Anda di halaman 1dari 9

`

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL NEGARA KUWAIT

Disusun Oleh:

1. Rudi Hartomo (G64110013)


2. Agisha Mutiara Yoga A S (G64110020)
3. Lani Kurnia Sari (G64110025)
4. Nadia Rahmah (G64110056)
5. Aries Santoso (G64110071)

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI


PRODI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PENDAHULUAN

Organisasi Konverensi Islam atau yang biasa disebut OKI merupakan sebuah organisasi
internasional yang memiliki seorang perwakilan tetap di Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan
beranggotakan 52 negara Islam. OKI didirikan di Rabat, Maroko pada 12 Rajab 1389 H (25
September 1969) dalam Pertemuan Pertama para Pemimpin Dunia Islam yang diselenggarakan
sebagai reaksi terhadap terjadinya peristiwa pembakaran Masjid Al Aqsa pada 21 Agustus 1969
oleh pengikut fanatik Kristen dan Yahudi di Yerusalem.
Kuwait adalah negara yang terletak di pesisir Teluk Persia di sudut barat laut dari Teluk
Arab, Timur Tengah. Ia berbatasan dengan Arab Saudi di sebelah selatan
dan Irak di sebelah utara, dengan luas negara sekitar 18.000 km, berpenduduk 2,8 juta jiwa
(2011) dengan 95% penduduknya beragama Islam. Kuwait City - ibukota Negara Kuwait
- berdiri sekitar tiga abad yang lalu, terletak di pantai selatan Teluk Kuwait. Negara yang
menggunakan mata uang Dinar Kuwait ini memiliki pendapatan perkapita yang mencapai US$
54,654 (2011). Kuwait sangat kaya dengan cadangan minyak dan gas alam, cadangan minyak
yang sudah diketahui adalah 96,8 milyar barel, menempati 10% cadangan total dunia, nomor 4 di
dunia . Deposito gas alam sebesar 1,498 triliun meter kubik , yang merupakan 1,1% deposito
dunia. Minyak ditemukan di Kuwait pada 1930-an , dan terbukti memiliki 20 % dari sumber
daya dunia yang dikenal minyak . Sejak tahun 1946 telah eksportir minyak terbesar kedua di
dunia. Minyak merupakan sumber utama pendapatan keuangan Kuwait dan soko guru ekonomi
nasional Kuwait. Komoditas ekspor utamanya adalah minyak bumi , gas alam dan produk
industri kimia , ekspor minyak menempati 95% nilai total ekspor.
Kuwait merupakan salah satu Negara yang tergabung dalam OKI. Negara tersebut
merupakan kegara ke-7 yang bergabung bersama OKI. Kuwait bergabung sejak tahun 1969.
Negara Kuwait merupakan Negara yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Oleh karena
itu, ingin dianalisis kebijakan-kebijakan fiscal Negara Kuwait dalam perpektif Ekonomi Syariah.
KONDISI EKONOMI NEGARA KUWAIT

