Anda di halaman 1dari 10

AEDRODYNAMICS: DESAIN ATAP REVOLUSIONER UNTUK KONSERVASI

ENERGI DEMI TERCIPTANYA HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM YANG


SERASI

ii
ABSTRAK

Selama ini, konservasi energi masih dilakukan pada tingkat nasional. Mengingat
pembangkit listrik skala besar memakan banyak anggaran, laju pembangunan infrastruktur ini
tidak sebanding dengan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yang semakin tinggi.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, konsumsi energi listrik hingga tahun 2014 mencapai
221.296,00 MWh atau dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2009 yang hanya 151.334,00
MWh. Meningkatnya konsumsi energi yang tidak disertai dengan upaya pelestarian yang
memadai akan berujung pada krisis energi. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu pembaruan
pada sistem konservasi energi agar ketersediaannya tetap terjamin. Dalam karya ilmiah ini,
kami menawarkan inovasi konservasi energi yang revolusioner. Inovasi dengan menggunakan
desain atap yang dapat diterapkan pada skala kecil seperti rumah. Atap didesain dengan ruang
kosong tertutup yang diberi jendela dan ventilasi. Sinar matahari yang masuk digunakan
sebagai pemanas ruang dalam atap agar tekanan udara di dalam ruang mengecil sehingga
udara di luar ruang masuk ke dalam dan menjadi angin. Ruang yang ada di dalam atap
dibatasi oleh sekat satu arah yang menjadikan arah angin masuk dari luar bangunan lalu
mengalir ke dalam bangunan lewat ventilasi. Aliran angin tersebut digunakan sebagai
penggerak turbin untuk membangkitkan listrik. Selain itu, udara yang mengalir melewati
ventilasi mampu menggantikan udara yang ada di dalam bangunan sehingga udara terasa
segar. Selain angin, inovasi ini juga menggunakan air hujan sebagai penggerak turbin. Bagian
atas atap yang terbuka digunakan sebagai wadah pengumpul air hujan. Saat penuh, berat air
hujan yang terkumpul mampu mendorong sekat yang ada hingga terbuka lalu air mengalir
dan menggerakan turbin. Air sisa pembangkit ini nantinya dialirkan ke tempat penampungan
agar dapat dipakai untuk berbagai keperluan MCK (mandi, cuci, dan kakus). Jadi, inovasi ini
mampu memberikan pasokan listrik tambahan di berbagai cuaca: panas maupun hujan serta
menjadikan rumah sebagai tempat hunian yang nyaman. Jika inovasi ini diterapkan pada tiap
bangunan, tidak hanya rumah namun gedung, bukan hanya menghemat pasokan energi
nasional tapi juga meningkatkan taraf hidup masyarakat karena dapat mengurangi anggaran
pribadi untuk membayar beban listrik dan air. Dengan manusia yang sejahtera dan konservasi
lingkungan yang baik, akan tercipta suatu hubungan serasi yang saling menguntungkan
keduanya.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………... ii
LEMBAR PERNYATAAN. ………………………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………... iv
ABSTRAK………………………………………………………………………………….v
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. vi
BAB I: PENDAHULUAN………………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………... 1
1.2 Identifikasi Masalah…………………………………………………………........... 1
1.3 Rumusan Masalah………………………………………………………………...... 2
1.4 Tujuan Inovasi………………………………………………………………………2
1.5 Manfaat Inovasi……………………………………………………………………..2
BAB II: LANDASAN TEORI……………………………………………………………...3
2.1 Listrik……………………………………………………………………………….. 3
2.1.1 Arus Listrik……………………………………………………………………… 3
2.1.2 Potensial atau Tegangan………………………………………………………….3
2.1.3 Daya Hantar Penghantar………………………………………………………… 3
2.2 Generator…………………………………………………………………………….3
2.3 Air……………………………………………………………………………………4
2.3.1 Hujan……………………………………………………………………………..4
2.3.2 Tekanan Hidrostatik…………………………………………………………….. 4
2.4 Angin………………………………………………………………………………...4
2.4.1 Suhu Udara……………………………………………………………………….5
2.5 Sistem Ventilasi……………………………………………………………………...5
BAB III: METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ……………………………………………………………………...6
3.2 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………………..6

iv
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..16
BIODATA PENULIS………………………………………………………………………..vii

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Revolusi Industri membawa efek signifikan bagi kelangsungan hidup manusia.
Revolusi yang berlangsung pada awal abad ke-18 ini memperkenalkan penggunaan
bantuan mesin sehingga pekerjaan tangan lebih cepat dikerjakan. Pendapatan perkapita di
tiap negara naik lebih dari enam kali lipat (Lucas, Robert E., Jr. 2002). Tentunya,
penggunaan mesin tersebut membutuhkan suplai energi yang cukup. Hal itu berakibat
pada eksploitasi sumber daya alam (SDA) untuk mencari bahan baku energi tersebut.
Lambat laun, penggunaan energi tidak hanya terpaku sebagai penggerak mesin-mesin
industri. Penemuan berbagai macam benda seperti telepon, televisi, radio, kulkas, dan lain
lain juga berdampak pada penggunaan energi secara global. Saat ini energi menjadi hal
yang sangat vital bagi kelangsungan hidup manusia, terutama energi listrik.

