Anda di halaman 1dari 80

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dinamika pendidikan dewasa ini ditandai dengan suatu pembaharuan dan

transformasi pemikiran tentan hakekat pembelajaran sebagai suatu proses yang

aktif, interaktif dan konstruktif. Titik central setiap peristiwa pembelajaran terletak

pada keberhasilan siswa dalam mengorganisasikan pengalamannya, mengembangkan

berfikir dan mengimplementasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

konteks pendidikan matematika, seharusnya proses pembelajaran menghasilkan

siswa yang mampu berfikir kritis, analitis, dan kreatif. Indikator keberhasilan

matematika ditandai dengan bertambahnya pengetahuan, ketrampilan dan perubahan

perilaku siswa. Sehingga kelak kemudian hari siswa mampu mengatasi masalahnya

sendiri dan dapat menjalin hubungan sinergis antara manusia dengan lingkungan

alam.

Menghadapi keseriusan pemerintah seperti tersebut di atas, tentu kita patut

berbesar hati. Mengingat dewasa ini masih banyak masalah-masalah sosial yang

perlu segera diatasi. Jumlah pengangguran makin bertambah eksplorasi alam yang

berlebihan, kerusakan dan permusuhan antar kelompok, ini menunjukkan belum

berhasilnya pendidikan matematika di sekolah. Dalam skala mikro kegagalan

pendidikan matematika ditandai dengan rendahnya prestasi belajar siswa dan

kurangnya minat siswa untuk mempelajari matematika. Hal ini dapat dibuktikan

dengan keadaan riil ketika pelajaran matematika berlangsung. Penggunaan metode


ceramah, tanya jawab, dan penugasan masih mendominasi setiap pembelajaran

matematika. Media yang digunakan hanya kapur dan papan tulis. Sementara

pelaksanaan penilaian hanya mengandalkan ulangan tertulis.

Pengelolaan kelas masih teacher centered. Guru sebagai sumber utama

pengetahuan. Padahal dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang disertai dengan perkembangan arus globalisasi anggapan bahwa

guru sebagai satu-satunya sumber informasi tidak mungkin lagi dipertahankan.

Bahkan sekolah sendiri tidak mungkin lagi menjadi satu-satunya informasi bagi

siswa. Tindakan seperti ini menyebabkan siswa menjadi pasif. Immage yang

terbentuk bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran hafalan. Akibat dari

semua itu, saat siswa mengikuti proses pembelajaran matematika menjadi semakin

jenuh dan tidak bergairah. Bahkan pada saat guru menyampaikan materi pelajaran

dengan metode ceramah, beberapa siswa terlihat menguap, beberapa siswa lain yang

duduk di barisan belakang ramai berbicara antar teman tanpa memperhatikan

penjelasan yang diberikan oleh guru. Kadang mereka juga membuat ulah yang

negative dengan mengganggu temannya untuk menarik perhatian guru. Ada juga

yang mengisi waktu luang dengan mengerjakan tugas lain. Tingkah laku siswa yang

pasif tentu menjadi permasalahan bagi guru, sebab kenyataan ini sangat berpengaruh

pada prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti pada setiap ulangan matematika di kelas

VIII SMP Negeri 9 Langsa Tahun Pelajaran 2017/2018 Semester I dan perolehan

prestasi belajar siswa rendah. Dari jumlah 30 siswa nilai ketuntasan hanya 5 siswa

atau 25 % dari jumlah siswa.


Salah satu indikasi penyebab munculnya masalah diatas adalah guru kurang

mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dan mengeluarkan ide-ide atau

kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran. Disamping itu dalam proses

pembelajaran guru kurang memperhatikan perbedaan individual.

Untuk itu berdasarkan permasalahan pembelajaran matematika dan dalam

usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa, perlu kiranya diadakan peneliti

tindakan kelas mengenai “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi

Persamaan Garis Lurus Dengan Menggunakan Model STAD di Kelas VIII SMP

Negeri 9 Langsa Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah yaitu:

Apakah dengan penerapan penerapan model Student Team Achievement (STAD)

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi persamaan garis lurus di kelas VIII

SMP Negeri 9 Langsa Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

tujuan perbaikan pembelajaran yang ingin dicapai adalah : Untuk meningkatkan hasil

belajar pada materi persamaan garis lurus dengan penerapan penerapan model

Student Team Achievement (STAD) di kelas VIII SMP Negeri 9 Langsa Semester I

Tahun Pelajaran 2017/2018.


D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan dan

pembelajaran Matematika pada :.

a) Siswa

Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar Matematika yang lebih bermakna.

Berangkat dari sini diharapkan prestasi belajar Matematika siswa akan

meningkat.

b) Guru

Yakni membantu mengatasi permasalahan dan pembelajaran Matematika.

Memberikan wawasan, ketrampilan, dan pemahaman metodologis pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

c) Sekolah

Sebagai masukan dalam meningkatkan intensitas, efektifitas dan supervisi kepada

guru kedalam meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika, prestasi belajar

Matematika dan kualitas sekolah yang dikelola.


BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori Belajar

1. Pengertian Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar

yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Oleh karena itu, setiap guru perlu

memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar murid agar ia dapat memberikan

bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi

murid-murid.

Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli pendidikan,

mereka mengemukakan definisi belajar menurut pendapat mereka masing-masing.

Slameto (2003:2) mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Sementara Hamalik (1992:16) mengatakan bahwa belajar adalah setiap

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil

dari latihan atau pengalaman. Jadi belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu

proses untuk mencapai tujuan. Siswa akan mendapat pengalaman dengan menempuh

langkah-langkah atau prosedur yang disebut belajar.


Menurut Gulo (2005: 89) belajar adalah upaya untuk memperoleh

kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap. Berdasarkan beberapa definisi

tentang belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan segenap

rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan

mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau

kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh sebab itu apabila

setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan dalam tingkah laku yang positif

dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak

bertambah maka dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna.

2. Prinsip-Prinsip Belajar

Menurut Slameto (2003:27-28) prinsip-prinsip belajar meliputi:

a). Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

1) dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan

minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional

2) belajar dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa

untuk mencapai tujuan instruksional

b). Sesuai hakikat belajar

1) belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya

2) belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery

3) belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu

dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang

diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang diharapkan.


c). Sesuai materi yang harus dipelajari

1) belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian

yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya

2) belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan

tujuan instruksional yang harus dicapainya

d). Syarat keberhasilan belajar

1) belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan

tenang

2) repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/

ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa

3. Hasil Belajar

Sudjana (1989:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar merupakan hal yang penting yang akan dijadikan sebagai tolak

ukur sejauh mana keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Dari hasil belajar, guru

dapat menilai apakah sistem pembelajaran yang diberikan berhasil atau tidak, untuk

selanjutnya bisa diterapkan atau tidak dalam proses pembelajaran. Menurut Sudjana

(1989:22) hasil belajar dibagi dalam tiga ranah yaitu:

a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek yaitu

pengetahuan/ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban

atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada

enam aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan

dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan/ketepatan, gerakan keterampilan

kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA adalah

kemampuan yang telah dicapai siswa baik kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik setelah mengalami proses belajar. Hasil belajar kognitif berasal dari

nilai ulangan harian atau nilai ulangan semester dari siswa. Pada kurikulum 1994

hanya hasil belajar kognitif yang dijadikan tolak ukur keberhasilan siswa dalam

belajar. Tetapi untuk kurikulum 2004 sekarang, hasil belajar siswa meliputi hasil

belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar psikomotorik siswa berkaitan

dengan keterampilan dan kemampuan bertindak siswa untuk pelajaran IPA, hasil

belajar psikomotorik siswa diperoleh dari hasil pengamatan terhadap keterampilan

siswa ketika melakukan percobaan atau eksperimen. Sedangkan untuk hasil belajar

afektif siswa, diperoleh dari hasil angket.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi secara

umum dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar

sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.


a. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis (intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)

b. Faktor ekstern meliputi faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga, suasana rumah, pengertian orang

tua), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,

relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar

belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah) dan faktor

masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,

bentuk kehidupan masyarakat)

Hasil belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu

hasil dan belajar, dimana kedua kata tersebut saling berkaitan dan diantara keduanya

mempunyai pengertian yang berbeda. Oleh sebab itu, sebelum mengulas lebih dalam

tentang hasil belajar, terlebih dahulu kita telusuri kata tersebut satu persatu untuk

mengetahui apa pengertian hasil belajar itu. Menurut Djamarah hasil adalah suatu

kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.

Hasil itu tidak mungkin diacapai atau dihasilkan oleh seseorang selama ia

tidak melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh atau dengan perjuangan yang

gigih. Dalam kenyataannya untuk mendapatkan prestasi tidak semudah membalikkan

telapak tangan, tetapi harus penuh perjuangan dan berbagai rintangan dan hambatan

yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan, kegigihan dan

optimisme hasil itu dapat tercapai.