Pada tahun 2008, kondisi keuangan global memburuk tajam setelah


terjadinya‘crash’ (goncangan) besar –besaran di pasar dunia. Namun, sejumlah negara di
kawasan teluk mampu menstabilkan ekonomi mereka akibat akumulasi surplus angaran yang
dihasilkan selama booming harga minyak sebelum terjadinya goncangan. Krisis keuangan global
menyebabkan banyak perusahaan di Kuwait mengalami default. Selain itu, banyak perusahaan
memiliki hutang kepada bank dan lembaga keuangan di Eropa yang belum dilunasi. Dengan
demikian,beberapa lembaga keuangan asing, khususnya sejumlah Bank di Eropa, enggan untuk
memberikan kredit atau restrukturisasi utang. Menurut IMF, tingkat pemulihan di wilayah GCC
(Gulf Cooperation Council) setelah terjadinya goncangan pasar di tahun 2008, berkisar pada
47% di Kuwait sampai 72% di Qatar dan KSA. Pasar hutang di GCC, yang dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi yang lemah, adalah hasil dari krisis keuangan tahun 2008. Hutang Negara-
Negara GCC mencapai 39 miliar USD, yang jatuh tempo dalam satu tahun. Setengah dari utang
ini berasal hanya dari UEA. Namun, pada 2009, ada pemulihan parsial karena beberapa
intervensi pemerintah seperti penurunan suku bunga dan penerbitan obligasi.
Di sektor keuangan, Kuwait membutuhkan dukungan yang kuat dari Bank Sentral selama
krisis berlangsung. Bank Sentral Kuwait (CBK) harus turun tangan untuk meminimalkan
kerugian dan menstabilkan perekonomian. Pada tahun 2009, CBK mengurangi tiga kali tingkat
diskonto untuk menghasilkan penurunan sebesar 125 basis poin. Oleh karena itu, tingkat dikonto
menurun dari 3,75% pada tahun 2008 menjadi 2,50% di tahun 2009. Bursa Efek Kuwait (KSE)
mengalami penurunan yang signifikan selama tahun 2008 sejalan dengan Negara-negara GCC
dan pasar global. Hampir semua sektor menghadapi sell-of besar-besaran. Beberapa perusahaan
menderita kerugian besar selama periode tersebut, dan banyak perusahaan yang berada di tepi
jurang kebangkrutan. Sektor perbankan termasuk salah satu sektor yang paling terkena dampak
krisis. Oleh sebab itu, sejumlah bank telah difokuskan untuk merapikan neraca mereka dalam
rangka mengurangi eksposur risiko mereka. Sektor real estate di Kuwait pun menyusut secara
signifikan sebagai akibat dari krisis pasar global. Harga yang sangat meningkat sebelum
terjadinya krisis global mengakibatkan "gelembung" real estate. Jumlah hutang yang besar
berdampak negatif pada sektor ini. Banyak investor real estate mengalamui default, dan karena
itu mereka tidak dapat membayar kewajiban hutang mereka terhadap lembaga keuangan.
Menurut IMF, real estate menyumbang 26% dari portofolio pinjaman bank pada tahun 2009.
Ditambah lagi, kinerja yang buruk dari perusahaan investasi yang mempengaruhi daya tarik para
investor real estate.
PDB Kuwait telah menurun pada tahun 2009 sebagai reaksi terhadap krisis. Tingkat
pertumbuhan PDB riil mengalami penurunan sebesar 4,8% pada tahun 2009, terhadap
peningkatan 5,5% pada tahun 2008. Minyak dan Gas memberikan kontribusi terbesar dari total
PDB di Kuwait (43,3%), diikuti oleh sektor pelayanan publik (17,1%), dan kemudian institusi
keuangan (13,4%) . Sedangkan, komponen-komponen lainnya hanya memberikan kontribusi
yang kecil terhadap PDB, sektor asuransi (0,39%), pertanian (0,22%), dan sektor pertambangan
(0,14%). Sektor asuransi diperkirakan akan meningkat secara signifikan di Kuwait, mengingat
konsep asuransi mulai diterima oleh masyrakat baik secara individu maupun lembaga.
Minyak & Gas adalah sumber pendapatan utama di wilayah GCC. Dengan jatuhnya harga
minyak, pendapatan negara-negara Eksportir Minyak di GCC menurun secara signifikan. Harga
minyak pada tahun 2010 masih lebih rendah dari harga rata-rata tahun 2008, yang berkisar antata
70 USD hingga 85 USD per barel. Di sisi lain, harga gas tetap stabil selama periode tersebut,
walaupun masih lebih rendah dibanding tahun 2008. Ketidakpastian di pasar serta krisis di Eropa
dan Amerika Serikat berperan penting dalam kondisi buruk ini. Produksi minyak OPEC
mengalami penurunan terbesar di tahun 2009 sebesar 7,3%, menurut statistik BP.
Sumber daya energi lainnya telah menyaksikan pertumbuhan yang cepat di seluruh dunia.
Pemerintah dari banyak negara mendukung adaptasi bentuk lain dari energi baru. Menurut
statistik BP tahun 2009, kapasitas tenaga angin global meningkat 31%, demikian halnya
kapasitas tenaga surya yang meningkat sebesar 47%. Selain itu, diperkirakan bahwa permintaan
pada mobil non bensin - hibrida / listrik - akan lebih meningkat di masa mendatang. Perubahan
ini akan mengurangi permintaan minyak dan gas, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan
harga yang lebih rendah, sehingga pendapatan negara-negara pengekspor minyak akan menurun.
Profile ekonomi Kuwait pada tahun 2011 cukup baik, ditengah-tengah situasi dan kondisi
sebagian negara-negara Arab yang dilanda krisis, akibat pergolakan politik dalam negeri masing-
masing, yang dikenal dengan istilah ”Arab Spring”, Kuwait dapat mempertahankan dan
