Anda di halaman 1dari 8

J.Tek.Ling Vol. 7 No. 2 Hal.

198-205 Jakarta, Mei 2006 ISSN 1441 – 318X

PENGARUH PEMBERIAN LAPISAN LEMPUNG


TERHADAP PENINGKATAN LENGAS TANAH PADA
LAHAN MARGINAL BERPASIR
Sudaryono
Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstract

Various methods for water or soil humidity conservation include the use of
chemicals (synthetic matter) and plastic or asphalt layer at certain depth
under soil profile to hold irrigation or rain water entering into the soil to
prevent rapid disappearance from root zone. The present study observed
the role of fine texture soil (clay fraction) in increasing water capacity, and
releasing power of water for the need of plantation in marginal soil with
sand easily pressed structure, and sensitive to water and wind erosion.
The study was carried out in Glagah Coast, Kulon Progo, Yogyakarta. The
results conclude that the addition of 10 cm of clay layer at the depth of 20-
30 cm may optimally increase the humidity of sandy soil.

Key words: Clay fraction, water capacity, marginal soil

1. PENDAHULUAN Upaya meningkatkan produksi


lahan (terutama lahan bermasalah,
Pertambahan jumlah penduduk seperti lahan gambut, kritis, dan
telah berdampak terhadap kebutuhan marginal lainnya) memiliki beberapa
sumber daya lahan, sementara keterbatasan yang harus dapat ditiada-
sumberdaya lahan sangat terbatas, kan, antara lain adalah : cekaman air
sedang kerusakan lahan terus (water stress), kemasaman tanah, ke-
mengalami peningkatan, hal tersebut terbatasan hara tanaman, pemampatan
harus mendapatkan perhatian secara tanah, rendahnya kandungan bahan
serius oleh para pakar pertanian untuk organik, draenage jelek, kemunduran
dapat mencari jalan keluarnya. Berbagai mutu tanah akibat erosi, abrasi,
kegiatan yang bertujuan untuk pengikisan tanah, dan lain-lain.
meningkatkan produktivitas lahan harus
didukung semua pihak, karena kegiatan Dalam kaitannya dengan daya
tersebut mempunyai arti sangat strategis menyimpan air, tanah pasiran mempunyai
daripada mencetak lahan baru, karena daya pengikatan terhadap lengas tanah
membuka hutan bukan berarti tanpa yang relatif rendah karena permukaan
resiko, apalagi di pulau Jawa, luas hutan kontak antara tanah pasiran ini didominasi
yang tersisa kurang dari 30% dari oleh pori-pori mikro(1,2) . Oleh karena itu air
seluruh luas daratan. yang jatuh ke tanah pasiran akan segera
mengalami perkolasi dan air kapiler akan

198 Sudaryono, 2006


mudah lepas karena evaporasi. Laju 2. MEODOLOGI PENELITIAN
evaporasi ini sangat penting dalam
kaitannya dengan penghematan lengas Lapisan tanah lempung yang
tanah, sehingga penekanan laju evaporasi
diletakkan di dalam tanah pasiran akan
pada tanah pasiran akan bisa menghemat
mempengaruhi kemampuan tanah dalam
lengas yang disimpannya, sehingga bisa
dimanfaatkan untuk pertumbuhan meloloskan air. Penelitian ini dilakukan
tanaman. dengan memberikan/ penempatan
lapisan tanah lempung setebal 10 cm
dengan 4 (empat) perlakuan dan 3 (tiga)
Beberapa cara untuk mengurangi
ulangan untuk setiap perlakuan.
kecepatan perkolasi pada tanah pasiran
dapat dilakukan dengan menggunakan
suatu bahan sebagai penghambat telah 2.1. Rancangan Percobaan
banyak diteliti dengan menggunakan
sejenis bahan kimia berupa bahan Petak-petak penelitian dengan
sintetis yang berfungsi menaikkan daya ukuran tiap petak 3 x 6 m, dengan tiga
penyimpanan air pada tanah pasiran. ulangan untuk tiap-tiap perlakuan.
Kemudian dengan memberi tambahan Kedalaman pemberian lapisan lempung
bahan pengkondisi tanah berupa pupuk adalah sebagai berikut:
kompos atau pupuk organik lainnya
akan dapat memperbaiki sifat fisik tanah
3) Perlak I (Bo) : Kontrol (tanpa lapisan lempung)
pasiran .
+ 20 ton kompos

