Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut.
Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak. Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip. Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai berikut: 1. DESTILASI disebut LPG (Liquified Petroleum Gas). Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20. aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 370°C. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk didihnya antara lain sebagai berikut : kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya 1. Gas berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk Rentang rantai karbon : C1 sampai C5 menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan Trayek didih : 0 sampai 50°C dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi). 2. Gasolin (Bensin) Rentang rantai karbon : C6 sampai C11 Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke Trayek didih : 50 sampai 85°C bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang 3. Kerosin (Minyak Tanah) berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan Rentang rantai karbon : C12 sampai C20 tetap berupa cairan daN turun ke bawah, sedangkan yang titik Trayek didih : 85 sampai 105°C didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas 4. Solar melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Rentang rantai karbon : C21 sampai C30 Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi Trayek didih : 105 sampai 135°C tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik 5. Minyak Berat didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang titik Rentang ranai karbon : C31 sampai C40 didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Trayek didih : 135 sampai 300°C Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak 6. Residu adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen Rentang rantai karbon : di atas C40 yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan Trayek didih : di atas 300°C Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
Minyak mentah yang telah melalui proses desalting kemudian
diolah lebih lanjut dengan proses distilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan campuran berdasar perbedaan titik didih. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari proses distilasi beringkat ini adalah campuran hidrokaron yang mendidih pada interval (range) suhu tertentu. proser distilasi bertingkat dan fraksi yang dihasilkan dari distilasi bertingkat tesebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Diagram menara fraksionasi (destilasi bertingkat) untuk
penyulingan minyak bumi. Pandangan irisan menunjukkan bagaimana fasa uap dan cairan dijaga agarselalu kontak sau sama lain, sehingga pengembunan dan penyulingan berlansung menyeluruh sepanjang kolom. Fraksi-fraksi Hidrokarbon Yang Dihasilkan Dari Proses cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Destilasi Bertingkat Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4- trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon. Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu : a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah. Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :
b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan
2. CRACKING katalis. Katalis yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme perengkahan dihasilkan dimurnikan (refinery), Cracking adalah penguraian ion karbonium. molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh c. Hidrocracking Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian 4. ALKILASI dan POLIMERISASI dipisahkan. Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam 3. REFORMING proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum adalah bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin sebagai berikut: yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R” jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut kecil menjadi molekul besar. Reaksi umumnya adalah sebagai isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis berikut : dan pemanasan. M CnH2n Cm+nH2(m+n) Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan 5. TREATING bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara molibdenum oksida dalam Al2O3 atauplatina dalam menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating lempung.Contoh reaksinya : adalah sebagai berikut : Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses dari minyak bumi ini kemudian diambil kembali sebagai sulfur penghilangan pengotor yang dapat menimbulkan bau yang elemental. tidak sedap. Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya perbaikan warna. terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan : Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) 1. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas 2. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour minyak bumi dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan point yang rendah. disulfida) secara katalitik dengan proses hidrogenasi selektif Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon asal dari digunakan untuk minyak pelumas senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan dengan unsur belerang. cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan. Akan tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula teknik Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam desulfurisasi yang lain yaitu bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi minyak bumi atau gas, namun keberadaannya tidak dinginkan merupakan penyingkiran sulfur secara selektif dari minyak bumi karena dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk di dengan memanfaatkan metabolisme mikroorganisme, yaitu dengan antaranya korosi pada peralatan proses, meracuni katalis dalam mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer yang proses pengolahan, bau yang kurang sedap, atau produk samping dikatalis oleh enzim hasil metabolisme mikroorganisme sulfur pembakaran berupa gas buang yang beracun (sulfur dioksida, SO2) jenis tertentu, tanpa mengubah senyawa hidrokarbon dalam aliran dan menimbulkan polusi udara serta hujan asam. Berbagai upaya proses. Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerobik, dan dilakukan dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi, dalam kondisi lingkungan teraerasi. Keunggulan proses ini adalah antara lain menggunakan proses oksidasi, adsorpsi selektif, dapat menyingkirkan senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, ekstraksi, hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur yang disingkirkan misalnya alkylated dibenzothiophenes. Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses bio-desulfurisasi umumnya berasal dari mengabsorbi hidrogen sulfida, dan kemudian dialirkan ke Rhodococcus sp, namun penelitian lebih lanjut juga dikembangkan bioreaktor THIOPAQ berupa tangki atmosferik teraerasi dimana untuk penggunaan mikroorganisme dari jenis lain. mikroorganisme mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk elementer secara biologis dalam kondisi pH 8,2-9. Sulfur hasil menyingkirkan kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk memisahkan aliran gas, yang terlalu sedikit jika disingkirkan menggunakan dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, amine plant, dan terlalu banyak untuk disingkirkan menggunakan sedangkan sulfur diperoleh sebagai cake atau sebagai sulfur cair scavenger. Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio- murni. Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mudah diabsorpsi desulfurisasi juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan dari proses ini dapat juga batubara. dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk.Tahapan reaksi bio- Proses Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi Aliran Gas desulfurisasi dapat digambarkan sebagai berikut : Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell Paques dari Shell Global Solutions Absorpsi H2S oleh senyawa soda International dan Paques Bio-Systems. Proses ini sudah diterapkan secara komersial sejak tahun 1993, dan saat ini kurang lebih terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi dengan lisensi Shell- Paques beroperasi di seluruh dunia. Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan Pembentukan sulfur elementer oleh mikroorganisme menghasilkan hidrogen sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan 50 ton/hari, menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus bertindak sebagai katalis proses bio- desulfurisasi. Dalam proses ini, aliran gas yang mengandung Keunggulan dari proses Shell-Paques adalah : hidrogen sulfida dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada larutan soda yang mengandung mikroorganisme. Senyawa soda dapat menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar (efisiensi aliran oksigen yang mengandung gas limbah yang tidak penyingkiran hidrogen sulfida dapat mencapai 99,8%) dapat diproses dengan pelarut. hingga menyisakan kandungan hidrogen sulfida yang sangat rendah dalam aliran gas (kurang dari 4 ppm-volume) pemurnian gas dan pengambilan kembali (recovery) sulfur terintegrasi dalam 1 proses- gas buang (flash gas/vent gas) dari proses ini tidak mengandung gas berbahaya, sehingga sebelum dilepas ke lingkungan tidak perlu dibakar di flare. 6. BLENDING Hal ini membuat proses ini ideal untuk lokasi-lokasi Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif dimana proses yang memerlukan pembakaran (misalnya kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk flare atau incinerator) tidak dimungkinkan. meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki menghilangkan potensi bahaya dari penanganan solvent berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak yang biasa digunakan untuk melarutkan hidrogen sulfida bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan dalam proses ekstraksi berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, sifat sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan penyumbatan (plugging atau blocking) pada pipa pada proses pengolahannya. Bio-katalis yang digunakan bersifat self-sustaining dan Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl mampu beradaptasi pada berbagai kondisi proses lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Konfigurasi proses yang sederhana, handal dan aman Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas (antara lain beroperasi pada suhu dan tekanan rendah) yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan sehingga mudah untuk dioperasikan zat aditif. Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, Proses Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara. gas buang regenerator amine, fuel gas, synthesis gas, serta Sumber : https://www.academia.edu/23013960/Contoh_Makalah_Proses_Pe ngolahan_Minyak_Bumi_MAKALAH_TENTANG_PROSES_PE NGOLAHAN_MINYAK_BUMI