Disusun untuk memenuhi nilai salah satu mata kuliah praktikum Instrumensasi Analitik
Dosen Pembimbing : Nancy Siti Djenar, Dra., MS.
Disusun oleh :
Tabel 1 dibawah ini memperlihatkan contoh kromofor senyawa organik yang pada
umumnya mengabsorbsi radiasi ultra violet.
Nitrat 270
Benzena 204
Toluen 207
Fenol 211
Anilin 230
Larutan induk kafein (100 ppm) dibuat dalam larutan HCl 0,1 N sebanyak 100 mL
Deret larutan standar kafein dibuat dengan konsentrasi 2, 4, 8, 10 dan 12 ppm dalam
HCl 0,1 N dari larutan induk, masing-masing dalam labu takar 50 mL
Ditimbang 2 gram sampel (kopi murni atau kopi mix atau tablet/obat penurun panas)
Filtrat yang diperoleh, disaring kembali dengan kertas saring Whatman no. 40.
Didinginkan
fitrat hingga suhu kamar
Ekstrak yang diperoleh, diekstraksi kembali dengan larutan HCl 0,2 N, lakukan
sebanyak 2
kali
Dikur serapan larutan ekstrak tersebut (ekstrak hasil no. 6) pada panjang gelombang
maksimum (hasil penentuan langkah 3)
X. DATA PENGAMATAN
1. Pengolahan Data
2. Perhitungan Berat Kafein 1000 ppm
Kafein 1000 ppm = 1000 mg/L
1000 mg/L = mg/0,05L
mg = 50 mg ~ 0,05 gram
3. Perhitungan Pengenceran
1000 ppm ke 50 ppm 50 ml
V1.N1 = V2.N2
50 ppm x 50 ml = 1000 ppm x V2
V2 = 50 ppm x 100 ml / 1000 ppm
= 2,5 ml
50 ppm ke 12 ppm 50 ml
V1.N1 = V2.N2
12 ppm x 50 ml = 50 ppm x V2
V2 = 12 ppm x 50 ml / 50 ppm
= 12 ml
50 ppm ke 10 ppm 50 ml
V1.N1 = V2.N2
10 ppm x 50 ml = 50 ppm x V2
V2 = 10 ppm x 50 ml / 50 ppm
= 10 ml
50 ppm ke 8 ppm 50 ml
V1.N1 = V2.N2
8ppm x 50 ml = 50 ppm x V2
V2 = 8 ppm x 50 ml / 50 ppm
= 8 ml
50 ppm ke 6 ppm 50 ml
V1.N1 = V2.N2
6 ppm x 50 ml = 50 ppm x V2
V2 = 6 ppm x 50 ml / 50 ppm
= 6 ml
50 ppm ke 4 ppm 50 ml
V1.N1 = V2.N2
4 ppm x 50 ml = 50 ppm x V2
V2 = 4 ppm x 50 ml / 50 ppm
= 4 ml
50 ppm ke 2 ppm 50 ml
V1.N1 = V2.N2
2 ppm x 50 ml = 50 ppm x V2
V2 = 2 ppm x 50 ml / 20 ppm
= 2 ml
2. Gambar Pengamatan
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15 y = 0.0424x + 0.0126
0.1 R² = 0.9521
0.05
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Konsentrasi (ppm)
XI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini penentuan kadar kafein, dilakukan dengan metoda
spektrofotometri dengan sumber lampu UV, karena larutan hasil ekstraksi kafein yang
telah terpisah tidak berwarna, sehinggadiperlukan lampu dengan panjang gelombang
dibawah 350 nm (UV) untuk mengetahui besarnya absorban sampel dan standar kafein.
Pada praktikum ini digunakanlah alat spektrofotometer Shimadzu yang memiliki 2
sumber lampu yaitu sinar tampak dan UV, untuk sumber lampunya yang digunakan
adalah wolfram, sedang sinar tak tampak sering disebut Ultra Violet (UV), sehingga
spektrofotometer Shimadzu sering disebut spektrofotomete UV-vis (Ultra Violet –
Visible).
Pada praktikum ini juga digunakan larutan standar. Jenis larutan standar harus
sesuai dengan sampel yang di analisis. Karena jenis sampel adalah kafein, maka standar
yang dipakai adalah standar kafein yang telah diketahui konsentrasinya. Pada
pengenceran larutan standar di tambahkan larutan HCl 0,1N. HCl digunakan karena dapat
melarutkan kafein dan bersifat asam sehingga dapat membuat suasana kafein menjadi
asam, karena pada suasana asam panjang gelombang yang dihasilkan maksimum. Media
yang digunakan untuk pengukuran adalah kuvet. Sebelum proses pengukuran dilakukan,
kuvet yang dipergunakan dibilas terlebih dahulu dengan larutan yang akan diukur, proses
pembilasan dilakukan ± 2 kali. Setelah dibilas, larutan yang akan diukur dimasukan
secukupnya ke dalam kuvet dan kuvet dilap dengan menggunakan tisu sampai tidak
terdapat butiran air diluar permukaan kuvet, agar cahaya yang terserap oleh larutan
maksimal. Terakhir kuvet dilap dengan menggunakan tisu khusus yang memiliki serat
halus sehingga tidak merusak permukaan luar dari kuvet.