Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN ETIKA, MORAL, DAN AKHLAK DALAM

PERSPEKTIF AL-QUR’AN

MAKALAH

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7

1. AHMAD RISWAN 1810413310034


2. AINOL YAKIN 1810413310005
3. SITI NURSIAH 1810413320029
4. IYA SORAYA NUR RAHIMAH 1810413320026

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang
telah memberi kesempatan, taufik dan hidayah, serta inayahnya sehingga tugas
makalah dengan judul “Penerapan Etika, Moral, dan Akhlak Dalam Perspektif Al-
Qur’an” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW. keluarganya berserta para sahabatnya yang telah
membimbing kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang
yang diridhoi oleh allah SWT.
Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada teman-
teman kami yang telah memberikan petunjuk dalam terselesaikannya tugas makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah yang
sangat sederhana ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan
nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya. Semoga makalah
ini dapat berguna dan bemanfaat untuk kita semua. Amin

Banjarmasin, 10 September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Ruang Lingkup .......................................................................... 1
C. Rumusan Masalah ..................................................................... 1
D. Tujuan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A. Konsep Etika, Moral, Dan Akhlak ............................................ 3
B. Pengertian Etika, Moral, Dan Akhlak ....................................... 3
C. Persamaan Dan Perbedaan Etika, Moral Dan Akhlak .............. 5
D. Akhlak Mahmudah Melahirkan Insan Yang Bertaqwa ............. 6
E. Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak ......................................... 7
F. Indikator Manusia Berakhlak .................................................... 8
G. Akhlak Dan Aktualisasinya Dalam Kehidupan ........................ 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11
A. Kesimpulan ............................................................................... 11
B. Saran .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era global yang semakin maju ini perilaku seorang muslim semakin
beraneka ragam. Manusia cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan
bergaya, mereka bahkan lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak
yangyanitu tidak terlalu dihiraukan dan dijadikan pedoman dalam hidup.
Karena pada kenyataannya manusia sekarang kurang pengetahuan tentang
etika, moral, dan akhlak.
Selama ini pelajaran etika, moral, dan akhlak sudah diperkenalkan sejak
kita berada di sekolah dasar, yaitu pada pelajaran agama islam dan
kewarganegaraan. Namun ternyata pelajaran etika, moral dan akhlak itu hanya
dibiarkan saja tanpa diaplikasikan ke dalam perilaku kehidupan sehari-hari,
sehingga pelajaran yang telah disampaikan menjadi sia-sia.
Sebagai generasi penerus Indonesia, sangatlah tidak terpuji jika kita
para generasi penerus tidak memiliki etika, moral dan akhlak. Oleh karena itu
penulis menyusun makalah ini agar menjadi acuan dalam perbaikan etika,
moral, dan akhlak masyarakat.

B. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini, penulis hanya membatasi pembahasan dalam
bagaimana pandangan akhlak dalam kehidupan sehari-hari bedasarkan dalil-
dalil dari al-qur’an dan hadist, dan sajauh mana fungsi dan peran akhlak dalam
kehidupan umat manusia. Dengan tujuan agar tidak terjadi pembahasan yang
melebar dan berkepanjangan.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis
temukan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pandangan akhlak berdasarkan dalil-dalil al-qur’an dan hadist?

1
2

2. Apa saja fungsi dan peran akhlak dalam kehidupan manusia?

D. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui tuujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pandangan akhlak berdasarkan dalil-dalil al-qur’an dan
hadist.
2. Untuk mengetahui fungsi dan peran akhlak di dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Etika, Moral, dan Akhlak


Secara substansial etika, moral, dan akhlak memang sama, yakni ajaran
tentang kebaikan dan keburukan, menyangkut perikehidupan manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam dalam arti luas. Yang
membedakan satu dengan yang lainnya adalah ukuran kebaikan dan keburukan
itu sendiri.
B. Pengertian Etika, Moral Dan Akhlak
1. Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari
kata "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan” adalah segala sesuatu
dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk,
dan tanggung jawab.
Dengan demikian Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik
dan buruk dan yang menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal karena
memang etika adalah bagian dari filsafat.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam
pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita
rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan
pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari
tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
2. Moral
Kata Moral berasal dari Bahasa Latin Moralitas, adalah istilah
manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang
memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral
artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh

3
4

manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan


proses sosialisasi individu, tanpa moral manusia tidak bisa melakukan
proses sosialisasi. Moral dalam zamansekarang memiliki nilai implisit
karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut
pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-
sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh
sesamanya.
Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi
yang berlaku di suatu masyarakat. Penilaian terhadap moral diukur dari
kebudayaan masyarakat setempat. Apabila yang dilakukan seseorang itu
sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat
diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu
dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah
produk dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral
yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah
terbangun sejak lama.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa moral merupakan kondisi
pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-
nilai baik dan buruk.
3. Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab “akhlaq” yang merupakan bentuk
jamak dari “khuluq”. Secara bahasa “akhlak” mempunyai arti budi pekerti,
tabiat, dan watak. Dalam kebahasaan akhlak berarti budi pekerti, perangai
atau disebut juga sikap hidup adalah ajaran yang berbicara tentang baik
dan buruk yang yang ukurannya adalah wahyu tuhan.
Akhlak yang mulia, menurut imam al-ghozali ada empat perkara;
yaitu bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian
(menundukan kekuatan hawa nafsu), dan bersifat adil. Jelas beliau
merangkumi sifat-sifat seperti berbakti kepada orang tua dan negara, hidup
bermasyarakat dan bersilaturahmi, berani mempertahankan agama,
5

senantiasa bersukur dan berterima kasih, sabar dan ridha dengan


kesengsaraan, berbicara benar dan sebagainya.

C. Persamaan dan Perbedaan Etika, Moral, dan Akhlak


1. Persamaan
Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral yang
dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Akhlak, etika, dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran
tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.
b. Akhlak, etika, moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia
untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya
semakin rendah kualitas akhlak, etika, moral seseorang atau
sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas
kemanusiaannya.
c. Akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-
mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan
konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang.
Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut
diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan
lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat
secara tersu menerus, berkesinambangan, dengan tingkat keajegan
dan konsistensi yang tinggi.
2. Perbedaan
Perbedaan antara akhlak dengan moral dan etika dapat dilihat dari
dasar penentuan atau standar ukuran baik dan buruk yang digunakannya.
Standar baik dan buruk akhlak berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul,
sedangkan moral dan etika berdasarkan adat istiadat atau kesepakatan yang
dibuat oleh suatu masyarakat jika masyarakat menganggap suatu
perbuatan itu baik maka baik pulalah nilai perbuatan itu. Dengan demikian
standar nilai moral dan etika bersifat lokal dan temporal, sedangkan
standar akhlak bersifat universal dan abadi. Dalam pandangan Islam,
6

akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena
itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab
keimanan harus ditampilkan dalam prilaku nyata sehari-hari. Inilah yang
menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya: “Aku hanya
diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”. (Hadits riwayat Ahmad).
Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada
dasarnya adalah akumulasi dari aqidah dan syari’at yang bersatu secara
utuh dalam diri seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan
syari’at akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak
merupakan perilaku yang tampak apabila syari’at Islam telah dilaksanakan
berdasarkan aqidah

D. Akhlak Mahmudah Melahirkan Insan Yang Bertaqwa


Sifat mahmudah atau juga dikenal dengan akhlak terpuji ialah sifat yang
lahir di dalam diri seseorang yang menjalani kebersihan jiwa dari sifat-sifat
yang keji dan hina (sifat mazmumah). Boleh di anggap seperti racun-racun
yang boleh membunuh manusia secara tidak di sadari dan sifat ini berlawanan
dengan sifat mahmudah yang senantiasa mengajak dan menyuruh manusia
melakukan kebaikan. Oleh karena itu, dalam islam, yang menjadi pengukur
bagi menyatakan sifat seseorang itu ada baik atau buruk adalah berdasarkan
pada akhlak dan perilaku yang dimiliki oleh seseorang.
Dalam mengamalkan sifat-sifat mahmudah atau etika hidup yang
murni, ia merangkumi banyak aspek diantaranya:
1. Akhlak terhadap diri sendiri, seperti menjaga kesehatan diri sendiri,
membersihkan jiwa dari pada akhlak yang buruk dan keji serta tidak
melakukan perkara-perkara maksiat.
2. Akhlak terhadap keluarga, seperti pergaulan dan komunikasi yang baik
antara suami istri, berbuat baik kepada ibu dan bapak, menepati janji,
berlaku adil, menjadi saksi yang benar dan sebagainya.
7

Akhlak dapat dibentuk dengan baik sekiranya kita benar-benar


mengikuti kunas-lunas yang disyariatkan oleh Allah dan rosul-NYA. Antara
jalan terbaik membentuk akhlak yang mulia ialah :
1. Mempunyai ilmu pengetahuan. Setiap mukmin perlu mempelajari apakah
yang di maksud dengan akhlak terpuji (mahmudah) dan tahu membedakan
dengan akhlak yang keji (mazmumah).
2. Menyadari kepentingan akhlak yang diamalkan. Ini karna akhlak
merupakan cemin diri bagi seseorang muslim dan membawa image islam,
malahan daya tarik islam juga bergantung kepada akhlak yang mulia.
3. Mempunyai keazaman yang tinggi, melalui keazaman yang tinggi dan kuat
sahalJalah jiwa seseorang dapat di bentuk untuk benar-benar menghayati
sifat-sifat yang mulia

E. Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak


Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah) dengan
cara mensucikan hati. Hati yang suci bukan hanya bisa dekat dengan Tuhan
malah dapat melihat Tuhan (al-Ma’rifah). Dalam tasawuf disebutkan bahwa
Tuhan Yang Maha Suci tidak dapat didekati kecuali oleh hati yang suci.
Kalau ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang
buruk juga bagaimana mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara
zahiriah yakni dengan cara-cara yang nampak seperti keilmuan, keteladanan,
pembiasaan, dan lain-lain maka ilmu tasawuf menerangkan bagaimana cara
menyucikan hati, agar setelah hatinya suci yang muncul dari perilakunya
adalah akhlak al-karimah. Perbaikan akhlak, menurut ilmu tasawuf, harus
berawal dari penyucian hati. pendapat para sufi adalah dengan ijtinab al-
manhiyyat, dan adaa al-wajibat, serta adaa al-naafilat.
Dalam kacamata akhlak, tidaklah cukup iman seseorang hanya dalam
bentuk pengakuan, apalagi kalau hanya dalam bentuk pengetahuan. Yang
“kaffah” adalah iman ilmu dan amal. Amal itulah yang dimaksud akhlak.
Tujuan yang hendak dicapai dengan ilmu akhlak adalah kesejahteraan hidup
manusia de dunia dan kebahagian hidup di akhirat.
8

Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri
kepada Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu
tasawuf.”

F. Indikator Manusia Berakhlak


Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug) adalah tertanamnya iman
dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku. Sebaliknya, manusia
yang tidak berakhlak (su’al-khulug) adalah manusia yang ada nifaq
(kemunafikan) di dalam hatinya. Nifak adalah sikap mendua terhadap allah.
Tidak ada kesesuain antara hati dan perbuatan.
Taat akan perintah Allah dan tidak mengikuti keinginan hawa nafsu
dapat menyilaukan hati. Sebaliknya, melakukan dosa dan maksiat dapat
menghitamkan hati. Barang siapa melakukan dosa kemudian menghapusnya
dengan kebaikan tidak akan gelap hatinya, hanya saja cahaya itu berkurang.
Ahli tasawuf mengemukakan bahwa indikator manusia berakhlak,
antara lain adalah memiliki budaya malu dalam interaksi dengan sesamanya,
tidak menyakiti orang lain, banyak kebaikannya, benar dan jujur dalam
ucapannya, tidak banyak bicara tapi banyak berbuat, penyabar, tenang hatinya
selalu bersama allah, bijaksana, hati-hati dalam bertindak, disenangi teman dan
lawan, tidak pendendam, tidak suka mengadu domba, sedikit makan dan tidur,
tidak pelit dan hasad, cinta karena allah dan benci karena allah.
Kalau akhlak dipahami sebagai pandangan hidup, manusia berakhlak
adalah manusia yang menjaga keseimangan antara hak dan kewajibannya
dalam hubungannya dengan allah, sesama makhluk dan alam semesta.
Didalam al-quran banyak ditemukan ciri-ciri manusia yang beriman
dan memiliki akhlak mulia.
1. Istiqamah atau konsekwan dalam pendirian (QS. Al Ahqof:13),
2. Suka berbuat kebaikan (QS. Al Baqarah:112),
3. Memenuhi amanah dan berbuat adil (QS. An Nisa’:58),
4. Kreatif dan tawakkal (QS. Ali Imron:160),
5. Disiplin waktu dan produktif (QS.Al Ashr:1-4),
9

