Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

Eritrasma adalah infeksi superfisial kronis pada daerah intertriginosa kulit.

Organisme penyebab eritrasma adalah Corynebacterium minutissimum. Dalam

penelitian yang lebih baru, dua koloni Corynebacterium aurimucosum dan

Microbacterium oxydans yang diisolasi pada jaringan interdigital kaki kiri pada

wanita 78 tahun menunjukkan bahwa mikroorganisme tersebut juga dapat

menyebabkan terjadinya eritrasma.1

Eritrasma adalah infeksi kulit yang terlokalisir dan kronis pada daerah

intertriginosa yang disebabkan oleh Corynebacterium minutissimum. Lesi tampak

seperti makula atau seperti plak, coklat kemerahan, sering asimtomatik. Eritrasma

interdigital adalah tipe yang paling sering, tetapi aksila dan selangkangan juga

sering terjadi. Kejadian eritrasma pada pria dan wanita sama, tetapi lebih sering

terjadi pada pasien dengan indeks massa tubuh (BMI)> 23 kg/m2 dan pada penderita

diabetes.2

1
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Eritrasma adalah infeksi kulit superfisial, ditandai oleh makula

eritematosa hingga kecoklatan, berbatas tegas, di daerah lipatan

(intertriginosa), atau berbentuk fisura dengan maserasi putih di sela-sela jari.3

2.2 Epidemiologi

Infeksi lebih sering terjadi di daerah tropis. Dalam sebuah penelitian

didapatkan 20% dari subyek yang dipilih secara acak ditemukan memiliki

eritrasma dari pemeriksaan lampu Wood. Eritrasma dapat terjadi asimtomatik

di area genitocruris.4

Insiden eritrasma dilaporkan sekitar 4%. Infeksi ini ditemukan lebih

sering di daerah subtropis dan tropis. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan

di Turki, tingkat eritrasma ditemukan 46,7% di antara 122 pasien dengan lesi di

interdigital kaki. Jenis kelamin tidak berpengaruh, namun bentuk eritrasma pada

daerah cruris lebih sering terjadi pada pria. Sebuah studi 2008 menemukan

bahwa eritrasma interdigital lebih sering terjadi pada wanita (83% dari 24

pasien). Insiden eritrasma meningkat seiring bertambahnya usia. Pasien

termuda yang dilaporkan mengalami eritrasma adalah bayi berusia 1 tahun.1

Eritrasma interdigital adalah tipe yang paling sering, tetapi aksila dan

selangkangan juga sering terjadi.2 Insidensi di interdigital kaki adalah 30%, di

selangkangan 18% dan di aksila 4%.5

2
2.3 Etiologi

Corynebacterium minutissimum adalah penyebab dari eritrasma yang

merupakan bakteri batang pendek gram positif dengan granula subterminal.4

Infeksi ini umumnya ditemukan di daerah lipatan yang tertutup (seperti

inguinal, aksila, lipatan intergluteal, infra-mammae, umbilikus, dan sela-sela

jari). Faktor predisposisi adalah iklim lembab dan hangat, higiene yang buruk,

hiperhidrosis, obesitas, diabetes mellitus, usia lanjut, dan keadaan

imunosupresi.3 Corynebacterium minutissimum dianggap sebagai flora normal

kulit. Organisme biasanya tumbuh di area yang lembab dan tertutup.6

2.4 Patofisiologi

Corynebacterium minutissimum menyerang sepertiga bagian atas

stratum korneum, organisme ini berkembang biak dalam kondisi panas dan

lembab, stratum korneum menjadi tebal. Organisme ini menempati ruang antar

sel serta di dalam sel, menghancurkan keratin fibril. Efloresensi merah coral

akan terlihat di bawah lampu Wood, efloresensi ini merupakan hasil dari

pembentukan porfirin.1

2.5 Manifestasi klinis

Dapat ditemukan lesi berupa makula eritematosa hingga coklat,

berbatas tegas dengan skuama halus di atasnya. Tempat predileksi adalah

daerah intertriginosa, terutama di aksila dan genito-krural, sela jari kaki ke-4

dan ke-5, dan yang lebih jarang ditemukan di sela jari kaki ke-2 dan ke-3. Lesi

biasanya bersifat asimtomatik, kecuali di daerah selangkangan yang bisa terasa

gatal dan menyengat. Ko-eksistensi eritrasma dengan kelainan kulit akibat

dermatofita dan kandida sering ditemukan terutama pada lesi interdigital.3

3
Lesi biasanya terdapat pada daerah lipatan tubuh yang tertutup dan

lembab. Infeksi umumnya bersifat asimtomatik, tetapi dapat terjadi pruritus.