Energi listrik bagaikan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia
modern bagaikan tulang punggung (Jones DA. 1991). Hampir segala aspek kehidupan
manusia memerlukan listrik. Mulai dari kita bangun tidur sampai kita kembali
merebahkan diri di kasur. Mulai hal yang sepele seperti bermain telepon genggam sampai
skala yang besar seperti pengoperasian mesin di pabrik perusahaan besar. Semua hal itu
tidak terlepas dari peran energi listrik.
Kini dunia menghadapi suatu keadaan genting yaitu krisis energi. Kebutuhan energi
semakin meningkat seiring waktu. Sesuai dengan data yang dihimpun oleh Direktorat
Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, konsumsi
energi listrik hingga tahun 2014 mencapai 221.296,00 MWh. Angka tersebut merupakan
dua kali dari tahun 2009 yaitu sebesar 151.334,00 MWh.
Faktor utama meningkatnya konsumsi energi adalah pertumbuhan penduduk yang
semakin cepat (Ehrlich, Paul R. 1971). Pertumbuhan penduduk akan mendorong
pemekaran wilayah pemukiman. Tiap tempat hunian pastinya membutuhkan energi. Hal
tersebut tidak akan mendorong krisis energi apabila tiap tempat hunian mampu
menghasilkan untuk keperluannya masing-masing. Oleh karena itu, kami menciptakan
terobosan yang dapat diterapkan pada tiap tempat hunian khususnya rumah, yaitu
Aedrodynamics.
Aedrodynamics merupakan solusi konservasi energi listrik yang terbarukan.
Aedrodynamics menggunakan desain atap yang dapat memanfaatkan sumber daya yang
tersedia melimpah di sekitar, yaitu air dan angin.

1.2 Identifikasi Masalah

6
Karya ilmiah ini berfokus pada cara mengatasi krisis energi global. Sistem konservasi
energi listrik yang dijelaskan dalam karya tulis ini merupakan sistem konservasi yang
dapat diterapkan pada tiap rumah, yaitu menggunakan desain atap.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara efektif menekan krisis energi global?
2. Bagaimana efisiensi penerapan desain atap sebagai infrastruktur konservasi energi
listrik?
3. Bagaimana keuntungan lain dari desain atap Aedrodynamics?

1.4 Tujuan Inovasi


1. Menciptakan inovasi konservasi energi listrik yang dapat diterapkan pada tiap rumah.
2. Menciptakan inovasi desain bangunan yang ramah lingkungan.
3. Menemukan terobosan pembangunan yang dapat memberi hasil secara terus-menerus
(pembangunan berkelanjutan).

1.5 Manfaat Inovasi


Inovasi yang kami ajukan dalam karya tulis ini memiliki banyak manfaat bagi semua
kalangan, yakni:
Bagi perorangan:
1. Memberi pasokan listrik dan air tambahan.
2. Mengurangi biaya beban listrik dan air.
3. Memberi kenyamanan dan sirkulasi udara yang sehat bagi penghuni rumah.
4. Memberi tambahan lahan untuk bercocok tanam.
5. Memberikan sistem penerangan matahari.
Bagi masyarakat:
1. Memberi tempat hunian yang nyaman.
2. Mengurangi beban dan menambah produktivitas.
3. Meningkatkan tingkat kesejahteraan sosial.
Bagi pemerintah:
1. Mengurangi pengeluaran negara dalam bidang energi khususnya energi listrik.
2. Menghemat APBN.
3. Meningkatkan pembangunan nasional.
4. Membantu upaya pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Bagi global:
1. Mengurangi tingkat krisis energi.
2. Memberi pandangan baru mengenai konsep hunian.

7
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Listrik
Listrik merupakan rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran dan
aliran muatan listrik (Wiki. 2016). Listrik merupakan aliran atau pergerakan elektron-
elektron partikel bermuatan negatif yang ditemukan pada semua atom (Joyce James, Colin
Baker, dan Helen Swain). Sedangkan menurut Heinz Frick listrik merupakan energi yang
dapat diubah menjadi energi lain, menghasilkan panas, cahaya, kimia, atau gerak.

2.1.1 Arus listrik

Mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada konduktor


akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak
sama. Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan
aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal
negatif (-) ke terminal positif (+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah
gerakan elektron.

2.1.2 Potensial atau Tegangan

Berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang berbeda potensialnya. Dari hal tersebut
kita dapat mengetahui adanya perbedaan potensial listrik. Satuan dari tegangan adalah
volt. Satu volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu joule
untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb.

2.1.3 Daya Hantar Penghantar

Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan
aluminium memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Daya hantar merupakan
kemampuan dalam menghantarkan listrik. Tahanan penghantar berbanding terbalik
dengan luas penampangnya dan besarnya tahanan konduktor. Hal ini sesuai dengan

8
hukum ohm.