Akan tetapi pada umumnya bahan


erlak II (B1) : Lapisan lempung setebal 10 cm
kimia sintetis tersebut terlalu mahal dan
pada kedalaman 10-20 cm + 20
sulit diperoleh, terutama di negara-
ton kompos/ha
negara berkembang seperti di Indonesia.
Oleh karena itu perlu dicari alternatif
Perlak III (B2) : Lapisan lempung setebal 10 cm
dengan mencari bahan lain yang murah,
mudah didapat dan tidak mempunyai pada kedalaman 20-30 cm + 20

dampak negatif terhadap lingkungan. ton kompos/ha

Perlak IV (B3) : Lapisan lempung setebal 10 cm


Untuk mengatasi besarnya
pada kedalaman 30-40 cm + 20
kehilangan air karena perkolasi ditempuh
cara dengan melakukan rekayasa ton kompos/ha

terhadap ekosistem tanah pasiran


dengan mencampur atau memberi 2.2. Bahan dan Peralatan
lapisan lempung pada tanah pasiran
yang dapat berfungsi sebagai Bahan yang digunakan adalah
penghambat laju aliran air ke bawah. tanah lempung (grumusol). Pelaratan
Tanah-tanah bertektur lempung laboratorium untuk analisis sample tanah
mempunyai luas permukaan yang besar, dan alat untuk pengambilan data di
sehingga kemampuan menahan air dan lapangan, terdiri dari : tempat sample
menyediakan unsur hara semakin tanah (kantong plastik), alat oven, soil
4)
tinggi . Jumlah kadar lempung pada sampler, ring infiltrometer, stop watch,
suatu tanah akan dapat menentukan cangkul, ember, gayung, penggaris, rol
kapasitas memegang air. Tanah yang meter, dan timbangan analisis.
mengandung kadar lempung tinggi akan
sulit meloloskan air, baik melalui proses Tanah lempung yang akan
penguapan maupun hilangnya air masuk digunakan sebagai lapisan dihancurkan
5)
ke lapisan tanah di bawahnya . (ditumbuk) sehingga tidak bongkah-

Pengaruh Pemberian..…..... J.Tek. Ling. PTL-BPPT. 7 (2): 198-205 199


bongkah, kemudian dimasukkan 3. ANALISIS HASIL
kedalam tanah setebal 10 cm ke setiap 3.1. Keadaan Tanah Sebelum
petak lahan pasiran dengan Percobaan
kedalaman sesuai perlakuan.
Selanjutnya tanah pasiran galian Hasil analisis contoh tanah
ditempatkan kembali diatas lapisan pasiran sebelum ditambah bahan
lempung, dan diratakan tanpa dilakukan pengkondisi dan biomikro dapat dilihat
pemadatan. pada Tabel 1 di bawah ini.

