatuhan materiil adalah suatu keadaan di dipandang perlu dan memberi ban-
mana wajib pajak secara substansif/hakikat tuan guna kelancaran pemeriksaan.
memenuhi semua ketentuan materiil 7. Apabila dalam waktu mengungkapkan
perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang- pembukuan, pencatatan, atau dokumen
undang perpajakan. Kepatuhan materiil serta keterangan yang diminta, Wajib
meliputi juga kepatuhan formal. Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk
Menurut Jatmiko (2006), Indikator merahasiakan, maka kewajiban untuk
Kepatuhan Wajib Pajak meliputi : merahasiakan ditiadakan oleh permintaan
1. wajib pajak paham dan berusaha memahami untuk keperluan pemeriksaan.
UU Perpajakan Menurut Ilyas, W dan Richard (2010
2. mengisi formulir pajak dengan benar :201) mengatakan bahwa Kewajiban WP
3. menghitung pajak dengan jumlah yang yang diatur dalam UU Perpajakan adalah:
benar 1. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan
4. membayar pajak tepat pada waktunya pengarahan dari fiskus.
Menurut Suandy (2002: 3), “wajib 2. Hak untuk membetulkan Surat Pem-
pajak adalah orang pribadi atau badan yang beritahuan.
menurut ketentuan peraturan perundang- 3. Hak untuk memperpanjang waktu
undangan perpajakan ditentukan untuk penyampaian Surat Pemberitahuan.
melakukan kewajiban perpajakan, termasuk 4. Hak memperoleh kembali kelebihan
pemungut pajak atau pemotong pajak pembayaran pajak.
tertentu”. 5. Hak mengajukan keberatan.
48 | EQUILIBRIUM, VOLUME 5, NOMOR 1, JANUARI 2017

6. Hak mengajukan banding. hukum material menjadi suatu kenyataan.


7. H a k m e n g a d u k a n p e j a b a t y a n g Termasuk didalamnya cara-cara penyeleng-
membocorkan rahasia WP. garaan mengenai penetapan suatu hutang
8. Hak mengajukan permohonan untuk pajak, pengawasan oleh pemerintah terhadap
mengangsur atau menunda pembayaran penyelenggaraannya, kewajiban para wajib
pajak. pajak baik sebelum maupun sesudah
9. Hak meminta keterangan mengenai diterimanya surat ketetapan pajak, kewajiban
koreksi dalam penerbitan ketetapan pihak ketiga dan prosedur dalam pe-
pajak. mungutannya.
10. Hak memberikan alasan tambahan. Menurut Keputusan Menteri Keuangan
11. Hak mengajukan gugatan. No : 544/KMK.04/2000) tanggal 22
12. Hak untuk menunda penagihan pajak. Desember 2000 tentang kriteria wajib pajak
13. Hak memperoleh imbalan bunga. patuh adalah sebagai berikut :
14. Hak mengajukan peninjauan kembali ke a. Tepat waktu dalam menyampaikan surat
Mahkamah Agung. pemberitahuan untuk semua jenis pajak
15. Hak mengurangi penghasilan kena pajak dalam 2 (dua) tahun terakhir.
dengan biaya yang telah dikeluarkan. b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk
16. Hak pengurangan berupa Penghasilan semua jenis pajak, kecuali telah
Tidak Kena Pajak (PTKP). memperoleh izin untuk menganggur atau
17. Hak menggunakan norma penghitungan menunda pembayaran pajak.
penghasilan neto. c. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena
18. Hak memperoleh fasilitas perpajakan. melakukan tindak pidana di bidang
19. Hak untuk melakukan pengkreditan perpajakan dlam jangka waktu 10
Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran. (sepuluh) tahun terakhir.
Hukum pajak adalah adalah ke- d. Dalam 2 (dua) tahun pajak terakhir wajib
seluruhan dari peraturan-peraturan yang pajak:
meliputi wewenang pemerintah untuk 1) Menyelenggarakan pembukuan
mengambil kekayaan seseorang yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
menyerahkannya kembali kepada masyarakat 28 UU KUP, dan
melalui kas negara, sehingga hukum pajak 2) Dalam hal terhadap wajib pajak
tersebut merupakan hukum publik yang pernah dilakukan pemeriksaan,
mengatur hubungan negara dan orang-orang koreksi pada pemeriksan yang terakhir
atau badan-badan hukum yang berkewajiban untuk masing-masing jenis pajak yang
membayar pajak (Sutedi, 2011 :6). terutang paling banyak 5%.
Hukum pajak materiil, memuat norma- “Sanksi perpajakan merupakan jaminan
norma yang menerangkan keadaan, bahwa ketentuan peraturan perundang-
perbuatan, peristiwa hukum yang dikenakan undangan perpajakan (norma perpajakan)
pajak (subyek), berapa besar pajak yang akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau bisa Wajib
dikenakan, segala sesuatu tentang timbul dan Pajak tidak melanggar norma perpajakan”
hapusnya hutang pajak, dan hubugan hukum (Mardiasmo, 2011 :59). Sanksi pajak merupa-
antara pemerintah dan wajib pajak (Waluyo kan suatu alat pencegah bagi wajib pajak agar
dan Wirawan, 2002:10). tidak melanggar ketentuan perpajakan.
Menurut Tjahjono Ahmad dan Husein Menurut Purwono (2010:68) berdasar-
(2005: 10), hukum pajak formal mengatur kan jenisnya, “sanksi di bidang perpajakan
tentang cara-cara mengimplementasikan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori
Faradilla S., Elva N., Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak | 49