meningkatkan kondisi ekonominya.
Pada tanggal 11 Agustus 2011, Kementerian Keuangan Kuwait mengumumkan bahwa
Kuwait memperoleh surplus keuangan sebesar 5,28 milyar KD (US$ 19,4 milyar) untuk tahun
anggaran 2010/2011. Pemasukan tahun anggaran 2010/2011 adalah sebsar 21,5 KD milyar,
sementara pengeluaran sebesar 16,2 KD milyar. Sektor perminyakan masih tetap dominan
sebagai pemasukan terbesar yaitu 19,9 KD milyar.
Surplus ini berkat patokan asumsi harga minyak yang ditetapkan dalam tahun fiskal
2010/2011 sebesar US$ 43 barel per hari (bpd), namun dalam kenyataannya harga minyak dunia
selama tahun 2010/2011 berkembang dalam kisaran US$ 65 s/d US$ 115 bpd. Hal ini
memberikan keuntungan besar bagi Kuwait yang merupakan salah satu negara eksportir minyak
terbesar di dunia.
Dari jumlah surplus tersebut 10% dimasukkan dalam ”Sovereign Wealth Fund” negara
Kuwait, yang disimpan dalam dua badan keuangan negara yaitu, the Reserve Fund for Future
Generations (RFFG) dan the State General Reserve Fund (SGRF). Aset kekayaan negara di
kedua badan tersebut dikelola oleh Kuwait Investment Authority (KIA), yang sebagian besar
ditanamkan dalam investasi protofolio di berbagai bursa saham di Eropa dan Amerika Serikat.
Kuwait Finance House (KFH), sebuah perbankan Syariah terbesar di Kuwait melaporkan bahwa
sumber utama pemasukan terbesar pemerintah Kuwait adalah dari sektor minyak dan pendapatan
dari aset-aset yang ditanamkan di luar negeri.
Sementara itu, bank terbesar di Kuwait, National Bank of Kuwait (NBK) mengeluarkan
laporan pertumbuhan ekonomi Kuwait tahun 2011, sebesar 4,7%. Hal ini utamanya dipengaruhi
oleh tingginya harga dan produksi minyak. Produksi minyak Kuwait sampai dengan bulan
Nopember 2011 adalah sebesar 2,6 juta bpd. Pertumbuhan ekonomi Kuwait juga didorong oleh
tingkat konsumsi masyarakat yang stabil. Masyarakat Kuwait sangat dikenal menggemari
konsumsi makan di luar rumah. Berdasarkan survei yang dilakukan MasterCard, pada
pertengahan semester kedua tahun 2011, bersantap dan hiburan menjadi prioritas penting bagi
masyarakat Kuwait. Rumah makan cepat saji berada pada peringkat outlet makan paling disukai.
Sekitar 88% responden memilih rumah makan cepat saji. Urutan berikutnya adalah mid-range
restoran keluarga/kafe (55%), restoran fine dining (32%) dan santapan di hotel (19%).
Dalam aktivitas perdagangan internasional, Kuwait mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2010. Nilai ekspor minyak meningkat menjadi US$ 88,214 milyar
dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar US$ 59,084 milyar. Sementara itu, nilai ekspor non-
migas juga meningkat 4,3% dibandingkan tahun 2010. Ekspor Kuwait selain minyak dan
turunannya adalah di sektors perikanan. Menurut data yang dikeluarkan Biro Ekonomi Uni
Eropa tahun 2010, sepuluh mitra dagang utama Kuwait adalah; Korea Selatan, Jepang, India, Uni
Eropa, Amerika Serikat, RRC, Singapura, Pakistan, Saudi Arabia, dan Mesir.
Dengan berbagai capaian di bidang ekonomi tersebut, Kuwait akan semakin percaya diri
dalam mencapai visi Amir Kuwait Sheikh Sabah Al Ahmad Al Jaber Al Sabah untuk menjadikan
negara Kuwait sebagai pusat keuangan dan perdagangan di kawasan pada tahun 2025. Berbagai
proyek pembangunan vital telah dicanangkan semenjak tahun 2010. Proyek-proyek tersebut
antara lain pengembangan dan perluasan Kuwait International Airport, pembangunan rumah
sakit baru dan universitas, perumahan baru dan pelabuhan kotainer Mubarak Al Khabir.
Kerjasama regional di antara negara-negara anggota GCC tercermin dari beberapa
investasi jangka menengah dan jangka panjang. Salah satu kesepakatan yang sudah berjalan
adalah pembangunan sistem jalur kereta api (GCC Railway) senilai US$ 15 miliar, yang
diharapkan sudah dapat beroperasi pada tahun 2019. Kuwait telah menandatangani kontrak 2 juta
KD dengan sebuah perusahaan konsultan internasional untuk membuat studi kelayakan pada
bulan Oktober 2011, sedangkan kereta bawah tanah Kuwait diharapkan sudah dapat beroperasi
pada tahun 2017. Proyek patungan ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian Kuwait
dan negara-negara GCC pada umumnya. Jalur kereta api tersebut akan membentang dari Kuwait
sampai dengan Oman melalui negara-negara GCC lainnya.
Di sisi lain beberapa pengamat ekonomi melihat bahwa prospek pengembangan ekonomi
di Kuwait masih pada tahap aman dan menjanjikan bagi pengembangan bisnis ke depan. Isu
politik antara Iran dengan negara-negara Barat dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi
Kuwait. Keberhasilan pelaksanaan Pemilu anggota Parlemen ke-14 pada tanggal 2 Februari
2012, dapat juga memicu pertumbuhan ekonomi Kuwait. Masyarakat sangat berharap agar
Parlemen dan Pemerintah dapat berjalan beriringan dalam mempercepat pembangunan ekonomi,
yang selama ini terkendala akibat perseteruan berkepanjangan di antara kedua lembaga tersebut.
ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL NEGARA KUWAIT

