Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organ Pernafasan merupakan hal yang vital bagi

kelangsungan hidup manusia.Menurut Maslow kebutuhan O 2

ditempatkan pada kebutuhan dasar yang paling utama.Dalam

keadaan normal manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa oksigen

lebih dari 4-5 menit (Barbara Kozier, 1995).Orang bernafas pada

hakekatnya adalah untuk kelangsungan metabolisme sel agar

dapat melakukan aktivitas secara adekuat. Proses pernafasan

merupakan gabungan antara aktivitas berbagai mekanisme yang

berperan dalam proses suplai oksigen ke seluruh tubuh dan

pembuangan karbondioksida sebagai hasil dari pembakaran sel.

Sesuai dengan fungsinya, yaitu menjamin tersedianya oksigen

untuk kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh dan mengeluarkan

karbondioksida hasil metabolisme sel secara terus menerus.

TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

Mycobakterium Tuberculosa yang merupakan bakteri batang tahan

asam, organisme patogen atau saprofit yang biasanya ditularkan

dari orang ke orang melalui nuclei droplet lewat udara.Paru adalah

tempat infeksi yang paling umum, tetapi penyakit ini juga dapat

terjadi dimanapun di dalam tubuh.Biasanya bakteri membentuk lesi

(tuberkel) didalam alveoli. Lesi ini merusak jaringan paru yang lain
yang ada didekatnya, melalui aliran darah, system limfatik, atau

bronki. Lesi pada alveoli yang terjadi melalui aliran darah, system

limfatik, atau bronchi menyebabkan tubuh mengalami reaksi alergi

terhadap basil tuberkel dan proteinnya.

Respon imun seluler ini tampak dalam bentuk sensitisasi sel-

sel T dan terdeteksi oleh reaksi positif pada test kulit tuberkel.

Apabila penderita TBC tidak mendapatkan pengobatan dan

perawatan yang tepat, maka penderita akan mengalami gangguan

pemenuhan oksigen, kerusakan pada paru yang luas, penurunan

kapasitas vital, peningkatan ruang rugi, peningkatan rasio udara

residual terhadap kapasitas total paru, dan penurunan saturasi

oksigen sekunder akibat infiltrasi / fibrosis parenkim sampai gejala

yang membahayakan bagi orang lain yaitu penularan. Penularan

bisa melalui bersin, tertawa, ataupun batuk.( Niluh Gede Yasmin

Asih, keperawatan medidkal bedah. System pernafasan 83, 2004 ).

Akhir-akhir ini, insiden tuberculosis terutama yang resisten terhadap

berbagai obat mengalami peningkatan.

Saat ini penyakit Tuberkulosis masih merupakan masalah

kesehatan utama di Indonesia.Pada tahun 1995 penyakit

Tuberkulosis pernah menempati urutan ketiga, bahkan pada tahun

1993 ditetapkan WHO sebagai tahun kedaruratan global

Tuberkulosis. Masalah Tuberkulosis masih merupakan dilema bagi

bangsa ini dengan jumlah penderita tahun 1997 sebanyak +


450.000 orang dan setiap tahunnya penderita TBC akan bertambah

sebesar 8 / 10.00 penduduk +150.000 penderita (Profil Kesehatan

Indonesia 1997; 118).

WHO telah memperkenalkan dan mengadopsi strategi


Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) sebagai
teknologi masyarakat yang terbukti efektif dalam pemberantasan
penyakit Tuberkulosis (P2TB) dengan pemberian obat anti
tuberkulosis (OAT) yang dilakukan oleh PMO selama sembilan
bulan, namun sayangnya di Indonesia, keberhasilan pengobatan
yang dicapai hanya sekitar 50 % (koran BIDI, oleh Dr. Fachmi Idris,
Oktober 2003;4). Bukti yang terbaru menjelaskan, dari sekitar 47 %
yang mencapai program keberhasilan pengobatan ternyata
menunjukan angka kambuh ulang 27 % dan resistensi obat 13 %,
jadi angka yang sesungguhnya menunjukan peningkatan penyakit
TBC lebih tinggi (kompas 27 januari 2005).

Dari semua system yang ada penyebaran mikroorganisme

akan terlihat merata. Cuma yang paling mendominasi adalah

system cardioivaskuler. Dimana apabila telah terkena maka akan

terjadi insufiensi ataupun stenosis katup yang selanjutnya cardiac

output menurun akibat dari itu akan terjadi kerusakan pada hampir

keseluruhan jaringan tubuh. Untuk menghindari komplikasi yang

lebih serius dan program pengobatan pada TB Paru yang cukup

lama maka perlu adanya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

yang baik.
Penanganan dan perawatan yang komprehensif ditujukan

pada dua hal yang sangat fundamental yaitu program pengobatan

dan program pencegahan.Pengobatan yaitu dengan penggunaan

obat-obatan pencegahan anti tuberculosis seperti INH, rifampisin,

etambutol dll.Sedang pencegahan dengan peningkatan bersihan

jalan nafas, mendukung klien dalam kepatuhan terhadap regimen

pengobatan, meningkatkan aktivitas dan nutrisi yang adekuat dan

penyuluhan penderita serta perimbangan perawatan dirumah.

B. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Penulis mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan secara

langsung dan komprehensif yang meliputi aspek bio-psiko-sosial

dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan pada klien

dengan gangguan system pernafasan akibat Tuberculosis Paru.

b. Tujuan Khusus

Penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada

klien dengan gangguan sistem pernapasan akibat Tuberkulosis

Paru yang meliputi :

a. Melakukan pengkajian yang meliputi pengumpulan data

dan menetapkan masalah berdasarkan prioritas masalah


b. Membuat perencanaan untuk mengatasi masalah

keperawatan yang ada mencakup penetapan tujuan dan

intervensi keperawatan.

c. Melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan

rencana asuhan keperawatan yang telah ditetapkan.

d. Mampu mengevaluasi keberhasilan Askep yang telah

dilaksanakan / dilakukan.

e. Mendokumentasikan semua kegiatan asuhan

keperawatan berdasarkan tindakan yang sudah dilakukan

pada klien.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Tuberkolosis adalah infeksi penyakit menular yan
disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, suatu basil aerobik
tahan asam yang ditularkan melalui udara (airborne).Pada hampir
semua kasus infeksi tuberculosis didapatkan melalui inhalasi
partikel kuman yang kecil (sekitar 1-5 mm).

B. Etiologi
Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman
(bakteri) yang hanya dapat dilihat dengan miroskop, yaitu
mycobacterium tuberculosis.Microbakteri adalah bakteri aerob,
berbentuk batu yang membentuk spora.

C. Patofisiologi
Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman
dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam
udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas
selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet,
ventilasi yang buruk dan kelembaman. Dalam suasana lembab dan
gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG
partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel
pada jalan nafas atau paru-paru. Kuman akan dihadapi pertama
kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan
partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag kewar dari
cabang trakea bronchial bersama gerakan silia dalam sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan
berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Disini kuman dapat
terbawa masuk ke organ tubuh lainnya.Bila, masukke arteri
pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi
TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah
bening menuju hilus dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah
bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.

D. Manifestasi Klinik
Gejala klinik tuberculosis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu
gejala respiratorik dan gejala sistemik.
a. Gejala respiratorik
1) Batuk lebih dari 3 minggu
2) Batuk darah
3) Nyeri dada

b. Gejala sistemik
1) Demam
2) Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia dan
berat badan menurun.
3)
E. Pemeriksaan diagnostic
a. Kultur sputum : positif untuk mycrobacterium tuberculosis
b. Ziehl-Neelsen : positif untuk basil-basil asam cepat
c. Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan :
infeksi masa lalu dan adanya anti bodi, tetapi tidak secara
berarti menunjukkan penyakit aktif.
d. Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru
atas.
e. Histologi atau kulutr jaringan: positif untuk mycobacterium
tuberculosis.
f. Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital,
peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara residu dan
kapasitas paru total, dan penurunan satuarasi desigen
sekunder terhadap infiltrasi perenkim atau fibrosis,
kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.

F. Penatalaksanaan / Pengobatan
Penilaian keberhasilan pengobatan didasarkan pada hasil
pemeriksaan bakteriologi dan klinis. Kesembuhan tuberculosis paru
yang baik akan memperhatikan sputum BTA(-), adanya perbaikan
radiology dan menghilangkan gejalah.