yaitu sanksi administrasi dan sanksi kan SPT dengan tepat waktu di KPP Pratama
pidana”. Madiun.
Sanksi administrasi merupakan
pembayaran kerugian terhadap negara yang Metode Penelitian
bisa berupa denda administrasi, bunga, atau Dalam menyelesaikan penelitian ini
kenaikan pajak yang terutang. Sanksi perlu digunakan cara atau metode yang tepat
administrasi ditekankan kepada pelanggaran- di pertanggung jawabkan secara ilmiah.
pelanggaran administrasi perpajakan yang Penelitian ini menggunakan penelitian
tidak mengarah kepada tindak pidana kuantitatif, dengan demikian “metode
perpajakan (Purwono, 2010 :68). kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
Sanksi pidana merupakan upaya penelitian yang berlandaskan pada filsafat
terakhir dari pemerintah agar norma positivisme, digunakan untuk meneliti pada
perpajakan benar-benar dipatuhi. Sanksi populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
pidana ini bisa timbul karena adanya tindak data menggunakan instrumen penelitian,
pidana pelanggaran yaitu tindak pidana yang analisis data bersifat kuantitatif/statistik,
mengandung unsur ketidaksengajaan atau dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
kealpaan, atau dikarenakan adanya tindak telah ditetapkan” (Sugiyono, 2014: 11).
pidana kejahatan yaitu tindak pidana yang
mengandung unsur kesengajaan atau Desain Penelitian
kelalaian/pengabaian. Sedangkan ancaman Desain penelitian yang digunakan
sanksi pidana dapat berupa denda pidana, dalam penelitian ini menggunakan hubungan
pidana kurungan, atau pidana penjara kausal. Menurut (Sugiyono, 2014: 62)
(Purwono, 2010 :68). “hubungan kausal adalah hubungan yang
Menurut Arum (2012), Indikator Sanksi bersifat sebab akibat”. Dalam penelitian ini
Perpajakan meliputi : menjelaskan pengaruh kausal antara variabel
a. Sanksi pajak sangat diperlukan agar melalui pengajuan hipotesis dilakukan untuk
tercipta kedisiplinan wajib pajak dalam mengetahui ada tidaknya pengaruh sanksi
memenuhi kewajiban perpajakan. perpajakan terhadap terhadap kepatuhan
b. Pengenaan sanksi harus dilaksanakan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama
dengan tegas kepada semua wajib pajak Madiun.
yang melakukan pelanggaran. Agar lebih jelas desain penelitiannya
c. Sanksi yang diberikan kepada wajib pajak digambarkan sebagai berikut :
harus sesuai dengan besar kecilnya
pelanggaran yang sudah dilakukan. Sanksi
Kepatuhan Wajib
d. Penerapan sanksi pajak harus sesuai Perpajakan
Pajak (Y)
dengan ketentuan dan peraturan yang (X)
berlaku.
Gambar 3.1 Desain Penelitian
METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian Dari gambar diatas dapat diketahui
Dalam penelitian ini penulis meng- bahwa penelitian ini bertujuan untuk menguji
ambil tempat pada KPP Pratama Madiun yang pengaruh sanksi perpajakan terhadap
berlokasi di jalan D. I Panjaitan No.04 kepatuhan wajib pajak. Variabel bebas (X)
Madiun. Subjek dalam penelitian ini adalah adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh
wajib pajak orang pribadi patuh menyampai variabel lainnya, dalam penelitian ini yaitu
50 | EQUILIBRIUM, VOLUME 5, NOMOR 1, JANUARI 2017

