Kasus Posisi CD Olimpus 2018
Kasus Posisi CD Olimpus 2018
Di tengah euforia Piala Dunia 2018, Indonesia mendapatkan kabar baik dari The
Fédération Internationale de Football Association atau yang selanjutnya akan disebut FIFA.
Beberapa waktu lalu, salah satu anggota dewan FIFA, Tengku Abdullah, mengungkapkan sudah
saatnya Asia Tenggara menggelar turnamen bola paling bergengsi di dunia, dan ada
kemungkinan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034. Bukan hal yang mustahil
Indonesia bisa jadi tuan rumah Piala Dunia. Tapi banyak tugas yang harus dikerjakan untuk
mewujudkan semuanya. Ada tiga aspek penting yang menjadi bahan pertimbangan, yakni uji
kepatuhan, uji tingkat risiko, dan evaluasi aspek teknis.
FIFA telah menyiapkan tim khusus untuk meninjau para nominator tuan rumah Piala
Dunia. Negara yang memenuhi kualifikasi akan terpilih untuk melangkah ke tahap selanjutnya.
Daftar akhir nominator akan ditentukan melalui voting dalam Kongres FIFA.
Dalam rangka mempersiapkan Indonesia dalam pencalonan sebagai tuan rumah Piala
Dunia, terdapat dua aspek penting yang harus diperhatikan calon tuan rumah perhelatan empat
tahunan tersebut, antara lain infrastruktur dan komersial. Adapun rinciannya sebagai berikut:
No Infrastruksur Komersial
Salah satu hal penting yang perlu dipersiapkan oleh Indonesia dalam rangka pencalonan
menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 adalah pembangunan stadion sepak bola. Dalam hal ini
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau yang selanjutnya disebut “PSSI” akan
melakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk membangun stadion sepak bola dengan standar
regulasi FIFA.
Guna mendapatkan pelayanan jasa yang paling menguntungkan, maka PSSI mengadakan
lelang terhadap perusahaan konstruksi yang akan menangani proses pembangunan stadion sepak
bola. Lelang diadakan pada tanggal 1 Juli 2018 hingga tanggal 1 Agustus 2018 yang merupakan
penawaran terakhir (Bid Date). Pelelangan tersebut diikuti oleh 5 (lima) perusahaan konstruksi
dibawah ini:
2. PT Djatinewyork Konstruksi Office Tower Gandaria 8 27th floor, Unit A & B,,
Indonesia (DKI) JL Sultan Iskandar Muda No. 8, RT.12/RW.9, Kby.
Lama Sel., Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240
3. PT Sejiwa Baja Perkasa Graha Elnusa Lantai 10, Jalan Tahi Bonar
Konstruksi (SBPK) Simatupang, Kav . 1B, Jakarta Selatan,
RT.10/RW.3, Cilandak Tim., Jakarta Selatan, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12560
5. PT Riung Bangunan (RB) Jl. Kacang Kapri Muda Kav. 13 Utan Kayu Selatan,
Matraman, Jakarta Timur, Indonesia, 13120
Pada tanggal 17 September 2018 para pihak melakukan pertemuan dalam rangka
melakukan pembahasan Letter of Intent (LOI) guna menyepakati skema perjanjian yaitu Build
Operate Transfer (BOT), yang mana stadion akan diserahkan pada pemerintah pada masa
berakhirnya perjanjian tersebut. Selain membangun stadion sepak bola, PT DKI diwajibkan
untuk melakukan perawatan stadion sepak bola sampai masa penyerahan stadion kepada
pemerintah.
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang perlu menjadi perhatian dalam menyusun
perjanjian PPP, yaitu:
1. Umum
a. Setiap ketentuan dalam kontrak harus sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia. Jika terdapat kebiasaan-kebiasaan untuk
mengadopsi atau sebaliknya mengesampingkan ketentuan hukum perdata.
b. Perhatikan pula formalitas yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu kontrak yang
mengikat seluruh pihak. Siapakah pihak dalam kontrak Konstruksi yang harus
menandatangani kontrak?
c. Kontrak Konstruksi yang seperti apa yang paling tepat untuk kepentingan para
pihak?
2. Pendirian
6. Penyerah Terimaan
a. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan serah terima stadion dari PT DKI
kepada PSSI?
b. Bagaimana mekanisme serah terima stadion dari PT DKI kepada PSSI?
c. Bagaimana pengaturan apabila pekerjaan Proyek yang telah dilakukan mengalami
keterlambatan dalam hal serah terima?
d. Apakah dimungkinkan untuk melakukan perpanjangan masa operasional oleh
pihak PT DKI ketika jatuh tempo waktu serah terima?