G. Komplikasi
1. Batuk darah
2. Pneumothorax
3. Luluh paru
4. Gagal nafas
5. Gagal jantung
6. Efusi pleura

H. Pencegahan
Dapat dilakukan dengan cara;
1. Vaksinasi BCG pada bayi dan anak.
2. Terapi pencegahan
3. Diagnosis dan pengobatan tuberculosis pengobatan (+) untuk
mencegah penularan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. D.M
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kr. Protestan
Pendidikan : SD (tamat)
Pekerjaan : Tani
Status : Kawin
Suku/ bangsa : Minahasa/ Indonesia
Tgl. MRS : 15 - 07- 2008
Tgl. Pengkajian : 10 - 08-2008, jam 08.00 wita
Diagnosa medis : TB Paru
No. Med. Reg : 19 09 69

B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Batuk berlendir.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Batuk dialami sejak + 6 bulan yang lalu sebelum masuk
rumah sakit, batuk disertai sesak nafas, keringat dingin pada
malam hari dan kelemahan tubuh. Saat dikaji klien mengeluh
batuk berlendir, lendir kental dan berwarna putih, disertai sesak
nafas dan aktivitas dibantu orang lain.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit dan baru
pertama kali dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di
dalam keluarga. Klien memiliki satu orang istri dan satu orang
anak, tinggal di dalam satu rumah, jenis rumah permanen
memiliki kamar tidur 2, dapur 1 dan ruang tamu 1, ventilasi
cukup, pencahayaan cukup.

C. Pengkajian Kasus Kelolaan


a. Persepsi Kesehatan/ Manajemen Kesehatan
Klien menganggap batuk yang dialami selama kurang lebih 6
bulan sebelum masuk rumah sakit hanya batuk biasa dan
menanggulanginya dengan membeli obat di warung.Klien
mempunyai riwayat merokok dan berhenti setelah sakit.
b. Pola Nutrisi Metabolik
Klien makan 3x sehari, diit TRTB, pagi makan bubur, siang
dan malam makan nasi, ikan, sayur. Klien minum air putih kurang
lebih 2000 ml/ hari.BB sebelum masuk rumah sakit 46 kg, BB
setelah sakit 40 kg. Mengalami penurunan BB, nafsu makan
menurun, IVFD dextrose 5% 20 gtt/ mnt, HB 5,7 g/ dl, albumin 2,2
mg/dl, protein total 7,6 mg/ dl, GDS 67 mg/ dl.
c. Eliminasi
1. Perkemihan: klien BAK 5-6x sehari, tidak ada kesulitan BAK,
konsistensi urine warna kuning pekat dan bau khas, BAK
menggunakan urinal dan dilakukan di tempat tidur.
2. Pencernaan: klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek
warna kuning, tidak ada kesulitan BAB, BAB menggunakan
alat bantu dan dilakukan di tempat tidur.
3. Integumen:klien mengatakan sering berkeringat dingin pada
malam hari.
d. Aktivitas dan Latihan
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi 
Mobiliasasi 
Pindah 
Ambulasi 
Naik tangga 

Ket : 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : dibantu orang lain, 3 :


dibantu orang lain dan alat, 4 : tidak mampu. Klien mengalami
sesak nafas, frekuensi pernafasan 24x/ mnt. Jenis pernafasan
torakul abdominal.
e. Kognitif Perseptual
Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya,
kesadaran compos mentis, merespon terhadap rangsangan nyeri,
pendengaran baik, penglihatan baik, pembicaraan terarah dapat
berinteraksi dengan orang lain.