sanksi perpajakan (X), yang secara parsial buku catatan.


atau sendiri-sendiri berpengaruh terhadap b) Metode Kuesioner
variabel terikat (Y) kepatuhan wajib pajak. “Kuesioner merupakan instrumen
untuk pengumpulan data, dimana
Populasi partisipan atau responden mengisi
Populasi dalam penelitian ini adalah pertanyaan atau pernyataan kemudian
wajib pajak orang pribadi yang berada di kota setelah diisi dengan lengkap mengem-
Madiun tidak termasuk yang berada di balikan kepada peneliti” (Sugiyono, 2014
kabupaten Madiun, yang terdaftar sebagai :192). Dalam penelitian ini kuesioner
karyawan pada KPP Pratama Madiun di yang diberikan kepada wajib pajak orang
Tahun 2016 sejumlah 43.651 wajib pajak. pribadi yang menyampaikan SPT di KPP
Pratama Madiun sebagai responden yang
Sampel berhubungan dengan materi pembahasan
Dalam hal ini yang menjadi sampel penyusunan penelitian yang berkaitan
dalam penelitian adalah wajib pajak orang dengan sanksi perpajakan terhadap
pribadi yang terdaftar sebagai karyawan di kepatuhan wajib pajak. Kuesioner ini
KPP Pratama Madiun di tahun 2016. Sampel berbentuk pernyataan yang disertai
dalam penelitian ini sejumlah 385 wajib alternatif jawaban dan responden tinggal
pajak. memilih salah satu dari alternatif jawaban
tersebut.
Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini digunakan angket
Pengambilan sampel dilakukan dengan untuk mengetahui respon wajib pajak
teknik Sampling Insidental. “Sampel terhadap sanksi perpajakan dan kepatuhan
Insidental adalah teknik penentuan sampel wajib pajak orang pribadi. Jumlah
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang pernyataan yang digunakan dalam angket
secara kebetulan/insidental bertemu dengan ini sebanyak 20 yakni 10 pernyataan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila untuk variabel Sanksi Perpajakan dan 10
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu pernyataan untuk variabel Kepatuhan.
cocok sebagai sumber data” (Sugiyono, c) Metode dokumentasi
2014:126). Menurut Arikunto (2013 :274),
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan “Dokumentasi adalah mencari data,
data yang digunakan adalah mengenai hal – hal atau variabel yang
a) Observasi berupa catatan, transkrip, buku, surat
“Observasi atau pengamatan langsung kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
adalah kegiatan pengumpulan data legger, agenda, dan sebagainya”.
dengan melakukan penelitian langsung Pengumpulan data dengan metode
terhadap kondisi lingkungan objek dokumentasi dilakukan dengan
penelitian yang mendukung kegiatan mengambil data wajib pajak orang pribadi
penelitian, sehingga didapat gambaran yang terdaftar di KPP Pratama Madiun
secara jelas tentang kondisi objek pada tahun 2016.
penelitian tersebut” (Siregar, 2014: 42).
Metode observasi digunakan dalam Instrumen Penelitian
penelitian ini adalah untuk mengetahui “Instrumen penelitian adalah suatu alat
situasi dan kondisi yang terjadi ditempat yang digunakan untuk mengukur fenomena
penelitian. Alat yang digunakan berupa alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono
Faradilla S., Elva N., Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak | 51

