Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Tanggal Penyerahan: 11 Mei 2018

Disusun Oleh:
Kelompok: 10 (Sepuluh)
1. Dzikri Zikrulloh (232016021)
2. Muhammad Akmal (232016099)
3. Baharudin Alwi (232016113)

Kelas B
Nama Asisten:
1. Muhammad Faisal Ibrahim (232014024)
2. Desi Setiani (232014026)

LABORATORIUM SISTEM INFORMASI SPASIAL


JURUSAN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2018
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 1
1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum ................................................. 1
BAB II DASAR TEORI ........................................................................................ 2
2.1 Sistem Informasi Geografis.......................................................................... 2
2.2 Geodatabase................................................................................................. 3
2.2.1 Feature Dataset .................................................................................... 3
2.2.2 Feature Class ........................................................................................ 4
2.3 Topology Geodatabase ................................................................................ 4
2.3.1 Aturan Topology ................................................................................... 5
2.3.2 Koreksi Topology.................................................................................. 7
2.4 Metadata ..................................................................................................... 10
2.5 Data Spasial ................................................................................................ 11
2.5.1 Shapefile.............................................................................................. 11
2.6 Data Non Spasial (Data Atribut) ................................................................ 12
2.7 Pengolahan Data Spasial ............................................................................ 14
2.7.1 Rektifikasi ........................................................................................... 15
2.7.2 Digitasi ................................................................................................ 16
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM ....................................................... 17
3.1 Rektifikasi Peta .......................................................................................... 17
3.2 Pembuatan Shapefile .................................................................................. 20
3.3 Digitasi ....................................................................................................... 22
3.4 Atributing ................................................................................................... 23
3.5 Pembuatan Geodatabase ............................................................................ 33
3.5.1 Pembuatan Feature Dataset................................................................ 35
3.5.2 Pembuatan Feature Class ................................................................... 37
3.5.3 Import/Load Shapefile to Feature Class ........................................... 400
3.6 Topology Geodatabase ............................................................................ 422

Kelompok 10/ Kelas B i


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

3.7 Metadata ..................................................................................................... 51


BAB IV HASIL DAN ANALISIS .................................................................... 544
4.1 Hasil ......................................................................................................... 544
4.2 Analisis....................................................................................................... 54
BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 55
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 557
DAFTAR PUSTAKA

Kelompok 10/ Kelas B ii


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan

Maksud dari laporan akhir praktikum yaitu untuk memenuhi tugas akhir
laporan praktikum basis data geospasial

Adapun tujuannya yaitu :

 Membuat geodatabase dengan tema lingkungan terbangun di Kabupaten


Indramayu ;
 Untuk membuat shapefile lingkungan terbangun yang ada di Kabupaten
Indramayu ;
 Untuk menambah pengetahuan tentang Sistim Informasi Geografis.

1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum

Hari : Setiap hari Jum’at


Pukul : 13.00 – 14.00 WIB
Tempat : Laboratorium Sistem Informasi Spasial

Kelompok 10/ Kelas B 1


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan sistem berbasis komputer yang


digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi – informasi geografis.
Sistem informasi geografis dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, serta
menganalisis objek-objek dan fenomena- fenomena yang mengetengahkan
lokasi geografis sebagai karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.
Dengan demikian, Sistem Informasi Geografis merupakan sistem komputer
yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi
geografis, yaitu: masukan, keluaran, manajeman data (penyimpanan dan
pemanggilan data), serta analisis dan manipulasi data (Prahasta, 2002).
Menurut ESRI tahun 1990, Sistem Informasi Geografis adalah kumpulan
yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi
dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperolah, menyimpan,
meng-upgrade, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk
informasi yang bereferensi geografis.
Sistem informasi geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem
manual (analog) dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer).
Perbedaan yang mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi
manual biasanya paling menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar
transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan
laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis
secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan sistem informasi
otomatis biasanya melakukan semua proses tersebut dengan bantuan alat
komputer.

