Anda di halaman 1dari 7

TAHUN 2017/2018

Kata Pengantar

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas TEORI EKONOMI
MIKRO ini tepat pada waktunya. Dalam menyusun makalah ini penulis banyak
memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis, khususnya
kepada :

1. Ibu Rifda Nabila, M. Si selaku dosen mata kuliah Teori Ekonomi Mikro
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta
pengertian yang besar kepada penulis
3. Teman-teman kelas B jurusan S1-Akuntansi Syariah
4. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
menyusun laporan ini.

Penulis menyadari makalah ini belum sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak yang
berkepentingan dengan laporan ini.

Sebagai akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung dari pihak-pihak yang
membutuhkan laporan ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari seorang manusia atau konsumen
tidak terlepas dari yang namanya mengonsumsi suatu barang atau jasa.
Dalam melakukan kegiatan konsumsi seorang konsumen berperilaku
macam-macam. Dengan kata lain, perilaku konsumen tersebut didasari
untuk mencapai tujuan. Tujuan disini berarti sebuah kepuasan. Setiap
konsumen akan berusaha untuk mendapatkan apa yang akan diinginkan
demi memaksimalkan kepuasannya sesuai dengan pendapatan yang dia
peroleh.
Perlu diketahui semakin kita mengonsumsi suatu barang dengan
kuantitas yang tinggi maka semakin tinggi pula kepuasan kita terhadap
barang tersebut. Namun dalam ilmu ekonomi sebuah kepuasan tidak dapat
diukur dengan pasti atau dengan sebuah angka.
Kepuasan atau bisa disebut utility antara konsumen satu dengan
yang lainnya dimiliki nilai yang berbeda sekalipun dengan barang yang
sama, karena setiap konsumen memiliki selera barang yang tidak sama.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas teori ekonomi mikro
tentang kepuasan seseorang dari mengonsumsi suatu barang atau jasa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan utility?
2. Apa saja pembahasan jenis-jenis utility?
3. Bagamaina cara mengukur kepuasan seseorang?
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Setiap individu dalam lika-liku kehidupan manusia pastilah akan
mengkonsumsi suatu barang, baik jasa atau barang dagang. Indeks suatu
penilaian dalam choice individu sangatlah berbeda. Ada beberapa asumsi
dalam penilaian mengenai problematika choice dalam individu manusia. Para
ekonom banyak memberikan sebuah teori dan indeks-indeks penilaian untuk
mengetahui hal tersebut dan cara mengatasinya. Misal ada yang mengatakan
bahwa permintaan suatu barang dapat dipengaruhi harga, tempat, kualitas,
kuantitas, dan kumulatif permintaan pasar yang cenderung dapat berubah-
ubah. Tapi dalam pembahasan yang lebih mudah. Para ekonom memberikan
sebuah teori mengenai UTILITAS atau indeks pengukuran kepuasan dalam
komsumen atau orang yang menggunakan barang.
Utility adalah rasa kesenangan atau kepuasan yang muncul setelah
mengkonsumsi suatu barang atau jasa dalam kuantitas atau jumlah tertentu.
Jadi semakin tinggi utility suatu barang atau jasa, semakin diinginkan barang
atau jasa itu oleh seseorang.

B. Jenis-jenis Utility
Jika membicarakan mengenai sebuah UTILITAS ada beberapa
ekonom yang mendefinisikan jenis-jenisnya, seperti halnya sebuah benda
yang membutuhkan sebuah karakteritik yang mencolok. Namun benda
tersebut pastilah tidak hanya stagnan dalam satu jenis saja. Pastilah
mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dikarena literasi kebutuhan
manusia selalu mengalami perkemabangan dari zaman ke zaman. Berikut ini
jenis- jenis utilitas:
1. Nilai Guna Dasar (Element Utility)
Jenis utility ini bisa dirasakan secara langsung dan nyata oleh panca indra
manusia karena baramg benda tersebut sangat berguna dan mempunyai
zat asli yang dibutuhkan. Setelah seorang konsumen mengkonsumsi suatu
barang maka akan langsung berkomentar atau bisa langsung berpendapat
ketika mendapatkan manfaat dari barang tersebut.
Sebagai contoh : ketika memakan buah-buahan akan langsung merasakan
manis, pahit, dan asamnya buah tersebut, atau ketika makan sayur-
sayuran akan langsung bisa merasakan asin, atau pedass sayur tersebut.