Durasi eritrasma berkisar dari bulan ke tahun. Gambaran khas eritrasma adalah

makula eritematosa hingga kecoklatan berbatas tegas. Kulit juga tampak seperti

gambaran keriput dengan sisik halus. Infeksi umumnya terletak di paha bagian

dalam, daerah cruris, skrotum, dan sela-sela jari kaki. Aksila, daerah infra-

mammae, daerah periumbilikal, dan lipatan intergluteal lebih jarang terjadi.

Lesi pada daerah sela-sela jari kaki terlihat sebagai maserasi, dengan

interdigital keempat yang paling sering terkena.1

Gambar 2.1 Likenifikasi dan hiperpigmentasi sering terjadi. Kulit kadang-kadang tampak
keriput dengan sisik. 1
Kibbi Ghani. 2018. Erythrasma. Medscape September 10 2018. Viewed Descember 6
2018. Medscape Refference Available from URL :
https://emedicine.medscape.com/article/1052532

Eritrasma ditandai dengan bercak eritematosa, coklat, bersisik dan

maserasi. Inci et al melaporkan deskuamasi sebagai tanda klinis yang paling

umum. Morales-Trujillo et al melaporkan deskuamasi pada 95% pasien. Dalam

penelitian Muhterem, 65 pasien (89,0%) mengalami deskuamasi, diikuti oleh

maserasi pada 61 pasien (83,6%). Hasil ini serupa dengan penelitian lain. Dalam

penelitian Muhterem, daerah yang paling sering terkena adalah interdigital ke-

4
4, hal ini sesuai dengan penelitian lain. Morales-Trujillo et al melaporkan gejala

pruritus pada 11 dari 24 pasien. Dalam penelitian oleh Inci et al gejala pruritus

dilaporkan pada 71,9% pasien. Dalam penelitian Muhterem, pruritus adalah

gejala umum yang terjadi pada 63,0% pasien.6

2.6 Diagnosis

Pada anamnesis dapat ditemukan gejala yang bervariasi dan dapat

bersifat asimtomatik, pada daerah genito-krural terasa gatal, hingga tampak plak

dengan skuama pada area inguinal, dan sela-sela jari kaki.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan predileksi yang paling umum adalah

sela-sela jari kaki, di mana eritrasma tampak sebagai plak dengan maserasi

putih hiperkeratotik, terutama antara jari kaki keempat dan kelima. Di daerah

genito-krural, aksila, dan infra-mammae tampak sebagai lesi coklat kemerahan,

superfisial, skuama halus, dan kerutan halus. Pada eritrasma memiliki gambaran

lesi yang relatif seragam dibandingkan dengan tinea corporis atau cruris yang

memiliki gambaran pada bagian tengah yang tenang.4

Manifestasi klinis paling sering terjadi di daerah selangkangan, aksila

dan lipatan intergluteal dan infra-mammae. Pada daerah selangkangan dapat

mempengaruhi area satu atau kedua paha dalam yang kontak dengan skrotum.

Lesi pada glans penis jarang dilaporkan. Lesi tampak irreguler dan bentuknya

tidak beraturan, pada awalnya merah, tetapi kemudian menjadi coklat. Lesi baru

tampak halus, tetapi lesi yang lebih lama cenderung berkerut atau bersisik.5

5
Gambar 2.2 Eritrasma: Hiperkeratotik di sela jari kaki. Hasil lampu Wood’s ditemukan merah
coral terang. 4
Wolff K., Goldsmith L.A, Katz S.I, Paller A.S, Leffell D.J,. 2012. Erythrasma, dalam
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. San Fransisco: Mc Graw Hill Education.
Ed.8, Section 29, pp. 2146

Gambar 2.3 Eritrasma: Lesi cokelat kemerahan di aksila. Hasil lampu Wood’s ditemukan
merah coral terang.4
Wolff K., Goldsmith L.A, Katz S.I, Paller A.S, Leffell D.J,. 2012. Erythrasma, dalam
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. San Fransisco: Mc Graw Hill Education.
Ed.8, Section 29, pp. 2146

Pemeriksaan lampu Wood adalah tes yang berguna untuk membantu

mendiagnosis banyak gangguan dermatologis. Eritrasma menunjukkan warna

merah coral. Keuntungan lain menggunakan lampu Wood termasuk portabel

dan mudah digunakan. Pemeriksaan lampu Wood tidak menyebabkan rasa sakit

pada pasien dan tidak memerlukan persiapan apa pun sebelum tes.7

Pemeriksaan penunjang dengan lampu Wood ditemukan fluoresensi warna

6
merah coral. Bakteri melepaskan porfirin yang menyebabkan lesi menjadi

tampak saat di lakukan pemeriksaan lampu Wood.6 Fluoresensi dapat bertahan

setelah pemberantasan Corynebacterium karena pigmen berada dalam stratum

korneum yang tebal.4

Diagnosis eritrasma didasarkan pada gejala klinis. Pemeriksaan lampu

Wood sangat penting karena dapat mengkonfirmasi diagnosis, yang

memancarkan radiasi ultraviolet A sehingga tampak fluoresensi merah coral

dari hasil porfirin yang diproduksi oleh spesies Corynebacterium.

Coproporphyrin III adalah porfirin yang paling sering diproduksi pada pasien

eritrasma, dengan beberapa laporan tentang uroporphyrin I atau keterlibatan

porfirin lainnya. Namun, pada pemeriksaan lampu Wood mungkin negatif pada

pasien terutama ketika setelah mandi atau membersihkan porfirin di area yang

terlibat sebelum pemeriksaan.8

Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH berguna dalam kasus dengan

temuan pemeriksaan lampu Wood yang negatif. Pemeriksaan dengan KOH

tampak gambaran batang dan membentuk filamen, dengan bentuk coccoid.

Pewarnaan Gram juga merupakan metode diagnosis yang berguna pada pasien

yang memiliki temuan hasil pemeriksaan lampu Wood yang negatif. Pewarnaan

Gram menunjukkan basil gram-positif dengan bentuk lurus atau sedikit

melengkung membentuk pola huruf V atau huruf Cina (cuneiform) yang khas.

Corynebacterium minutissimum dapat juga dikultur dalam media khusus, tetapi

sulit sehingga tidak diperlukan dalam diagnosis.6

7
Gambar 2.4 Warna merah coral dari Corynebacterium minutissimum pada eitrasma.7
Suraprasit P; Bunyaratavej S; Pattanaprichakul P, etc. 2016. Wood’s Lamp
Examination:Evaluation of Basic Knowledge in General Physicians. Department of
Dermatology Faculty of Medicine Siriraj Hospital, Mahidol University, Bangkok, Thailand.
pp.82

2.7 Diagnosis banding

1. Pitiriasis versicolor

Pitiriasis versicolor paling sering dikelirukan dengan eritrasma, tetapi

ini terjadi terutama pada badan bagian atas, dan lesi kecil dan tidak

eritematosa.5 Tinea versicolor dibedakan dari eritrasma oleh lesi pada

bagian yang paling banyak di non intertriginosa.4

Lesi pitiriasis versicolor terutama terdapat pada badan bagian atas,

leher, dan perut, ekstremitas sisi proksimal. Lesi berupa makula berbatas

tegas dapat hipopigmentasi, hiperpigmentasi terdiri atas berbagai ukuran

dan berskuama halus (pitiriasiformis).9

8
Gambar 2.5 Tinea versicolor.10
James WD; Elston, DM; Berger TG. 2016. Psoriasis, dalam Andrew’s Diseases Of The Skin:
Clinical Dermmatology. Philadelphia: Elsevier. Ed 12, pp. 300

2. Tinea kruris

Tinea kruris didapatkan plak annular dengan batas yang bersisik, yang

memanjang dari lipatan inguinalis ke paha bagian dalam, sering secara

bilateral. Bersisik, eritem, kadang disertai papula dan vesikel yang

melibatkan bagian dalam paha. Sering terjadi pruritus. Plak tinea kruris yang

dikarenakan E. floccosum didapatkan central clearing, dan lebih sering

terbatas berada di lipatan genitokrural dan paha atas medial. Sebaliknya,

plak di tinea kruris karena T. Rubrum menyatu dengan ekstensi ke

kemaluan, perianal, pantat, dan daerah perut bagian bawah. Alat kelamin

termasuk skrotum jarang terpengaruh.11

9
Gambar 2.6 Tinea Kruris 11
Wolff K., Goldsmith L.A, Katz S.I, Paller A.S, Leffell D.J,. 2012. Tinea
Cruris, dalam Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. San Fransisco:
Mc Graw-Hill Companies Inc. Ed.8, Vol.2, Section 30, pp. 2290

3. Kandidiasis Intertriginosa

Gambaran klinis kandidiasis intertriginosa menunjukan adanya

pruritus, eritema, maserasi pada daerah intertriginosa dengan lesi satelit

vesikopustula. Pustul ini pecah meninggalkan dasar eritema dari epidermis

yang mengalami nekrosis yang mudah dilepaskan. Pemeriksaan penunjang

yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis suatu kandidiasis adalah

dengan melakukan pemeriksaan sediaan langsung yang ditetesi KOH untuk

menemukan adanya blastospora.12

10
Gambar 2.7 Kandidiasis Intertriginosa12
Wolff K., Goldsmith L.A, Katz S.I, Paller A.S, Leffell D.J,. 2012. Cutaneous
Candidiasis, dalam Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. San Fransisco: Mc Graw-
Hill Companies Inc. Ed.8, Vol.2, Section 30, pp. 2302

4. Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit radang yang umum, kronis, dan berulang

pada kulit yang ditandai dengan plak-plak eritemaus, kering, dan bersisik

dengan berbagai ukuran, biasanya ditutupi oleh sisik-sisik pipih putih

keperakan. Lesi biasanya terdistribusi secara simetris dan memiliki

predileksi pada kulit kepala, kuku, permukaan ekstensor anggota badan,

daerah umbilical, dan sakrum. Biasanya berkembang perlahan tetapi

mungkin eksantematus, dengan onset mendadak dan banyak lesi guttate

(droplike). Gejala subyektif, seperti gatal atau terbakar, mungkin ada dan

dapat menyebabkan ketidaknyamanan ekstrim.13

11
Gambar 2.8 psoriasis.14
Wolff K., Goldsmith L.A, Katz S.I, Paller A.S, Leffell D.J,. 2012. Psoriasis. In :
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 8th Edition. Vol 1&2. USA: McGraw-
Hill. Chapter 18. pp : 210

2.8 Tatalaksana

Terapi eritrasma yang terlokalisir, khususnya pada sela-sela jari kaki,

sabun dan gel benzoil peroksida 5% merupakan terapi yang efektif pada

sebagian besar kasus. Klindamisin atau eritromisin (solusio 2%) atau krim azol,

merupakan beberapa pilihan agen topikal yang efektif. Untuk eritrasma yang

luas, eritromisin oral merupakan terapi yang efektif. Eritromisin 4x250mg

diberikan selama satu minggu. Klaritromisin 1g dosis tunggal juga dapat

digunakan.3

Terapi pada eritrasma dapat menggunakan antibiotik oral atau

antibiotik topikal atau kombinasi keduanya. Antibiotik oral yang umum

digunakan termasuk klaritromisin, eritromisin, dan tetrasiklin. Terapi antibiotik

topikal termasuk klindamisin, eritromisin, dan natrium fusidat.8

Meskipun beberapa pengobatan telah direkomendasikan untuk

eritrasma, tidak ada studi yang membandingkan efektivitasnya. Semua terapi

yang tersedia saat ini telah ditinjau oleh Holdiness. Eritrasma berespon dengan

12
baik pada obat antijamur golongan azole yang paling sering digunakan, seperti

clotrimazole dan miconazole. Durasi terapi bervariasi, tetapi 2 minggu biasanya

cukup. Untuk lesi yang lebih luas, eritromisin mungkin merupakan terapi yang

paling efektif. Alternatif termasuk fucidin topikal dan tetrasiklin oral. Hasil

yang baik juga telah dilaporkan dengan dosis tunggal 1 g klaritromisin,

meskipun klaritromisin adalah obat yang lebih mahal.5

Infeksi dapat diobati dengan agen topikal dan / atau oral. Terapi lini

pertama adalah eritromisin atau clindamycin topikal, atau krim asam fusidat

atau krim mikonazol. Eritromisin oral biasanya efektif dan merupakan terapi

lini kedua yang baik, seperti klaritromisin dosis tunggal atau amoxicillin-

klavulanat, untuk pengobatan sistemik. Eritromisin adalah obat pilihan.

Menghambat pertumbuhan bakteri dengan memblok disosiasi peptidyl t-RNA

dari ribosom, menyebabkan sintesis protein RNA. Pada anak-anak, usia, berat

badan, dan keparahan infeksi menentukan dosis yang tepat. Klaritromisin

menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghalangi disosiasi peptidil t-

RNA dari ribosom, menyebabkan sintesis protein RNA.1

2.9 Prognosis

Prognosis untuk eritrasma sangat baik. Namun, kondisi ini cenderung

berulang jika faktor predisposisi tidak dihilangkan. Eritrasma biasanya

merupakan kondisi jinak. Namun, ini dapat menjadi luas dan invasif pada

individu yang immunocompromised.1

Penyakit ini dapat bersifat asimtomatik selama bertahun-tahun atau

mungkin mengalami eksaserbasi periodik. Terkadang kambuh, bahkan dapat

terjadi setelah perawatan antibiotik yang dinyatakan berhasil.4

13
BAB 3

KESIMPULAN

Eritrasma adalah infeksi kulit superfisial, ditandai oleh makula eritematosa

hingga kecoklatan, berbatas tegas, di daerah lipatan (intertriginosa). Infeksi lebih

sering terjadi di daerah tropis. Corynebacterium minutissimum adalah penyebab

dari eritrasma yang merupakan bakteri batang pendek gram positif. Lesi biasanya

bersifat asimtomatik, kecuali di daerah selangkangan yang bisa terasa gatal dan

menyengat. Dapat ditemukan lesi berupa makula eritematosa hingga coklat,

berbatas tegas dengan skuama halus di atasnya. Pemeriksaan penunjang dengan

lampu Wood ditemukan fluoresensi warna merah coral.

14

Anda mungkin juga menyukai