6. Melakukan sesuatu secara profesional dan harmonis (QS. Al’Araf:31).

G. Akhlak Dan Aktualisasinya Dalam Kehidupan


Dalam ilmu akhlak dijelaskan bahwa kebiasaan yang baik harus
dipertahankan dan disempurnakan, serta kebiasaan yang buruk harus di
hilankan, karena kebiasaan merupakan faktor yang sangat penting dalam
membentuk karakter manusia berakhlak.
Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh
ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari- hari. Dan akhlak seharusnya
diaktualisasikan dalam kehidupan seorang muslim seperti di bawah ini.
1. Akhlak terhadap Allah
a. Mentauhidkan Allah (QS. Al-Ihlas: 1-4)
b. Tidak berbuat musyrik pada Allah (QS. Luqman: 13)
c. Bertaqwa pada allah (QS. An Nisa’: 1)
d. Banyak berdzikir pada Allah (QS. Al-Ahzab: 41-44)
e. Bertawakkal hanya pada Allah (QS. Ali Imron: 159)
2. Akhlak terhadap diri sendiri
a. Sikap sabar (QS. Al Baqarah: 153)
b. Sikap syukur (QS. Ibrahim: 7)
c. Sikap amanah atau jujur (QS. Al Ahzab: 72)
d. Sikap tawadlu’ (rendah hati) (QS. Luqman: 18)
e. Cepat bertobat jika berbuat khilaf (QS. Ali Imron: 135)
3. Akhlak terhadap keluarga
Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang
di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi.
Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan
ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam
bentuk-bentuk perbuatan antara lain :
a. Menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih
dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut.
10

b. Mentaati perintah.
c. Meringankan beban, serta
d. Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.
4. Akhlak terhadap sesama manusia
a. Merajut ukhuwah atau persaudaraan (QS. Al Hujurat: 10)
b. Ta’awun atau saling tolong menolong (QS. Al Maidah: 2)
c. Suka memaafkan kesalahan orang lain (QS. Ali Imron: 134 & 159)
d. Menepati janji (QS. At Taubah: 111).

Al-Ghozali menjelaskan bahwa mencapai akhlak yang baik ada tiga cara.
1. Akhlak merupakan anugrah dan rahmat allah, yakni orang, memiliki
akhlak baik secara almiah.
2. Mujahadah, selalu berusaha keras untuk merubah diri menjadi baik dan
tetap dalam kebaikan, serta menahan diri dari sikap putus asa.
3. Riyadloh, ialah melatih diri secara spritual untuk senantiasa dzikir (ingat)
kepada allah dengan dawam al-dzikir.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang
menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal karena memang etika adalah
bagian dari filsafat. Dan Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya
adalah tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Serta, Akhlak dalam
kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga sikap hidup adalah
ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah
wahyu tuhan.
Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri
kepada Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu
tasawuf.”
Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug) adalah tertanamnya iman
dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku.
Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh
ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari- hari. Seperti akhlak kepada
tuhan, diri sendiri, dan sesama manusia.

B. Saran
Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca
maupun penyusun dapat menerapkan etika, moral dan akhlak yang baik dan
sesuai dengan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://depeberbagiilmu.blogspot.com/2013/12/makalah-agama-islam-akhlak-etika-
dan.html(Diakses pada tanggal 9 September 2018, pukul 5:03:15)
http://books.google.co.id/books?id=2K-
vp4lYPpAC&pg=PA55&lpg=PA55&dq=indikator+manusia+berakhlak&so
urce=bl&ots=EYaGgYTBRt&sig=nNVswfjps1_PYzeiN4m-
DWmSa9Q&hl=id&sa=X&ei=jpw5VPHIN5aVuASqmIGgCA#v=onepage
&q=indikator%20manusia%20berakhlak&f=true (Diakses pada tanggal 9
September 2018, pukul 7:38:49)
http://nurdinfivers1.blogspot.com/2014/02/makalah-agama-tentang-etika-moral-
dan.html (Diakses pada tanggal 9 September 2018, pukul 7:38:49)

12

Anda mungkin juga menyukai