2.2 Generator

Generator merupakan suatu alat dimana mengubah energi gerak atau mekanik menjadi
energi listrik. Secara garis besar, generator terdiri dari magnet dan kumparan konduktor.
Biasanya, bagian-bagian tersebut digolongkan menjadi rotor dan stator. Biasanya, yang
merupakan rotor adalah kumparan dan statornya adalah magnet. Namun, sebenarnya hal
tersebut bukan masalah selama komponennya saling bergerak relatif.

Generator menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Generator bekerja


berdasarkan hukum faraday yakni apabila suatu penghantar diputarkan didalam sebuah
medan magnet lalu memotong garis-garis gaya magnet maka pada ujung penghantar
tersebut akan timbul GGL (Gaya Gerak Listrik) dengan satuan volt.

2.3 Air

Air merupakan zat cair yang melimpah di bumi. Air memiliki siklus yang relatirf
singkat sehingga ketersediaanya tetap terjamin.

2.3.1 Hujan
Hujan adalah bentuk presipitasi dalam siklus air. Air di atmosfer atau yang biasa
disebut uap air di mengalami kondensasi menjadi butir air yang cukup berat lalu jatuh
ke permukaan bumi. Hujan merupakan sumber air bagi daratan, khususnya daerah yang
cukup jauh dari perairan seperti laut, sungai, atau danau. Besaran yang digunakan untuk
menghitung banyaknya air yang diturunkan saat hujan adalah curah hujan. Curah hujan
dihitung selama periode tertentu dengan satuan tinggi milimeter (mm) di atas
permukaan horizontal.

2.3.1 Tekanan Hidrostatik

Tekanan hidrostatik merupakan tekanan yang disebabkan oleh fluida diam,


khusunya air. Partikel fluida yang diam saling mendorong ke bawah, sehingga apabila
kedalaman fluida bertambah, maka tekanannya pun bertambah.

2.4 Angin

Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi bumi dan
9
juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai.
Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi,
tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke
tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke
tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara
panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan dengan konveksi.

2.4.1 Suhu Udara

Suhu udara berbanding terbalik dengan kerapatan udaranya. Hukum Gas Charles
(Charles Law), tentang gas menyatakan bahwa kerapatan udara akan berbanding lurus
dengan tekanan pada temperatur konstan dan kerapatan udara akan berbanding terbalik
dengan temperatur pada tekanan konstan. suhu yang tinggi menyebabkan semakin
renggangnya kerapatan udara sehingga tekanan udara mengecil. Begitu juga sebaliknya.

2.5 Sistem Ventilasi

Ventilasi merupakan tempat masuk-keluarnya udara melewati ruangan tertutup. Udara


di dalam ruangan harus selalu mengalir agar kualitasnya tetap terjaga. Aliran udara yang
macet akan menyebabkan akumulasi kotoran, panas, uap air, dan mikroorganisme yang
ada di udara bertambah.

Sistem ventilasi yang baik adalah Cross Ventilation atau ventilasi silang. Dinamakan
ventilasi silang karena jalur aliran udara di dalam bangunan yang menyilang dari satu sisi
bangunan ke sisi lainnya. Ventilasi ini memanfaatkan perbedaan tekanan antara di dalam
dan di luar ruangan sehingga udara dapat mengalir dari luar ke dalam dan dari dalam ke
luar. Pergerakan udara aka terjadi terus-menerus sehingga kualitas uadara tetap terjaga.
Tempat masuk-keluarnya udara atau bukaan (Sofyan A. 2012)6 bisa berupa jendela atau
pintu. Sebaiknya tempat bukaan tersebut ditempatkan di sisi yang berlawanan atau di atas-
bawah bangunan sehingga udara dapat mengalir ke seluruh bagian bangunan.

10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah metode
eksperimental. Arboleda (1981: 27) mendefinisikan eksperimen sebagai suatu penelitian
yang dengan sengaja peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel
dengan suatu cara tertentu sehingga berpengaruh pada satu atau lebih variabel lain yang di
ukur. Tujuan penelitian eksperimen diungkapkan oleh Isaac dan Michael (1977: 24) yaitu
untuk meneliti kemungkinan sebab akibat dengan mengenakan satu atau lebih kondisi
perlakuan pada satu atau lebih kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya
dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.

Penulisan karya tulis ini didasarkan data eksperimen dan studi pustaka. Eksperimen
dilakukan dengan simulasi yang kami lakukan dengan menggunakan aplikasi AutoCAD,
dari hasil simulasi tersebut kami dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan kami.

3.2 Tahap Pengumpulan Data


Di dalam penyusunan karya tulis ini teknik pengumpulan data yang kami gunakan
adalah sebagai berikut.
1. Studi literatur (library research)
Teknik studi literatur adalah pengumpulan data dari buku dan referensi lain yang
mendukung. Penggunaan metode ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang
lebih jelas mengenai masalah yang diajukan. Data tersebut dijadikan dasar untuk
menganalisis dan menjelaskan masalah dalam sebuah pembahasan.

11

Anda mungkin juga menyukai