Kelompok 10/ Kelas B 2


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

2.2 Geodatabase

Geodatabase merupakan kumpulan dataset geografis dan struktur data asli


ArcGis yang akan memberikan kemampuan yang lebih baik untuk hubungan
antar data dan intergritas data. Dengan menggunakan geodatabase, pengguna
akan memperoleh beberapa keuntungan sekaligus. Antara lain adalah: semua
penampakan dan atributnya mempunyai lokasi penyimpanan yang terpusat,
kemampuan untuk pengelompokan kenampakan dalam subtypes dan membuat
aturan validasi spasial dan atribut.
Membuat geodatabase dapat dilakukan di ArcCatalog. Untuk ArcGis
sebelum versi 10, maka ArcCatalog terpisah dengan ArcMap. Sedangkan versi
10, ArcCatalog dapat dimunculkan secara dockable di ArcMap. Dua kondisi
berbeda tersebut mengakibatkan dua cara yang berbeda namun sama. Berbeda
dalam aplikasi berjalannya berupa ArcMap dan ArcCatalog, namun sama dalam
tempat pembuatannya di ArcCatalog. Geodatabase juga dapat dibuat
menggunakan toolbox yang tersedia di ArcMap maupun ArcCatalog.
Geodatabase mulai dikenal pada ArcGIS 9.x. Geodatabase adalah database
relasional yang memuat informasi geografi. Geodatabase terdiri atas feature
classes (spatial) dan tabel (non-spatial).
Ada dua sistem geodatabase yaitu Server-Geodatabase dan Personal
Geodatabase. Server-Geodatabase merupakan Relational Database
Management System (Oracle, SQL-Server, DB2) dan Personal Geodatabase
menggunakan sistem data MS-Access.

2.1.1 Feature Dataset


Feature dataset adalah kumpulan feature class terkait yang berbagi
sistem koordinat umum. Feature dataset digunakan untuk membagi secara
spasial atau tematis terkait feature class. Tujuan utamanya adalah untuk
mengatur feature class terkait ke dalam dataset umum untuk membangun
topology, kumpulan data jaringan, kumpulan data medan, atau jaringan
geometrik.

Kelompok 10/ Kelas B 3


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

2.2.2 Feature Class

Feature Class merupakan kumpulan dari beberapa feature yang


memiliki bentuk geometri dan atribut sama. Feature classes dalam
geodatabase dapat berupa single feature atau individu dan dapat juga
disusun dalam suatu feature dataset. Semua feature dataset dalam sebuah
geodatabase menggunakan sistem koordinat yang sama. Domain
digunakan untuk menentukan lingkup (range) dan wilayah
terpilih (selected area) setiap jenis informasi.

Gambar 2.4 Geodatabase

2.3 Topology Geodatabase

Salah satu pertimbangan dalam pembuatan geodatabase atau database


spasial dalam ArcGIS adalah untuk meningkatkan integritas dari data. Dengan
demikian dengan menggunakan geodatabase kualitas data secara spasial dan
non spasial menjadi lebih terjaga dibandingkan dengan menggunakan format
standar shapefile (shp).
Salah satu fitur yang terdapat dalam geodatabase berbasis ArcGIS adalah
Topology. Topology inilah yang digunakan dalam geodatabase sehingga dapat
meningkatkan integritas dari data yang dimiliki atau disimpan dalam
geodatabase.

Kelompok 10/ Kelas B 4


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Gambar 2.1 Tipe Topology


Topology merupakan fitur yang digunakan untuk memodelkan hubungan
spasial antara feature class dalam sebuah dataset. Dengan menggunakan
topology diharapkan data spasial dalam sebuah dataset menjadi terjaga karena
sudah dimodelkan atau didefinisikan hubungan atau aturan dalam geodatabase
tersebut terhadap data spasial yang berada dalam satu dataset.
Topology bekerja dengan mendefinisikan rule-rule yang menjadi model yang
menjelaskan dan mengatur hubungan antar data spasial. Dalam geodatabase
ArcGIS terdapat rule-rule yang dapat didefinisikan terhadap data yang berada
dalam satu dataset.

2.3.1 Aturan Topology

Untuk menghasilkan data yang benar sesuai dengan konsep GIS,


ArcGIS menyediakan fasilitas filtering untuk melakukan checking
(query) kesalahan secara otomatis dan melakukan editing (validasi)
spasial dan atribut. Dapat dibayangkan berapa lama waktu yang
dibutuhkan jika kita melakukan checking kesalahan secara manual.
Editing topology bisa dilakukan secara serentak atau satu persatu sesuai
dengan jenis rule yang kita terapkan dan sesuai dengan jenis koreksi yang
dilakukan.