2.3. Cara Pengamatan Dari Tabel 1 tersebut di atas


menunjukkan bahwa kondisi fisik tanah
a) Pengamatan fisik melalui percobaan termasuk bertekstur tanah
pengamatan terhadap perubahan pasiran (berdasarkan klasifikasi segitiga
kenampakan lahan pasiran selama USDA) dan struktur tanahnya granuler,
penelitian berlangsung. porositas tanahnya sampai kedalaman
40 cm adalah 43,92%. Porositas tanah
b) Pengamatan infiltrasi, diamati yang besar ini karena penyusunan
dengan cara : tekstur tanahnya didominasi oleh fraksi
pasir (94,3%) dibandingkan dengan
- Menyiapkan dua tabung penyusunan yang lain yaitu lempung dan
infiltrometer dengan diameter yang debu.
berbeda
Berat volume tanah pada
- Kedua tabung infiltrometer 3
kedalaman 0 – 10 cm adalah 1,46 gr/cm
dimasukkan vertikal ke dalam , pada kedalaman 10 – 20 cm sebesar
tanah, tabung berdiameter besar 3
1,50 gr/cm dan kedalaman 20-30 cm
sedalam 40 cm dan tabung 3
1,61 gr/cm .
berdiameter kecil sedalam 15
cm. Dengan diameter kecil Tabel 1 : Hasil Analisis Laboratorium
terletak di bagian dalam tabung pada Tanah Tempat
besar.
Penelitian
- Air dimasukkan diantara dua Kedalaman Tanah (cm)
No Parameter Satuan
tabung infiltrometer dan tinggi 0-10 10-20 20-30 30-40
muka air dijaga tetap 1 Tekstur tanah
- Pasir % 94.3 87,66 86,57 85,17
- Tabung infiltrometer kecil diisi air - Debu % 2,5 6,49 7,48 8,78
- Lempung % 3,2 5,85 5,95 6,05
dan dicatat tinggi muka air setelah 2 Kelas Tekstur sandy sandy sandy sandy
3
waktu menunjukkan 30 detik, 60 3 Berat volume gr/cm 1,46 1,50 1,61 1,69
4 Berat jenis gr/cm3 2,65 2,68 2,69 2,69
detik, 2 menit, 3 menit, 4 menit, 5 5 Porositas % 44,91 44,03 44,00 43,92
menit, 10 menit, 15 menit dan 6 Permeabilitas cm/jam 34,654 30,012 29,546 29,243
7 Klas - sngt cpt sngt cpt sngt cpt sngt cpt
seterusnya setiap 15 menit, 8 Bhn. organik 1,37 1,34 1,34 1,30
sampai penurunan tinggi muka air 9 N-Total % 0,11 0,07 0,08 0,07
10 P tersedia % 50.32 42,65 46,45 43,76
tetap. 11 K tersedia ppm 0.23 0,19 0,21 0,19
12 pH me/100g 5.91 6,13 6,16 6,15
c) Pengambilan sample tanah untuk
pengukuran kadar lengas tanah dan Sedang pada posisi kedalaman
berat volume tanah. Sampel tanah 30-40 cm berat volumenya adalah 1,69
3
diambil sesuai dengan kedalaman gr/cm . Penentuan berat volume tanah
nya ( 10 cm, 20 cm, 30 cm dan 40 sebelum diolah dapat digunakan sebagai
cm) indikasi lapisan padat, semakin padat

200 Sudaryono, 2006


lapisan tanah maka berat volumenya pertumbuhan tanaman tersedia
semakin besar. Berat volume tanah semua. Tipe tanah seperti ini kurang
cenderung naik jika semakin dalam baik untuk usaha pertanian karena
karena kandungan bahan organik yang terlalu banyak meloloskan air,
semakin rendah, kurangnya agregrasi mempunyai daya simpan kecil,
dan terjadinya pemadatan. evaporasi besar, maka perlu sekali
diadakan usaha perbaikan kesuburan
Berat jenis tanah sebesar 2,65 fisik dan kimia agar tanah lebih
3 3)
gr/cm (pada kedalaman 0-10 cm), meningkat kondisi fisiknya .
2,68 gr/cm3 (10-20 cm), 2,69 gr/cm3
(20-30 cm), dan 2,69 gr/cm3 (30-40 3.2. Pengaruh Lapisan Lempung
cm). Berat jenis tanah mempunyai arti
penting karena bersama dengan berat Tanah lempung yang digunakan
volume dan porositas digunakan untuk dalam penelitian ini diambil dari daerah
me-ngetahui kemampuan tanah Balecatur, Gamping, Sleman,
menyerap dan menyimpan air, Yogyakarta dan merupakan tanah
dinamika air di dalam dan ketersediaan Grumusol. Adapun hasil analisis fraksi-
air dalam tanah untuk pertumbuhan fraksinya sebagai berikut : fraksi pasir
tanaman. sebesar (24,74%), fraksi debu (22,76%)
dan fraksi lempung (52,50%). Sedang
3
Permeabilitas tanahnya termasuk berat volumenya 1,13 gram/cm .
kelas sangat cepat yaitu 34,65 cm/jam
kedalaman (0 -10 cm), 30,012 cm/jam a. Berat volume tanah
pada kedalaman (10-20 cm), 29,546
cm/jam (20-30 cm) dan 29,243 cm/jam Berat volume tanah berhubungan
pada kedalaman (30-40 cm). Perbedaan erat dengan jumlah total ruang pori,
permeabilitas ini tidak terlepas dari semakin besar jumlah total ruang pori
adannya berat volume yang berbeda akan semakin kecil berat volumenya.
yaitu semakin dalam maka berat Hasil pengukuran berat volume seperti
volumenya semakin besar dan berarti di Tabel 2.
semakin padat, itulah sebabnya pada
kedalaman 30-40cm permeabilitas tanah Dari Tabel 2 tersebut di atas
lebih rendah, terlalu banyak meloloskan menunjukkan bahwa pada awal
air, mempunyai daya simpan air kecil. percobaan (tanah pasir) berat
volumenya tinggi, tetapi kemudian
Sedangkan pada sifat kimia tanah setelah ada pemberian pupuk kompos,
pasiran menunjukkan bahwa tanah lapisan lempung dan penyiraman yaitu
pasiran yang digunakan untuk 21 hari setelah tanam, berat volumenya
percobaan adalah miskin bahan mengalami penurunan, tanah lebih
organik 1,30-1,37%, demikian pula bergumpal. Tanah yang lepas dan
unsur hara lainnya. ( N total: 0,07 – bergumpal akan mempunyai berat
0,11%; K tersedia : 0,19-0,23 ml/100 persatuan volume (kerapatan massa)
gr, kecuali kandungan phospor rendah dan kerapatan massa yang
tersedia relatif tinggi yakni 42,65 – terjadi ditentukan oleh banyaknya pori
50,32 ppm. Menurut klasifikasi maupun butir-butir tanah padat. Besar
Kohnke6), dapat digolongkan ke dalam kecilnya berat volume tanah sangat
tanah yang mengandung unsur hara bervariasi dan dipengaruhi oleh : i)
rendah, meskipun semua unsure tekstur tanah, ii) kandungan bahan
utama yang diperlukan untuk organik tanah, iii) struktur tanah atau
3)
lebih khusus bagian rongga pori tanah .

Pengaruh Pemberian..…..... J.Tek. Ling. PTL-BPPT. 7 (2): 198-205 201


Tabel 2 : Hasil Pengukuran Berat per perlakuan yang lain kadar lengasnya
satuan Volume Tanah Pasiran lebih besar. Pengamatan kadar lengas
di Pantai Glagah, Kulon Progo pada kedalaman 0-10 cm, perlakuan II
kadar lengasnya paling tinggi dan
berturut-turut diikuti perlakuan III dan IV.
3
Kadar lengas perlakuan II mencapai
Kdlm Berat volume (gram/cm )
No. Pr *)
lebih dari 17%, sementara perlakuan I
(cm) Awal 21 HST 45 HST 90 HST kadar lengasnya kurang dari 9%. Ini
1. I 0 - 10 1,46 1,15 1,16 1,25 berarti bahwa dengan adanya perlakuan
10 - 20 1,50 1,31 1,29 1,33 pemberian lapisan lempung akan dapat
20 - 30 1,84 1,54 1,33 1,30 meningkatkan kadar lengas sampai 2
30 - 40 1,32 1,60 1,42 1,40 kali lipat.
2. II 0 - 10 1,46 1,17 1,26 1,26
10 - 20 1,50 1,29 1,29 1,32
20 - 30 1,58 1,34 1,28 1,33
Grafik Lengas Tanah (10 - 20 cm)
30 - 40 1,67 1,38 1,40 1,41 60

3. III 0 - 10 1,46 1,09 1,14 1,18 50

10 - 20 1,50 1,28 1,25 1,32 40

20 - 30 1,52 1,26 1,29 1,39 30

30 - 40 1,53 1,38 1,34 1,37 20

4. IV 0 - 10 1,46 1,08 1,15 1,18 10

0
10 - 20 1,50 1,30 1,29 1,31
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34
20 - 30 1,78 1,30 1,31 1,33 Jumlah Hari
Kontrol Lempung 10 - 20cm
30 - 40 1,26 1,35 1,39 1,39 Lempung 20 - 30 cm Lempung 30 - 40 cm
Keterangan :
*) : sebelum diberi perlakuan Gambar 1 Grafik hubungan kadar lengas
HST : hari setelah tanam
Pr : Perlakuan
dengan waktu
Kdlm : Kedalaman
Grafik Lengas Tanah (20-30 cm)
45
Kadar Lengas Tanah (%)