2014 :148). Instrumen penelitian yang distribusi data harus normal. Pengujian
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
menggunakan kuesioner atau angket. (Analisis Explore) untuk mengetahui apakah
Pada penelitian ini yang digunakan distribusi data pada tiap-tiap variabel normal
adalah berupa pemberian skor berdasarkan atau tidak. Kriteria pengambilan keputusan
skala likert. Menurut Sugiyono (2014 :136) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data
“Skala likert digunakan untuk mengukur distribusi normal dan jika signifikansi < 0,05
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau maka data tidak berdistribusi normal.
sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dalam penelitian pengaruh Sanksi
Dalam penelitian ini skala likert digunakan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak,
agar mempermudah responden dalam analisis yang digunakan adalah dengan
menjawab pertanyaan, kemudian responden menggunakan regresi linier sederhana.
menjawab pertanyaan sesuai dengan kode Dalam analisis regeresi, untuk mencari
yang ada dalam kuesioner. Jawaban dari pengaruh digunakan uji t. Menurut Siregar
responden yang tercantum dalam kuesioner (2014 :195) Uji t digunakan untuk
bersifat tertutup dan dijamin kerahasiaannya. mengetahui pernyataan atau dugaan yang
dihipotesiskan oleh si peneliti.
Uji Prasarat atau Instrumen
a. Uji Validitas HASIL DAN PEMBAHASAN
“Validitas atau kesahihan adalah Statistik Deskriptif
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur Dideskripsikan bahwa Sanksi
mampu mengukur apa yang ingin diukur” Perpajakan, dengan jumlah data (N) sebanyak
(siregar, 2012: 162). Dalam uji validitas 385 Wajib Pajak mempunyai deskripsi data
digunakan korelasi product moment. Uji sebagai berikut: (a) Jumlah skor total sebesar
validitas bertujuan untuk mengetahui 14.450; (b) Nilai rata-rata hitung (mean)
apakah item-item pertanyaan yang diuji sebasar 37,53; (c) Median sebesar 38,00;
dapat digunakan untuk mengukur (d) Modus sebesar 41,00; (e) Standar deviasi
keadaan responden yang sebenarnya. sebesar 5.084; (f) Nilai minimum sebesar 19;
b. Uji Reliabilitas (g) Nilai maximum sebesar 50.
Reliabilitas adalah “sesuatu Hasil analisis deskriptif sanksi
instrument cukup dipercaya untuk perpajakan yang diolah kuisioner 385 wajib
digunakan sebagai alat pengumpul data pajak, yang berada di atas nilai rata-
karena istrumen tersebut sudah baik“ rata sebanyak 209 wajib pajak atau
(Arikunto, 2013: 221). Uji reliabilitas 54% sedangkan yang dibawah rata-rata
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 176 wajib pajak atau 46%. Artinya
menggunakan metode Cronbach Alpha. wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama
Madiun setuju dengan adanya sanksi
Uji Asumsi Klasik perpajakan.
Uji Asumsi Klasik dalam penelitian ini Dideskripsikan bahwa kepatuhan,
menggunakan Uji Normalitas. “Uji dengan jumlah data (N) sebanyak 385 Wajib
Normalitas bertujuan untuk menguji apakah Pajak mempunyai deskripsi data sebagai
dalam model regresi variabel pengganggu berikut: (a) Jumlah skor total sebesar 14.412;
atau residual memiliki distribusi normal” (b) Nilai rata-rata hitung (mean) sebasar
(Gozali, 2011 :160). Menurut Priyatno (2013 37,43; (c) Median sebesar 38,00; (d) Modus
:56) syarat dalam analisis parametrik yaitu sebesar 38: (e) Standar deviasi sebesar 5.141;
52 | EQUILIBRIUM, VOLUME 5, NOMOR 1, JANUARI 2017