Beberapa Aturan Topology yang paling umum dipakai antara lain


adalah sbb:

1) Polygon

Kelompok 10/ Kelas B 5


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Gambar 2.1.1 Polygon

Aturan yang umum dipakai adalah seperti tercantum di atas, namun


tidak menutup kemungkinan aturan yang lain dipakai untuk keperluan
tertentu. Aturan Topoogy secara lengkap dapat dipelajari lebih lanjut
pada Editing ArcMap  Editing Topology  Topology Rules

2) Line
Aturan yang umum dipakai adalah seperti tercantum di atas, namun
tidak menutup kemungkinan aturan yang lain dipakai untuk keperluan
tertentu. Aturan Topoogy secara lengkap dapat dipelajari lebih lanjut
pada Editing ArcMap  Editing Topology  Topology Rules

Kelompok 10/ Kelas B 6


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Gambar 2.2.2 Line

3) Point
Rule of topology point di atas adalah sudah mencakup semua
kemungkinan kesalahan yang terjadi, nampak bahwa validasi untuk
points lebih sederhana dibandingkan dengan type feature yang lain.

Gambar 2.2.3. Point


2.3.2 Koreksi Topology

Untuk menghasilkan data yang benar sesuai dengan konsep GIS,


ArcGIS menyediakan fasilitas filtering untuk melakukan checking
(query) kesalahan secara otomatis dan melakukan editing (validasi)
spasial dan atribut. Dapat dibayangkan berapa lama waktu yang
dibutuhkan jika kita melakukan checking kesalahan secara manual.

Kelompok 10/ Kelas B 7


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Editing topology bisa dilakukan secara serentak atau satu persatu sesuai
dengan jenis rule yang kita terapkan dan sesuai dengan jenis koreksi yang
dilakukan.

Beberapa Aturan Topology yang paling umum dipakai antara lain


adalah sbb :

1. Polygon
a. Must Not Overlap
 Subtract: Menghapus bagian yang overlap dari masing-masing
feature dan akan meninggalkan area yang kosong pada daerah error.
Perbaikan ini bisa diterapkan ke satu atau lebih kesalahan yang terjadi
(terselesi) pada aplikas rule Must Not Overlap errors.
 Merge: Menambah/menggabung feature dari feature overlap yang
melanggar aturan yg dipakai. Pemilihan feature tergantung justifikasi
kita mana yg akan dipilih sebagai feature yang dianggap salah.
Koreksi ini bisa diterapkan pada satu kesalahan Must Not Overlap
saja.
 Create Feature: Membuat polygon baru diluar kesalahan yang terjadi
dan menghapus kesalahan yang ada. Koreksi ini bisa diterapkan ke
satu atau lebih kesalahan yang terselect oleh penerapan aturan Must
Not Overlap errors.
b. Must Not Have Gap
 Create Feature: Membuat polygon baru dari garis batas yang saling
membentuk polygon kosong (gap). Koreksi ini bisa diterapkan pada
satu atau lebih kesalahan pada penerapan aturan Must Not Have Gaps
errors.