f. Pola Istirahat dan Tidur


Sebelum sakit : klien beristirahat dengan baik, tidur siang 15.00-
7.00 wita, tidur malam 20.00-06.00 wita, tidak pernah
menggunakan obat tidur
Saat dikaji : klien tidur siang pukul 13.00-16.00 wita, tidur
malam 20.00-05.00 wita, klien sering terbangun sekali-kali jika
batuk.
g. Konsep Diri
Identitas : klien berjenis kelamin laki-laki dan senang
dengan identitasnya sebagai laki-laki.
Harga diri : klien merasa bahwa ia berharga bagi anggota
keluarga yang lain dan ingin segera cepat sembuh.
Ideal diri : klien tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai
petani karena sakit.
Gambaran diri : klien merasa ia adalah seorang anggota
masyarakat yang baik dan kepala keluarga yang baik.
Peran : klien bekerja sebagai petani yang rajin dan
sebagai kepala keluarga yang baik bagi anggota keluarganya.
h. Pola Koping – Intoleransi Stres
Klien mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan
dan tim medis tentang kondisi penyakitnya, tingkat kecemasan
ringan dengan tanda-tanda klien menyerahkan kesembuhannya
pada Tuhan Yang Maha Esa dan tim medis, N : 80x/ mnt, R : 22x/
mnt, ekspresi wajah tampak tenang karena klien percaya ia bisa
disembuhkan. Dalam mengatasi masalah klien sering meminta
bantuan orang lain.

i. Pola Peran – Hubungan


Hubungan klien dengan anggota keluarga berjalan dengan
baik.Klien bekerja sebagai seorang petani, sudah menikah. Klien
dapat berinteraksi dengan orang lain baik.

j. Pola Seksual – Reproduksi


Klien sudah menikah, mempunyai 1 orang anak, istri masih
hidup.Klien tidak lagi melakukan hubungan seksual karena
keadaan yang sedang sakit.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama Kristen Protestan, klien percaya dan yakit pada
TYME.

D. Pemeriksaan Fisik

1. TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
R : 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
BB : 40 kg
2. Head to Toe
 Kepala
Inspeksi : warna rambut hitam, kebersihan terjaga, bentuk
kepala bulat
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
- Mata
Inspeksi : sclera tidak ikterus, konjungtiva anemis, pupil bulat
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
- Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, sekret tidak ada
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
- Mulut
Inspeksi : bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab,
bau mulut tidak ada
- Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
- Thorax/ dada
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : stem fremitus kiri dan kanan
Perkusi : sonur kiri dan kanan
Auskultasi : ronchi +/ +, wheezing +/ +a
- Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : lemas, nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
Perkusi : tidak kembung
Auskultasi : bising usus normal
- Ekstremitas
Atas : akral hangat, tidak ada oedem, tangan kanan
terpasang infuse dextrose 5% 20 gtt/ mnt
Bawah : akral hangat, tidak ada odem

E. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium tgl. 8-8-2008
Jenis Hasil Normal
HB 5,7 g/ dL 13-17 g/ dL
Eritrosit 2,03 uL 4,20-5,40 uL
Leukosit 7400 uL 5.000-10.000
Trombosit 230.000 uL uL
GDS 67 mg/ dL 150.000-
Ureum 31 mg/ dL 450.000 uL
Creatinin 1,1 mg/ dL 110-160 mg/
Asam urat 8,5 mg/ dL dL
Protein total 7,6 mg/ dL 10-50 mg/ dL
Albumin 2,2 mg/ dL 0,6-1,1 mg/
dL
2,4-7,0 mg/
dL
6,6-8,3 mg/
dL
3,7-5,3 mg/
dL
b. Foto thorax
Hasil : tampak TB Paru
c. Sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium Tuberkolosis

F. Terapi

Tgl. 11-08-2008
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/ mnt
Cefixime 2 x 100 mg tab
Ranitidine 2 x 1 amp inj
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x 3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab 1-0-0

G. Klasifikasi Data

DS : - klien mengeluh batuk berlendir


- klien mengeluh sesak nafas
- klien mengeluh aktivitasnya perlu bantuan orang lain
- klien mengeluh mengalami penurunan nafsu makan
- klien mengeluh mengalami penurunan berat badan
- klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya
DO : - TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
R : 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
- auskultasi paru ronchi +/ +, wheezing +/ +
- aktivitas dibantu orang lain
- BAB dan BAK dilakukan di tempat tidur
- terpasang infuse di lengan kanan dextrose 5%
- BB sebelum sakit : 46 kg, BB sesudah sakit : 40 k
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. ANALISA DATA

