Sap Hipertensi Fix
Sap Hipertensi Fix
A. Latar Belakang
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan
penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat
dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang
sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan
terpadu. Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan
mortalitasnya (kematian) yang tinggi.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya
interaksi dari berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai
penelitian telah menghubungkan antara berbagai faktor resiko terhadap
timbulnya hipertensi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata prevalensi (angka
kejadian) hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai
penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukan 1,8 – 28,6 %
penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah penderita hipertensi. Hal ini
antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat yang
berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas
(kegemukan), kurangnya olah raga, merokok, alkohol, dan makan makanan
yang tinggi kadar lemaknya.
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada pada kembar
monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang
penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila
dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan
menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun
akan timbul tanda dan gejala hipertensi dengan kemungkinan komplikasinya.
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam
dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme
timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui
peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan
diikuti oleh peningkatan ekskresi (pengeluaran) kelebihan garam sehingga
kembali pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada
hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping ada faktor lain yang
berpengaruh.
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila
stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap
tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan
yang diberikan pemaparan tehadap stress ternyata membuat binatang tersebut
menjadi hipertensi.
Obesitas atau kegemukan di mana berat badan mencapai indeks massa
tubuh > 27 (berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m) juga merupakan
salah satu faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi. Obesitas merupakan ciri
dari populasi penderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah
penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang
tidak obesitas. Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan
aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah.
Olah raga ternyata juga dihubungkan dengan pengobatan terhadap
hipertensi. Melalui olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik
selama 30-45 menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah. Selain itu dengan kurangnya olah raga maka resiko
timbulnya obesitas akan bertambah, dan apabila asupan garam bertambah maka
resiko timbulnya hipertensi juga akan bertambah.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan atau kerusakan
pada pembuluh darah turut berperan pada penyakit hipertensi. Faktor- 4 faktor
tersebut antara lain merokok, asam lemak jenuh dan tingginya kolesterol dalam
darah. Selain faktor-faktor tersebut, faktor lain yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi antara lain alkohol, gangguan mekanisme pompa natrium (yang
mengatur jumlah cairan tubuh), faktorrenin- angiotensin-aldosteron (hormon-
hormon yang mempengaruhi tekanan darah).
Penyakit hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor
sehingga dari seluruh faktor yang telah disebutkan diatas, faktor mana yang
lebih berperan terhadap timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti.
Oleh karena itulah maka pencegahan penyakit hipertensi yang antara lain dapat
dilakukan dengan menjalankan gaya hidup sehat menjadi sangat penting.
Berdasarkan hasil pengkajian menggunakan kuesioner Dari 105 Kepala
Keluarga (385 Jiwa) kepada Masyarakat Desa Lembar Selatan, diperoleh data
sebanyak 34 orang lansia (32,38%) menderita hipertensi (tekanan darah tinggi).
Oleh karena itu, kami akan melakukan penyuluhan tentang penyakit hipertensi.
Hal ini berhubungan dengan masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk
pencegahan dan deteksi dini terhadap penyakit ini.
B. Topik
Kesehatan dewasa dan lansia.
C. Masalah
Kurang pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta diharapkan mampu
mengenal dan memahami bagaimana penatalaksanaan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, peserta diharapkan mampu:
a. Menyebutkan pengertian hipertensi
b. Menyebutkan penyebab hipertensi
c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala hipertensi
d. Menyebutkan 3 penatalaksanaan (pencegahan dan
penanggulangan) hipertensi
e. Bersedia menyebarkan pengetahuan mengenai penatalaksanaan
hipertensi
E. Metode Pelaksanaan
Presentasi, ceramah, diskusi, demonstrasi.
H. Strategi Pelaksanaan
Hari/tanggal : Sabtu – Minggu, 28-29 April 2018
Waktu : Jam 10.00 WITA s/d selesai
Tempat : Dusun Padak dan dusun Segenter, Desa Lembar Selatan
E, D
A
D
C
B
E
Keterangan :
A : Penyaji
B : Fasilitator
C : Observer
D : Kepala dusun, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader.
