Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuan beku sudah banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari – hari,

dari hal yang paling sederhana seperti pembuatan jalan sampai ke hal yang sangat

rumit seperti pembuatan gedung yang megah, hanya sedikit sekali orang yang

mengetahui asal kejadian pembentukan batuan beku ini, dan kebanyakan orang

hanya mengetahui cara mempergunakan dalam kehidupan sehari – hari.

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan larutan silika

cair dan pijar yang kita kenal dengan nama magma, penggolongan batuan beku

sudah banyak dilakukan dari dulu hingga sekarang, berbagai cara telah dilakukan

seperti penggabungan jenis – jenis yang sama dalam satu golongan dan pemisahan

dari jenis-jenis yang tidak menunjukkan persamaan.

Karena tidak adanya kesepakatan diantara para ahli petrologi dalam

mengklasifikasikan batan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas

dasar yang berbeda – beda, perbedaan ini sangat berpengaruh dalam

menggunakan klasifikasi pada berbagai lapangan pekerjaan dan menurut

kegunaanya masing – masing, Peranan batuan beku sebagai media yang tepat

untuk mengidentifikasi dan melakukan analisa terhadap proses atau gejala

vulkanisme pada suatu daerah penelitian sangat menarik untuk di kaji dan di

pelajari sehingga dari hal tersebut dapat tergambar suatu alur atau mekanisme

yang menceritakan proses pembentukan batuan beku ini dan dapat dikaji secara

1
2

garis besar menggunakan analisis pengamatan mikroskopis terhadap mineral –

mineral penyusun batuan beku ini. Batuan beku yang terdapat pada daerah

penelitian tepatnya daerah Maloccie Kecamatan Tellu Lumpue Kabupaten Sidrap

merupakan batuan beku dengan jenis batuan beku asam, yang dimana memiliki

kandungan mineral fenokris berupa ortoklas dengan ukuran besar dan tersebar

luar di daerah penelitian. Batuan beku di daerah penelitian hadir di permukaan

sebagai sisa tebing kaldera akibat dari proses volkanisme pada gunung api purba

Pangkajene yang berumur Tersier, Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk

mempelajari kondisi petrografis fenokris pada batuan beku asam di daerah ini ,

sehingga penelitian ini dilaksanakan dengan mengangkat judul “Analisis

Petrografis Fenokris Pada Batuan Beku Sienit Daerah Maloccie Kecamatan

Tellu lumpue Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan” dimana untuk

memberikan informasi tentang ganesa pembentukan mineral fenokris dan

menganalisis mineral fenokris dengan metode pengamatan petrografis pada

daerah penelitain.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis terhadap hasil

pengamatan petrografis fenokris pada Daerah Malocci Kecamatan Tellu Lumpue

Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan. Tujuan dari penelitian

ini yaitu untuk mengetahui sebaran fenokris yang berkaitan dengan genesa dan

proses pembentukanya pada daerah intrusi batuan beku sienit

2
3

1.3 Batasan Masalah

Penulis membatasi pembahasan dari penelitian ini hanya untuk

menganalisis fenokris dengan menggunakan metode petrografis dengan

memperhatikan ciri – ciri batuan pada sayatan tipis yang berguna untuk

mengintrepretasikan genesa dan proses pembentukanya

1.4 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Daerah penelitian secara administratif terletak pada Daerah Malocci

Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi

Selatan, sedangkan secara geografis terletak pada koordinat 119o 44’ – 119o 45’

BT dan 3o 57’ – 3o 58’ LS. (Gambar 1.1)

Daerah penelitian dapat dicapai dengan menggunakan transportasi darat

dari Makassar menuju Kabupaten Sidrap menggunakan kendaraan beroda empat

atau beroda dua yang ditempuh sekitar 4 jam dengan jarak kurang lebih 120 km,

dilanjutkan dengan menggunakan kendaran beroda dua dari Sidenreng Rappang

menuju ke daerah Maloccie dengan jarak 50 km dan waktu tempuh sekitar ± 30

menit

3
4

2 21

20 40

Gambar 1.1 Peta tunjuk lokasi penelitian

1.5 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Peta dasar skala 1 : 5000

2. Palu Geologi

3. Kompas Geologi

4. GPS (Global Positioning System)

4
5

5. Loupe 10 x perbesaran

6. Larutan asam klorida (HCl) 0,1 M,

7. Tas dan kantong untuk conto batuan

8. Alat Tulis Menulis

9. Kamera digital

1.6 Peneliti Terdahulu

 Rab Sukamto (1975), penelitian pulau Sulawesi dan pulau-pulau yang ada

di sekitarnya dan membagi kedalam tiga mandala geologi.

 Rab Sukamto (1975), penelitian perkembangan tektonik sulawesi dan

sekitarnya yang merupakan sistem sintesis berdasarkan tektonik lempeng.

 Sartono Astadireja (1981), mengadakan penelitian geologi Kuarter

Sulawesi Selatan dan Tenggara.

 Ir. Kaharuddin, Ms (2009) ,mengadakan penelitian tentang studi litofacies

gunung api Pare - Pare

Anda mungkin juga menyukai