(f) Nilai minimum sebesar 20; (g) Nilai (Analisis Explore) untuk mengetahui apakah
maximum sebesar 49. distribusi data pada tiap-tiap variabel normal
Hasil analisis deskriptif sanksi atau tidak. hasil uji normalitas diketahui
perpajakan yang diolah kuisioner 385 wajib bahwa nilai Assymp Sig sebesar 0,631 lebih
pajak, yang berada di atas nilai rata-rata besar dari 0,05, dengan demikian dapat
sebanyak 236 wajib pajak atau 61% disimpulkan bahwa data yang akan dianalisis
sedangkan yang dibawah rata-rata sebanyak terdistribusi normal.
149 wajib pajak atau 39%. Artinya wajib
pajak orang pribadi di KPP Pratama Madiun Hasil Uji Regresi
patuh dalam membayar pajak. Hasil dari perhitungan Regresi Linier
Sederhana diatas dapat dibuat persamaan
Hasil Uji Validitas garis regresi sebagai berikut : Y = 6.839 +
Hasil dari uji validitas angket Sanksi 0.815X. Artinya apabila Sanksi Perpajakan
Perpajakan di uji kepada Wajib Pajak orang meningkat sebanyak 1%, maka kepatuhan
pribadi yang berjumlah 385 orang. Dari 10 akan meningkat sebesar 0,815, apabila faktor
soal Sanksi Perpajakan yang di uji hasilnya lain dianggap tetap.
semua valid. Hasil dari uji validitas angket
Kepatuhan di uji kepada Wajib Pajak orang Hasil Uji T
pribadi yang berjumlah 385 orang. Dari 10 Dari hasil perhitungan uji t diperoleh
soal Sanksi Perpajakan yang di uji hasilnya nilai thitung sebesar 26,664 sedangkan nilai ttabel
semua valid (koefisien di atas 0,098). dengan jumlah responden 385 dan
Sehingga data tersebut dapat digunakan probabilitas 0,05 sebesar 1.966. Hal ini berarti
semua untuk keperluan analisis penelitian. thitung > ttabel (26,664 > 1,966). Sehingga dari
hasil uji t diatas dapat disimpulkan bahwa Ha
Hasil Uji Reliabilitas diterima, Ho ditolak, artinya bahwa ada
Uji Reliabilitas pada penelitian ini pengaruh antara Sanksi Perpajakan Terhadap
dilakukan dengan menggunakan rumus Kepatuhan Wajib Orang Pribadi pada KPP
alpha cronbach. Siregar (2012: 175), Pratama Madiun.
“kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan
reliabel dengan menggunakan teknik Alpha PENUTUP
Cronbach bila koefisien reliabilitas (r11) > Simpulan
0,6”. Hasil uji reliabilitas variabel Sanksi Berdasarkan hasil analisis data pada
Perpajakan dan Kepatuhan masing-masing pembahasan bab sebelumnya, maka dapat
adalah 0,798 dan 0,787 maka semua diambil kesimpulan sebagai berikut:
dinyatakan reliabel. 1. Wajib pajak orang pribadi yang terdaftar
di KPP Pratama Madiun setuju dengan
Hasil Uji Asumsi Klasik adanya sanksi perpajakan. Hal ini dapat
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji dilihat dari hasil pengisian kuesioner yang
apakah dalam model regresi variabel telah dilakukan oleh wajib pajak orang
pengganggu atau residu memiliki distribusi pribadi di KPP Pratama Madiun. Dari
normal. Apabila data berdistribusi normal, hasil jawaban responden sebanyak 385
maka dapat digunakan uji statistik berjenis wajib pajak, yang berada di atas nilai rata-
parametrik. Syarat analisis parametrik yaitu rata sebanyak 209 wajib pajak atau 54%,
distribusi data harus normal. Pengujian sedangkan yang dibawah rata-rata
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov sebanyak 176 wajib pajak atau 46%.
Faradilla S., Elva N., Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak | 53

2. Kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi Saran


yang terdaftar di KPP Pratama Madiun Berdasarkan hasil penelitian yang telah
sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil diuraikan dalam kesimpulan di atas, maka
pengisian kuesioner yang telah dilakukan dalam penelitian ini disampaikan beberapa
oleh wajib pajak orang pribadi di KPP saran sebagai berikut:
Pratama Madiun. Dari hasil jawaban 1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
responden sebanyak 385 wajib pajak, Madiun
yang berada di atas nilai rata-rata Berdasarkan dari hasil penelitian
sebanyak 236 wajib pajak atau 61% bahwa sanksi perpajakan terbukti secara
sedangkan yang di bawah rata-rata parsial berpengaruh signifikan terhadap
sebanyak 149 wajib pajak atau 39% kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang
3. Sanksi Perpajakan secara parsial terdaftar di KPP Pratama Madiun. Dengan
berpengaruh signifikan terhadap demikian KPP Pratama Madiun harus
kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pengenaan sanksi pajak yang
terdaftar di KPP Pratama Madiun tegas bagi yang melanggar kewajibannya
a) Uji Regresi, yaitu Y = 6.839 + 0.815X. sebagai wajib pajak, dalam rangka
Artinya apabila Sanksi Perpajakan pembinaan wajib pajak dalam
meningkat sebanyak 1%, maka menyampaikan dan membayar pajak.
K e p a t u h a n Wa j i b P a j a k a k a n Sehingga dapat memberikan kontribusi
meningkat sebesar 0.347, apabila kepada Negara berupa peningkatan
faktor lain dianggap tetap. pendapatan pajak. Selain itu sanksi
perpajakan yang dilakukan harus sesuai
dengan besar kecilnya pelanggaran yang
dilakukan wajib pajak, serta sanksi pajak
yang diterapkan harus adil pada setiap
pelaku pelanggar pajak tanpa mem-
bedakan siapapun dia (termasuk para
pejabat publik maupun keluarganya) yang
melakukan pelanggaran pajak.
Berdasarkan penelitian yang telah 2. Bagi Civitas Akademika
dilakukan, dapat diinteprestasikan bahwa Bagi peneliti yang tertarik ingin
apabila Dirjen Pajak melakukan sanksi melakukan penelitian selanjutnya
perpajakan dengan tegas maka akan dapat khususnya tentang pengaruh sanksi
meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak, hal perpajakan terhadap kepatuhan wajib
tersebut dikarenakan dengan adanya pajak orang pribadi, peneliti dapat
pengenaan sanksi pajak dapat meningkatkan menambahkan variabel diluar variabel
kesadaran akan hak dan kewajiban wajib sanksi perpajakan yang merupakan
pajak serta dapat meningkatkan kepatuhan variabel pendukung. Misalnya adalah
wajib pajak dalam perpajakan. Wajib pajak variabel penyuluhan, kesadaran wajib
akan mematuhi pembayaran pajak bila pajak, motivasi, pengetahuan dan kualitas
memandang sanksi denda akan lebih banyak pelayanan. Agar memperoleh hasil yang
merugikannya. Semakin banyak sisa lebih bervariatif yang dapat meng-
tunggakan pajak yang harus dibayar wajib gambarkan hal-hal apa saja yang dapat
pajak, maka akan semakin berat bagi wajib berpengaruh terhadap kepatuhan
pajak untuk melunasinya. membayar pajak.
54 | EQUILIBRIUM, VOLUME 5, NOMOR 1, JANUARI 2017

3. Bagi Masyarakat Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.11,


Diharapkan dengan adanya No.31 (http://untag-banyuwangi.ac.id
penelitian ini dapat digunakan sebagai diakses 2 April 2016).
bahan referensi guna menambah wawasan
dan pengetahuan dibidang perpajakan. Jatmiko, A. (2006). Pengaruh Sikap Wajib
Sehingga pada akhirnya akan Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Denda, Pelayanan Fiskus Dan
Kesadaran Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris
DAFTAR PUSTAKA Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di
K o t a S e m a r a n g ) . Te s i s t i d a k
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu diterbitkan. Semarang: Program Studi
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Magister Sains Akuntansi Universitas
Cipta. Diponegoro.

