Disusun Oleh :
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
I
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan segala kerendahan hati, atas rahmat dan karunia yang telah
diberikan Allah SWT, penulis berhasil menyelesaikan penulisan makalah Teori
Belajar dan Pembelajaran yang berjudul “Keterampilan Proses Sains”. Tentu saja
makalah ini masih memiliki keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu
koreksi, saran dan kritik membangun dari para pembaca akan menjadi pendorong
penulis untuk terus menerus melakukan perbaikan dan pengembangan pada masa-
masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini juga penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing Mata Kuliah Teori
Belajar dan Pembelajaran dan rekan-rekan mahasiswa dan khususnya yang secara
langsung memberikan dorongan dan dukungan atas terselesaikannya makalah ini.
Akhirnya, dengan segala kelebihan dan kelemahan yang terdapat dalam makalah
ini, kritik dan saran penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Penulis
II
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keterampilan Proses Sains .........................................................3
2.2 Pentingnya Keterampilan Proses Sains ........................................................4
2.3 Indikator Keterapilan Proses Sains ..............................................................8
2.4 Langkah-langkah yang dilakukan dalam keterampilan proses Sains .........15
2.5 Komponen Penilaian Keterampilan Proses sains .......................................16
2.6 Pelaksanaan Penilaian Keterampilan Proses sains .....................................17
2.7 Penyusunan Instrumen Penialain Keterampilan Proses Sains ....................18
III
1
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan hal di atas sains harus disampaikan pada siswa secara utuh baik
sikap ilmiah, proses ilmiah maupun produk ilmiah dengan melibatkan
partisipasi siswa dalam pembelajaran.
1
2
1.3 Tujuan
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
4
5
Jika rumusan tujuan berikut: siswa mampu melakukan percobaan tentang arus
listrik, energi dan sumber energi listrik serta mampu menerapkan
pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rumusan tujuan tersebut
tujuan utamanya adalah keterampilan proses (mampu melakukan percobaan,
menerapkan pengetahuan) tentang konsep (arus listrik, energi, dan seterusnya).
Dari kedua contoh rumusan tujuan tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan
nahwa keterampilan proses sains harus melalui pembelajaran konsep dan
menghasilkan pengalaman belajar siswa (Rustaman,2003)
5
6
6
7
Selain itu juga, hasil telaah ahli pendidikan IPA menunjukkan bahwa
perolehan dan pengembangan suatu gagasan tidak dapat berlangsung dari luar
anak seperti ceramah guru atau dari paksaan dan tekanan orang tua. Akan
tetapi, hanya dapat terjadi dari dalam diri anak sendiri, yaitu dari pikiran anak.
Fungsi guru selama pembelajaran hanya berperan sebagai fasilitator (pemberi
kemudahan belajar). Anak sendirilah yang harus membangu
gagasan/pengetahuan. Untuk keperluan ini, mungkin saja mereka harus
menafsirkan kembali informasi, menyusun kesimpulan baru, atau menguji
beberapa gagasan alternatif. Dengan kata lain, senantiasa aktif menggunakan
dan menerapkan keterampilan prose sepanjang hayatnya terutama untuk
dimanfaatkan selam pengembaraannya untuk mengeksplorasialam sekitar.
3. KPS membuat siswa menjadi belajar proses dan produk ilmu pengetahuan
sekaligus.
7
8
1. Pengamatan
Mengamati adalah proses pengumpulan data tentang fenomena atau
peristiwa dengan menggunakan inderanya. Untuk dapat menguasai
keterampilan mengamati, siswa harus menggunakan sebanyak mungkin
inderanya, yakni melihat, mendengar, merasakan, mencium dan mencicipi.
Dengan demikian dapat mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan
memadai. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat pengamatan
adalah :
a. Penggunaan indera-indera tidak hanya penglihatan.
b. Pengorganisasian obyek-obyek menurut satu sifat tertentu.
c. Pengidentifikasian banyak sifat.
d. Pengidentifikasian perubahan-perubahan dalam suatu obyek.
e. Melakukan pengamatan kuantitatif (contoh: “5 kilogram” bukan
“berat”), dan
f. Melakukan pengamatan kalutatif (contoh: “baunya seperti susu asam”
bukan “berbau”)
2. Pengklasifikasian
Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk
menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Proses
mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan,
8
9
3. Penginferensial/Penafsiran
Penginferensial atau menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik
kesimpulan tentatif dari data yang dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak
akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena itu, dari mengamati langsung,
lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah, kemudian menghubung-
hubungkan hasil-hasil pengamatan itu. Selanjutnya siswa mencoba
menemukan pola dalam suatu masalah. penginferensian berlangsung
melampaui suatu pengamatan untuk menafsirkan apa yang telah diamati.