No Data Dampak Masalah Masalah


DS1 : - klien mengeluh Peradangan Bersihan jalan
batuk berlendir parenkim paru nafas tidak efektif
- klien mengeluh 
sesak nafas Keluarnya eksudut
DO : - TTV dalam alveoli
TD : 130/80 mmHg 
N : 80 x/ mnt Peningkatan
R : 24 x/ mnt produksi sputum
SB : 36,5oC 
- auskultasi paru Kemampuan batuk
ronchi +/ + menurun
- sputum kental 
Tertahannya
sekresi

Jalan nafas
terganggu
DS2 : - klien mengatakan Proses penyakit Intoleransi aktivitas
aktivitasnya dibantu 
DO : - BAB dan BAK Kelemahan tubuh
dilakukan di tempat tidur 
- terpasang IVFD Terpasang infuse di
dextrose 5% di lengan lengan kanan
kanan 
Aktivitas terbatas
DS3 : - klien mengeluh Adanya sputum Ketidakseimbangan
No Data Dampak Masalah Masalah
mengalami penurunan pada saluran nutrisi kurang dari
nafsu makan pernafasan dan di kebutuhan tubuh
- klien mengeluh bagian mulut
mengalami penurunan 
berat badan Batuk produktif
DO : - BB sebelum sakit : 
46 kg, BB sesudah sakit Peningkatan
: 40 kg frekuensi
pernafasan

Nafsu makan
menurun
DS4 : - klien mengatakan Tingkat pendidikan Kurang
tidak mengerti tentang tamat SD pengetahuan
penyakitnya 
DO : - pendidikan klien Kurang informasi
tamat SD tentang penyakitnya

Kurang
pengetahuan

2. RUMUSAN DIAGNOSA :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum yang
kental
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh dan proses
pengobatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi b/d produksi sputum yang kental
4. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya
informasi.
3. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Bersihan jalan
nafas tidak efektif - setelah 1. Kaji fungsi 1. Penurunan
b/d produksi diberikan pernafasan fungsi nafas
sputum ditandai tindakan seperti dapat
dengan : keperawatan bunyi, menunjukkan
DS - klien selama 3 hari kecepatan ketidak
mengeluh Bersihan jalan dan irama mampuan untuk
batuk nafas kembali setiap jam membersihkan
berlendir efektif dengan 06.00, jalan nafas.
- klien mengeluh kriteria hasil: 12.00,
sesak nafas - batuk 18.00 setiap
DO : - TTV berlendir hari
TD 130/80mmHg berkurang 2. Penyimpangan
N : 80 x/ mnt atau hilang normal TTV
R : 24 x/ mnt - sekret encer menunjukkan
S : 36,5oC - tanda-tanda perubahan status
- auskultasi vital dalam 2. Observasi pasien.
paru ronchi batas tanda-tanda
+/ + normal vital setiap
- sputum kental - ronchi jam 06.00,
berkurang 12.00,
18.00 setiap
hari
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
3. Atur posisi 3. Posisi
klien membantu
dengan ekspansi paru
posisi semi dan menurunkan
fowler upaya
setiap kali pernafasan.
klien
merasa
sesak nafas

4. Ajarkan 4. Memaksimalkan
teknik nafas ventilasi dan
dalam dan meningkatkan
batuk efektif gerakan sekret
pada ke dalam jalan
pertemuan nafas besar
pertama sebagai mudah
dikeluarkan

5. Anjurkan 5. Melatih pasien


pasien untuk dapat
untuk belajar
gunakan mengatasi batuk
teknik batuk yang dialaminya.
efektif
setiap ingin
batuk
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
6. Pemasukan
7. Kolaborasi cairan yang
beri obat banyak
sesuai membantu
instruksi mengencerkan
dokter sekret.
Ranitidine
inj 2x1 amp
(06.00 &
18.00)
Cefixime 7. Beri obat
2x1 tab dengan teratur
(06.00, mempercepat
12.00, proses
18.00) penyembuhan
Codein 3x1
tab (06.00,
12.00,
18.00)
Rifampisin
1x3 tab
(06.00)
INH 1x3 tab
(06.00)
PZA 1x3 tab
(06.00)
Etambutol
1x3 tab
(06.00)
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
B6 1x1 tab
(06.00)
Alupurinol
1-0-0
(06.00)
2 Intoleransi aktivitas Klien dapat
b/d kelemahan beraktivitas 1. Monitor 1. Untuk
tubuh dan proses dengan baik derajat mengetahui
penyakit ditandai dengan kriteria mobilitas tingkat
dengan : hasil : dengan ketergantunga
DS - klien - Klien dapat menggunak n
mengatakan beraktivitas an skala
aktivitasnya secara ketergantun
dibantu mandiri gan
DO - BAB dan - BAB dan
BAK BAK
dilakukan di dilakukan
tempat tidur sendiri di
- terpasang toilet
infus
dextrose 5% 2. Bantu 2. Memenuhi
di lengan pasien kebutuhan
kanan dalam sehari-hari klien
pemenuhan
kebutuhan
berdasarka
n tingkat
ketergantun
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
gannya