1. Kebijakan Bank Sentral Kuwait


Bank sentral meningkatkan pengawasan bank dan lembaga keuangan lainnya
untuk meningkatkan pasar keuangan secara keseluruhan di Kuwait. Bank sentral akan
melakukan pengawasan terus menerus pada standar dan kebijakan semua bank, dan
pelaksanaan peraturan baru sesuai dengan perubahan terbaru dalam perekonomian yang
sesuai dengan standar internasional.
CBK memberlakukan peraturan yang lebih pada sektor perbankan, di mana bank
harus memberikan laporan auditor atas aktifitas keuangan. Mereka juga harus menyajikan
laporan perkembangan keuangan secara periodik yang meliputi rencana strategis mereka
dan kesulitan yang mereka hadapi.
Peraturan baru akan mendukung pemegang saham dan investor di Kuwait.
Perusahaan yang mematuhi peraturan tersebut akan terkena beban jumlah risiko yang
lebih rendah. Meskipun demikian, perusahaan mungkin perlu waktu lebih lama untuk
mematuhi aturan-aturan baru. Dengan demikian, CBK dapat mengenakan sanksi pada
perusahaan yang gagal memenuhi semua target.

2. Pengelolaan Zakat di Negara Kuwait


Undang-undang “Pendirian Lembaga pemerintah yang Mengurusi pengelolaan
zakat di Kuwait”. Disahkan sebagai Undang-undang Baituz-zakah pada bulan Januari
1982. Baituz-zakah yang dikenal dengan zakah house (Rumah Zakat) memiliki dewan
direksi yang dpimpin langsung oleh Mentri Wakaf dan Urusan Islam yang beranggotan
wakil Kementrian Wakaf dan Urusan Islam, Wakil Kementrian Sosial dan Tenaga Kerja,
Kepala Rumah Tangga Istana dan enam warga Kuwait yang dianggap pengalaman dan
keahlian di bidangnya. Terdapat 5 sasaran strategis dari Baituz-zakat yaitu :
Mengembangkan sumber-sumber an dana-dana kebajikan, mendistribusikan penerimaan
zakat sesuai syariah, penyadara akan kewajiban zakat terhadap masyarakat, kordinasi dan
kerja sama dengan lembaga-lembaga sosial Kuwait lainnya, mengembangkan
infrastrukur lembaga dan meningkatkan profesionalitas ‘Aamilin.
Kuwait termasuk diantara Negara-negara Muslim yang tidak mewajibkan warga
negaranya untuk membayar zakat sesuai undang-undang yang berlaku, pembayaran zakat
hanya sebatas suka rela.