2. Nilai Guna Waktu (time utility)


Kegunaan waktu atau time utility artinya barang akan lebih sangat
bermanfaat apabila digunakan diwaktu yang tepat.
Misalnya: payung digiunakan diwaktu hujan, minum diwaktu haus atau
kayu bakar digunakan saat gas LPG langka atau susah didapatkan.

3. Nilai Guna Tempat (place utility)


Kegunaan tempat atau place utility artinya barang akan lebih sangat
bermanfaat bagi manusia setelah dipindahkan pada tempat yang
semestinya ditempatkan.
Sebagai contoh : pasir yang berada disungai di ambil dan dipindahkan ke
kota untuk dijadikan bahan bangunan.

4. Nilai Guna Bentuk (form utility)


Kegunaan bentuk artinya barang akan lebih bermanfaat bagi manusia
apabila dirubah menjadi bentuk yang diinginkan.
Contohnya : kayu dirubah menjadi barang mebel seperti meja,kursi,
almari dan sebagainya, kain yang diubah menjadi macam pakaian, air laut
yang di ubah menjadi garam.
5. Nilai Guna Pelayanan (service utility)
Jenis service utility ini akan bermanfaat bagi manusia apabila ada jasa
pelayanan yang diberikan.
Misalnya : televisi akan beremanfaat jiika ada siaran.

6. Nilai Guna Hak Milik (ownership utility)


Jenis ownership utility ini akan bermanfaat setelah dimiliki.
Contohnya : buku yang ada ditoko akan lebih berguna setelah dibeli oleh
konsumen, sepeda motor yang masih ada di toko juga akan lebih berguna
setelah dibeli konsumen.

C. Cara mengukur kepuasan seseorang dapat menggunakan dua macam


pendekatan yaitu :

1. Pendekatan nilai guna Kardinal


Teori ini dikembangkan oleh tiga ahli ekonom, yaitu; Wiiliam Stanley,
Jevons, Karel Manger. Teori nilai ini tidak lagi didasarkan pada nilai
tenaga kerja atau biaya produksi, tetapi telah beralih pada kepuasan
marjinal.Dapat dinyatakan, pendekatan utilitas kardinal adalah kepuasan
konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa yang dapat dinyatakan
dengan angka. Karena itulah, pendekatan ini diistilahkan juga dengan
pendekatan kardinal yang menggunakan konsep total utilitas dan marginal
utilitas.1Total utilitas adalah total kepuasan yang didapat ketika
1
mengonsumsi barang atau jasa. Marginal utilitas adalah tambahan
kepuasan yang dinikmati konsumen akibat adanya tambahan barang/jasa
yang dikonsumsi.

1 Colander, micro ecenomics,(Middlebury College: 2008)halaman 173


2. Pendekatan nilai guna ordinal

Pendekatan nilai guna ordinal menjelaskan manfaat yang diperoleh


masyarakatdari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak
dapat diukur. Maka pengertian dari pendekatan utilitas ordinal adalah
kepuasan konsumen dari mengonsumsi barang atau jasa yang tidak dapat
dinyatakan dengan menggunakan angka.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Utilitas adalah hubungan antara keinginan konsumen dengan nilai atau
kegunaan barang/jasa yang dijual. Ada enam jenis utilitas, yaitu :
1. Nilai Guna Dasar (Element Utility)
2. Nilai Guna Waktu (time utility)
3. Nilai Guna Tempat (place utility)
4. Nilai Guna Bentuk (form utility)
5. Nilai Guna Pelayanan (service utility)
6. Nilai Guna Hak Milik (ownership utility)

Ada dua cara untuk mengukur kepuasan konsumen, yaitu dengan cara
pendekatan Cardinal dan pendekatan Ordinal.

B. SARAN
Demikian makalah ini kami susun dengan baik, semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca. Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan,
maka kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk menyampurnakan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai