Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 11 Desember 2018

Penyusun
(Kelompok 3)
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar .........................................................................................
2. Daftar Isi ..................................................................................................
3. Pendahuluan .............................................................................................
4. BAB. 1. PTC (Positive Temperature Coefficient)...................................

1.1. Karakeristik PTC (Positive Temperatur Coefficient) .............

5. BAB. 2. Sensor Suhu yang Digunakan Untuk Tungku Pelebur Logam ..


2.1. Termokopel ..............................................................................
2.2. Prinsip Kerja Termokopel .......................................................
2.3. Jenis–jenis Termokopel ...........................................................

6. BAB. 3. Sensor Suhu ...............................................................................

3.1. Thermostat ...............................................................................

3.2. Sensor Suhu IC ........................................................................

3.3. Sensor Infrared Pyrometer .......................................................

3.4. Termistor..................................................................................

3.5. Sensor Suhu RTD ....................................................................


BAB. 1
PTC (Positive Temperatur Coefficient)
Thermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai hambatannya
dipengaruhi oleh Suhu (Temperature). Thermistor merupakan singkatan dari “Thermal Resistor”
yang artinya adalah Tahanan (Resistor) yang berkaitan dengan Panas (Thermal). Thermistor
terdiri dari 2 jenis, yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor
PTC (Positive Temperature Coefficient).
Komponen Elektronika yang peka dengan suhu ini pertama kali ditemukan oleh seorang
ilmuwan inggris yang bernama Michael Faraday pada 1833. Thermistor yang ditemukannya
tersebut merupakan Thermistor jenis NTC (Negative Temperature Coefficient). Michael Faraday
menemukan adanya penurunan Resistansi (hambatan) yang signifikan pada bahan Silver Sulfide
ketika suhu dinaikkan.Maka,peubahan nilai resistansi PTC (Positive Temperature Coefficient)
dipengaruhi oleh perubahan temperature atau suhu lingkungan.
1.1 Karakeristik PTC (Positive Temperatur Coefficient)
Dalam beberapa hal PTC ini berbeda dengan NTC seperti yang dituliskan berikut ini:
 Koefisien temperatur dari termistor PTC akan positif hanya antara daerah temperatur tertentu.
Diluar daerah temperatur ini, koefisien temperaturnya bisa nol ataupun negatif.
Harga koefisien temperatur mutlak dari termistor PTC, hampir dalam seluruh kejadian jauh lebih
besar daripada yang dimiliki oleh termistor NTC.

(a).Fisik dan simbol PTC (b). Grafik Karakteristik PTC


Perlu dicatat bahwa skala resistansi adalah dalam logaritmik dan resistansinya berubah
mulai dari beberapa ratus ohm pada temperatur 75 oC dan beberapa ratus kilo ohm pada
temperatur 150 oC.
Termistor PTC terbuat dari BaTiO3 , cairan zat padat dari BaTiO3dan SrTiO3 adalah
analog dengan metode yang digunakan untuk persiapan membuat termistor NTC. Sejumlah
ekstra tertentu pada ion-ion Ti dibangkitkan dengan memasukkan ion-ion lain yang mempunyai
valensi yang berbeda.
BAB. 2
Sensor Suhu yang Digunakan Untuk
Tungku Pelebur Logam
2.1. Termokopel (Thermocouple)

Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan sering
digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan Elektronika yang
berkaitan dengan Suhu (Temperature). Beberapa kelebihan Termokopel yang membuatnya
menjadi populer adalah responnya yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang
suhu operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon
yang cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap
goncangan/getaran dan mudah digunakan.

2.2. Prinsip Kerja Termokopel (Thermocouple)

Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya Termokopel hanya
terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan digabungkan
ujungnya. Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi
sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam
konduktor yang mendeteksi suhu panas.

Untuk lebih jelas mengenai Prinsip Kerja Termokopel, mari kita melihat gambar dibawah

ini :

Berdasarkan Gambar diatas, ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu yang
sama, maka beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut
adalah “NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung dalam
rangkaian diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan terjadi
perbedaan suhu diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian menghasilkan
tegangan listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas yang diterimanya atau V1 –
V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada umumnya sekitar 1 µV – 70µV pada tiap
derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi
yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.