Para ahli memberikan interpretasi yang berbeda tentang hasil belajar, sesuai

dari sudut pandang mana mereka menyorotinya. Namun secara umum mereka
sepakat bahwa hasil belajar adalah “hasil” dari suatu kegiata Wjs. Poerwadarminta

berpendapat bahwa hasil adalah hasil yang telah dicapai (dilakuakan, dikerjakan

dan sebagainnya), sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Qohar berpendapat

bahwa hasil adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan

hati yang memperolehnya dengan jalan keuletan, sementara Nasrun Harahap

mengemukakan bahwa hasil belajar adalah penilaian pendidikan tentang

perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan

pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam

kurikulum.

Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil adalah

hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan

hati, yang memperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun

kelompok dalam bidang tertentu.

Sementara belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang

berkat pengalaman dan pelatihan, dimana penyaluran dan pelatihan itu terjadi

melalui interaksi antara individu dan lingkungannya, baik lingkungan alamiah

maupun lingkungan sosial. Menurut Sardiman A.M belajar sebagai rangkaian

kegiatan jiwa-raga, psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya,

yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang merubah

sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan tentang informasi menjadi

kapabilitas baru. Belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil dari belajar
itu dapat berupa kapabilitas baru. Artinya, setelah seseorang belajar maka ia akan

mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai sebagai akibat dari proses

belajar tersebut. Timbulmya kapabilitas tersebut adalah stimulasi yang berasal dari

lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh orang yang belajar.

Menurut Hilgard dan Bower belajar berhubungan dengan tingkah laku

seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanya yang

berulang-ulang dalam situasi tertentu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak

dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau

keadaan-keadaan sesaat seseorang.

Gagne, dalam buku The Conditions of Learning menyatakan bahwa:

“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan

mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu

sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”

Menurut Morgan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap

dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.

Witherington juga mengemukakan belajar adalah suatu perubahan didalam

kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa

kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.

Dari definisi diatas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen penting

yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa:

 Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu

dapat mengarah pada perubahan tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada juga

kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.


 Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalaui latihan atau

pengalaman dan perubahan itu relatif menetap.

 Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai

aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.

Hakekat belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dengan

berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah

lakunya, keterampilan, kecakapan dan kemampuannya, dan aspek-aspek lain yang

ada pada individu tersebut.

Setelah menelusuri definisi dari prestasi dan belajar, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas.

Sedangkan belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan dalan

diri individu, yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah

hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri

individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

B. Pembelajaran Model STAD

Slavin (1990;71) menyatakan bahwa : STAD is one of the simplest of all

cooperative learning methods, and is a good model to begin wuth. Berdasarkan

keterangan ini maka dapat disimpulkan model pembelajran STAD merupakan suatu

pendekatan Kooperatif yang paling sederhana dan mudah untuk dilaksanakan pada

pembelajran terutama bagi para guru yang beru menggunakannya. Kesederhanaan ini

nampak pada beberapa langkah kegiatan yang dilakukan dalam model STAD yaitu
guru menyampaikan materi pelajaran, dengan berdiskusi siswa mengerjakan lembar

kerja, dan secara individu siswa mengerjakan ulangan. Selanjutnya Slavin (1990;71)

member ketegasan mengenai 5 komponen yang dilakukan pada pembelajaran

kooperatif model STAD, yaitu :

1) Presentasi kelas (class presentation)

2) Belajar Kelompok (teams)

3) Kuis (quizzes)

4) Peningkatan skor individu (individual improvement scores)

5) Penghargaan Kelompok (team recognition).

Kelima komponen ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Presentasi Kelas

Presentasi kelas dilakukan oleh guru. Bentuknya berupa pemberian/

penyajian materi pelajaran dengan cara berceramah. Pada tahapan ini siswa

dikondisikan supaya memperhatikan presentasi karena hal ini akan membantu

siswa saat mengerjakan ulangan.

2) Belajar Kelompok

Kelompok terdiri atas 4 atau 5 siswa dengan memperhatikan perbedaan

individu seperti tingkat kemampuan, jenis kelamin, kecepatan belajar, sosial

budaya atau latar belakangnya. Setelah guru menyampaikan materi pelajaran,

selanjutnya para siswa melakukan tugas kelompok. Para siswa mendiskusikan

permasalahan bersama-sama membandingkan jawaban dan mengoreksi

kesalahpahaman bila mana kawan satu kelompok ada yang salah mengira. Peran

guru pada tahapan ini adalah or teachers who are new to the cooperative approach
mengarahkan pada anggota kelompok untuk melakukan yang terbaik bagi anggota

kelompoknya dan untuk kelompok memberikan yang terbaik bagi anggotanya.

3) Kuis

Setelah kurang lebih satu atau dua periode presentasi dan belajar

kelompok, siswa diberi pertanyaan individu dalam bentuk ulangan. Pada tahapan

ini para siswa tidak di ijinkan untuk melakukan kerja sama.

4) Peningkatan Skor Individu

Peningkatan skor merupakan poin yang diperoleh berdasarkan skor kuis

yang melebihi skor dasar atas prestasi sebelumnya.

5) Penghargaan Kelompok

Kelompok yang telah berhasil diberi penghargaan. Pemberian penghargaan

ini berdasarkan criteria dari perolehan skor rata-rata masing-masing kelompok.

Apabila dianalisis masing-masing komponen yang terdapat pada model STAD

yang diungkapkan Slavin nampak adanya proses belajar yang dilakukan siswa.

Dengan menerapkan model STAD pada pembelajaran IPS tentu akan membentuk

pengalaman belajar pada diri siswa.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Model STAD

Pada pembelajaran kooperatif model STAD dikelompokkan menjadi

2 tahap, yaitu tahap persiapan dan proses. Untuk memperjelas pemahaman kita

kiranya kedua tahapan ini dapat dijabarkan berikut ini :

1) Persiapan

Persiapan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum proses

dimulai. Persiapan dalam pembelajaran ini termasuk diantaranya menentukan


materi, menugaskan siswa untuk membentuk kelompok dan menentukan skor

prestasi awal.

a) Materi

Yang dipersiapkan dalam pembelajaran adalah materi yang dirancang oleh guru

dan diwujudkan dalam lembar kerja siswa.

b) Menugaskan Siswa untuk Membentuk Kelompok

Memberi tugas kepada siswa untuk membuat kelompok dengan komposisi

anggota beragam. Salah satu tujuannya agar terjadi distribusi siswa secara

merata dengan harapan siswa tersebut dapat memberikan bantuan bimbingan

kepada teman lain yang tergabung dalam kelompoknya.

c) Menentukan Skor Prestasi Awal

Prestasi awal adalah prestasi yang diperoleh dari ulangan sebelumnya. Jika

sebelum melakukan model pembelajaran STAD guru telah melakukan ulangan

sebanyak 3 kali maka dasar prestasi awal ini adalah untuk mengukur

peningkatan prestasi individu dan kelompok.

2) Proses Pembelajaran STAD

a) Mengajar

STAD dimulai dengan presentasi verbal/teks. Waktunya 1-2 jam

pelajaran, meliputi pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing

(1) Pembukaan

(a) Menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari.

(b) Menjelaskan kepada siswa bekerja dalam kelompok menemukan konsep

(c) Pemahaman.
(d) Cara singkat mengulas beberapa apersepsi dan informasi.

(2) Pengembangan

(a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

(b) Fokuskan pada makna belajar bukan hafalan

(c) Mengukur tingkat pemahaman siswa

(d) Mendemontrasikan konsep secara aktif dengan alat bantu dan banyak

contoh

(3) Latihan Terbimbing

(a) Siswa menyelesaikan lembar kerja.

(b) Panggillah siswa secara acak

(c) Jangan memberi tugas terlalu lama.

b) Belajar Dalam Team

Kelompok terdiri atas 4 atau 5 siswa dengan memperhatikan perbedaan

individu seperti tingkat kemampuan, jenis kelamin, kecepatan belajar, sosial

budaya atau latar belakangnya. Guru membagikan lembar kerja pada masing-

masing kelompok dan siswa mengerjakan secara berkelompok. Tugas yang

diberikan guru merupakan tugas individu dan kelompok. Artinya selagi masih

ada salah satu dari anggota kelompok yang belum menguasai materi pelajaran

maka teman lain yang tergabung dalam satu kelompok itu berdiskusi dan saling

membantu agar temannya memahami materi.

c) Test

Test dilakukan bersifat individu untuk mengetahui sampai sejauhmana

penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.


d) Penghargaan Kelompok

Penghargaan kelompok adalah menghitung skor regu/kelompok dan

peningkatan prestasi individu.

C. Materi Persamaan Garis Lurus

Dalam mempelajari persamaan garis, kita akan selalu berkecimpung dengan

yang namanya bidang cartesius, karena persamaan garis lurus akan dinyatakan dalam

bidang cartesius. Dengan demikian jelas sudah persoalan kita kali ini untuk belajar

persamaan garis lurus kita harus menguasai tentang bidang cartesius dengan baik

terlebih dahulu. Sedangkan persamaan garis lurus itu sendiri memiliki pengertian

yaitu persamaan yang bila tuangkan atau gambarkan pada bidang cartesius akan

membentuk sebuah garis lurus.

Secara umum persamaan garis lurus mempunyai bentuk umum :

y=mx

Bentuk persamaan y=mx merupakan bentuk persamaan garis lurus yang paling

sederhana, dimana persamaan y = mx merupakan persamaan garis lurus yang

mempunyai titik pusat (0,0).