3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara


Kuwait sangat bergantung pada ekspor minyak sebagai sumber pendapatan utama.
Menurut Badan Pusat Statistik Kuwait, pendapatan minyak pada 2010/2011 mencapai
84,95% dari total pendapatan, dimana kontribusi pendapatan minyak pada tahun 2009 adalah
84,33%. (Lihat Tabel 1). Produksi minyak juga mengalami penurunan sebesar kira-kira.
14,8% pada tahun 2009, dengan demikian ekspor minyak menurun sekitar 22,2% (Analisis
CSR).

Tabel. 1 : Pendapatan Negara (DK)


KATEGORIPENDAPATAN 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011

Pendapatan minyak 14,511.49 17,719.48 19,710.71 16,584.89 19,947.37


Pendapatan Non-Minyak 3,395.70 3,615.48 3,312.82 3,082.84 3,532.57

Jumlah Pendapatanlancar 17,907.19 21,334.96 23,023.53 19,667.73 23,479.94


Persentase pendapatan
Minyak terhadap 81.04 83.05 85.61 84.33 84.95
jumlah pendapatan

Mengamati Rencana anggaran belanja untuk tahun fiskal 2008-2009, Negara menitik
beratkan pencapaian tujuan-tujuan penting pemerintah, yaitu (Laporan Kementrian
Keuangan tahun 2008-2009) :
a. Mengurangi tingkat belanja Negara berdasarkan kebijakan ekonomi dan sosial Negara
yang bertujuan meningkatkan taraf hidup warga dan meningkatkan standar pelayanan.
b. Memenuhi kebutuhan Kementrian kesehatan dan pendidikan dalam upaya meningkatkan
standar pelayanan kesehatan yang disediakan untuk warga, juga meningkatkan standar
pendidikan di Negara Kuwait.
c. Melanjutkan penyelesaian proyek-proyek yang ekonomis dan vital di bidang pendidikan,
kesehatan, perumahan, listrik dan air untuk menghadapi tingkat pertumbuhan penduduk
dalam rangka memenuhi tujuan yang ditargetkan oleh Negara.
d. Melanjutkan pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur, dan proyek-proyek jalan,
transportasi, dan komunikasi dalam rangka meningkatkan iklim investasi dan memenuhi
keinginan Amir untuk merubah Kuwait menjadi pusat keuangan dan komersial di wilayah
tersebut.

KESIMPULAN
Bank sentral akan melakukan pengawasan terus menerus pada standar dan kebijakan
semua bank untuk meningkatkan pasar keuangan secara keseluruhan di Kuwait. Kuwait
termasuk diantara Negara-negara Muslim yang tidak mewajibkan warga negaranya untuk
membayar zakat sesuai undang-undang yang berlaku, pembayaran zakat hanya sebatas suka rela.
Pengelolaan zakat di Negara Kuwait disahkan sebagai Undang-undang Baituz-zakah pada bulan
Januari 1982. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bergantung pada ekspor
minyak sebagai sumber pendapatan utama. Akan tetapi, pada tahun 2009 produksi minyak
mengalami penurunan sebesar kira-kira. 14,8% dengan demikian ekspor minyak menurun
sekitar 22,2%. Oleh karena itu berdasarkan Laporan Kementrian Keuangan tahun 2008-2009
maka tingkat belanja Negara dikurangi berdasarkan kebijakan ekonomi dan sosial Negara yang
bertujuan meningkatkan taraf hidup warga dan meningkatkan standar pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Negara Kuwait. 2011. Government Finance Satistic 2006/2007-2010/2011.
[dipublikasikan oleh Central statistical bureau]

Capital Standards Eonomic Report, 2011.


Datyadikara. 2013. Kebijakan Fiskal Negara Kuwait. Universitas Ibn Khaldun Bogor: Bogor.
Kementrian keuangan Negara Kuwait. 2009. Statement of the minister of finace on Economic,
Monetary and Financial Condition and the draft budget of fiscal year 2008-2009,
[dipublikasikan oleh Kementrian keuangan Negara Kuwait].
Embassy of the Republic of Indonesia in Kuwait City, the State of Kuwait.
http://www.kemlu.go.id/kuwaitcity/Pages/CountryProfile.aspx?l=lc [diakses pada 12
Juni 2014 jam 4:11 pm]

Anda mungkin juga menyukai