2.3. Jenis-jenis Termokopel (Thermocouple)

Termokopel tersedia dalam berbagai ragam rentang suhu dan jenis bahan. Pada dasarnya,
gabungan jenis-jenis logam konduktor yang berbeda akan menghasilkan rentang suhu
operasional yang berbeda pula. Berikut ini adalah Jenis-jenis atau tipe Termokopel yang
umum digunakan berdasarkan Standar Internasional.

Termokopel Tipe E

Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium


Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200˚C – 900˚C

Termokopel Tipe J

Bahan Logam Konduktor Positif : Iron (Besi)


Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : 0˚C – 750˚C

Termokopel Tipe K

Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium


Bahan Logam Konduktor Negatif : Nickel-Aluminium
Rentang Suhu : -200˚C – 1250˚C

Termokopel Tipe N
Bahan Logam Konduktor Positif : Nicrosil
Bahan Logam Konduktor Negatif : Nisil
Rentang Suhu : 0˚C – 1250˚C

Termokopel Tipe T

Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)


Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200˚C – 350˚C

Termokopel Tipe U (kompensasi Tipe S dan Tipe R)

Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)


Bahan Logam Konduktor Negatif : Copper-Nickel
Rentang Suhu : 0˚C – 1450˚C

Range pengukuran

Untuk kebutuhan pengukuran suhu pada tungku peleburan baja ini diambil range
pengukuran antara 1000°C hingga 1600°C, yaitu sesuai dengan titik lebur besi yang berada
pada suhu 1538°C.

Resolusi

Resolusi adalah kemampuan sistem pengukur termasuk pengamatnya, untuk membedakan


harga-harga yang hampir sama. Dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara dua besaran
input yang menghasilkan perubahan terkecil informasi output, perubahan input dilakukan
secara searah. Bila input diubah perlahan-Iahan dari sembarang harga yang bukan nol,
maka pada output terlihat tidak berubah sampai harga perubahan input tertentu dilampaui.
Perubahan ini disebut resolusi. Maka resolusi dapat didefinisikan sebagai perubahan input
yang dapat memberikan perubahan output terkecil yang dapat diukur. Kedua hal tersebut
dapat dinyatakan dalam satuan absolut atau juga dengan prosentase terhadap skala penuh
(F.S). Instrumen yang mempunyai histerisis besar belum tentu mempunyai solusi rendah.
Kemudahan pembacaan skala adalah sifat yang tergantung pada instrumen dan
pengamatnya. Ini menyatakan angka yang signifikan (mudah diamati) dan dapat
direkam/dicatat sebagai data. Pada meter analog, ini tergantung pada ketebalan tanda skala
dan jarum penunjuknya. Pada meter digital, digit terakhir (least significant) dapat dipakai
sebagai ukuran kemudahan pembacaan skala.

Maka sesuai dengan range pengukuran yang akan digunakan pada perencanaan ini adalah
jenis termokopel dengan batas range pengukuran 50 1800°C, yaitu termokopel type B
dengan sensitifitas 100 mV/C.

Kemampuan dari termokopel yang dapat mengukur suhu dari suhu yang sangat tinggi dan
juga suhu rendah menjadi alasan mengapa termokopel banyak dipakai. Namun, ada
beberapa kelebihan dan kekurangan dari termokopel, yakni:

Untuk kelebihannya adalah:


· Mudah dibaca, karena memiliki layar yang tidak mudah keruh dan skala yang jelas

· Respon cepat untuk setiap adanya perubahan suhu

· Akurasi yang tepat dalam pengukuran suhu

· Baik digunakan untuk pengukuran variasi suhu dengan jarak kurang dari 1 cm

· Termokopel tidak mudah rusak dan tahan lama

Sementara itu, termokopel juga memiliki kekurangan dalam pemakaiannya, yakni:


· Kalibrasi yang sulit, saat termokopel dinyalakan, suhu yang tertera adalah suhu pada
ruangan tersebut

· Hanya dapat digunakan untuk mengukur perbedaan suhu

· Termokopel membutuhkan perlengkapan tambahan yang harganya biasanya cukup


mahal

Dari Berbagai Sumber


2.4. Contoh – contoh perusahaan industri yang menggunkan tungku pelebur logam

 PT. Indonesia Asahan Aluminium Persero ( INALUM)


PT Indonesia Asahan Aluminium atau lebih dikenal sebagai Inalum merupakan
BUMN pertama dan terbesar Indonesia yang bergerak dibidang peleburan
Aluminium.
Perusahaan inalum menggunakan tungku pelebur logam untuk melebur aluminium
dan logam-logam lainnya . dengan penggunaan tungku pelebur logam berarti
menngunakan sensor suhu termokopel ( Thermocouple)

 PT Growth Sumatra Industry


Didirikan pada tahun 1989, PT. Pertumbuhan Asia merupakan bagian dari Growth
Steel Group yang dimiliki secara pribadi. Operasi manufaktur kami berbasis di
kota Medan, pusat perdagangan yang sibuk dan berkembang di Sumatera Utara,
Indonesia.

Sebagai pengecoran baja terbesar di Indonesia, PT. Pertumbuhan Asia bangga


menjadi perusahaan yang berorientasi ekspor, yang memasok coran besi
berkualitas ke Pasar Asia, Australia, Amerika, Afrika dan Eropa.

Memperluas pasar luar negeri telah menjadi bagian komitmen jangka panjang
perusahaan yang terus berlanjut. Melalui pembentukan penjualan dan kekuatan
teknis yang berpengalaman dan persediaan produk berkualitas rendah yang tepat
waktu, telah mendapatkan kontrak penting komponen penting untuk OEM dan
industri pertambangan.

 PT. Karya Deli Steelindo


PT. Karya Deli Steelindo adalah industri pengecoran logam besi dan baja
(foundry) dan enginerring yang didirikan pada tahun 1974 di Medan. Pada awal
berdirinya, perusahaan ini hanya mampu menghasilkan besi tuang kelabu (grey
cast iron) dengan menggunakan tanur kopula dan dengan kempuan sangat terbatas.
BAB. 3
Sensor Suhu
3.1.Thermostat

Thermostat adalah sensor suhu yang dapat mendeteksi perubahan suhu dan seketika suhu berubah
thermostat dapat menyambungkan atau memutuskan rangkaian listrik. Thermostat pada dasarnya terdiri
dari dua jenis logam yang berbeda seperti nikel, tembaga, tungsten atau aluminium. Dua Jenis Logam
tersebut kemudian ditempel sehingga membentuk Bi-Metallic strip. Bi-Metallic Strip tersebut akan
bengkok jika mendapatkan suhu tertentu sehingga bergerak memutuskan atau menyambungkan
sirkuit (on/off). Pada saat keadaan normal, thermostat akan selalu dalam kondisi terhubung dan mengaliri
arus listrik, rangkaian yang terhubungnya akan dalam kondisi on juga. Ketika thermostat tersebut
mendeteksi adanya panas, salah satu logam diantaranya akan mengembang dan merubah bentuk menjadi
sedikit melekuk dan akan semakin melekuk seiring dengan semakin panasnya strip yang ada pada
thermostat akhirnya akan memisahkan hubungan strip tadi dengan rangkaiannya sehingga aliran listrik ke
rangkaian sistem pemanas atau pendingin juga menjadi terputus atau menjadi kondisi off. Termostat
kemudian berubah menjadi kondisi off atau terjadi pemutusan arus listrik ke sistem pemanas atau pendingin
yang terhubung ke Termostat tersebut. Thermostat sering digunakan pada peralatan listrik seperti oven,
seterika, water heater dan lain lain.

3.2.Sensor Suhu IC

Sensor suhu IC merupakan sensor temperature yang prinsip kerjanya didasarkan pada sifat PN junction
silikon terhadap suhu/ temperature. Dimana tegangan maju PN junction akan menurun dengan
meningkatnya suhu, sehingga pada beberapa sensor suhu IC akan menghasilkan sinyal output (tegangan,
arus) yang berbanding lurus dengan suhu/ temperatur.Salah satu jenis IC sensor suhu adalah IC sensor
suhu tipe LM35.IC sensor suhu LM 35 ini memiliki output yang linier dan bekerja dengan tegangan 5 volt
DC. IC sensor suhu LM 35 sering digunakan sebagai pengindera temperature atau suhu ruangan.
3.3.Sensor Infrared Pyrometer
Infrared Pyrometer adalah sensor suhu yang dapat mengukur suhu dari jarak jauh tanpa melakukan kontak
langsung dengan objek diukur suhunya. Infrared pyrometer merupakan device pengukur suhu yang juga
biasa disebut sebagai termometer radiasi termal. Sensor ini menggunakan cahaya inframerah untuk
mengukur atau mendeteksi radiasi panas (thermal) benda. Infrared pyrometer biasa digunakan dalam
keadaan yang khas, seperti dalam kasus yang berhubungan dengan objek bergerak atau dimana pengukuran
non-kontak diperlukan karena kontaminasi atau alasan berbahaya (seperti tegangan tinggi), jarak objek
yang di ukur terlalu jauh, atau juga dimana suhu yang akan diukur terlalu tinggi untuk sensor yang
pengukurannya berkontak langsung dengan objek. Pyrometer akan mengetahui berapa suhu objek tersebut
dengan cara memanfaatkan perubahan panas yang dipancarkan dan yang diterima oleh pirometer. cahaya
infrared dapat difokuskan, dipantulkan atau diserap.

3.4.Termistor
Termistor adalah komponen elektronika yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh Suhu. Termistor
yang merupakan singkatan dari Termal Resistor ini pada dasarnya terdiri dari 2 jenis yaitu PTC
(Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient).Termistor PTC
adalah jenis termistor yang nilai resistansinya meningkat dengan meningkatnya suhu. Sedangkan,
termistor NTC adalah jenis termistor yang tahanannya atau resistansinya menurun ketika suhu
meningkat.
3.5.Sensor Suhu Termokopel
Termokopel adalah sensor suhu yang terdiri dari 2 jenis kawat logam konduktor yang digabung pada
ujungnya sebagai ujung pengukuran. Konduktor ini kemudian akan mengalami perubahan suhu dan
dari perbedaan suhu antara ujung termokopel/ujung pengukuran dengan ujung kedua kawat logam
konduktor yang terpisah, akan menghasilkan tegangan listrik karena terjadinya efek termo
elektrik.Termokopel adalah salah satu jenis sensor suhu yang paling sering digunakan, hal ini
dikarenakan rentang suhu operasional termokopel yang luas yaitu berkisar -200°C hingga lebih dari
2000°C dengan harga yang relatif rendah.

6.Sensor Suhu RTD


Resistive Temperature Detector atau disingkat dengan RTD adalah sensor suhu yang pengukurannya
menggunakan prinsip perubahan resistansi atau hambatan listrik logam yang dipengaruhi oleh perubahan
suhu. Dimana ketika suhu meningkat, maka resistansi elemen RTD juga akan meningkat. Dengan kata lain,
kenaikan suhu logam yang menjadi elemen resistor RTD berbanding lurus dengan resistansinya. RTD
adalah salah satu sensor suhu yang paling banyak digunakan dalam otomatisasi dan proses kontrol.RTD
memiliki fungsi yang sama dengan termistor jenis PTC yaitu dapat mengubah energi listrik menjadi
hambatan listrik yang sebanding dengan perubahan suhu. Namun RTD lebih presisi dan memiliki
keakurasian yang lebih tinggi jika dibanding dengan termistor PTC. Resistive Temperature Detector pada
umumnya terbuat dari bahan Platinum sehingga disebut juga dengan Platinum Resistance Thermometer
(PRT).

Anda mungkin juga menyukai