Dari bentuk yang sederhana tersebut kita dapat mengembangkan bentuk

umum persamaan garis lurus menjadi:

y = mx + c

Menggambar Persamaan Garis Lurus Pada Koordinat Cartesius

Setiap titik yang terdapat pada bidang cartesius dinyatakan dalam bentuk pasangan

berurutan x dan y, dimana xmerupakan nilai yang terdapat pada sumbu x yang
disebut dengan absis sedangkan y merupakan nilai yang terdapat pada sumbu

y yang disebut dengan ordinat. dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan yaitu

titik yang terdapat pada bidang Cartesius dapat dituliskan sebagai (x,y)

Dari penjelasan diatas cukup jelas jika kita ingin menggambar persamaan garis lurus

yang pertama kita lakukan adalah mencari pasangan x dan y secara acak yang

memenuhi persamaan garis lurus tersebut. Setelah semua data (x, y) kita ketahui

nilainya, barulah kita dapat menggambar persamaan tersebut ke dalam bidang

kaertesius.

Perhatikan contoh di bawah ini :

Gambarlah garis dengan persamaan:

a. x + y = 4

b. x = 2y

Jawab :

a. Langkah pertama adalah menentukan nilai x dan y yang memenuhi persamaan x +

y=4

Misalkan:

x = 0 maka 0 + y = 4 ⇒ y = 4, sehingga diperoleh titik koordinat (0, 4)

x = 3 maka 3 + y = 4 ⇒ y = 1, sehingga diperoleh titik koordinat (3, 1)

Kemudian, dari dua titik koordinat tersebut dapat digambarkan garis lurus seperti

berikut:

b. Seperti sebelumnya, tentukan dahulu nilai x atau y yang memenuhi persamaan x =

2y
x = 0 maka 0 = 2y ⇒ y = 0, sehingga diperoleh titik koordinat (0, 0)

x = 4 maka 4 = 2y ⇒ y = 2, sehingga diperoleh titik koordinat (4, 2)

Kedua titik tersebut dapat digambar menjadi sebuah garis lurus sebagai berikut :

B. Kerangka Berfikir

Usaha peningkatan hasil belajar siswa bagi guru merupakan suatu kewajiban

dan wujud keprofesionalan guru. Untuk itu guru harus kreatif menampilkan

model-model pembelajaran yang inovatif yang dapat merangsang kemampuan

siswa untuk berkomunikasi dalam sekolah maupun masyarakat sehingga siswa aktif.

Model pembelajaran Kooperatif yaitu adanya suatu kerja sama kelompok yang

saling menunjang untuk keberhasilan individu dan kelompoknya. Siswa yang

bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif untuk bekerja sama pada tugas dan

mereka mengkoordinasikan usaha untuk menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan

kerangka berfikir ini maka pembelajaran kooperatif STAD dipandang mampu

memecahkan permasalahan tentang rendahnya hasil belajar matematika khususnya

siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Langsa tahun pelajaran 2017/2018.


- Pembelajaran belum menggunakan model STAD
KONDISI AWAL - Nilai siswa rendah
- Respon siswa rendah

Proses tindakan / pembelajaran menggunakan


TINDAKAN model STAD

Dalam pembelajaran model STAD :


KONDISI AKHIR a. Kemampuan siswa meningkat
b. Siswa antusias
c. Pembelajaran jadi menyenangkan

Gambar 2.8 Skema Kerangka Berfikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori, bukti-bukti empiris yang diperoleh peneliti

sebelumnya dan kerangka berfikir, maka dengan penerapan model STAD, hasil

belajar matematika siswa kelas VIII tahun pelajaran 2017/2018 dapat meningkat.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII tahun ajaran 2017/2018 dengan

jumlah siswa sebanyak 30 orang, terdiri dari siswa laki-laki

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 9 Langsa Jalan Panglima Polem

Gampong Jawa Kota Langsa

3. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2017/2018, yaitu

pada bulan Agustus 2017 s.d. Oktober 2017.

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Agustus September Oktober


Jadwal kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan awal sampai penyusunan
proposal
2 Persiapan instrument dan alat
3 Pegumpulan data
 penulis mengadakan penelitian
dengan model Student Team
Achievement (STAD) yaitu
dengan mencari nilai nilai
ulangan harian siswa.
 penulis mengadakan penelitian
dengan model model Student
Team Achievement
(STAD)yaitu siklus I
 penulis mengadakan penelitian
dengan model Student Team
Achievement (STAD)siklus II
4 Analisis data
5 Penyusunan Laporan

C. Prosedur Kerja Penelitian Tindakan Kelas

1. Prosedur Penelitian

Prosedur kerja dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang terdiri

dari tiga siklus. Masing-masing siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan

refleksi seperti yang disajikan pada gambar 2.2

Gambar.3.1 Skema Penelitian

Plan

Reflective

Acting/
Observation

Revised
Plan

Reflective

Acting/
Observation

Revised
Plan

Reflective

Acting/
Observation
2. Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam

tiga siklus. Alokasi waktu tiap siklus adalah 4 x 40 menit. Siklus I membahas tentang

sifat-sifat benda yang berubah, siklus II membahas perubahan sifat benda yang tetap,

siklus II membahas tentang Perubahan sifat benda yang sementara.

Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan

tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai

berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan yang berhubungan dengan

pelaksanaan pembelajaran inkuiri, seperti identifikasi masalah, pembuatan rencana

pembelajaran, pembuatan lembar kerja siswa, pembuatan lembar pengamatan siswa

dan guru, penyediaan alat yang akan digunakan untuk percobaan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan dilaksanakannya skenario

pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun tindakan yang dilakukan oleh guru

adalah memberi tugas mandiri kepada siswa, membentuk kelompok, membimbing

siswa melakukan percobaan, serta memberikan tes di akhir siklus.

c. Pengamatan

Pengamatan adalah suatu kegiatan mengamati jalannya pelaksanaan

tindakan untuk memantau sejauh mana efek tindakan pembelajaran dengan

menggunakan model Student Team Achievement (STAD) pada pokok materi gaya
dan gerak. Pengumpulan data pada tahap ini meliputi data nilai hasil belajar siswa

dan data observasi.

d. Refleksi

Refleksi berkenaan dengan proses dan dampak yang akan dilakukan.

Dengan data observasi, guru dapat merefleksi diri apakah dengan model Student

Team Achievement (STAD) telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil dari

refleksi adalah diadakannya perbaikan terhadap perencanaan yang telah

dilaksanakan, yang akan digunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada siklus

selanjutnya.

C. Indikator Keberhasilan Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan

hasil belajar siswa yaitu secara klasikal, 85% siswa mencapai ketuntasan belajar

minimal 65 (Mulyasa, 2004:99).

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara:

1. Mengadakan observasi

Observasi merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan data yang

dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara

sistematis (Arikunto 2002:30). Observasi ini digunakan untuk mengukur indikator

kerja, mengetahui permasalahan yang muncul, dan faktor-faktor yang dijadikan

dalam pertimbangan sebelum dimulainya pelaksanaan tindakan berikutnya.


Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi

observasi pelaksanaan tindakan guru, observasi psikomotorik siswa, dan observasi

aktivitas belajar siswa. Observasi tindakan guru (peneliti) dan observasi

psikomotorik siswa dilakukan oleh guru mitra, sedangkan untuk observasi aktivitas

belajar siswa dilakukan oleh peneliti dan guru mitra.

2. Tes akhir siklus

Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, jadi tes akhir siklus dilakukan sebanyak

tiga kali. Tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda (multiple choice) dengan

empat pilihan jawaban, yang berguna untuk mengetahui sejauh mana tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan setelah berlangsungnya proses

tindakan. Hasil tes ini juga berfungsi sebagai indikator kerja dan standar kesesuaian

antara silabus, rencana pembelajaran dan materi yang disampaikan.

E. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan

hasil belajar sebelum tindakan dengan hasil belajar setelah tindakan. Data dihitung

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merekapitulasi hasil belajar sebelum dilakukan tindakan dan nilai tes akhir

siklus I, siklus II, dan siklus III.

2. Menghitung nilai rerata dan ketuntasan belajar klasikal hasil belajar siswa

sebelum dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada

siklus I, siklus II, dan siklus III untuk mengetahui adanya peningkatan hasil

belajar.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Belajar Kondisi Awal

Berdasarkan pengamatan awal sebelum diterapkan penelitian tindakan

kelas yang berupa penerapan model pembelajaran dengan model Student Team

Achievement (STAD), hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Langsa yaitu nilai

rata-rata untuk materi sifat benda yang dapat berubah dinamis adalah 56,74 dengan

ketuntasan klasikal 27,90%.

Tabel 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal

No. Rata-Rata Nilai Tuntas Tidak Tuntas

1. Kondisi Awal 27,90% 69,76 %

80
70
60
50
40 Tidak Tuntas
30
Tuntas
20
10
0
Kondisi
Awal

Grafik 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal


Masih rendahnya hasil belajar matematika menunjukkan bahwa siswa

mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep matematika. Hal ini

dikarenakan beberapa konsep yang ada dalam matematika bersifat abstrak. Selain itu

juga disebabkan oleh metode pembelajaran yang diterapkan guru bersifat monoton

dan kurang bervariasi. Dikatakan kurang bervariasi, karena guru mendominasi

pembelajaran dengan metode ceramah dan tidak melibatkan siswa secara aktif.

