Anda di halaman 1dari 4

Kamis, 13 September 2018

Tuberculosis
1. Pengertian
Penyakit menular paru-paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis.
2. Penyebab dan penularannya
Disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis.
Penularan :
a. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan
dahak.
b. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu
yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari
langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam
dalam keadaan yang gelap dan lembab.
c. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari
parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular
pasien tersebut.
d. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi
percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut
3. Patofisiologis
Droplet yang tersebar → Mycobacterium tuberculosa masuk ke tubuh manusia melalui
inhalasi → bakteri tersebut akan membuat sarang pneumoni di paru (fokus primer GOHN) →
menuju ke saluran limfe lokal (limfangitis) dan kelenjar limfe lokal (limfadenitis) → masuknya
kuman TB sampai terbentuknya kompleks primer secara lengkap disebut masa inkubasi TBC
(selama masa inkubasi inilah bisa terjadi penyebaran secara limfogen dan hematogen)
4. Gejala dan tanda serta komplikasi
a. Batuk-batuk yang bisa menjadi batuk berdahak. Batuk ini berlangsung selama 21 hari
atau lebih.
b. Batuk yang mengeluarkan darah.
c. Dada yang terasa sakit saat bernapas atau batuk.
d. Tidak nafsu makan.
e. Penurunan berat badan.
f. Demam dan menggigil.
g. Berkeringat secara berlebihan pada malam hari.
h. Kelelahan.
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah:
a. Nyeri tulang punggung.
b. Meningitis.
c. Kerusakan sendi.
d. Gangguan hati, ginjal, atau jantung.
5. Pemeriksaan penunjang diagnosis
Dokter akan memeriksa apakah ada pembengkakan kelenjar getah bening. Kondisi paru-
paru juga akan diperiksa dengan stetoskop agar dokter dapat mendengar bunyi napas pasien.
Jenis-jenis pemeriksaan jika kemungkinan TB, yaitu:
a. Bronkografi
b. Darah: leukositosis, LED meningkat
c. X-ray
Apabila Anda mengidap TB, foto hasil tes akan menunjukkan perubahan pada paru-paru
yang khas untuk TB. Langkah ini biasanya dilakukan sebelum pemeriksaan lainnya.
d. CT scan
Jika dibutuhkan pencitraan yang lebih mendetail atau ada kecurigaan penyebaran TB ke
jaringan tubuh lain, barulah prosedur CT scan dijalankan.
e. Tes Mantoux atau Tuberculin Skin Test
Tes Mantoux umumnya digunakan untuk menguji keberadaan TB laten.
f. Pemeriksaan Sampel Dahak
Mengecek keberadaan basil Mycobacterium tuberculosis. Juga untuk menguji basil TB
yang resistan atau sensitif terhadap antibiotik tertentu.
g. Tes Darah IGRA (Interferon gamma release assay)
Mendeteksi tuberkulosis aktif dan laten. Tes ini akan memeriksa reaksi sistem kekebalan
tubuh terhadap basil TB.

6. Pencegahan
a. Menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin) yang diberikan sebelum bayi berusia 2
bulan.
b. Mengenakan masker saat berada di tempat ramai, jika berinteraksi dengan pengidap TB,
serta mencuci tangan secara teratur (khususnya pekerja medis).
c. Pengidap TB dapat melakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah penyebarannya
pada keluarga dan orang-orang di sekitar jika belum melakukan pengobatan, yaitu :
1) Tutupi mulut Anda saat bersin, batuk, dan tertawa. Anda juga bisa mengenakan
masker. Apabila Anda menggunakan tisu, buanglah segera setelah digunakan.
2) Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
3) Pastikan rumah Anda memiliki sirkulasi udara yang baik.
4) Tetaplah di rumah dan jangan tidur sekamar dengan orang lain sampai setidaknya
beberapa minggu setelah menjalani pengobatan.
7. Koding
ICD 10 vol 3 hal 627
LT : Tuberculosis
Tuberculosis A16.9
ICD 10 vol 1 hal 107
A16.9 Respiratory tuberculosis unspecified, without mention of bacteriological or
histological confarmation
Tuberculosis NOS
Jadi kodenya adalah A16.9