40
Pada pengamatan yang ke tiga 35
(45 HST) dan ke empat (90 HST) 30
25
menunjukkan adanya perubahan berat 20
volume (BV) baik pada kedalaman 0 – 15
10
10 cm, 10 – 20 cm, 20 – 30 cm, maupun
5
pada kedalaman 30 – 40 cm. Pada 0
semua perlakuan mengalami kenaikan 0 10 20 30
Jumlah Hari
40

berat volume atau tanah menjadi Kontrol Lempung 10 - 20cm


semakin padat. Peningkatan BV tersebut Lempung 20 - 30 cm Lempung 30 - 40 cm

dimungkinkan karena akibat pemberian


air yang berakibat butir-butir tanah halus
Gambar 2:Grafik hubungan kadar lengas
tersiram turun masuk ke dalam rongga-
dengan waktu
rongga antar butiran sehingga tanah
mengalami kepadatan.
Pada Gambar 2, pengamatan
b. Kadar Lengas Tanah kadar lengas pada kedalaman 10-20 cm,
terlihat jelas adanya perbedaan. Grafik
perlakuan II (lapisan lempung sedalam
Pada Gambar 1, terlihat jelas 10-20 cm) terlihat jauh lebih, karena
bahwa perlakuan I (kontrol) kadar pada grafik ini kadar lengas tanah yang
lengasnya paling rendah dan pada

202 Sudaryono, 2006


terukur adalah kadar lengas tanah Grafik Laju Infiltrasi Bulan Januari
lempung. Pada pengamatan ini, ternyata 40
35
perlakuan kontrol (tanpa lapisan

Laju Infiltrasi (mm/menit)


30
lempung) relatif lebih rendah dibanding 25
dengan lapisan lempung. Perlakuan III 20
dan IV relatif lebih tinggi grafiknya dan 15

kadar lengasnya bisa mencapai hampir 10


5
20% (perlakuan III). 0
0 40 80 120 160 200 240
Waktu (t) dalam Menit
Grafik Lengas Tanah (30-40 cm)
45 laju B0 laju B1 laju B2 laju B3
Kadar Lengas Tanah (%)

40
35
30 Gambar 4 :Grafik laju infiltrasi pada
25
20 periode waktu 21 HST
15
10
5
0
Berbeda dengan grafik sebelumnya
0 10 20 30 40
Jumlah hari
(pengamatan pada kedalaman 0-10 cm,
Kontrol Lempung 10 - 20cm 10-20 cm dan 20-30 cm), pada Gambar 4
Lempung 20 - 30 cm Lempung 30 - 40 cm
ini (pengamatan pada kedalaman 30-40
cm) tidak begitu terlihat adanya perbedaan
Gambar 3: Grafik hubungan kadar lengas pada perlakuan I, II dan III, kadar
dengan waktu lengasnya rata-rata kurang dari 10%. Ini
terjadi karena pada perlakuan I, II dan III,
pada kedalaman 30-40 cm atau
Pada Gambar 3, terlihat jelas dibawahnya sudah tidak ada lapisan
perbedaan grafik III (penempatan lapisan penahan aliran dari atas, sehingga air terus
lempung sedalam 20-30 cm). Hal ini turun kebawah dan menyebabkan kadar
karena pengamatan kadar lengasnya lengas di bagian atas jadi kecil.
dilakukan pada kedalaman 20-30 cm
yang berarti pada perlakuan III kadar Dari hasil analisis/pengamatan
lengas yang terukur adalah kadar lengas dapat diketahui, semakin bertambah
lapisan lempung. waktunya ternyata nilai kadar lengas tanah
yang diberi lapisan lempung tetap lebih
Sebagaimana Gambar 1 dan 2, tinggi dibanding yang tanpa lapisan
ternyata perlakuan I (tanpa lapisan lempung. Hal ini jelas terlihat pada Gambar
lempung) grafiknya paling rendah dan 1, 2, dan 3. Sedang pada perlakuan
perlakuan II dan IV relatif lebih tinggi. penempatan lempung pada kedalaman 10-
Pada grafik perlakuan IV, kadar 20 cm, kadar lengasnya tertinggi, kadar
lengasnya bisa mencapai hampir 25%, lengas relative lebih rendah pada
kedalaman 20-30 cm dan 30-40 cm
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
perlakuan I yang kadar lengasnya
kurang dari 10%. .Pada penempatan lapisan lempung
sedalam 20-30 cm, kadar lengasnya relatif
lebih tinggi pada kedalaman 10-20 cm dan
Selanjutnya pada Gambar 4, juga 20-30 cm, sedang pada kedalaman lain
terlihat jelas bahwa grafik perlakuan IV tidak begitu tinggi.
paling tinggi dan nyata benar perbedaan
nya dengan grafik yang lainnya, karena
Pada penempatan lapisan
pada grafik ini yang terukur adalah kadar
lempung sedalam 30-40 cm, semua hasil
lengas tanah lempung (pengamatan
pengukuran kadar lengas relatif lebih
pada kedalaman 30-40 cm).
rendah, kecuali pada kedalaman 30-40
cm.

Pengaruh Pemberian..…..... J.Tek. Ling. PTL-BPPT. 7 (2): 198-205 203


Tabel 3: Hasil Pengukuran Laju Infiltrasi
Waktu Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III Perlakuan IV
-0,1895 -0,3994 -0,2480 -0,2140
21 HST 16,295T 17,333T 14,465T 27,3598T
-0,1458 -0,3027 -0,2709
45 HST 15,546T 18,837T 16,387T 19,7906T-0,2860

0 HST 24,511T-0,1361 18,708T-0,3314 30,832T-0,3175 35,0643T-0,3220

c. Infiltrasi (94,3%) dibandingkan dengan penyusunan


yang lain yaitu lempung dan debu.
Dari data infiltrasi (Tabel-1), Pada Gambar 6, pada awal
selanjutnya dibuat grafik hubungan laju infiltrasi laju terendah adalah pada
infiltrasi terhadap waktu. Pada Gambar 5 Perlakuan I (tanpa lapisan lempung) dan
terlihat bahwa pada awal infiltrasi, laju Perlakuan IV (penempatan lapisan
terendah adalah pada perlakuan lempung sedalam 30-40 cm), sedangkan
penempatan lapisan lempung sedalam laju tertinggi pada Perlakuan II
20-30 cm (perlakuan III). Sedangkan (penempatan lapisan lempung sedalam
pada akhir infiltrasi, laju terendah terjadi 10-20 cm. Pada akhir infiltrasi, laju
pada perlakuan penempatan lapisan terendah adalah pada Perlakuan II
lempung sedalam 10-20 cm (perlakuan (penempatan lapisan lempung sedalam
II) diikuti kemudian oleh perlakuan 10-20 cm) diikuti perlakuan III
penempatan lapisan lempung sedalam (penempatan lapisan lempung sedalam
20-30 cm (Perlakuan III), dan laju 20-30 cm), dan laju tertinggi pada
tertinggi terjadi pada Perlakuan IV perlakuan kontrol (tanpa lapisan
(penempatan lapisan lempung sedalam lempung).
30-40 cm).
Grafik Laju Infiltrasi Bulan Maret
40

Tabel Laju Infiltrasi Bulan Februari 35


Laju Infiltrasi (mm/menit)

40
30
35
Laju Infiltrasi (mm/menit)

25
30
25 20
20 15
15 10
10
5
5
0
0
0 40 80 120 160 200 240 0 40 80 120 160 200 240
Waktu (t) dalam Menit Waktu (t) dalam Menit
laju B0 laju B1 laju B2 laju B3 laju B0 laju B1 laju B2 laju B3

Gambar 5 : Grafik laju infiltrasi pada


periode waktu 45 HST Gambar 6. Grafik laju infiltrasi pada
periode waktu 21 HST
Dari Tabel 1 tersebut di atas
menunjukkan bahwa kondisi fisik tanah Pada Gambar 7, di awal infiltrasi
percobaan termasuk bertekstur tanah ternyata perlakuan II lajunya terendah,
pasiran (berdasarkan klasifikasi segitiga sedangkan laju tertinggi pada perlakuan
USDA) dan struktur tanahnya granuler, IV. Begitu pula di akhir infiltrasi, ternyata
porositas tanahnya sampai kedalaman laju terendah adalah pada perlakuan II
40 cm adalah 43,92%. Porositas tanah dan diikuti perlakuan III, sedangkan laju
yang besar ini karena penyusunan tekstur tertinggi pada perlakuan I, diikuti
tanahnya didominasi oleh fraksi pasir perlakuan IV.

204 Sudaryono, 2006


Grafik Laju Infiltrasi Bulan Maret
c. Berdasarkan uraian diatas,
penempatan lempung sedalam 20-
40 30 cm lebih tepat diterapkan di
35
lapangan, dengan pertimbangan
30

25 kedalaman tersebut adalah


20 merupakan zone perakaran
15

10
tanaman.
5 laju B0

0 laju B1
4.2..Saran
0 40 80 120 160 200 laju B2

Waktu (t) dalam Menit


laju B3 a. Masih diperlukan penelitian lanjutan
untuk melihat/mengetahui banyak
nya pemberian tanah lempung yang
Gambar-7:Grafik laju infiltrasi pada
optimal sehingga kondisi tanah
periode waktu 21 HST pasiran benar-benar cocok untuk
Dari Gambar 5, 6, dan Gambar 7 pertumbuhan tanaman.
(menunjukkan berturut-turut laju infiltrasi b. Meningkatnya kadar lengas tanah
periode waktu 21 HST, 45 HST dan 90 perlu diteliti lebih lanjut hubungan
HST) dan dari Tabel 2 diatas, pada nya dengan penyediaan air bagi
perlakuan yang sama ternyata gradiennya tanaman.
(konstanta b) hampir sama. Ini berarti
bahwa laju infiltrasi untuk berbagai fase c. Tanah lempung bisa disarankan
pertumbuhan hampir sama, dan bisa untuk digunakan sebagai lapisan
dikatakan bahwa laju infiltrasinya tetap penahan air pada kedalaman
untuk masing-masing perlakuan. Untuk perakaran tanaman dalam jumlah
perlakuan pemberian lapisan lempung dan penempatan yang optimal.
sedalam 10-20 cm yang mempunyai laju
infiltrasi terendah, laju infiltrasi rata-ratanya d. Perlunya dilakukan penelitian lebih
sebesar 3,06 mm/menit, sedangkan lanjut, guna melihat pengaruh
perlakuan kontrol laju infiltrasi rata- pemberian lapisan lempung yang
ratanya sebesar 8,31 mm/menit. dikombinasikan dengan sistem
irigasi sprinkler atau sistem irigasi
4. KESIMPULAN DAN SARAN tetes (drip irrigation)

4.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
a. Pemberian lapisan lempung pada
kedalaman perakaran tanaman 1. Buckman H.D. and Brady, 1982. The
(sedalam 20-30 cm) di dalam tanah Nature and Properties of Soil. Mc.
Millan Company, New York.
pasiran ternyata dapat menaikkan
kadar lengas tanah dan menurunkan 2. Darmawidjaja Isa, 1980. Klasifikasi
laju infiltrasi. Kenaikan kadar lengas Tanah. Balai Penelitian Teh dan Kina,
tanah ini disebabkan karena proses Gambung.
grafitasi dan perkolasi dihambat oleh 3. Hardjowigeno, S., 1987. Ilmu Tanah,
lapisan lempung tersebut. Edisi 1, Mediatama Sarana Perkasa,
Jakarta.
b. Adanya lapisan lempung di dalam
tanah pasiran menurunkan laju 4. Hillel, 1981. Fundamental of Soil
infiltrasi, sedang rata-rata Physics. Academic Press, New York.
infiltrasinya adalah 8,31 mm/menit 5. Islami T. dan Utomo, 1995. Hubungan
(tanpa lapisan lempung) menjadi Tanah, Air dan Tanaman. IKIP –
4,57 mm/menit. Semarang Press.
6. Kohnke H. 1968. Soil Physic. Mc.
Graw-Hill Book Company, New York.

Pengaruh Pemberian..…..... J.Tek. Ling. PTL-BPPT. 7 (2): 198-205 205

Anda mungkin juga menyukai