Sebagai contoh: anda melihat suatu petak rumput mati. Suatu inferensi
yang mungkin diajukan adalah bahwa ada cacing tanah di dalam tanah
tersebut yang menyebabkan rumput itu mati. Beberapa perilaku yang
dikerjakan siswa pada saat penginferesian adalah (1) mengaitkan
pengamatan dengan pengalaman atau pengetahuan terdahulu, dan (2)
mengajukan penjelasan berdasarkan pengamatan.
4. Peramalan/prediksi
Peramalan/prediksi adalah pengajuan hasil-hasil yang mungkin dihasilkan
dari suatu percobaan. Ramalan-ramalan didasarkan pada pengamatan-
pengamatan dan inferensi-inferensi sebelumnya. Ramalan merupakan suatu
pernyataan tentang pengamatan apa yang mungkin dijumpai di masa yang
akan datang, sedangkan inferensi berupaya untuk memberikan alasan
tentang mengapa suatu pengamatan terjadi. Apabila siswa dapat
menggunakan pola-pola hasil pengamatannya untuk mengemukakan apa
yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamatinya, maka siswa
9
10
5. Pengkomunikasian
Keterampilan ini meliputi keterampilan membaca grafik, tabel, atau
diagram dari hasil percobaan. Menggambarkan data empiris dengan grafik,
tabel, atau diagram juga termasuk berkomunikasi. Menurut Firman (2000),
keterampilan berkomunikasi adalah keterampilan menyampaikan gagasan
atau hasil penemuannya kepada orang lain. Beberapa perilaku yang
dikerjakan siswa pada saat melakukan komunikasi adalah :
a. Pemaparan pengamatan atau dengan menggunakan perbendaharaan
kata yang sesuai,
b. Pengembangan grafik atau gambar untuk menyajikan pengamatan dan
peragaan data,
c. Perancangan poster atau diagram untuk menyajikan data untuk
meyakinkan orang lain.
6. Pengukuran
Mengukur diartikan membandingkan sesuatu yang diukur dengan satuan
ukuran tertentu yang telah ditetapkan. Mengembangkan keterampilan
mengukur dapat dengan cara mengembangkan sesuatu, karena pada
dasarnya mengukur adalah membandingkan, misalnya saja siswa
membandingkan luas kelas, volume balok.
Proses ini digunakan untuk melakukan pengamatan kuantitatif. Beberapa
perilaku siswa adalah:
a. Pengukuran panjang, volume, massa, temperatur, dan waktu dalam
satuan yang sesuai,
10
11
b. Memilih alat dan satuan yang sesuai untuk tugas pengukuran tertentu
tersebut.
7. Penggunaan Bilangan
Penggunaan bilangan meliputi pengurutan, perhitungan, penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan. Beberapa perilaku yang
dikerjakan siswa pada saat penggunaan bilangan adalah:
a. Penghitungan,
b. Pengurutan,
c. Penyusunan bilangan dalam pola-pola yang benar,
d. Penggunaan keterampilan matematika yang sesuai.
8. Merumuskan Masalah
Masalah harus dirumuskan secara operasional untuk membantu siswa
merumuskan hipotesis yang dapat dijawab melalui penyelidikan atau bukti-
bukti. Masalah dirumuskan dengan kata tanya yang bersifat terbuka.
Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan tentang apa, mengapa,
bagaimana ataupun menanyakan latar belakang hipotesis. Pertanyaan yang
meminta penjelasan tentang pembahasan ekosistem menunjukkan bahwa
siswa ingin mengetahui dengan jelas tentang hal itu. Pertanyaan yang bisa
diajukan misalnya ”Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan warna
pada larutan pada saat proses titrasi?”
Beberapa petunjuk melatih siswa dalam merumuskan masalah adalah
sebagai berikut:
a. Memulai dengan menulis beberapa pertanyaan yang bersifat ilmiah,
b. Menyisihkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan
pengumpulan bukti,
c. Memecah pertanyaan umum menjadi pertanyaan-pertanyaan spesifik
yang dapat diselidiki satu persatu,
d. Merumuskan pertanyaan yang dapat dijawab melalui penyelidikan.
11
12
9. Merumuskan Hipotesis
Merumuskan Hipotesis adalah suatu prediksi berdasarkan pengamatan yang
dapat diuji atau jawaban sementara dari rumusan masalah. Hipotesis
biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang memberikan
prediksi pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi terhadap
variabel respon. Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif berdasarkan
data hasil pengamatan maupun secara deduktif berdasarkan teori menuju
suatu pernyataan. Beberapa petunjuk melatih siswa dalam merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
a. Hipotesis dihasilkan dari masalah-masalah yang telah diidentifikasi
atau pertanyaan-prtanyaan yang telah diajukan,
b. Hipotesis harus dapat diuji melalui suatu penyelidikan, dan
c. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan (jika... maka...), bukan
dalam bentuk pertanyaan. Contoh hipotesis: jika sumber tegangan
diperbesar maka semakin keras bunyi yang dihasilkan oleh listrik.