Dengan keadaan seperti itu, maka perlu diterapkan metode pembelajaran yang dapat

mengaktifkan siswa serta menarik minat siswa. Penerapan model Student Team

Achievement (STAD) merupakan salah satu strategi untuk mengaktifkan siswa, hal ini

sesuai dengan pendapat Suyitno bahwa keterlibatan siswa untuk turut aktif melalui

model Student Team Achievement (STAD) merupakan salah satu indikator

keefektifan belajar.

Pelaksanaan model model Student Team Achievement (STAD)diterapkan

pada materi gaya dan gerak yang dapat berubah. Penelitian ini dilaksanakan dalam

tiga siklus, dengan masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan.

B. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

a. Perencanaan

1). Merancang skenario pembelajaran dengan model Student Team Achievement

(STA ) meliputi rencana pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa.

2). Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan materi pelajaran baik dari

segi kognitif, afektif , maupun psikomotorik


3). Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti yang

bertindak sebagai guru dan guru mitra secara kolaborasi untuk mengamati

kegiatan secara keseluruhan. Lembar observasi terdiri dari dua jenis yaitu

lembar observasi untuk mengamati kondisi siswa dan lembar observasi untuk

mengamati kinerja guru.

4). Menyiapkan lembar angket refleksi siswa.

b. Pelaksanaan

1). Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan tugas

yang harus dilaksanakan siswa.

2). Secara mandiri, siswa diminta membuat pertanyaan yang disertai jawaban

mengenai pokok materi yang dipelajari. Ini merupakan prinsip inkuiri.

3). Guru memeriksa tugas siswa.

4). Guru mengadakan pre-test untuk mengetahui kesiapan siswa dalam proses

pembelajaran.

5). Guru membagi siswa menjadi tujuh kelompok yang tiap kelompok

beranggotakan enam siswa.

6). Guru membagi Lembar Kerja Siswa.

7). Guru membimbing siswa melakukan percobaan untuk memecahkan masalah

yang diberikan dan mencatat hasil pengamatan dalam LKS.

8). Setelah selesai wakil dari kelompok masing-masing mempresentasikan hasil

percobaan untuk didiskusikan dan ditarik kesimpulan.


9). Pada pertemuan berikutnya, dengan menggunakan metode tanya jawab guru

membahas materi berikutnya.

10). Pada akhir siklus guru memberikan soal tes siklus I, lembar angket refleksi

dan lembar afektif siswa.

c. Pengamatan

1). Guru memeriksa tugas siswa untuk mengidentifikasi kemampuan siswa dalam

belajar mandiri

2). Guru dan guru mitra mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai

kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas dalam kelompoknya.

3). Guru mengamati kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil percobaan.

4). Menganalisa data hasil tes siklus 1 serta hasil observasi.

Tabel 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus I

No. Rata-Rata Nilai Tuntas Tidak Tuntas

1. Kondisi Awal 27,90% 69,76 %

2. Siklus I 83,72% 16,28%

Dari Tabel 1 terlihat adanya peningkatan ketuntsan hasil belajar klasikal ari

pra siklus ke siklus 1. Ketuntasan belajar klasikal naik dari 27,91% menjadi 83,72 %.
90
80
70
60
50
40 Tidak Tuntas

30 Tuntas
20
10
0
Kondisi Siklus I
Awal

Grafik 4.2 Ketuntasan hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus I

d. Refleksi

Setelah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di

kelas kemudian diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Pada tindakan

siklus I didapatkan hasil sebagai berikut:

1). guru lebih meningkatkan minat siswa yaitu dengan memotivasi siswa selama

proses pembelajaran berlangsung dengan cara lebih membuka wawasan siswa

untuk melihat fenomena alam yang ada dan mengaitkan dengan materi yang

diajarkan.

2). teknik bertanya yang dimiliki guru perlu ditingkatkan

3). pengelolaan waktu harus lebih baik

4). pengelolaan kelas harus lebih baik


C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi dapat diidentifikasi masalah-

masalah yang dapat menghambat naiknya hasil belajar siswa sehingga dapat diambil

langkah perbaikan pada siklus II ini. Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I.

a. Perencanaan

1). Merancang skenario pembelajaran dengan model Student Team Achievement

(STAD) meliputi rencana pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa.

2). Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan materi pelajaran baik dari

segi kognitif, afektif , maupun psikomotorik

3). Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung.

4). Menyiapkan lembar angket refleksi siswa.

b. Pelaksanaan

1). Secara mandiri, siswa diminta membuat pertanyaan yang disertai jawaban

mengenai pokok materi yang dipelajari . Ini merupakan prinsip inkuiri.

2). Guru memeriksa tugas siswa.

3). Guru mengadakan pre-test untuk mengetahui kesiapan siswa dalam proses

pembelajaran.

4). Guru membagi siswa menjadi tujuh kelompok yang tiap kelompok

beranggotakan enam siswa.

5). Guru membagi Lembar Kerja Siswa.


6). Guru membimbing siswa melakukan percobaan untuk memecahkan masalah

yang diberikan dan mencatat hasil pengamatan dalam LKS.

7). Setelah selesai wakil dari kelompok masing-masing mempresentasikan hasil

percobaan untuk didiskusikan dan ditarik kesimpulan.

8). Pada pertemuan berikutnya, dengan menggunakan metode tanya jawab guru

membahas materi berikutnya.

9). Pada akhir siklus guru memberikan soal tes siklus II, lembar angket refleksi

dan lembar afektif siswa.

c. Pengamatan

1). Guru memeriksa tugas siswa untuk mengidentifikasi kemampuan siswa dalam

belajar mandiri

2). Guru mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai kemampuan siswa

dalam menyelesaikan tugas dalam kelompoknya.

3). Guru mengamati kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil percobaan.

4). Menganalisa data hasil tes siklus II serta hasil observasi.

Tabel 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

No. Rata-Rata Nilai Tuntas Tidak Tuntas

1. Siklus I 83,72% 16,28%

2. Siklus II 88,90% 11,1%

Dari tabel 4.2 terlihat adanya peningkatan ketuntasan belajar klasikal dari

siklus I dan siklus II. Ketuntasan belajar klasikal naik dari 83.72% pada siklus I,

kemudian naik lagi menjadi 88,90%.


100
90
80
70
60
50 Tidak Tuntas
40 Tuntas
30
20
10
0
Siklus I Siklus II

Grafik 4.3 Ketuntasan hasil Belajar Siklus I dan II

d. Refleksi

Setelah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di

kelas kemudian diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Pada tindakan

siklus II didapatkan hasil bahwa guru perlu meningkatkan dalam hal pengelolaan

waktu.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Diketahui bahwa setelah diterapkan model Student Team Achievement

(STAD), hasil belajar kognitif siswa mengalami peningkatan. Nilai rata-rata dari

Kondisi awal 47,61 meningkat menjadi 77,43 pada siklus I, 86,89 pada siklus II.

Peningkatan hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran IPA semakin meningkat. Peningkatan hasil belajar

kognitif ini juga diiringi dengan peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal yaitu

dari 27,91 % menjadi 83,72% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 90% pada
siklus II. Besarnya ketuntasan belajar pada siklus II sudah memenuhi target yang

ditetapkan dalam indikator keberhasilan yakni sekurang-kurangnya 85% siswa

mendapat nilai ≥ 65.

Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

No. Rata-Rata Nilai Tuntas Tidak Tuntas

1. Kondisi Awal 27,90% 69,76 %

2. Siklus I 83,72% 16,28%

3. Siklus II 88,90% 11,1%

100
90
80
70
60
50 Tidak Tuntas
40
30 Tuntas
20
10
0
Kondisi Siklus I Siklus II
Awal

Grafik. 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan II

Dari refleksi pengamatan pada siklus I diperoleh hasil temuan sebagai

berikut. Berdasarkan hasil tes pada 18 siswa, hasil belajar siswa pada siklus I

menunjukkan ketuntasan klasikal mencapai 83,72%. Hal ini berarti prestasi belajar

pada siklus I belum memenuhi indikator yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil refleksi, kurangnya keberhasilan ini disebabkan oleh berbagai hal,

antara lain siswa masih sulit menerima pembagian kelompok secara heterogen.
Selain itu karena sudah terbiasa dengan pembelajaran yang teacher oriented mula-

mula siswa merasa bingung dan belum terbiasa dengan model STAD.

Ketidakmampuan yang dialami siswa disebabkan kurangnya membaca dan kurang

variasinya guru dalam mengajar di kelas.

Selanjutnya dari refleksi pada pengamatan selama berlangsungnya siklus II

didapatkan bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan, sebab siswa mulai dapat

menerima model STAD. Hal ini bisa dilihat dari siswa yang aktif bertanya pada saat

pembelajaran meningkat jumlahnya dibanding siklus I.

Dalam siklus II, dari hasil tes 18 siswa diperoleh ketuntasan belajar secara

klasikal mencapai 88,90%. Penerapan model pembelajaran STAD pada pelajaran

matematika merupakan cara yang dapat membantu siswa dalam membangun

pengetahuan sendiri, karena keterlibatan siswa selama proses pembelajaran dapat

membantu siswa dalam memahami materi pelajaran.