3. Anjurkan 3. Melatih klien


klien untuk untuk tidak
beraktivitas tergantung dan
secara secara bertahap
bertahap bisa mandiri

4. Beri 4. Pujian
reinforceme membangkitka
nt positif n semangat
terhadap pasien untuk
tingkat bisa mandiri
keberhasila
n klien
3 Ketidakseimbangan Menunjukkan
nutrisi kurang dari peningkatan 1. Catat 1. Berguna dalam
kebutuhan b/d nutrisi dengan nutrisi klien mendefinisikan
produksi sputum kriteria hasil : pada derajat masalah
dan anoreksia - Peningkatan prubahan , dan pilihan
ditandai dengan : BB BB, turgor intervensi yang
DS : -klien - Bebas tanda kulit, tepat
mengeluh malnutrisi adanya
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
mengali riwayat
penurunan mual
nafsu makan muntah
- klien atau tidak
mengeluh
mengalami 2. Awasi 2. Berguna
penurunan masukan mengukur
berat badan makanan keefektifan
DO : - BB sebelum dan cairan. nutrisi dan
sakit : 46 kg, Awasi dukungan cairan
BB sesudah pengeluara
sakit : 40 kg n urine,
keringat
timbang BB
setiap hari.

3. Anjurkan 3. Memaksimalkan
klien makan masukan nutrisi
dalam porsi sebagai
sedikit tapi kebutuhan energi
sering.
4. Kolaborasi
ahli gizi
komposisi
diit 4. Memberikan
Pagi : bubur bantuan dalam
dan telur, perencanaan diit
Siang : nasi, dengan nutrisi
telur/ ikan, yang adekuat
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
sayur, sup,
buah,
Sore :
ekstra telur,
Malam :
nasi, telur/
ikan, sayur
4 Kurang Klien mengerti
pengetahuan tentang 1. Kaji 1. Belajar
tentang penyakitnya pengetahua tergantung pada
penyakitnya b/d setelah n klien emosi dan
kurangnya diberikan tentang kesiapan fisik
informasi ditandai penyuluhan penyakit
dengan : dengan kriteria TBC yang
DS : - klien hasil : dialaminya
mengatakan - Klien
tidak mengungkap
mengerti kan
tentang pemahaman 2. Jelaskan 2. Perawatan
penyakitnya tentang pada klien pengobatan di
DO : - tingkat penjelasan pentingnya rumah sakit
pendidikan yang perawatan penting untuk
klien tamat diberikan dan mengurangi
SD - Klien dapat pengobatan komplikasi
menjelaskan di rumah
kembali sakit
secara
umum
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
penjelasan 3. Jelaskan 3. Memberikan
yang pada klien pengetahuan
diberikan tentang pada klien
proses tentang
penyakit, penyakitnya
pengobatan
dan
pencegahan