12
13
c. Prosedur Eksperimen
Prosedur eksperimen adalah suatu deskripsi langkah demi langkah
tentang bagaimana mengubah variabel manipulasi dan mengamati
pengaruh-pengaruh terhadap variabel respon.
13
14
14
15
1. Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dimaksudkan untuk mengarahkan peserta didik
pada pokok permasalahan agar peserta didik siap mengikuti kegiatan
belajar mengajar, baik secara mental, emosional maupun fisik. Kegiatan
pendahuluan ini dilakukan dengan pengulasan bahan atau materi yang
pernah dialami peserta didik yang ada keterkaitan atau hubungan dengan
materi atau bahan yang akan diajarkan. Selanjutnya dengan menggugah
dan mengarahkan perhatian peserta didik dengan mengajukan pertanyaan,
pendapat dan saran, menunjukkan gambar yang berhubungan dengan
materi.
2. Inti
Dalam kegiatan inti ini yang perlu dilakukan adalah menjelaskan materi
pelajaran yang diikuti dengan peragaan, demonstrasi, gambar, modal.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan mengamati
dengan cepat, cermat dan tepat.
Kegiatan-kegiatan yang tergolong dalam langkah-langkah proses belajar
mengajar atau bagian inti yang bercirikan keterampilan proses, meliputi:
merumuskan hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan atau
mengklasifikasikan materi pelajaran yang diserap dari kegiatan
pengamatan, menafsirkan hasil pengelompokkan dengan menunjukkan
15
16
sifat, hal dan peristiwa atau gejala yang terkandung pada tiap-tiap
kelompok, meramalkan sebab akibat kejadian atau peristiwa lain yang
mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat suatu perlakuan yang
berbeda, menerapkan pengetahuan keterampilan sikap yang diperoleh dari
kegiatan sebelumnya pada peristiwa yang baru atau berbeda,
merencanakan penelitian, serta mengkomunikasikan hasil kegiatan pada
orang lain dengan diskusi, ceramah dan lain-lain.
Guru mengawali kegiatan dengan mengajukan masalah keterampilan
proses. Jika pengetahuan materi siswa belum cukup untuk menjawab
masalah tersebut, maka guru membimbing siswa kearah jawaban yang
benar atau menjelaskan materi yang belum dipahami siswa. Guru
memberikan pekerjaan kepada siswa aecara berkeliling. Kemudian guru
memberikan pertanyaan lanjutan lalu mendorong siswa untuk membuat
kesimpulan dari jawaban yang bervariasi, sampai kepada kesimpulan yang
diinginkan. Guru selalu memantau belajar siswa, untuk mengetahui apakan
materi yang diinginkan sudah dipahami, siswa diberi kesempatan untuk
bertanya dan meminta penjelasan guru.
3. Penutup
Pada kegiatan penutup ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji ulang
kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan dan menyimpulkan
hasil yang telah diperoleh. Mengadakan tes akhir untuk mengetahui
seberapa dalam siswa menangkap materi yang disampaikan. Dapat dengan
memberikan tugas seperti PR.
Metode ialah suatu kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau
suatu kerangka berpikir menyusun gagasan, yang beraturan, berarah dan
berkonteks, yang paut (relevant) dengan maksud dan tujuan. Unsur-unsur
metode ialah wawasan intelektual, konsep, cara penghampiran (approach)
persoalan, dan rencana bangun alas data (database), wawasan intelektual
16
17
17
18
18
19
Jika membicarakan proses pembelajaran maka tak lepas dari aspek penilaian.
Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian
dalam pembelajaran sains dapat dimaknai sebagai membawa konten, proses
sains dn sikap ilmiah secara bersama-sama. Penilaian dilakukan terutama
untuk menilai keajuan siswa dalam pencapaian keterampilan proses sains.
Menurut Smith dan Welliver dalam Mahmuddin (2010:4), pelaksanaan
penilain keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk,
diantaranya : pretest dan posttest, diagnostik, penempatan kelas, dan
bimbingan karir.
19
20
20
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
21
22
3.2 Saran
22
23
DAFTAR PUSTAKA
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains. Jakarta : Depdiknas.
http://biopointtenten.blogspot.com/2010/08/keterampilan-proses-sains-kps.html
diakses 14 April 2013
http://fisikahappy.wordpress.com/2011/12/12/keterampilan-proses-sains/ diakses
14 April 2013
kamriantiramli.wordpress.com/2011/03/.../keterampilam-proses-sains/ diakses 14
April 2013
23