Disamping itu, dalam pembelajaran kooperatif STAD antara siswa satu

dengan siswa yang lain bekerjasama dalam menuntaskan tugas-tugas, karena

keberhasilan kelompok mereka ditentukan oleh kerjasama masing-masing individu

dalam satu kelompok. Setiap individu dalam kelompok memiliki tanggung jawab

individual, karena hasil belajar kelompok ditentukan oleh hasil belajar individual dari

seluruh anggota kelompok. Dengan adanya kerjasama dengan anggota kelompok,

berarti siswa melakukan keterampilan sosial dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga

diharapkan ada saling Bantu membantu antar anggota kelompok dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Dengan bekerja sama akhirnya

masing-masing anggota kelompok dapat memahami materi yang diberikan dan dapat
mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran dengan atau tanpa

bantuan guru, sehingga akhirnya kesuksesan kelompok dapat diraih.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhadi, (2002:43) yang menyatakan bahwa

strategi pembelajaran STAD dikembangkan setidak-tidaknya untuk mencapai tiga

tujuan pembelajaran penting yaitu prestasi belajar akademis, penerimaan terhadap

keragaman dan pengembangan keterampilan sains.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan model Student Team Achievement (STAD) pada mata pelajaran

matematika khususnya pada materi persamaan garis lurus dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Langsa. Hal ini ditandai dengan

meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa. Sebelum penerapan model model

Student Team Achievement (STAD) nilai rata-rata kognitif siswa 47,61 dengan

ketuntasan 27,91% dan setelah penerapan model pembelajaran dengan pendekatan

model Student Team Achievement (STAD) menjadi 77,42 dengan ketuntasan klasikal

83,72% pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 86,89 dengan ketuntasan

klasikal 100% pada siklus II. Hasil belajar afektif siswa mengalami peningkatan dari

72,31 pada siklus I, 77 pada siklus II.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Disarankan agar disamping menggunakan metode konvensional, guru juga perlu

menggunakan model Student Team Achievement (STAD)

2. Kreativitas guru perlu ditingkatkan untuk menjadikan model Student Team

Achievement (STAD)lebih menarik


DAFTAR PUSTAKA

Gulo, K, 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA

Hamalik, M. 1992. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA

Nurhadi.2002. Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Depdiknas.

Slameto.2003. Belajar Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka


Cipta.

Sudjana. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Reneka Cipta.

Slavin, E Robert. 1990. Cooperative Learning Teory, Research and Practice


(second edition). Boston:Alyn and Bacon

Suharsimi Arikunto, 1992 . Prosedur Penelitian . Jakarta : Rineka Cipta.

Suharsini Arikunto, Suharjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :


Bumi Aksara.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
PERSAMAAN GARIS LURUS DENGAN MENGGUNAKAN METODE
STAD KELAS VIII SMP NEGERI 9 LANGSA SEMESTER I TAHUN
PELAJARAN 2017/2018

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kenaikan


Pangkat/Golongan Melalui Angka Kredit

OLEH

NISRINA S.Pd
NIP. 19621231 198503 2 037

Guru SMP Negeri 9 Langsa

DINAS PENDIDIKAN KOTA LANGSA


SMP NEGERI 9 LANGSA
2017
ABSTRAK

Nisrina, S.Pd : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Garis Lurus Dengan
Menggunakan metode STAD di Kelas VIII SMP Negeri 9 Langsa Semester I Tahun
Pelajaran 2017/2018

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika
siswa dengan menggunakan model Student Team Achievement (STAD . Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat: (1) bagi siswa hasil belajar siswa kelas
VIII SMP Negeri 9 Langsa dalam mata pelajaran matematika meningkat. Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap
siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Langsa. Fokus yang diteliti
dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Data hasil belajar kognitif diperoleh
dari nilai tes di akhir siklus, sedangkan data hasil belajar psikomotorik diperoleh dari
hasil observasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan
metode deskriptif untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Indikator
keberhasilan penelitian ini dilihat hasil belajar siswa yaitu secara klasikal, 85% siswa
mencapai ketuntasan belajar minimal 65%. Dari hasil penelitian, rata-rata hasil
belajar kognitif pada siklus I meningkat dari 47,61 dengan ketuntasan klasikal
27,91% menjadi 77,42 dengan ketuntasan klasikal 83,72%. Pada siklus II mencapai
86,89 dengan ketuntasan klasikal 100%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat melalui penerapan model
model Student Team Achievement (STAD)

Kata Kunci : Hasil belajar, Model Student Team Achievement (STAD),


Persamaan Garis Lurus
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan segala puji syukur kehadhirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan rizkiNya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan sebuah
Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul : “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Garis Lurus Dengan Menggunakan metode STAD di Kelas VIII SMP
Negeri 9 Langsa Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 ”.
Kemudian selawat dan salam kita sanjung sajikan keharibaan yang mulia
junjungan alam Nabi Muhammad Rasulullah, yang telah membawa ummatnya dari
alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru dan Staf Tata Usaha
SMP Negeri 9 Langsa yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
Penelitian Tindakan Kelas ini.
Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya dan teramat mulia kepada
teman-teman seperjuangan yang berada di SMP Negeri 9 Langsa yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Dalam penulisan ini penulis
sangat menyadari sepenuhnya bahwa isi tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dalam penggunaan bahasa maupun cara penulisannya. Namun dengan demikian
penulis telah berusaha sebatas kemampuan yang ada.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
konstruktif, sebagai pedoman bagi penulisan dalam rangka peningkatan daya nalar
dan kreatifitas dimasa yang akan datang.

Langsa, November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. iv
DAFTAR GRAFIK............................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori Belajar Belajar................................................... 5
B. Pembelajaran Model STAD........................................................ 9
C. Materi Persamaan Garis Lurus................................................... 13
D. Kerangka Berpikir ..................................................................... 18
E. Hipotesis Tindakan.. .................................................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Seting Penelitian ......................................................................... 19
B. Prosedur Penelitian .................................................................... 20
C. Indikator Kerja ........................................................................... 22
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 22
E. Teknik Analisis Data .................................................................. 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal.............................................................. 24
B. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I.............................................. 25
. C. Deskripsi Hasil Penelitian Sikus II.............................................. 27
B. Pembahasan.................................................................................. 29
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 31
B. Saran-saran.................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 33


LAMPIRAN ..................................................................................................... 34
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jadwal Penelitian....................................................................................... 19


4.1 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal ............................................................ 24
4.2 Kentuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus I ............................ 26
4.3 Kentuntasan Hasil Belajar Siklus I dan II. ................................................ 29
4.4 Kentuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan II......................... 30
DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Kentuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal ................................................ 24


4.2 Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus I ......................... 27
4.3 Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ................................... 29
4.4 Perbandingan Hasil Belajar Kondisi awal, Siklus I dan II. ..................... 30
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS I

Sekolah : SMPN 9 Langsa


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / I

Standar Kompetensi: Memahami dan melakukan operasi aljabar, fungsi, persamaan


garis dan sistem persamaan serta menggunakannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar: Menemukan sifat – sifat persamaan garis lurus

Indikator :
- mengenal persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk dan variabel
- menyusun tabel pasangan dan menggambar grafik pada koordinat cartesius
- menggambar garis y = mx pada bidang cartesius
- menggambar garis y = mx + c pada bidang cartesius

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat:
- mengenal persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk dan variabel
- menyusun tabel pasangan dan menggambar grafik pada koordinat cartesius
- menggambar garis y = mx pada bidang cartesius
- menggambar garis y = mx + c pada bidang cartesius
B. Materi Ajar:
Model Matematika dari masalah sehari-hari

C. Metode Pembelajaran:
STAD

D. Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Pendahuluan
- mengingat kembali sistem koordinat cartesius
- menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti
- dengan teman sebangku siswa diminta untuk mengerjakan soal di buku hal 60
- kemudian meminta beberapa siswa untuk mempresentasekannya
- dari hasil diskusi guru bersama siswa menyimpulkan
- siswa diminta mengerjakan latih 1 hal 60 latih 2 lah 64
3. Penutup
- mengarahkan siswa untuk merangkum materi pembelajaran
- memberikan pr dari soal buku latih 1 dan latih 2

E. Alat & Sumber Belajar:


1. Alat : penggaris, benda-benda di sekeliling kita dan kertas berpetak
2. Sumber: buku matematika 2A dan LKS

F. Penilaian
1. Teknik: tes
2. Bentuk Instrumen: tes tertulis
3. Contoh Instrumen:
* Tulislah persamaan garis lurus dengan menggunakan variabel x

Langsa 7 Agustus 2017.


Kepala Sekolah SMP N 9 Langsa, Guru Mata Pelajaran,

(Tarmizi, S.Pd) (Nisrina, S,Pd)


NIP. 19591212 198012 1 003 NIP. 19621231 198503 2 037
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I

Sekolah : SMPN 9 Langsa


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / I

Standar Kompetensi: Memahami dan melakukan operasi aljabar, fungsi, persamaan


garis dan sistem persamaan serta menggunakannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : Menemukan sifat – sifat persamaan garis lurus

Indikator :
- menentukan gradien garis dengan menggunakan sepasang titik yang
ditunjukan pada gambar
- menentukan gradien dari suatu garis yang melalui dua buah titik
- menentukan gradien garis yang sejajar sumbu x
- menentukan gradien garis yang sejajar sumbu y
- menentukan gradien garis – garis yang sejajar
- menentukan gradien garis – garis yang saling tegak lurus

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat:
- menentukan gradien garis dengan menggunakan sepasang titik yang
ditunjukan pada gambar
- menentukan gradien dari suatu garis yang melalui dua buah titik
- menentukan gradien garis yang sejajar sumbu x
- menentukan gradien garis yang sejajar sumbu y
- menentukan gradien garis – garis yang sejajar
- menentukan gradien garis – garis yang saling tegak lurus

B. Materi Ajar:
Model Matematika dari masalah sehari-hari

C. Metode Pembelajaran:
STAD

D. Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Pendahuluan
- membahas pr yang sulit
- mengingat kembali yaitu mengenai ukuran kemiringan
- menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti
- dengan teman sebangku siswa diminta untuk mengerjakan soal no.1 dan 2 mengenai
kedudukan dua garis
- meminta beberapa kelompok untuk mempresentasekan hasilnya sedangkan
kelompok
lain menanggapinya
- guru memantau kerja siswa dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan
3. Penutup
- membimbing siswa merangkum materi pengajaran
- menugaskan siswa untuk mengerjakan soal latih 3 hal 64

E. Alat & Sumber Belajar:


1. Alat : penggaris, benda-benda di sekeliling kita dan kertas berpetak
2. Sumber: buku matematika 2A dan LKS

F. Penilaian
1. Teknik: tes
2. Bentuk Instrumen: tes tertulis
3. Contoh Instrumen:
* Persamaan garis 2y – 6x = 6 bergradien …..

Langsa 7 Agustus 2017.


Kepala Sekolah SMP N 9 Langsa, Guru Mata Pelajaran,

(Tarmizi, S.Pd) (Nisrina, S,Pd)


NIP. 19591212 198012 1 003 NIP. 19621231 198503 2 037
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II

Sekolah : SMPN 9 Langsa


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / I

Standar Kompetensi: Memahami dan melakukan operasi aljabar, fungsi, persamaan


garis dan sistem persamaan serta menggunakannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : Menemukan sifat – sifat persamaan garis lurus

Indikator :
- menentukan gradien garis dengan menghitung satuan
- menggambar garis jika gradien suatu titik diketahui

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat:
- menentukan gradien garis dengan menghitung satuan
- menggambar garis jika gradien suatu titik diketahui

B. Materi Ajar:
Model Matematika dari masalah sehari-hari

C. Metode Pembelajaran:
Diskusi, Penemuan, Tanya-jawab, dan Pemberian Tugas

D. Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Pendahuluan
- membahas pr yang sulit
- mengingat kembali cara menentukan gradien suatu garis
- menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti
- mengingatkan kembali bahwa ada cara lain untuk menentukan gradien suatu garis
siswa di minta untuk mempelajari contoh dibuku pada hal 70
- dengan teman sebangku diminta untuk mengerjakan soal latih 4 hal 71. kemudian
hasilnya dipresentasikan
- siswa diminta untuk mengerjakan latih 5 dan latih 6 hal
3. Penutup
- mengarahkan siswa untuk merangkum
- menugaskan siswa untuk mengerjakan soal latihan 5 dan 6

E. Alat & Sumber Belajar:


1. Alat : penggaris, benda-benda di sekeliling kita dan kertas berpetak.
2. Sumber: buku matematika 2A dan LKS
F. Penilaian
1. Teknik: tes
2. Bentuk Instrumen: tes tertulis
3. Contoh Instrumen:
* Gradien garis yang melalui titik A(2,3) dan B (-5,2) adalah ......

Langsa 7 Agustus 2017.


Kepala Sekolah SMP N 9 Langsa, Guru Mata Pelajaran,

(Tarmizi, S.Pd) (Nisrina, S,Pd)


NIP. 19591212 198012 1 003 NIP. 19621231 198503 2 037
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II

Sekolah : SMPN 9 Langsa


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / I

Standar Kompetensi: Memahami dan melakukan operasi aljabar, fungsi, persamaan


garis dan sistem persamaan serta menggunakannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : Menentukan persamaan dan koordinat titik potong 2 garis

Indikator :
- menentukanpersamaan garis jika diketahui gradien dan koordinat suatu titik
pada garis tersebut
- menentukan persamaan garis yang sejajar dengan garis l dan melalui titik
P(x,y)
- menentukan persamaan garis yang tegak lurus dengan l dan melalui titik P(x,y)

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat:
- menentukanpersamaan garis jika diketahui gradien dan koordinat suatu titik
pada garis tersebut
- menentukan persamaan garis yang sejajar dengan garis l dan melalui titik
P(x,y)
- menentukan persamaan garis yang tegak lurus dengan l dan melalui titik P(x,y)

B. Materi Ajar:
Model Matematika dari masalah sehari-hari

C. Metode Pembelajaran:
STAD

D. Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Pendahuluan
- membahas pr yang sulit
- mengingatan kembali mengenai persamaan garis dan gradien suatu
- menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti
- siswa diminta untuk mempelajari contoh yang ada pada buku kemudian pada teman
sebangku untuk mengerjakan latih 7 guru memantau hasil kerja siswa dan
mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan
- meminta beberapa perwakilan untuk mempresentasikan kelompok lain menanggapi
- meminta siswa untuk mempelajari contoh dibuku hal 75 kemudian secara
berkelompok siswa diminta untuk mengerjakan latih 8 hal 76
- guru memantau hasil kerja siswa dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan
- meminta beberapa perwakilan untuk mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok
lain menanggapinya
- meminta siswa untuk mempelajari contoh dibuku hal 76kemudian secara
berkelompok siswa diminta untuk mengerjakan latih 9 hal 77
- guru memantau hasil kerja siswa dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan
- meminta beberapa perwakilan untuk mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok
lain menanggapinya
3. Penutup
- mengarahkan siswa untuk merangkum
- menugaskan siswa untuk mengerjakan soal latihan 7,8 dan 9 yang belum selesai

E. Alat & Sumber Belajar:


1. Alat : penggaris, benda-benda di sekeliling kita dan kertas berpetak.
2. Sumber: buku matematika 2A dan LKS

F. Penilaian
1. Teknik: tes
2. Bentuk Instrumen: tes tertulis
3. Contoh Instrumen:
* Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,-2) dan bergradien 3, adalah .....

Langsa 7 Agustus 2017.


Kepala Sekolah SMP N 9 Langsa, Guru Mata Pelajaran,

(Tarmizi, S.Pd) (Nisrina, S,Pd)


NIP. 19591212 198012 1 003 NIP. 19621231 198503 2 037
Lampiran 1

Lembar Observasi AktiVtas Guru Selama Kegiatan Belajar Mengajar

Penilaian
Aspek Yang Diamati Selama KBM
1 2 3 4
1. Memberitahu siswa tentang pendekatan
pembelajaran yang digunakan
2. Memotivasi siswa untuk belajar
3. Menyampaikan tujuan/indikator yang harus
dicapai dalam proses pembelajaran
4. Memberi apersepsi kepada siswa sebelum
memasuki materi pembelajaran
5. Mengorganisasi siswa dalam kelompok
6. Menyiapkan LKS untuk siswa
7. Menjelaskan cara kerja dalam LKS kepada
siswa
8. Meminta siswa secara berkelompok
menyelesaikan masalah dalam LKS
9. Membimbing siswa dalam setiap kelompok
menyelesaikan masalah dalam LKS
10. Mengamati siswa bekerja dalam kelompoknya
11. Memanggil nomor anggota siswa dalam
kelompok untuk menjawab atau
mempresentasekan hasil kerja kelompoknya
12. Memberikan penghargaan kepada kelompok
yang memperoleh hasil terbaik
13. Mengarahkan siswa kejawaban yang benar
14. Menyuruh siswa membuat rangkuman
Rata-Rata AktiVtas Guru
Kategori

Keterangan Skala penilaian


Tidak baik : 1
Kurang baik : 2
Cukup baik : 3
Baik : 4

Langsa, 2017
Observer
Lampiran 4

Lembar Observasi Terhadap AktiVtas Siswa

Kelompok
Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7
1. Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
guru
2. Siswa selalu berada dalam
kelompoknya
3. Siswa aktif dalam
kelompoknya
4. Siswa Menyatakan merasa
kesulitan dalam memahami
arti kosa kata yang terdapat
dalam LKS
5. Siswa berdiskusi dengan
teman kelompoknya dalam
menyelesaikan masalah
dalam LKS
6. Siswa mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan
masalah dalam LKS
7. Siswa mengajukan
pertanyaan kepada guru saat
mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalah
dalam LKS
8. Ada rasa takut pada siswa
ketika nomor anggotanya
terpanggil
9. Siswa mampu menjawab
atau mempresentasekan hasil
kerja kelompoknya di depan
kelas
10. Siswa membuat rangkuman
tentang materi yang
dipelajari
Rata-Rata AktiVtas Kelompok
Kategori

Langsa, 2017
Observer
DAFTAR NILAI SISWA PADA PRA SIKLUS

No Nama siswa KKM Nilai Ket

Tuntas Tidak

Tuntas

1 ADI RAMAYANA 70 70 √

2 ADITIANSYAH 70 60 √

3 ALDI KURNIAWAN 70 60 √

4 AMIRUL AULA 70 50 √

5 AZIZUL AKBAR 70 60 √

6 AMIN NULLAH 70 50 √

7 BAY HAQI 70 70 √

8 CHANDRA BAKTI 70 70 √

9 DICKY SYAHPUTRA 70 70 √

10 DINO AGUSTIAN 70 70 √

11 FARIED WAHYUDI 70 50 √

12 FUADI 70 70 √

13 FAUZAN MUSTAQIM 70 60 √

14 IHSAN NULMAHLI 70 50 √

15 IRVAN AKBAR 70 50 √

16 JUWENDI PRAYOGA 70 60 √

17 KRIS ARMAYADI 70 50 √
18 LEO VEBIANTO 70 70 √

19 MUHAMMAD ZUL IQRAM 70 60 √

20 M. ALI 70 50 √

21 MAULAYA AULIA 70 50 √

GINTING

22 PRAMA DIKA 70 70 √

23 REFA ADELIAN 70 60 √

24 RYAN ANDREYANSYAH 70 50 √

25 SAWAL PERDANA 70 50 √

26 SAMSUL BAHRI 70 50 √

27 SAMSUAR ISMAIL 70 60 √

28 ZAKARIA 70 50 √

29 ZAINAL ABIDIN 70 70 √

30 ZARKASIH IBRANI 70 60 √
DAFTAR NILAI SISWA PADA SIKLUS I

No Nama siswa KKM Nilai Ket

Tuntas Tidak

Tuntas

1 ADI RAMAYANA 70 70 √

2 ADITIANSYAH 70 70 √

3 ALDI KURNIAWAN 70 70 √

4 AMIRUL AULA 70 70 √

5 AZIZUL AKBAR 70 70 √

6 AMIN NULLAH 70 70 √

7 BAY HAQI 70 70 √

8 CHANDRA BAKTI 70 70 √

9 DICKY SYAHPUTRA 70 70 √

10 DINO AGUSTIAN 70 70 √

11 FARIED WAHYUDI 70 50 √

12 FUADI 70 70 √

13 FAUZAN MUSTAQIM 70 60 √

14 IHSAN NULMAHLI 70 50 √

15 IRVAN AKBAR 70 70 √

16 JUWENDI PRAYOGA 70 60 √
17 KRIS ARMAYADI 70 50 √

18 LEO VEBIANTO 70 70 √

19 MUHAMMAD ZUL 70 70 √

IQRAM

20 M. ALI 70 70 √

21 MAULAYA AULIA 70 70 √

GINTING

22 PRAMA DIKA 70 70 √

23 REFA ADELIAN 70 60 √

24 RYAN ANDREYANSYAH 70 70 √

25 SAWAL PERDANA 70 70 √

26 SAMSUL BAHRI 70 70 √

27 SAMSUAR ISMAIL 70 70 √

28 ZAKARIA 70 70 √

29 ZAINAL ABIDIN 70 70 √

30 ZARKASIH IBRANI 70 60 √
DAFTAR NILAI SISWA PADA SIKLUS II

No Nama siswa KKM Nilai Ket

Tuntas Tidak

Tuntas

1 ADI RAMAYANA 65 90 √

2 ADITIANSYAH 65 80 √

3 ALDI KURNIAWAN 65 80 √

4 AMIRUL AULA 65 80 √

5 AZIZUL AKBAR 65 60 √

6 AMIN NULLAH 65 60 √

7 BAY HAQI 65 60 √

8 CHANDRA BAKTI 65 80 √

9 DICKY SYAHPUTRA 65 70 √

10 DINO AGUSTIAN 65 70 √

11 FARIED WAHYUDI 65 80 √

12 FUADI 65 70 √

13 FAUZAN MUSTAQIM 65 70 √

14 IHSAN NULMAHLI 65 70 √
15 IRVAN AKBAR 65 70 √

16 JUWENDI PRAYOGA 65 70 √

7 KRIS ARMAYADI 65 70 √

18 LEO VEBIANTO 66 70 √

19 MUHAMMAD ZUL 65 60 √

IQRAM

20 M. ALI 65 80 √

21 MAULAYA AULIA 65 70 √

GINTING

22 PRAMA DIKA 65 90 √

23 REFA ADELIAN 65 70 √

24 RYAN 65 70 √

ANDREYANSYAH

25 SAWAL PERDANA 65 70 √

26 SAMSUL BAHRI 65 70 √

27 SAMSUAR ISMAIL 65 70 √

28 ZAKARIA 65 70 √

29 ZAINAL ABIDIN 65 70 √

30 ZARKASIH IBRANI 66 70 √
DAFTAR HADIR SISWA SIKLUS I

Kehadiran Siklus I
No. Nama Siswa
Pertemuan ke 1 Pertemuan Ke 2

1. ADI RAMAYANA

2. ADITIANSYAH

3. ALDI KURNIAWAN

4. AMIRUL AULA

5. AZIZUL AKBAR

6. AMIN NULLAH

7. BAY HAQI

8. CHANDRA BAKTI

9. DICKY SYAHPUTRA

10. DINO AGUSTIAN

11. FARIED WAHYUDI

12. FUADI

13. FAUZAN MUSTAQIM

14. IHSAN NULMAHLI

15. IRVAN AKBAR

16. JUWENDI PRAYOGA

17. KRIS ARMAYADI

18. LEO VEBIANTO


19. MUHAMMAD ZUL IQRAM

20. M. ALI

21. MAULAYA AULIA GINTING

22. PRAMA DIKA

23. REFA ADELIAN

24. RYAN ANDREYANSYAH

25. SAWAL PERDANA

26. SAMSUL BAHRI

27. SAMSUAR ISMAIL

28 ZAKARIA

29 ZAINAL ABIDIN

30 ZARKASIH IBRANI
DAFTAR HADIR SISWA SIKLUS II

Kehadiran Siklus II
No. Nama Siswa
Pertemuan ke 1 Pertemuan Ke 2

1. ADI RAMAYANA

2. ADITIANSYAH

3. ALDI KURNIAWAN

4. AMIRUL AULA

5. AZIZUL AKBAR

6. AMIN NULLAH

7. BAY HAQI

8. CHANDRA BAKTI

9. DICKY SYAHPUTRA

10. DINO AGUSTIAN

11. FARIED WAHYUDI

12. FUADI

13. FAUZAN MUSTAQIM

14. IHSAN NULMAHLI

15. IRVAN AKBAR

16. JUWENDI PRAYOGA

17. KRIS ARMAYADI


18. LEO VEBIANTO

19. MUHAMMAD ZUL IQRAM

20. M. ALI

21. MAULAYA AULIA GINTING

22. PRAMA DIKA

23. REFA ADELIAN

24. RYAN ANDREYANSYAH

25. SAWAL PERDANA

26. SAMSUL BAHRI

27 SAMSUAR ISMAIL

28 ZAKARIA

29 ZAINAL ABIDIN

30 ZARKASIH IBRANI
PEMERINTAH KOTA LANGSA
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 9 LANGSA
Alamat : Jln. Panglima Polem Gampong Jawa Belakang Kota Langsa

SURAT IZIN PENELITIAN


Nomor : / / 2017

Kepala SMP Negeri 9 Langsa, dengan ini memberi izin kepada :


Nama : Nisrina S.Pd
NIP. : 19621231 198503 2 037
Pangkat/Gol. Ruang : Pembina Tk.I/ IV.b
Jabatan : Guru
Unit Tugas : SMP Negeri 9 Langsa

Untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)/mengumpulkan

data-data di SMP Negeri 9 Langsa dari tanggal 2 Agustus s/d 30 Oktober 2017.

Penelitian ini untuk penyusunan PTK dengan judul : Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Materi Garis Lurus Dengan Menggunakan metode STAD di Kelas VIII

SMP Negeri 9 Langsa Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

. Demikian Surat Izin Penelitian ini dibuat untuk dapat dipergunakan

seperlunya.

Langsa, 1 Agustus 2017


Kepala SMPN 9 Langsa,

Tarmizi, S.Pd.
Nip. 19591212 198012 1 003
PEMERINTAH KOTA LANGSA
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 9 LANGSA
Alamat : Jln. Panglima Polem Gampong Jawa Belakang Kota Langsa

SURAT KETERANGAN PERPUSTAKAAN


Nomor : / / 2017

Pengelola Perpustakaan SMP Negeri 9 Langsa, dengan ini menerangkan


bahwa :
Nama : Nisrina S.Pd
NIP. : 19621231 198503 2 037
Pangkat/Gol. Ruang : Pembina Tk.I/ IV.b
Jabatan : Guru
Unit Tugas : SMP Negeri 9 Langsa

Benar telah mendokumentasikan, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada

Perpustakaan Sekolah dengan judul : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi

Garis Lurus Dengan Menggunakan metode STAD di Kelas VIII SMP Negeri 9

Langsa Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Langsa, 15 November 2017


Mengetahui : Pengelola Perpustakaan
Kepala SMP Negeri 9 Langsa

Tarmizi, S.Pd Suharto, S.Pd


NIP. 19591212 198012 1 003 NIP. 19651015 199403 1 02
SOAL SIKLUS I

NAMA :
KELAS :
3
1. Persamaan garis yang melalui titik (0, 3) dengan gradient - adalah…
2
2
a. y   x3
3
3
b y   x3
2
2
c. y  3 x 
3
3
d. y  3 x 
2

2. Gradien garis yang persamaannya : 3x -2y = 6 adalah…


1
a.  1
2
1
b. 
2
1
c.
2
1
d. 1
2

3. Gradien garis yang sejajar dengan garis : 2x + 6y + 8 = 0 adalah…


1
a.
3
1
b.
4
1
c. 
3
1
d. 
4

4. Persamaan garis yang bergradien 2 dan melalui titik (0, 3)…


a. y = 3x + 2
b. y = 2x + 3
c. y + 2x = 3
d. y + 3x = 2
5. Sebuah garis melalui titik (-1, 3) dan (-1, 5). Gradien garis tersebut adalah…
a. 1
b. 0
c. -1
d. tidak didefinisikan

6. Garis g mempunyai persmaan 8x + 4y – 16 = 0. Garis h sejajar dengan garis g dan


melalui titik
(5, -3). Persamaan garis h adalah…
a. 2x – y – 13 = 0
b. 2x + y – 7 = 0
c. x – 2y -7 = 0
d. –x + 2y + 11 = 0

7. Gradien garis yang mempunyai persamaan -4x + 3y – 5 = 0 adalah…


5
a. 
4
3
b.
4
4
c.
3
5
d.
3
1
8. Persamaan garis yang melalui titik (0, 3) dan gradient adalah…
2
a. 2x – 4y – 6 = 0
b. 2y – x = 6
c. y – 4x – 6 = 0
d. 2y – 3x – 3 = 0

9. Persamaan garis yang melalui titik (2, 4) dan tegak lurus terhadap garis 4x – 2y – 8
= 0 adalah…
1
a. y   x3
2
1
b. y  x3
2
c. y  2 x  3
1
d. y  x  3
2

10. Gradien dari garis : x – 2y + 6 = 0 adalah …


1
a. 
2
b. 3
1
c.
2
d. -3
SOAL SIKLUS II

NAMA :
KELAS :
1 1
1. Hasil dari  adalah…
2a 3a
2
a.
5a
4
b
5a
2
c
6a
5
d.
6a

1 1
2. Hasil dari  adalah…
x 1 x 1
2

x
a.
x 1 2

2
b. 2
x 1
x 1
c. 2
x 1
x 1
d.
x 1
6 12
3. Hasil dari : adalah…
2x  1 6x  3
3
a.
2
b. 2
1
c.
2
2
d.
3

4. Pada sebuah peta, jarak Jakarta ke Bandung adalah 2,5 cm. Jika jarak Jakarta-
Bandung sebenarnya adalah 75 km, maka skala peta itu adalah...
a. 1 : 1000
b. 1 : 10.000
c. 1 : 100.000
d. 1 : 1.000.000
5. Sebuah peta berskala 1 : 180.000. pada peta tersebut jarak Karawang-Bekasi adalah
4,5 cm. Maka jarak sebenarnya kota Karawang- Bekasi adalah...
a. 8,1 km
b. 9 km
c. 81 km
d. 810 km

6. Harga 20m2 karpet adalah Rp 1.080.000. jika pak Dodo membawa uang sebesar Rp
6.750.000, maka luas karpet yang diperoleh adalah...
a. 115 m2
b. 120 m2
c. 125 m2
d. 130 m2

 1 1  2 1
7. Nilai dari 1  1  - 2  1  adalah…
 3 8  3 4
11
a. 1
24
1
b. 1
24
5
c. 2
24
1
d. 2
32

8. Barisan pecahan berikut disusun dalam urutan turun, kecuali...


3 2 1 2
a. , , ,
4 3 2 5
3 2 3 1
b. , , ,
4 3 5 2
2 1 1 1
c. , , ,
3 3 4 6
5 3 1 1
d. , , ,
8 4 2 8

1 2 2
9. Hasil dari 2 x : = ...
2 3 5
1
a. 3
6
1
b. 4
6
1
c. 3
4
1
d. 4
4

10. Pada sebuah peta, jarak Jakarta ke Bandung adalah 2,5 cm. Jika jarak Jakarta-
Bandung sebenarnya adalah 75 km, maka skala peta itu adalah...
a. 1 : 1000
b. 1 : 10.000
c. 1 : 100.000
d. 1 : 1.000.000

.
DAFTAR HADIR SEMINAR HASIL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
SE KOTA LANGSA
27-28 FEBRUARI 2018

Hari/Tanggal : 2018
Tempat : SMP Negeri 1 Langsa

NO NAMA UNIT KERJA TANDA TANGAN


1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
16 16.
17 17.
18 18.
19 19.
20 20.
KUNCI JAWABAN SIKLUS I

NO JAWABAN

1. B

2. D

3. C

4. B

5.. C

6. B

7. C

8. B

9. A

10. C
KUNCI JAWABAN SIKLUS II

NO JAWABAN

1. A

2. A

3. A

4. D

5.. A

6. B

7. B

8. B

9. B

10. B
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I

Bacalah langkah kerja di bawah ini :

1. Baca dan diskusikan bersama teman dalam kelompok materi kubus dan balok

2. Diskusikan soal bersama teman dalam kelopok untuk mengerjakannya

1. Materi Persamaan Garis

Dalam mempelajari persamaan garis, kita akan selalu berkecimpung dengan

yang namanya bidang cartesius, karena persamaan garis lurus akan dinyatakan dalam

bidang cartesius. Dengan demikian jelas sudah persoalan kita kali ini untuk belajar

persamaan garis lurus kita harus menguasai tentang bidang cartesius dengan baik

terlebih dahulu. Sedangkan persamaan garis lurus itu sendiri memiliki pengertian

yaitu persamaan yang bila tuangkan atau gambarkan pada bidang cartesius akan

membentuk sebuah garis lurus.

Secara umum persamaan garis lurus mempunyai bentuk umum :

y=mx

Bentuk persamaan y=mx merupakan bentuk persamaan garis lurus yang paling

sederhana, dimana persamaan y = mx merupakan persamaan garis lurus yang

mempunyai titik pusat (0,0). Dari bentuk yang sederhana tersebut kita dapat

mengembangkan bentuk umum persamaan garis lurus menjadi:

y = mx + c

2. Soal

3
1. Persamaan garis yang melalui titik (0, 3) dengan gradient - adalah
2
2. Gradien garis yang persamaannya : 3x -2y = 6 adalah…

3. Gradien garis yang sejajar dengan garis : 2x + 6y + 8 = 0 adalah…

4. Persamaan garis yang bergradien 2 dan melalui titik (0, 3)…


LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II

Bacalah langkah kerja di bawah ini :

1. Baca dan diskusikan bersama teman dalam kelompok materi kubus dan balok

2. Diskusikan soal bersama teman dalam kelopok untuk mengerjakannya

1. Materi Menggambar Persamaan Garis Lurus Pada Koordinat Cartesius

Setiap titik yang terdapat pada bidang cartesius dinyatakan dalam bentuk

pasangan berurutan x dan y, dimana xmerupakan nilai yang terdapat pada

sumbu x yang disebut dengan absis sedangkan y merupakan nilai yang terdapat

pada sumbu y yang disebut dengan ordinat. dari penjelasan di atas dapat kita

simpulkan yaitu titik yang terdapat pada bidang Cartesius dapat dituliskan

sebagai (x,y)

Dari penjelasan diatas cukup jelas jika kita ingin menggambar persamaan garis

lurus yang pertama kita lakukan adalah mencari pasangan x dan y secara acak

yang memenuhi persamaan garis lurus tersebut. Setelah semua data (x, y) kita

ketahui nilainya, barulah kita dapat menggambar persamaan tersebut ke dalam

bidang kaertesius.

Perhatikan contoh di bawah ini :

Gambarlah garis dengan persamaan:

a. x + y = 4

b. x = 2y

Jawab :

a. Langkah pertama adalah menentukan nilai x dan y yang memenuhi persamaan


x+y=4

Misalkan:

x = 0 maka 0 + y = 4 ⇒ y = 4, sehingga diperoleh titik koordinat (0, 4)

x = 3 maka 3 + y = 4 ⇒ y = 1, sehingga diperoleh titik koordinat (3, 1)

Kemudian, dari dua titik koordinat tersebut dapat digambarkan garis lurus seperti

berikut:

b. Seperti sebelumnya, tentukan dahulu nilai x atau y yang memenuhi persamaan

x = 2y

x = 0 maka 0 = 2y ⇒ y = 0, sehingga diperoleh titik koordinat (0, 0)

x = 4 maka 4 = 2y ⇒ y = 2, sehingga diperoleh titik koordinat (4, 2)

Kedua titik tersebut dapat digambar menjadi sebuah garis lurus sebagai berikut :

2. Soal

1. Gradien garis yang mempunyai persamaan -4x + 3y – 5 = 0 adalah…


1
2. Persamaan garis yang melalui titik (0, 3) dan gradient adalah…
2
3. Persamaan garis yang melalui titik (2, 4) dan tegak lurus terhadap garis 4x – 2y
– 8 = 0 adalah…

Anda mungkin juga menyukai