Sifilis
1. Pengertian
Sifilis atau raja singa adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang biasanya menyebar
melalui kontak seksual.
2. Penyebab dan penularan
Disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum.
Penyebaran melalui hubungan seksual bisa berbentuk seks vaginal, anal, maupun oral dengan
orang yang terinfeksi. Bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui pajanan cairan
tubuh penderitanya, misalnya melalui darah. Selain itu, berbagi jarum juga bisa menularkan
infeksi penyakit ini, baik pada pengguna narkoba suntik maupun pada penyuka seni merajah
tubuh, misalnya tato dan menindik telinga. Wanita yang sedang hamil dan menderita sifilis
juga bisa menularkan infeksi pada janinnya.
3. Patofisiologis
Treponema palidum masuk melalui selaput lendir yang utuh, atau kulit yang mengalami
abrasi, menuju kelenjar limfe, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah, dan diedarkan ke
seluruh tubuh. Setelah beredar beberapa jam, infeksi menjadi sistemik walaupun tanda-
tanda klinis dan serolois belum jelas. Kisaran satu minggu setelah terinfeksi Treponema
palidum, ditempat masuk timbul lesi primer berupa ulkus. Ulkus akan muncul selama satu
hingga lima minggu, kemudian menghilang. Uji serologis masih akan negatif ketika ulkus
pertama kali muncul dan baru akan reaktif setelah satu sampai empat minggu berikutnya.
Enam minggu kemudian, timbul erupsi seluruh tubuh pada sebagian kasus sifilis sekunder.
Ruam ini akan hilang kisaran dua sampai enam minggu, karena terjadi penyembuhan
spontan. Perjalanan penyakit menuju ke tingkat laten, dimana tidak ditemukan tanda-tanda
klinis, kecuali hasil pemeriksaan serologis yang reaktif. Masa laten dapat berlangsung
bertahun-tahun atau seumur hidup.
4. Gejala dan tanda serta komplikasi
a. Stadium 1 : muncul 3-13 minggu setelah berhubungan seks.
1) Benjolan dengan luka terbuka “chancre” di penis, sekitar rektal atau mulut, tidak
terasa sakit
2) Pembesaran kelenjar limfe bisa saja muncul
3) Sembuh sendiri 4-6 minggu, tetapi kuman tetap beredar didalam tubuh
b. Stadium 2 : muncul 1-6 bulan (rata-rata 6-8 minggu) setelah infeksi pertama.
1) Ruam kemerahan tanpa rasa gatal dibagian tertentu (telapak tangan, kaki, skrotum)
2) Pembesaran kelenjar getah bening
3) Demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, kehilangan berat badan, nyeri otot, kadang-
kadang disertai pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa
diobati
4) Akan hilang dengan sendirinya tetapi penyakit tetap berlanjut
c. Masa laten : 2-3 tahun pertama tidak menunjukan gejala, tetapi hasil tes laboratorium
positif
d. Masa lanjut : 3-10 tahun penyakit
1) Timbul benjolan seperti tumor yang lunak
2) Kerusakan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung, tulang,
mata, dan lainnya yang dapat menyebabkan kematian
e. Gejala Pada Sifilis Kongenital
1) Bayi lahir dengan sifilis
2) Bayi lahir prematur
3) Keguguran
4) Kelahiran mati atau bayi mati dalam kandungan
5) Kematian bayi tidak lama setelah dilahirkan
6) Lahir dengan kerusakan kulit, hati, limfa, dan keterbelakangan mental
5. Pemeriksaan penunjang
a. Tes darah
Untuk menentukan apakah seseorang menderita sifilis pada saat ini atau pada masa
lampau, diperlukan pemeriksaan tambahan yang disebut RPR (Rapid Plasma Reagin).
Orang yang sedang menderita sifilis akan menunjukkan hasil Treponemal Antibody Test
positif disertai RPR positif.
b. Tes diagnostic dengan VDRL dan mengetahui partikel aglutinasi Traponemal
Pallidum(TPHA)
c. Tes fluorescent treponemal antibody absorption tes (FTA-Abs) setelah 2-5 minggu
6. Pencegahan
a. Tidak melakukan hubungan seksual (abstain)
b. Monogami (hanya berhubungan seksual dengan satu orang)
c. Menggunakan kondom saat hubungan seksual
d. Bila menggunakan sex toys, tidak bertukar sex toys dengan orang lain
7. Koding
ICD 10 vol 3 hal 607
LT : Syphilis
Syphilis A53.9
ICD 10 vol 1 hal
A16.9 Syphilis, unspecified
Jadi kodenya adalah A53.9

Anda mungkin juga menyukai