Anda di halaman 1dari 7

SIKLUS MENSTRUASI

A
Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan
Usefull Web
peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala yang
berasal dari mukosa uterus dan terjadi relatif teratur mulai dari menarche Anda dapat
memperdalam materi
sampai menopause, kecuali pada masa hamil dan laktasi. Lama perdarahan system reproduksi
manusia dengan
pada menstruasi bervariasi, pada umumnya 4-6 hari, tapi 2-9 hari masih mengunjungi situs
http://users.com/jkimbll.
dianggap fisiologis. ma.ultranet/BiologyPage
Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesterone s/R/Reproduction.html

secara tiba-tiba, terutama progesteron pada akhir siklus ovarium bulanan.


Dengan mekanisme yang ditimbulkan oleh kedua hormon di atas terhadap sel
endometrium, maka lapisan endometrium yang nekrotik dapat dikeluarkan
disertai dengan perdarahan yang normal.
Selama siklus menstruasi, jumlah hormon estrogen dan progesterone
yang dihasilkan oleh ovarium berubah. Bagian pertama siklus menstruasi yang
dihasilkan oleh ovarium adalah sebagian estrogen. Estrogen ini yang akan
menyebabkan tumbuhnya lapisan darah dan jaringan yang tebal diseputar
endometrium. Di pertengahan siklus, ovarium melepas sebuah sel telur yang
dinamakan ovulasi. Bagian kedua siklus menstruasi, yaitu antara pertengahan
sampai datang menstruasi berikutnya, tubuh wanita menghasilkan hormone
progesteron yang menyiapkan uterus untuk kehamilan.
Siklus menstruasi dibagi menjadi siklus ovarium dan siklus
endometrium. Di ovarium terdapat tiga fase, yaitu :
1. fase folikuler,
2. fase ovulasi dan
3. fase luteal
Di endometrium juga dibagi menjadi tiga fase yang terdiri dari :
1. fase proliferasi,
2. fase sekresi dan
3. fase menstruasi
1. Siklus Ovarium
a. Fase Folikuler
Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan hormon ini akan
merangsang pertumbuhan 10 -20 folikel namun hanya 1 folikel yang
dominan yang menjadi matang dan sisanya akan mengalami atresia. Kadar
FSH dan LH yang relatif tinggi dipicu oleh penurunan kadar estrogen dan
progesteron pada akhir fase sebelumnya. Selama dan segera setelah haid,
kadar estrogen relatif rendah namun dengan pertumbuhan folikel kadarnya
akan segera meningkat.

Sumber : Sherwood, 2012


Gambar 1.1 pembentukan folikel, ovulasi, serta pembentukan dan degenerasi
korpus luteum
Ingat Kembali
Siklus menstruasi dibagi menjadi siklus ovarium dan siklus
endometrium. Di ovarium terdapat tiga fase, yaitu : fase folikuler, fase
ovulasi dan fase luteal. Di endometrium juga dibagi menjadi tiga fase
yang terdiri dari fase proliferasi, fase sekresi dan fase menstruasi
Dengan bertambahnya ukuran folikel, terjadi akumulasi cairan diantara
sel granulosa dan menyebabkan terbentuknya anthrum, sehingga folikel
primer berubah bentuk menjadi folikel d’graaf, disini oosit menempati posisi
excenteric dan dikelilingi oleh 2- 3 lapisan sel granulosadan disebut sebagai
cumulus oophorus. Dengan semakin matangnya folikel, kadar estrogen
menjadi semakin bertambah (terutama dari jenis estradiol) dan mencapai
puncaknya 18 jam sebelum ovulasi. Dengan semakin meningkatnya kadar
estrogen, produksi FSH dan LH menurun (umpan balik negatif) untuk
mencegah hiperstimulasi ovarium dan maturasi folikel lainnya.