E : Lansia
Pembagian tugas :
Penyaji : Bahjatussani Ulya Hilim (Dusun Padak)
Putri Karismayani (Dusun Segenter)
Fasilitator : Nopia Ermayansah (Dusun Padak)
I Nyoman Sandya Pranata (Dusun Segenter)
Observer : Ridha Ulfa Lutpiana (Dusun Padak)
Retno Fitri Wulandari (Dusun Segenter)
K. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. 75% peserta menghadiri penyuluhan kesehatan.
b. Tersedia laporan pendahuluan sebelum pelaksanaan kegiatan.
c. Waktu pelaksanaan penyuluhan kesehatan telah ditetapkan.
d. Tempat dan perlengkapan acara telah disiapkan.
2. Evaluasi Proses
a. 50% peserta yang hadir berperan aktif dalam diskusi.
b. Peserta antusias mengikuti jalannya acara.
c. Peserta dapat mengikuti acara sampai selesai
d. Acara dapat berjalan lancar sesuai rencana.
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat menyebutkan pengertian hipertensi
b. Peserta dapat menyebutkan penyebab hipertensi
c. Peserta dapat menyebutkan 3 tanda dan gejala hipertensi
d. Peserta dapat menyebutkan 3 penatalaksanaan (pencegahan dan
penanggulangan) hipertensi
e. Jumlah peserta tidak berkurang.
L. Kepustakaan
Corwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Ramayulis, Rita. 2010. Menu & Resep Untuk Penderita Hipertensi. Jakarta:
Penebar Plus +
HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu kondisi medis berupa peningkatan tekanan
darah melebihi batas normal yaitu apabila tekanan sistolik 140 mmHg
dan diastolik 90 mmHg. Seseorang dikatakan menderita hipertensi jika
peningkatan tekanan darah itu terjadi secara menetap dan mengakibatkan
suplai oksigen dan zat gizi terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan (Corwin, 2009).
B. Penyebab Hipertensi
Menurut penyebabnya hipertensi dapat dibagi menjadi dua (Gunawan,
2007):
a. Hipertensi Primer atau Essensial
Kurang lebih 90 % hipertensi yang terdapat dalam
masyarakat tergolong ke dalam hipertensi primer. Hipertensi ini
belum diketahui dengan pasti penyebabnya, dan kebanyakan
penderita hipertensi ini tidak menunjukkan keluhan atau gejala.
Namun faktor usia sangat mempengaruhi. Semakin
bertambahnya usia, kelenturan dinding pembuluh darah semakin
menurun, akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah. Pada
umumnya, hipertensi menyerang pria pada usia di atas 31 tahun
sedangkan pada wanita terjadi setelah usia 45 tahun (menopause).
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi ini dapat diketahui penyebabnya. Jika penyebab
itu segera diketahui dan dapat teratasi, tekanan darah dapat normal
kembali. Biasanya hipertensi ini disertai dengan keluhan ataupun
gejala-gejala dari penyakit yang menyebabkan hipertensi tersebut,
seperti:
1. Kelainan ginjal
2. Kelainan Hormon (DM, Pil KB)
3. Kelainan Neurologi
9. Manajemen stress
Stress yang berkepanjangan akan menyebabkan ketegangan
dan kekhawatiran yang terus menerus menyebabkan jantung
berdenyut lebih cepat dan kuat sehingga tekanan darah akan
meningkat. Saat stress datang lakukanlah cara-cara yang bisa
membuat tubuh relaks seperti melakukan latihan pernafasan, yoga,
meditasi, dan aktivitas ringan lainnya.
E. Penanganan Hipertensi
1. Diit penderita hipertensi.
2. Konsumsi obat-obatan penurun tekanan darah.
3. Olahraga teratur.
4. Kontrol tekanan darah ke pelayanan kesehatan terdekat.
Laporan Pendahuluan kegiatan dan Satuan Acara Penyuluhan di
Dusun Padak dan Dusun Segenter, Desa Lembar Selatan, Kecamatan
Lembar, Kabupaten Lombok Barat telah disetujui oleh:
Mengetahui,
Pembimbing Akademik I