4. Jelaskan 4. Mencegah
pada klien pasien putus
dan obat, dan
keluarga meningkatkan
tentang kerja sama
dosis obat, dalam
frekuensi, pengobatan -
alasan
pengobatan
lama dan
akibat putus
obat
No Implementasi Evaluasi
1 11-8-08, jm.08.00 S :- klien mengatakan sesak berkurang setelah
1. Melakukan pengkajian frekuensi diatur pada posisi semi fowler
pernafasan 24x/ mnt, iramanya teratur, - klien mengatakan sputum yang keluar
terdengar ronchi dan jenis pernafasan banyak
torakal abdominal O : - TTV
11-8-08, jm.12.00 TD : 130/80mmHg
2. Mengukur TTV N : 82 x/ mnt
TD : 130/80mmHg R : 24 x/ mnt
N : 84 x/ mnt SB : 36,2oC
R : 24 x/ mnt A : masalah belum teratasi
SB : 36,2oC P : - kaji fungsi pernafasan setiap jam 06.00,
12.00, 18.00
- Mengawasi klien minum obat codein 1 - observasi TTV setiap 8 jam
tablet dan cefixime 1 tablet - pertahankan posisi tidur semi fowler
11-8-08, jm.12.15 - anjurkan klien untuk minum air putih yang
3. Merubah posisi tidur klien dari tidur satu banyak
bantal menjadi posisi semi fowler - anjurkan klien untuk tetap menggunakan
teknik batuk efektif setiap batuk
11-8-08, jm.13.15
4. Mengajarkan teknik nafas dalam dan
batuk efektif pada klien

11-8-08, jm.13.30
5. Menganjurkan pasien untuk gunakan
teknik batuk efektif setiap batuk
11-8-08, jm.13.45
6. Menganjurkan keluarga dan klien untuk
memenuhi asupan cairan yang cukup
No Implementasi Evaluasi
bagi klien dengan minum air putih yang
banyak + 2500 ml/ hari
11-8-08, jm.18.00
7. Memberikan obat sesuai instruksi
ranitidine inj 1 ampul/ 3 cc melalui IVFD
Menganjurkan klien untuk minum obat
tablet secara teratur dan tidak boleh
berhenti
11-8-08, jm.08.00 S : - klien mengeluh belum bisa sepenuhnya
1. Melakukan observasi derajat beraktivitas masih terbatas pada mobilisasi
ketergantungan pada klien. mandi = 4, - klien mengeluh merasa lelah
berpakaian = 4, eliminasi = 3, mobilisasi O : - klien belum bisa melakukan seluruh
= 2, pindah = 4, ambulasi = 4, naik aktivitas
tangga = 4. Hasil : terjadi - BAB dan BAK di tempat tidur
ketergantungan A : masalah belum teratasi
P : - bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan
- anjurkan klien untuk beraktivitas secara
11-8-08, jm.08.10 mandiri
2. Membantu pasien dalam eliminasi BAK
dengan menyediakan urinal dan pispot
pada saat BAB
11-8-08, jm.08.15
3. Menganjurkan klien untuk bisa
melakukan mobilisasi miring kiri, miring
kanan dan duduk secara mandiri tanpa
bantuan orang lain. Hasil : klien bisa
melakukan mobilisasi miring kiri dan
miring kanan
11-8-08, jm.08.15
No Implementasi Evaluasi
4. Memberikan pujian pada klien karena
klien sudah bisa mobilisasi secara
mandiri

3 12-8-08, jm.08.00 S : - klien mengatakan sudah bisa makan


1. Mencatat status nutrisi klien, hasil nutrisi walaupun masih dalam porsi
pasien kurang dari kebutuhan, BB saat O : - porsi makan dihabiskan
masuk : 40 kg, turgor kulit baik, mual - frekuensi makan meningkat
muntah tidak ada, nafsu makan - BB 40 kg
menurun A : masalah teratasi sebagian
12-8-08, jm.08.058 P : - awasi masukan dan pengeluaran
2. Mengganti cairan infuse dari NaCl 0,9% - timbang BB setiap hari
diganti dextrose 5% 20 gtt/ mnt, BB : 40 - menganjurkan klien untuk tetap
kg mempertahankan masukan nutrisi

12-8-08, jm.08.10
3. Menganjurkan klien untuk makan sedikit
tapi sering

12-8-08, jm.12.00
4. Mengawasi pola makan pasien, hasil
klien menghabiskan makanannya, porsi
makan sedikit
No Implementasi Evaluasi
4 13-8-08, jm.08.00 S : - klien dan keluarga mengatakan mengerti
1. Mengukur kemampuan klien untuk tentang penyakit yang diderita
belajar, hasil klien mau diberikan O : - klien dapat menjelaskan kembali
penyuluhan pentingnya putus obat dan akibat putus
obat
13-8-08, jm.08.20 A : masalah teratasi
2. Memberikan penyuluhan kepada klien P : - anjurkan klien dan keluarga berobat secara
dan keluarga tentang pentingnya teratur dan tidak boleh putus obat
perawatan di rumah sakit
13-8-08, jm.09.00
3. Memberikan penyuluhan pada klien dan
keluarga tentang penyakit yang diderita
klien