Arum, Harjanti. (2012). Pengaruh Keputusan Menteri Keuangan Republik


Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Indonesia Pasal 1 Th. 2000. Tentang
Fiskus Dan Sanksi Pajak Terhadap K r i t e r i a Wa j i b P a j a k P a t u h ,
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (http://www.jdih.kemenkeu.go.id,
Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Diunduh 19 Mei 2016).
Pekerjaan Bebas (Studi di Wilayah KPP
Mardiasmo, 2011. Perpajakan Edisi Revisi.
Pratama Cilacap). Skripsi tidak
Yogyakarta: Andi Offset.
diterbitkan. Semarang: Program Studi
Pendidikan Ekonomi Universitas Ngadiman, dan Daniel, H. 2015. Pengaruh
Diponegoro. Sunset Policy, Tax Amnesty, Dan Sanksi
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak,
Diana, A., dan Setiawati, L. 2009. Perpajakan
Jurnal Akuntansi, Volume XIX, No. 02
Indonesia konsep aplikasi dan
(http//journal.tarumanagara.ac.id
penuntun praktis. Yogyakarta: Andi
diakses 2 April 2016).
Offset.
Noor, J. 2011. Metode Penelitian: Skripsi,
Fitriandi, Primandita. dkk. 2006. Kompilasi
Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah.
Undang-Undang Perpajakan. Jakarta:
Jakarta: Prenada Media Group.
Salemba Empat.
Pudyatmoko, Y. S. 2002. Pengantar Hukum
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis
Pajak. Yogyakarta: Andi Offset.
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Purwono, H. 2010. Dasar-Dasar Perpajakan
Universitas Diponegoro. & Akuntansi Pajak. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Ilyas, Wirawan dan Richard. 2010. Hukum
Pajak. Jakarta: Salemba Empat. Priyatno, D. 2013. SPSS Analisis Korelasi,
Regresi dan Multivarate. Yogyakarta:
Imam, Z. 2014. Pengaruh Sanksi Perpajakan, Gava Media.
Kualitas Pelayanan Dan Penerapan
System Administrasi Perpajkan Modern Resmi, Siti.2005. Perpajakan: Teori Dan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Faradilla S., Elva N., Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak | 55

Rosdiana, Haula dan Edi. 2012. Pengantar Kpp, Sanksi Perpajakan Dan
Ilmu Perpajakan. Jakarta: PT Pengetahuan Atas Penghasilan Kena
RajaGrafindo Persada. Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak, Jurnal Akuntansi Dan Investasi
Siregar, S. 2014. Statistik Parameirik Untuk Vol. 12 No. 02 (http//journal.umy.ac.id
Penelitian Kuantitatif Dilengkapi diakses 19 Mei 2016).
Dengan Perhitungan Manual Dan
Aplikasi Spss Versi 17. Jakarta: Bumi Tiraada, T. 2013. Kesadaran Perpajakan,
Aksara. Sanksi Pajak, Sikap Fiskus Terhadap
Kepatuhan Wpop Di Kabupaten
Siregar, Sofian. 2012. Statistika Deskriptif Minahasa Selatan, Jurnal Emba, Vol.1
untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali No.3 (Http//Ejournal.Unsrat.Ac.Id
Pers. Diakses 2 April 2016).
Suandy, Erly. 2002. Perpajakan. Jakarta: Tjahjono, A dan Husein, M. 2005.
Salemba Empat. Perpajakan. Yogyakarta: Unit Penerbit
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. dan Percetakan Akademi Manajemen
Bandung: Alfabeta. Perusahaan YKPN.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia.


Kombinasi (Mixed Methods). Bandung. Jakarta: Salemba Empat.
Alfabeta. Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia. Jakarta:
Sutedi, A. 2011. Hukum Pajak. Jakarta: Sinar Salemba Empat.
Grafika. Waluyo, dan Wirawan. 2002. Perpajakan
Tahar, A & Wilie Sandy. 2012. Pengaruh Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Persepsi Wajib Pajak Atas Pelayanan

Anda mungkin juga menyukai