Sumber : Sherwood, 2012


Gambar 1.2 kontrol umpan balik sekresi FSH dan LH tonik selama fase
folikular
b. Ovulasi
Ovulasi terjadi dengan pembesaran folikel yang cepat dan diikuti
FAKTA
protrusi permukaan kortekovarium dan pecahnya folikel menyebabkan
keluarnya oosit dan cumulus oophorus yangmelekat dengannya. Pada Gangguan menstruasi
paling umum terjadi
sejumlah wanita Kadang-kadang proses ovulasi ini menimbulkan rasa pada awal dan akhir
masa
sakit sekitar fossa iliaka yang dikenal dengan nama mittelschmerz. reproduktif, yaitu di
bawah usia 19 tahun
Peningkatan kadar estradiol pada akhir mid-cycle diperkirakan akibat LH dan di atas usia 39
tahun. Gangguan
surge dan penurunan kadar FSH akan menyebabka peristiwa umpan balik ini mungkin berkaitan
dengan lamanya
positif. Sesaat sebelum ovulasi terjadi penurunan kadar estradiol secara siklus menstruasi,
atau jumlah dan
tiba-tiba dan peningkatan produksi progesteron. lamanya menstruasi.
Seorang wanita dapat
mengalami kedua
gangguan itu

sumber : Jones, 2002

Sherwood, 2012
Gambar 1.3 kontrol lonjakan LH saat ovulasi
c. Fase Luteal
Sisa folikel yang telah ruptur berada didalam ovarium. Sel granulosa
mengalami luteinisasi dan membentuk corpus luteum. Corpus luteum
merupakan sumber utama dari hormon steroid seksual, estrogen dan
progesteron yang dikeluarkan oleh ovarium pada fase pasca ovulasi
(faseluteal). Terbentuknya corpus luteum akan menyebabkan sekresi
progesteron terus meningkat dan terjadi pula kenaikan kadar estradiol
berikutnya.

Sherwood, 2012
Gambar 1.4 korelasi antara kadar hormon dan perubahan siklik oarium dan
uterus

Selama fase luteal, kadar gonadotropin tetap rendah sampai terjadi


regresi corpus luteum padahari ke 26-28. Bila terjadi konsepsi dan
implantasi, corpus luteum tidak akan mengalamiregresi oleh karena
keberadaanya dipertahankan oleh gonadotropin yang diproduksi
olehtrofoblas. Namun, bila tidak terjadi konsepsi dan implantasi, corpus
luteum akan mengalamiregresi dan siklus haid akan mulai berlangsung
kembali. Akibat penurunan kadar hormon steroid,terjadi peningkatan
kadar gonadotropin dan siklus haid akan berlangsung kembali.
2. Siklus Endometrium
a. Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi, endometrium dalam keadaan tipis dan
dalam stadium istirahat. Stadium ini berlangsung kira-kira selama 5 hari.
Kadar estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan
merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal,
kelenjar-kelenjar menjadi hipertropi dan berproliferasi, dan pembuluh
darah menjadi banyak sekali. Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang
sama cepatnya. Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan
berbentuk tubulus. Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma
eosinofilik yang seragam dengan inti di tengah. Stroma cukup padat pada
lapisan basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar. Pembuluh
darah akan mulai berbentuk spiral dan lebih kecil. Lamanya fase
proliferasi sangat berbeda-beda pada setiap orang dan berakhir pada saat
terjadinya ovulasi.
Selama fase folikuler, endometrium terpapar dengan sekresi estrogen.
Pada akhir haid, regenerasi endometrium berlangsung dengan cepat. Pada
stadium ini -Fase Proliferasi, pola kelenjar endometrium adalah regular dan
tubuler, sejajar satu sama lain dan mengandung sedikit cairan sekresi.

b. Fase Sekresi
Setelah ovulasi, dibawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum, endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru. Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok, dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat, sehingga memberikan
seperti gambaran “gigi gergaji”. Inti sel bergerak ke bawah, dan
permukaan epitel tampak kusut. Stroma menjadi edematosa. Terjadi pula
infiltrasi leukosit yang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar. Lamanya fase sekresi pada setiap
perempuan 14±2 hari.
Pasca ovulasi, produksi progesteron memicu terjadi perubahan sekresi
pada kelenjar endometrium. Terlihat adanya vakuola yang berisi cairan
sekresi pada epitel kelenjar. Kelenjar endometrium menjadi semakin
berliku-liku.

Sumber : Prawirohardjo, 2010


Gambar 1.5 fase sekresi dan fase proliferasi endometrium
c. Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke-23 atau 24 pada
siklus 28 hari dan kemudian mulai beregresi. Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan estrogen yang tajam sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium. Perubahan iskemik terjadi pada arteriola
dan diikuti dengan menstruasi.

Daftar Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta; PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sherwood, L. 2012. Fisiologi Manusia; Dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta;


EG

Anda mungkin juga menyukai