Gerrontik DM
Gerrontik DM
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian diabetes mellitus ?
2. Bagaimana etiologi dan tipe-tipe diabetes mellitus ?
3. Apa faktor predisposisi diabetes mellitus ?
4. Bagaimana patofisiologi dan pathway diabetes mellitus ?
5. Bagaimana tanda dan gejala diabetes mellitus ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang diabetes mellitus ?
7. Bagaimana penatalaksanaan diabetes mellitus?
8. Bagaimana komplikasi diabetes mellitus ?
9. Bagaimana dischart planning diabetes mellitus?
10. Bagaimana masalah dan perawatan diabetes mellitus?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian diabetes mellitus.
2. Untuk mengetahui etiologi dan tipe-tipe diabetes mellitus
3. Untuk mengetahui faktor predisposisi diabetes mellitus
4. Untuk mengetahui patofisiologi dan pathway diabetes mellitus
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala diabetes mellitus
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang diabetes mellitus
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan diabetes mellitus
8. Untuk mengetahui komplikasi diabetes mellitus
9. Untuk mengetahui dischart planning diabetes mellitus
10. Untuk mengetahui Masalah dan perawatan diabetes mellitus
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian
2
pembuluh darah, disertai lesi/ perlukaan pada membran basalis dalam
pemerisaan dengan menggunakan mikroskop elektron (Arif, et al, 2001)
2.2. Etiologi
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans
dan insulin endogen.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
3
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65
th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
4
Dalam proses metabolisme insulin memegang peranan penting
yaitu memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan
bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta
di pankreas, bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel
dengan akibat glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya
kadar glukosa di dalam darah meningkat.
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Infeksi jamur di kulit
6. Dermatopati
7. Neuropati perifer
8. Neuropati viseral
9. Amiotropi
10. Penyakit ginjal
11. Penyakit pembuluh darah perifer
12. Penyakit koroner
5
13. Hipertensi
2.7. Penatalaksanaan
6
Table Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan
Energi, Karbohidrat, Protein Dan Lemak
Jenis diet Energi (kal) Karbohidrat (g) Protein (g) Lemak (g)
I 1100 172 43 30
II 1300 192 45 35
III 1500 235 51,5 36,5
IV 1700 275 55,5 36,5
V 1900 299 60 48
VI 2100 319 62 53
VII 2300 369 73 59
VIII 2500 396 80 62
Keterangan :
1) Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
2) Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa komplikasi
3) Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita yang kurus,diabetes
remaja atau diabetes dengan komplikasi
b. Latihan
Latihan juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes.
Pemeriksaan sebelum latihan sebaiknya dilakukan untuk memastikan bahwa
klien lansia secara fisik mampu mengikuti program latihan kebugaran..
Berjalan atau berenang, dua aktivitas dengan dampak rendah, merupakan
permulaan yang sangat baik untuk para pemula. Untuk lansia dengan
NIDDM, olahraga dapat secara langsung meningkatkan fungsi fisiologis
dengan mengurangi kadar glukosa darah, meningkatkan stamina dan
kesejahteraan emosional, dan meningkatkan sirkulasi, serta membantu
menurunkan berat badan.
i. Pemantauan
Pada pasien dengan diabetes, kadar glukosa darah harus selalu
diperiksa secara rutin. Selain itu, perubahan berat badan lansia
juga harus dipantau untuk mengetahui terjadinya obesitas yang
dapat meningkatkan resiko DM pada lansia.
j. Terapi (jika diperlukan)
7
Sulfoniluria adalah kelompok obat yang paling sering
diresepkan dan efektif hanya untuk penanganan NIDDM.
Pemberian insulin juga dapat dilakukan untuk mepertahankan
kadar glukosa darah
1. Komplikasi akut
a. Diabetes ketoasidosis
Diabetes ketoasidosis adalah akibat yang berat dari deficit insulin
yang berat pada jaringan adipose, otot skeletal, dan hepar.
Jaringan tersebut termasuk sangat sensitive terhadap kekurangan
insulin. DKA dapat dicetuskan oleh infeksi ( penyakit)
2. Komplikasi kronis:
a. Retinopati diabetic
Lesi paling awal yang timbul adalah mikroaneurism pada
pembuluh retina. Terdapat pula bagian iskemik, yaitu retina akibat
berkurangnya aliran darah retina. Respon terhadap iskemik retina
ini adalah pembentukan pembuluh darah baru, tetapi pembuluh
darah tersebut sangat rapuh sehingga mudah pecah dan dapat
mengakibatkan perdarahan vitreous. Perdarahan ini bisa
mengakibatkan ablasio retina atau berulang yang mengakibatkan
kebutaan permanen.
sering ditemukan adalah neuropati perifer dan autonomic.
b. .Hipertensi
pada pasien dengan DM tipe 1 menunjukkan penyakit ginjal,
mikroalbuminuria, atau proteinuria. Pada pasien dengan DM tipe
2, hipertensi bisa menjadi hipertensi esensial. Hipertensi harus
secepat mungkin diketahuin dan ditangani karena bisa
memperberat retinopati, nepropati, dan penyakit makrovaskular.
c. Kaki diabetic
Ada tiga factor yang berperan dalam kaki diabetic yaitu
neuropati, iskemia, dan sepsis. Biasanya amputasi harus
8
dilakukan. Hilanggnya sensori pada kaki mengakibatkan trauma
dan potensial untuk ulkus. Perubahan mikrovaskuler dan
makrovaskuler dapat mengakibatkan iskemia jaringan dan sepsis.
Neuropati, iskemia, dan sepsis bisa menyebabkan gangrene dan
amputasi.
beberapa waktu (2-4 minggu). Bila setelah itu kadar glukosa darah masih
badan yang menurun dengan cepat, insulin dapat segera diberikan. Pada
9
PERKENI, 2011) meliputi edukasi, terapi nutrisi medis, aktivitas fisik
secara holistik.
2. Terapi nutrisi medis
Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari
10
beberapa faktor seperti: jenis kelamin, umur,aktivitas, berat badan,
dll.
Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang
TB(m2)
2.10 Masalah dan Keperawatannya
Dengan kadar glukosa darah yang selalu tinggi dan rasa sakit yang
hampir tidak dirasakan, maka luka kecil yang tidak mendapat perhatian akan
cepat menjadi borok yang besar. Tanpa pengobatan cukup dan istirahat total,
borok di kaki bisa menjadi gangren (busuk). Kadangkala kerusakan di kaki
yang makin parah akan berakhir pada amputasi.
Masalah yang sering timbul pada kaki, antara lain kapalan, mata ikan,
melepuh, cantengan (kuku masuk ke dalam), kulit kaki retak, dan luka akibat
kutu air, kutil pada telapak kaki, radang ibu jari kaki (jari seperti martil).
Di bawah ini ada beberapa langkah dalam melakukan perawatan kaki, antara
lain sebagai berikut.
11
a. Periksalah kaki setiap hari untuk menemukan lecet atau luka secara
dini. Lakukan minimal satu kali dalam sehari.
b. Cuci kaki setiap hari dengan air hangat dan sabun, lalu keringkan.
Berikan perhatian khusus pada sela-sela jari kaki.
c. Bila kulit kaki kering dan pecah-pecah, oleskan cream atau lotion
pelembab untuk kulit, tapi hindari sela-sela jari kaki.
d. Jangan berjalan tanpa alas kaki, baik di dalam maupun di luar rumah.
e. Usahakan kaki selalu dalam keadaan hangat dan kering. Untuk itu
gunakan kaos kaki atau stocking dari bahan katun dan sepatu dengan
bahan kulit. Jangan lupa untuk mengganti kaos kaki atau stocking
setiap hari.
f. Jangan memakai sepatu atau kaos kaki yang kekecilan (terlalu sempit)
dan periksa sepatu setiap hari sebelum dipakai, pastikan tidak ada
kerikil atau benda kecil lain di dalam sepatu yang dapat melukai kaki.
g. Gunting kuku secara merata melintang. Bila ada kuku yang tumbuh
ke dalam daging dan terinfeksi segera periksakan ke dokter.
h. Saat kaki terasa dingin, gunakan kaos kaki. Jangan merendam atau
mengompres kaki dengan air hangat atau panas, dan jangan gunakan
botol panas atau peralatan listrik karena respon kaki terhadap rasa
panas sudah berkurang sehingga tidak terasa bila kaki sampai
melepuh.
k. Jangan membiarkan luka sekecil apapun pada kaki, segera obati dan
periksakan ke dokter
12
Penderita DM juga dianjurkan melakukan latihan kaki untuk
memperbaiki aliran darah tungkai bawah, pergelangan kaki, telapak kaki, dan
jari-jari kaki. Cara melakukan latihan kaki, sebagai berikut.
c. Duduk tegak pada kursi, kedua tangan dilipat dan disedekapkan pada
dada. Lakukan gerakan duduk dan bangun berulang-ulang.
f. Berdiri tegak pada satu kaki di atas sebuah alas setebal 10 cm. Satu
tangan berpegangan pada dinding atau sandaran kursi. Ayunkan kaki
ke depan dan ke belakang secara berulang-ulang. Lakukan juga pada
kaki yang satunya.
Catatan :
13
• Latihan kaki pada point 2 sampai 7, setiap kali dilakukan sampai sepuluh
kali hitungan. Dapat diulang bila perlu dan bila penderita tidak merasa lelah.
• Banyak variasi gerakan yang dapat dipraktekkan, yang penting jari kaki dan
otot-otot kedua kaki beserta persendiannya dilatih setiap hari.
a. Bawalah kartu identitas diabetes, supaya jika terjadi sesuatu hal yang
tidak diinginkan di perjalanan, orang lain dapat memberikan
pertolongan dengan berpedoman bahwa Anda adalah seorang
penderita DM.
14
h. Perjalanan melintasi wilayah dengan perbedaan waktu memerlukan
penyesuaian jadwal makan dan obat-obatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul
pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Tipe-
tipe diabetes mellitus ada dua yaitu diabetes mellitus tipe 1 yaitu disebabkan
karena sel beta pada pankreas sedikit atau tidak dapat memproduksi insulin,
sedangkan tipe 2 yaitu pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang
kadarnya lebih tinggi dari normal.
Dalam proses metabolisme insulin memegang peranan penting yaitu
memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Bila
15
insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan
tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah
meningkat. Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas. Diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan
predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Pada diabetes melitus
tipe 2 jumlah insulin normal, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada
permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan
glukosa dalam darah menjadi meningkat.
3.2 Saran
1. Dengan mengetahui asuahan keperawatan pada penderita diabetes melitus
pada lansia kita dapat melakukan pencegahan agar penyakit yang timbul
tidak menuju keparahan
2. Pada pasien DM pada lansia kita harus mewaspadai adanya perubahan
fungsi fisiologis maupun psikologisnya untuk mengantisipasi komplikasi
maupun kegawat daruratan pada penderita DM seperti hipoglikemi
maupun respon stres yang timbul pada lansia tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
16
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1edisi 3, Jakarta :
Media Aesculaius
17