13-8-08, jm.09.30
4. Menjelaskan pada klien dan keluarga
tentang pentingnya pengobatan dan
dampak berhenti minum obat yaitu
pengobatan dimulai dari pertama dan
penyakit yang diderita bisa bertambah
parah.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau
menginfeksi manusia adalah Mycobacterium tuberculosis.Bakteri ini
dapat mengakibatkn penyakit tuberculosis pada
manusia.Tuberculosis itu sendiri merupakan salah satu penyakit
yang mematikan dan berbahaya di dunia.

Penyakit TBC merupakan suatu penyakit yang tergolong


dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Apabila seseorang sudah terpapar dengan bakteri
penyebab tuberculosis akan berakibat buruk bahkan dapat
menyebabkan kematian. Pada penyakit tuberkulosis jaringan pang
paling sering diserang adalah paru-paru (95,9 %).

Riwayat terjadinya tuberculosis dapat dibagi menjadi 2 tahap


yaitu tahap infeksi primer dan pasca primer.Infeksi primer terjadi
saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Infeksi
dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara
pembelahan diri di paru-paru, yang mengakibatkan peradangan di
dalam paru, saluran limfeakan membawa kuman TB ke kelenjar
limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer.
Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks
primer adalah 4 - 6 minggu.

Beberapa obat yang biasanya digunakan dalam pengobatan


penyakit TBC antara lain:

1. Isoniazid (INH)
2. Rifampisin / Rifampin
3. Pirazinamid
4. Streptomisin
5. Ethambutol
6. Fluoroquinolone

TBC umumnya menyerang orang dewasa muda dan


banyak terjadi di negara berkembang.Setengahnya terdapat di
Asia. Sekitar 9,4 juta orang yang menjadi penderita TBC aktif. Dari
15 negara dengan tingkat TBC paling tinggi, 13 diantaranya ada di
Afrika.Sementara itu setengahnya ada di Negara Asia, diantaranya
Bangladesh, China, India, Indonesia, Pakistan dan Filipina.
Apabila penyakit tuberculosis ini tidak diobati, maka setelah lima
tahun, 50 % dari penderita TB akan meninggal, 25 % akan
sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi, dan 25 % sebagai
kasus kronik yang tetap menular.
Adapun yang dapat kita lakukan sebagai upaya
pencegahan adalah:
o Konsumsi makanan bergizi
o Vaksinasi
o Lingkungan
DAFTAR PUSAKA

Brunner and Suddart ,2002,Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi


8,Vol I dan II, Jakarta : EGC.

Carpanito ,Lynda juall, 2000, Alih Bahasa Tim Program Studi Ilmu
Keperawatan UNPAD-PSIK, Diagnosa Keperawatan : Aplikasi
pada Praktik Klinis, Edisi 6, Jakarta :EGC.

Doengoes, Marilyn E, 2002, Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta :


EGC.

Kee, Joyce Lefever. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik dengan


Implikasi Keperawatan. Edisi ke-2, Jakarta : EGC, 1997

Keliat, Budi anna, 1994, Proses Keperawatan, Jakarta : EGC.

Kozier, ERB, Olivieri, 1999, Fundamental of Nurshing, Edisi ke-5,


Philadelphia : W. B Saunders Company.

Long, Barbara C, 1996, Perawatan Medikal Bedah, Bandung : Yayasan


Ikatan Alumni Pendidikan : Balai Penerbit FKUI.

Monahan, Frances Donovan, Neighbors, Mariene, 1998, Medical Surgical


Nurshing, 2ndEdition, Philadelphia : W. B. Saunders Company.

Potter, Patricia A, 1996, Pengkajian Kesehatan, Jakarta : EGC.

Price Sylvia A, Lorraine M. Wilson, 1994, Patofisiologi Konsep Klinis


Proses-Proses Penyakit ,Jakarta : EGC.

Soemanto, Wasty, 1996, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi, Jakarta :


Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai