Anda di halaman 1dari 5

Unnes Journal of Public Health 6 (3) (2017)

Unnes Journal of Public Health


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph

HUBUNGAN PENGGUNAAN APD MASKER, KEBIASAAN MEROKOK


DAN VOLUME KERTAS BEKAS DENGAN ISPA

Tri R. Pujiani1, dan Arum Siwiendrayanti2


1
R.S. Aisyiyah Kudus, Indonesia.
2
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia.

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit saluran pernapasan
Diterima Agustus 2016 atas atau bawah yang disebabkan agen infeksius.ISPA paling banyak terjadi di
Disetujui September 2016 wilayah kerja puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus dengan 4603 kasus kejadian.
Dipublikasikan Juli 2017
Berbagai faktor yang dapat menyebabkan kejadian ISPA terus meningkat kasusnya.
Keywords: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan APD
Acute Respiratory Syndrome masker, kebiasaan merokok, dan volume kertas dengan kejadian ISPA pada pekerja
Infection (ARS); Center Of The di sentra pengepakan kertas bekas Desa Terban Kecamatan Jekulo Kabupaten Ku-
Waste Paper Packing; Worker dus.Jenis penelitian adalah Cross sectional dengan populasi penelitian adalah se-
luruh pekerja laki-laki di sentra pengepakan kertas bekas Desa Terban dan sampel
penelitian 67 responden.Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, lembar
observasi serta pengukuran volume kertas. Hasil penelitian ini ada hubungan antara
penggunaan APD masker (p=0,018), kebiasaan merokok (p=0,000), dan volume
kertas bekas (p=0,000) dengan kejadian ISPA. Saran bagi pekerja agar mengguna-
kan alat pelindung diri saat bekerja, menerapkan PHBS, tidak merokok, dan rutin
periksa kesehatan.

Abstract
Acute respiratory syndrome infection (ARS) is top and bottom respiratory canal disease which
caused by infectious agent. The most ARI case of Kudus Regency is found in the Jekulo
health center with 4603 cases. Environmental factor is one of acute respiratory infection cause.
The purpose of this research was to investigate association between personal protector masks,
smoking habit, and waste paper volume and ARS for workers in the center of the waste paper
packing in Terban Village, Jekulo Sub-district, Kudus Regency. This study usedcross sectional
research design with all male workers in the center of the waste paper packing in Terban
Village for population and 67 respondents as sample. Data collection was collected through
questionnaires, observation sheet, and paper volume measurement. The result of the study
showed there was a relationship between personal protector masks (p=0,0018), smoking habit
(p=0,000), and waste paper volume (p=0,000) and acute respiratory infection. Therefore, it
was suggested to waste paper packer workers to use personal protector masks during working,
practice healthy lifestyle, avoid smoking, androutinely conducts medical checkup.

© 2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi:
Jl. HOS Cokroaminoto No. 248 pISSN 2252-6781
Mlati Norowito, Kudus, Jawa Tengah 59319. eISSN 2584-7604
E-mail: pujianiretno@yahoo.com
Tri R. Pujiani & Arum Siwiendrayanti / Unnes Journal of Public Health 6 (3) (2017)

PENDAHULUAN gudang/ rumah terdapat beberapa pekerja.Ke-


giatan para pekerja hanya memilah-milah kertas
ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan untuk dikelompokkan sesuai jenisnya kemudian
Akut merupakan penyakit saluran pernapasan didistribusikan ke perusahaan percetakan.Kertas
atas atau bawah yang disebabkan oleh agent vi- bekas tersebut hampir memenuhi ruangan dan
rus, bakteri, riketsia dan faktor lain sepeti ling- menimbulkan pengap udara sekitar.Disamping
kungan dan penjamu.ISPA telah ditandai sebagai itu karena keberadaan kertas bekas tersebut me-
penyakit demam akut dengan tanda dan dejala rupakan barang-barang yang sudah tidak terpakai
seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan dan suara lagi maka debu juga timbul akibat penumpukan
serak yang mana merupakan alasan utama peny- kertas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
akit ISPA.Transmisi organisme yang menyebab- hubungan antara penggunaan APD masker, ke-
kan ISPA terjadi melalui aerosol, droplet, dan biasaan merokok, dan volume kertas bekas den-
dari tangan ke tangan yang telah terinfeksi.Ber- gan kejadian ISPA pada pekerja pengepak kertas
dasarkan Riskesdas tahun 2013, prevalensi angka bekas di sentra pengepakan kertas bekas Desa
kejadian ISPA di Indonesia adalah 13,8% dengan Terban Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
kasus tertinggi diantaranya adalah di Aceh, Nusa
Tenggara Timur, Banten, Papua, Jawa Tengah. METODE
Jawa Tengah dengan prevalensi 15,7%. Riskesdas
tahun2007 menunjukkan angka prevalensi 29,1% Jenis penelitian ini merupakan studi obser-
dengan kasus terbanyak ditemukan di Kabupaten vasional dengandesaincrosssectional.Variabel be-
Kudus (Hikmawati, 2013) bas pada penelitian ini adalah penggunaan APD
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Ku- masker, kebiasaan merokok, dan volume kertas
dus tahun 2011 menunjukkan 774 kasus ISPA bekas dengan teknik pengambilan data yaitu wa-
dari 9 kecamatan di kabupaten Kudus dengan wancara, observasi dan pengukuran volume ker-
kejadian terbanyak di wilayah kerja puksesmas tas.
Jekulo. Berdasarkan SIMPUS Jekulo 2015, pe- Penelitian dilaksanakan di Desa Terban
nyakit gangguan pernapasan masih menduduki Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus dengan
peringkat pertama dengan 4603 kasus kejadian. dibantu oleh petugas kesehatan dari Puskesmas
Gangguan pernapasan yang terjadi di puskesmas Jekulo untuk pemeriksaan ISPA dengan 67 res-
Jekulo ini tersebar merata di seluruh desa caku- ponden berjenis kelamin laki-laki.Teknik pen-
pan wilayah kerjanya yaitu desa Klaling, Pladen, gambilan sampel menggunakan teknik probabili-
Bulung Kulon, Sidomulyo, Gondoharum dan tas sampel dengan metode proporsional sehingga
Terban (Ardianto, 2012). mendapatkan sampel yang populasinya mem-
Lingkungan sangat berperan penting ter- punyai anggota unsur heterogen dan berstrata
hadap terjadinya gangguan pada pernapasan. proporsional yang terdiri dari dua bagian yakni
Sanitasi lingkungan yang buruk diikuti aktivitas pemilahan kertas dan pengepakan kertas.
yang buruk pula akan mengakibatkan kualitas Uji statistik dilakukan dengan uji chi
udara semakin tercemar. Sektor pekerjaan terten- square untuk analisis bivariat serta ROC curveun-
tu juga dapat mengakibatkan buruknya kualitas tuk menentukan titik potong (cut off point) dari
udara di suatu tempat tertentu. Meningkatkanya volume kertas bekas.
jumlah industri akan disertai dengan meningkat-
nya jumlah bahan baku yang dibutuhkan. Salah HASIL DAN PEMBAHASAN
satu industri yang cukup berkembang pesat di
Kabupaten Kudus adalah perusahaan perceta- Berdasarkan penelitian yang telah dilaku-
kan yang bahan bakunya adalah kertas.sebelum kan terhadap 67 pekerja pengepak kertas bekas di
kertas diolah oleh perusahaan percetakan tentu- sentra pengepakan kertas bekas di Desa Terban,
nya dikemas rapi terlebih dahulu. Pengemasan analisis univariat mengenai distribusi umur dan
kertas-kertas tersebut dilakukan oleh masyarakat lama bekerja responden dapat dilihat pada tabel
setempat yang bekerja di sebuah sentra pengepa- di bawah ini:
kan sampah kertas.Salah satu desa di kecamatan Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa
Jekulo yang terdapat sentra pengepakan sampah mayoritas pekerja pengepak kertas bekas beru-
kertas adalah di desa Terban.Desa Terban meru- mur 34,5 tahun. Rata-rata lama bekerja respon-
pakan salah satu desa di Kecamatan Jekulo yang den sebagai pekerja pengepak kertas bekas ada-
mayoritas penduduknya bekerja sebagai penge- lah 7,25 tahun.
pul dan pengepak kertas bekas di gudang/ rumah Analisis univariat dari variabel bebas dipe-
miliknya untuk dijadikan tempat kerja.Di setiap roleh mengenai distribusipenggunaan APD mas-

185
Tri R. Pujiani & Arum Siwiendrayanti / Unnes Journal of Public Health 6 (3) (2017)

Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur dan Lama Bekerja


Karakteristik
No. Mean Median Modus
Responden
1. Umur 34,5 32 25
2. Lama Bekerja 7,25 5 5

Tabel 2. Distribusi Kejadian ISPA, Penggunaan APD Masker, Kebiasaan Merokok, dan Volume
Kertas Bekas Pada Pekerja Pengepak Kertas Bekas

Variabel Kategori Jumlah %

Sakit 40 59,7
ISPA
Tidak Sakit 27 40,3
Penggunaan APD Tidak Pakai 51 76,1
Masker Pakai 16 23,9
Perokok Berat 45 67,2
Kebiasaan Merokok
Perokok Ringan 22 32,8
≥ 310 m3 39 58,2
Volume Kertas
< 310 m3 28 41,8

ker, kebiasaan merokok dan volume kertas bekas bel penggunaan APD masker dengan kejadian
dapat dilihat pada tabel di bawah ini: ISPA menunjukkan p value lebih kecil dari 0,05
Berdasarkan analisis univariat variabel (0,018<0,05) yang berarti bahwa ada hubungan
bebas, kebanyakan para pekerja tidak menggu- antara penggunaan APD masker dengan kejadia
nakan masker saat bekerja (76,1 %) dibanding- ISPA pada pekerja. Berdasarkan hasil observasi
kan dengan pekerja yang menggunakan masker dan wawancara yang dilakukan, sebagain respon-
saat bekerja (423,9 %). Distribusi kebiasaan me- den tidak memakai masker dengan alasan tidak
rokok pekerja pengepak kertas bekas didominasi nyaman, sudah terbiasa tidak memakai serta ribet
oleh pekerja dengan status perokok berat (67,2 ketika digunakan saat bekerja terlebih lagi semua
%) dengan konsumsi rokok perharinya lebih dari responden merokok saat bekerja.
dua bungkus atau setara dengan 20 batang rokok Penggunaan alat pelindung diri termasuk
atau lebih dan sisanya (32,8 %) merupakan pe- masker sudah diatur dalam Peraturan Mente-
kerja dengan status perokok ringan dengan kon- ri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.8/Men/
sumsi rokok kurang dari satu bungkus atau 12 VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri bahwa
batang rokok. Volume kertas bekas di gudang/ pekerja yang memasuki tempat kerja wajib me-
rumah para pekerja didominasi dengan volume makai atau menggunakan APD sesuai dengan
≥ 310 m3 (58,2 %) sedangkan sisanya adalah gu- potensi bahaya dan risiko.
dang/ rumah dengan volume < 310 m3 (41,8 %). Saluran pernapasan dari hidung sam-
Hasil analisis bivariat antara variabel bebas pai bronchus dilapisi oleh membran mukosa
yang meliputi penggunaan APD masker, kebia- bersilia, udara yang masuk melalui rongga hi-
saan merokok, dan volume kertas bekas dengan dung disaring, dihangatkan dan dilembutkan.
kejadian ISPA dapat dilihat dari tabel berikut: Partikel-partikel debu yang kasar dapat disaring
Berdasarkan analisis bivariat antara varia- oleh rambut yang terdapat di dalam hidung, se-

Tabel 3. Analisis Hubungan Penggunaan APD Masker, Kebiasaan Merokok, dan Volume Kertas
dengan Kejadian ISPA

Variabel P value OR CI (95 %)


Penggunaan APD
0,018 4,812 1,433 – 16,160
Masker
Kebiasaan Merokok 0,000 8,242 2,587 – 26,258
Volume Kertas Bekas 0,000 154,167 24,005 – 990,086

186
Tri R. Pujiani & Arum Siwiendrayanti / Unnes Journal of Public Health 6 (3) (2017)

dangkan partikel debu yang halus akan terjerat satu Particulate Matter (PM) yang berada di udara.
dalam membran mukosa. Gerakan silia mendo- Ukuran partikel PM ada yang besar atau gelap
rong membran mukosa ke posterior ke rongga hi- sehingga sebagai asap (smoke), dengakan partikel
dung dan ke arah superior menuju faring.Secara lainnya berukuran sangat kecil sehingga hanya
umum efek udara yang buruk terhadap pernapa- tampak jika diperiksa dengan mikroskop elekt-
san dapat menyebabkan pergerakan silia hidung ron. Partikel yang halus dapat terhirup masuk ke
menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti bagian paling dalam paru sehingga dapat terse-
sehingga tidak membersihkan saluran pernapa- rap ke dalam pembuluh darah atau mengendap
san akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi dalam waktu yang lama. Jika PM terhirup dapat
lendir akanmeningkat sehingga menyebabkan pe- menimbulkan iritasi, mengganggu pernapasan
nyempitan saliran pernapasan dan makrofage di dan merusak paru. Paparan kronis PM dapat
saluran pernapasan. Akibat dari dua hal tersebut menyebabkan risiko penyakit kardiovaskuler dan
akan menyebabkan kesulitan bernafas sehingga pernapasan serta kanker paru.Seseorang yang
benda asing tertarik dan bakteri tidak dapat di- merokok menghisap bahan kimia yang terkan-
keluarkan dari saluran pernapasan, hal ini akan dung di dalam rokok dan merangsang permukaan
memudahkan terjadinya infeksi saluran pernapa- sel saluran pernapasan sehingga mengakibatkan
san (Mukono, 2008). keluarnya lendir atau dahak. Bulu getar yang ter-
Hasil penelitian yang sejalan dengan pen- dapat dalam hidung sebagianbesar dilumpuhkan
elitian ini yakni yang dilakukan oleh Yusnabe- oleh asap rokok sehingga lendir si daluran per-
ti dkk (2010) tentang PM10 dan Infeksi Saluran napasan tidak dapat keluar sepenuhnya sehingga
Pernapasan Akut Pada Pekerja Industri Mebel menjadi tempat berkembangbiaknya bakteri yang
yang mendapatkan hasil bahwa ada hubungan menyebabkan bronchitis kronis (Rohilla, 2013)
bermakna antara penggunaan alat pelindung Penelitian ini juga sejalan dengan hasil ar-
diri masker dengan p value 0,001 CI(95%) 2,39 – tikel penelitian Ardianto pada tahun 2012yang
148,010. meneliti tentang kejadian infeksi saluran pernapa-
Hasil penelitian lain juga sesuai dengany- san akut pada pekerja pabrik yang mendapatkan
ang dilakukan oleh Rizki pada tahun 2014yang hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna
menganalisis tentang faktor-faktor risiko kejadi- antara kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA
an ISPA pada pekerja di bagian produksi Block pada pekerja dengan p value 0,000 CI(95%) 7,897
Rubber PT. Sri Trang yang menyatakan ada hu- – 301,211 (Sholikhah, 2015). Hal ini juga dike-
bungan bermakna antara penggunaan APD mas- mukakan oleh Ahyati (2013) yang menyatakan
ker dengan kejadian ISPA pada pekerja dengan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
nilai p value 0,010 CI(95%) 1,375 – 4,253 (Sho- penggunaan masker dengan keluhan pernapasan
likhah, 2015). p value=0,014. Mereka juga menyatakan bahwa
Berdasarkan analisis bivariat antara va- kewajiban menggunakan masker merupakan sa-
riabel kebiasaan merokok dengan kejadian lah satu upaya tempat kerja dalam melindungi
ISPA menunjukkan p value lebih kecil dari 0,000 pekerja dari pajanan debu dan potensi bahaya
(0,000<0,05) yang berarti bahwa ada hubungan sekitar.Jenis masker yang digunakan harus sesuai
antara kebiasaan merokok dengan kejadia ISPA dengan potensi bahaya dan faktor risiko yang ada
pada pekerja. Hasil observasi yang telah dilaku- di lingkungan kerja.
kan sebagian besar pekerja merokok saat bekerja Hasil penelitian ini sama hasilnya den-
karena hal tersebut sudah terbiasa dilakukan.Ada gan penelitian yang dilakukan oleh Hikmawati
beberapa pekerja yang sebelumnya bukan pero- dan Martiana pada tahun 2013 dalam ”The In-
kok namun setelah menjadi pekerja pengepak donesian Journal of Occupational Safety and Health”
kertas bekas mereka merokok walaupun intensi- tentang Hubungan Karakteristik dan Perilaku
tas merokoknya ringan.Hal ini terjadi karena aja- Pekerja dengan Gejala ISPA di Pabrik Asam
kan dari temannya.Rokok yang mereka konsumsi Fosfat Dept. Produksi III PT. Petrokimia Gresik
bervariasi. dengan nilai p value adalah 0,025 yang berarti
Rokok merupakan salah satu produk tem- ada hubungan bermakna antara kebiasaan me-
bakau yang dimaksudkan dibakar, dihisap dan/ rokok dengankejadian ISPA pada pekerja pabrik
atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, Asam Fosfat Dept. Produksi III PT. Petrokimia
cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari Gresik(Sholikhah, 2015).
tanaman nicotina tabacum, nicotina rustica, dan Hasil penelitian tentang hubungan antara
spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya volume kertas bekas dengan kejadian ISPA pada
mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa pekerja diperoleh p value 0,000 (0,000<0,05) yang
bahan tambahan. Asap rokok merupakan salah berarti bahwa ada hubungan bermakna antara

187
Tri R. Pujiani & Arum Siwiendrayanti / Unnes Journal of Public Health 6 (3) (2017)

volume kertas bekas dengan kejadian ISPA pada nempel pada alveoli, sementara partikel ukuran
pekerja pengepak kertas bekas. Sebelum variabel lebih kecil lagi akan keluar saat nafas dihembus-
volume kertas bekas dianalisis menggunakan uji kan (Mukono, 2008; Rosiana, 2013).
chi square, ditentukan terlebih dahulu titik potong
(cut off point) dari volume kertas bekas karena SIMPULAN
merupakan skala pengukuran numerik. Setelah
didapatkan angka 310 m3 sebagai titik potong- Berdasarkan penelitian yang telah dila-
nya, kemudian dikategorikan berdasar asumsi kukan mengenai hubungan penggunaan APD
bahwa pekerja yang bekerja di gudang/ rumah masker, kebiasaan merokok, dan volume kertas
pengepakan kertas dengan volume kertas ≥ 310 bekas dengan kejadian ISPA pada pekerja pen-
m3 terdiagnosis ISPA dan pekerja yang bekerja di gepak kertas bekas Desa Terban Kecamatan Je-
gudang/ rumah pengepakan kertas bekas dengan kulo Kabupaten Kudus hasil menunjukkan 59,7
volume kertas < 310 m3 tidak terdiagnosis ISPA. % responden mengalami ISPA dengan hubun-
Berdasarkan pengamatan pada saat peneli- gan yang bermakna antara variabel penggunaan
tian dilakukan, jumlah kertas bekas di setiap gu- APD masker (p value=0,018), kebiasaan merokok
dang/ rumah berbeda-beda.Banyak dan sedikit- (p value=0,000), dan volume kertas bekas (p va-
nya jumlah volume kertas bekas dipengaruhi dari lue=0,000).
lamanya gudang/ rumah tempat pengepakan
kertas bekas itu berdiri.Semakin lama gudang/ DAFTAR PUSTAKA
rumah pengepakan kertas bekas itu berdiri maka
semakin besar pula jumlah volume kertas bekas Ahyanti, M & Duarsa, ABS. 2013. Hubungan Mero-
di dalamnya. Dalam proses pengepakan kertas kok dengan Kejadian ISPA Pada Mahasiswa
bekas oleh pekerja, terdapat kegiatan menyobek Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Tanjungkarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7
buku-buku sehingga menjadi beberapa lembaran-
(2): 47 – 53.
lembaran kemudian mengemasnya rapi memben-
tuk kubus berukuran 1 m3. Ardianto, Y. D. & Yudhastuti, R. 2012. Kejadian In-
Buku berisi kertas-kertas merupakan jenis feksi Saluran Pernapasan Akut Pada Pekerja
bahan yang mudah membusuk karena terbuat Pabrik. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 6
dari bahan organik.Tumpukan kertas-kertas be- (5): 230 – 233.
kas atau kertas yang sudah tidak dipakai lagi
cenderung dapat ditumbuhi jamur dan bakteri. Hikmawati, R & Martiana, T. 2013. Hubungan Kara-
Kondisi fisik kertas akan terpengaruh oleh dera- kteristik dan Perilaku Pekerja dengan Gejala
ISPA di Pabrik Asam Fosfat Dept. Produksi III
jat panas dan kadar kelembaban. Derajat panas
PT. Petrokimia Gresik. The Indonesian Journal
yang tinggi akan menyebabkan kertas menja- of Occupational Safety and Health, 2 (2): 130-136.
di kering dan mudah rapuh. Sedangkan uap air
menyebabkan kertas-kertas menjadi lembab atau Mukono. 2008. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Ter-
basah dan mendorong untuk tumbuhnya jamur. hadap Gangguan Kesehatan. Airlangga Univer-
Namun ada beberapa spesies jamur yang hanya sity Press: Surabaya.
tumbuh pada kertas di bagian yang tidak terke-
na cahaya.Selain munculnya jamur dan bakteri, Rohilla, A., dkk. 2013. Upper Respiratory Tract In-
terdapat debu di tumpukan kertas yang terjadi fections: An Overview. International Journal of
Current Pharmaceutical Research, 2 (3): 1 – 3.
karena akumulasi di permukaan kertas. Permu-
kaan kertas pada buku akan bertindak sebagai Rosiana, A.M. 2013. Hubungan antara Kondisi Fisik
magnet bagi debu-debu halus disekitarnya dan Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di
akan menempel terus selama tidak dibersihkan. Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota
Pada saat seseorang menarik nafas, udara yang Semarang. Unnes Journal of Public Health, 2(1):
mengandung partikel debu akan terhirup ke da- 1-9.
lam paru-paru. Ukuran partikel debu yang ma-
suk ke dalam paru-paru akan menentukan letak Sholikhah, A.M & Sudarmaji. 2015. Hubungan Kara-
penempelan atau pengendapan partikel tersebut. kteristik Pekerja dan Kadar Debu Total Den-
gan Keluhan Pernapasan Pada Pekerja Industri
Partikel yang berukuran 5 mikron akan tertahan
Kayu X di Kabupaten Lumajang. Prespektif Jur-
pada saluran nafas bagian atas, sedangkan parti- nal Kesehatan Lingkungan, 1 (1): 1 – 12.
kel berukuran 3 sampai 5 mikron akan bertahan
pada saluran pernapasan bagian tengah. Partikel Yusnabeti, R.A.W & Luciana, R. 2010. PM10 dan In-
berukuran lebih kecil, 1 sampai 3 mikron akan feksi Saluran Pernapasan Akut Pekerja Industri
masuk ke dalam kantung udara paru-paru, me- Mebel. Makara Kesehatan, 14 (1): 25 – 30.

188

Anda mungkin juga menyukai