2. Line

a. Must Not Overlap

 Substract: Menghapus segmen line yang overlapping dari feature


yang membentuk kesalahan. Anda harus melakukan seleksi lebih dulu

Kelompok 10/ Kelas B 8


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

sebelum menghapus obyek dimaksud. Koreksi ini dapat diterapkan


pada satu kesalahan Must Not Overlap saja.
b. Must Not Intersect
 Subtract: Menghapus segmen line yang overlapping dari feature yang
membentuk kesalahan. Anda harus melakukan seleksi lebih dulu
sebelum menghapus obyek dimaksud. Koreksi ini dapat diterapkan
pada satu kesalahan Must Not Intersect saja.
 Split: Memotong feature line yang saling berpotongan menjadi 4
segmen garis. Koreksi ini bisa diterapkan pada satu atau lebih
kesalahan Must Not Intersect.
c. Must Not Have Dangles
 Extend: Menyambung dangle pada akhir segmen line ke feature di
depannya sepanjang toleransi jarak snapping terpenuhi. Jika tidak
masuk dalam toleransi jarak snapping, maka dangle akan tetap
dipertahankan (tidak berubah), hanya obyek yang terseleksi yg akan
di validasi. Koreksi ini dapat diterapkan ke satu atau lebih kesalahan
Must Not Have Dangles.
 Trim: Menghapus feature line jika dangle (point) pada akhir
intersection line masuk dalam toleransi jarak snapping yg diterapkan.
Koreksi ini dapat diterapkan ke satu atau lebih kesalahan Must Not
Have Dangles.
 Snap: Akan menyatukan dangle line ke line terdekat yang masuk
dalam toleransi jarak snapping, target line sendiri posisinya tetap.
Akan dicari endpoint terlebih dulu, vertex dan pada akhirnya garis.
Koreksi ini dapat diterapkan ke satu atau lebih kesalahan Must Not
Have Dangles.
3. Points
Pada jenis kesalahan points hanya ada dua koreksi yang bisa dilakukan
yaitu membiarkannya atau menghapus feature yang dianggap salah.

Kelompok 10/ Kelas B 9


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

2.4 Metadata

Metadata didefinisikan sebagai data yang berisikan informasi mengenai satu


atau beberapa aspek mengenia data. Secara mudah metadata dapat diartikan
sebagai “informasi mengenai data”. Ada 2 konsep metadata yaitu struktural
metadata yang berisikan mengenai desain dan sepsifikasi data dan yang kedua
adalah deskripsi metadata yang menjelaskan mengenai isi daripada data.
Metadata umumnya ditampilkan dalam format dokumen Extensible Markup
Language (XML), yang berisikan informasi dasar mengenai data tersebut.
Biasanya menampilkan data siapa, apa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana
dari sumberdata tersebut. Geospasial metadata biasanya dibuat dalam dataset
GIS, dan juga citra satelit. Metadata biasanya berisikan informasi seperti Judul,
Abstrak, Tanggal pembuatan dan publikasi, cakupan area, proyeksi dan
informasi lain yang penting.

Keuntungan membangun metadata:

 Metadata membantu mengorganisasi mengelola data.


 Menghindari adanya duplikasi karena data yang sudah dibuat tercatat dengan
baik dan diketahui.
 Pengguna dapat mengetahui lokasi penyimpanan data spasial dan cakupan
areal yang dipetakan.
 Koleksi metadata dibuat berdasarkan dan diperkuat oleh prosedur data
menejemen oleh komunitas geospasial.
 Metadata mempromosikan ketersediaan data spasial pada komunitas
geospasial.
 Penyedia data dapat mempromosikan ketersediaan data dan memungkinkan
kerjasama dengan pihak lain untuk update dll

Dalam ArcGIS metadata dikelola dengan menggunakan ArcCatalog yang


digunakan untuk membuat dan autorisasi metadata. Selain itu menggunakan
ArcIMS sebagai host untuk metadata service dan ArcSDE sebagai interface yang
menghubungkan database yang menyimpan document metadata.

Kelompok 10/ Kelas B 10


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

2.5 Data Spasial

Pengertian Data spasial adalah sebuah data yang berorientasi geografis dan
memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya (Nuarsa IW.
2005.). Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data
spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat
tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang
membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan
informasi deskriptif (atribut) yang dijelaskan berikut ini(Yousman. 2004):

Informasi lokasi (spasial) merupakan informasi yang berkaitan dengan


suatu koordinat baik koordinat geografi (lintang dan bujur) maupun
koordinat Cartesian XYZ (absis, ordinat dan ketinggian), termasuk diantaranya
sistem proyeksi

Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial merupakan


informasi suatu lokasi yang memiliki beberapa keterangan yang berkaitan
dengan lokasi tersebut, contohnya jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan
sebagainya. Informasi atribut seringkali digunakan pula untuk menyatakan
kualitas dari lokasi.
2.5.1 Shapefile

Ketidakteraturan penyimpanan data di berbagai direktori


menyebabkan lamanya pencaharian data untuk mengolah kumpulan data
raster, vektor dan tabel. Jumlah data tinggi membutuhkan suatu sistem
yang dapat mengatur serta mengelola kumpulan-kumpulan data tersebut.
Di bank data terdapat software yang dapat mengolah, mengelola serta
memproses data-data tersebut, software ArcGis terbaru ini diharapkan
dapat membantu pengelolaan data di Bidang Pengembangan Bank data
Penginderaan Jauh.
Shapefile ESRI atau biasa disebut shapefile adalah format data
geospasial yang umum untuk perangkat lunak sistem informasi
geografis. Dikembangkan dan atur oleh ESRI sebagai spesifikasi

Kelompok 10/ Kelas B 11


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

(hampir) terbuka untuk interoperabilitas data antara ESRI dan produk


perangkat lunak lainnya.
Sebuah "Shapefile" biasanya terdiri dari kumpulan file yang
berekstensi ".shp", ".shx", ".dbf", dan ekstensi lainnya pada sebuah nama
yang sama (e.g., "jalan). Saat penggunaan, shapefile sebenarnya yang
rujuk adalah yang berekstensi ".shp", namun file ini tidak lengkap dan
membutuhkan file lainnya.
Shapefile keruangan digambarkan dengan geometri : titik, garis, dan
luasan. Geometri tersebut, sebagai contoh, dapat mewakili pancuran,
sungai, dan danau. Tiap bagian memiliki atribut yang menjelaskan atribut
tersebut, seperti nama sungai atau temperatur.
(Prahasta,E.2005.Sistem Informasi Geografis.Bandung:Informatika)

2.6 Data Non Spasial (Data Atribut)

Bagian penting dari SIG adalah pengetahuan tentang database atau dalam
SIG disebut sebagai data Atribut. Data atribut berbentuk tabel, dan lumrah juga
disebut sebagai tabel Atribut. Tabel atribut memiliki kolom (field) dan baris
(record). Format data yang digunakan adalah dbf (dbase File) dan txt. Semua
program aplikasi Sistem Informasi Geografis menggunakan attribute feature
untuk menghasilkan informasi dan memanipulasi tampilan. Tanpa data yang
tersimpan dalam attribute feature, maka data tersebut tidak memiliki arti yang
banyak karena hanya memberikan informasi bentuk fitur saja.
Semua operasi editing feature harus selalu mempertimbangkan faktor
attribute feature yang diedit, terlebih pada beberapa perintah yang dapat
menyebabkan perubahan atribut.
Dalam ArcMap terdapat 2 pilihan akses pengelolaan atribut:
 Tabel attribute layer. Tabel ini dapat diakses baik dalam mode editing
maupun dalam mode biasa. Di dalam mode biasa, editing yang dilakukan
sangat terbatas sehingga umumnya hanya digunakan untuk preview
attribute sebelum diedit.

Kelompok 10/ Kelas B 12


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

 Kotak dialog Attributes. Kotak dialog ini dapat diakses melalui tool
Attributes yang terdapat pada toolbar editor. Tool ini hanya aktif dalam
mode editing dan hanya memperlihatkan attribute feature yang terpilih.
a. Tabel Attribute Layer
attribute adalah tabel yang menampilkan data-data yang terdapat dalam
fitur dan dapat diakses baik dalam mode editing maupun dalam mode biasa.
Melihat dan menutup tabel attribute layer:
 Dalam Table of Content klik kanan nama layer yang hendak dilihat
atributnya
 Dari daftar menu yang tampil, pilih Open Attribute Table
 Selanjutnya akan Tampil Table Attribute Layer
 Untuk menutup Tabel attribute, klik icon close (x) yang terdapat pada sudut
kanan.
Komponen tabel attribute layer
Tabel attribute menampilkan data layer serupa dengan worksheet atau
tabel dimana record data diperlihatkan dalam arah mendatar (baris) sedangkan
Field diperlihatkan dalam arah vertikal (kolom). Sel adalah bagian terkecil dari
tabel attribute. Pada tabel attribute data spasial, 1 record mewakili 1 fitur, jadi
menghapus 1 record dalam tabel sama berarti juga menghapus fitur yang
diwakili oleh record tersebut. Demikian juga pada saat pembuatan fitur baru
pada layer, record dalam tabel ini akan bertambah dengan sendirinya.
Sebagai catatan saja bahwa nama field terbatas hanya 10 karakter saja dan
hanya bisa menggunakan huruf, angka, hypens dan underscores. Sepasang
karakter dibolehkan tetapi tidak disarankan. Tidak bisa memberi nama field
menggunakan spasi atau spesial karakter lainnya misalnya tanda tanya ( ? ).
Namun berbeda pada Geodatabase yang aturan penamaan field mengikuti
Microsof Access.
Berikut deskripsi singkat tentang Data Type dalam attribute table di ArcMap :
1. Short Integer adalah seluruh angka, termasuk positif dan negatif yang
biasanya digunakan sebagai coding. Misalnya coding untuk land use.

Kelompok 10/ Kelas B 13


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

2. Long Integer adalah seluruh angka termasuk positif dan negatif yang biasanya
digunakan untuk menunjukkan nilai banyak (kuantitas) dari suatu tema,
misalnya populasi penduduk.
3. Float adalah angka dengan nilai pecahan decimal yang memiliki range yang
spesifik. Dengan data type float ini Anda bisa ‘menolak’ sebuah nilai jika
nilai tersebut diluar dari Precision dan scale yang sudah ditentukan
sebelumnya. Contoh : Anda menentukan precision 4 (lebar field hanya
menerima max 4 angka termasuk nilai decimal tanpa memperhitungkan
pemecah angka tersebut yaitu titik sebagai bentuk decimal) dan scale 2 (max
2 angka setelah pemecah angka tersebut yaitu titik sebagai bentuk decimal),
maka field tersebut bisa menerima nilai 12.35 tetapi tidak menerima 1.235
dan 123.5. Lihat gambar di bawah untuk ilustrasi Precision dan Scale.
4. Double adalah angka dengan nilai pecahan decimal yang memili range yang
spesifik dengan precision hingga 19 angka dan akurasi hingga 15 angka
decimal, berbeda dengan data type float yang 8 angka saja serta akurasi 6
angka decimal. Data Type Double biasanya digunakan menyimpan angka
decimal yang lebih detail misalnya nilai suatu koordinat.
5. Date digunakan untuk menyimpan waktu dalam hal ini tanggal (mm-dd-
yyyy)
6. Text adalah seluruh karakter termasuk alphanumeric. Maximum 255 karakter

2.7 Pengolahan Data Spasial

Sistem informasi geografi menyajikan informasi keruangan beserta


atributnya yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:
1. Akuisisi data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta
(peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis
penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh,
dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog
maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format yang diminta
oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata (database). Basis data
adalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer

Kelompok 10/ Kelas B 14


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan


dapat digunakan secara bersama oleh pengguna.
2. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data
storage dan retrieval) ialah penyimpanan data pada komputer dan
pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor dan
dapat ditampilkan / cetak pada kertas).
3. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai
macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta, membuat buffer
zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dan sebagainya. Manipulasi dan
analisis data merupakan ciri utama dari SIG. Kemampuan SIG dalam
melakukan analisis gabungan dari data spasial dan data atribut akan
menghasilkan informasi yang berguna untuk berbagai aplikasi
4. Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil pengolahan
data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular. Bentuk produk suatu
SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas, keakuratan dan kemudahan
pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam bentuk peta-peta, tabel angka-
angka: teks di atas kertas atau media lain (hard copy), atau dalam cetak
lunak (seperti file elektronik).
2.7.1 Rektifikasi

Rektifikasi adalah suatu proses pekerjaan untuk memproyeksikan


citra yang ada ke bidang datar dan menjadikan bentuk konform
(sebangun) dengan sistem proyeksi peta yang digunakan, juga terkadang
mengorientasikan citra sehingga mempunyai arah yang benar (Erdas,
1991). Untuk keperluan rektifikasi citra satelit, dibutuhkan beberapa
koordinat titik kontrol lapangan sebagai bagian dari titik sekutu.
Koordinat titik kontrol lapangan ini dapat diperoleh dari pengukuran
langsung di lapangan dengan GPS atau interpolasi dari peta dasar yang
sudah ada. Banyaknya titik kontrol yang harus dibuat tergantung pada
kompleksitas dari bentuk transformasi polynomial.
Ada beberapa alasan untuk melakukan rektifikasi, antara lain :

Kelompok 10/ Kelas B 15


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

1. Untuk perbandingan sebuah pixel dalam beberapa aplikasi seperti


perubahan yang terjadi atau pemetaan kelembaman panas (perbandingan
citra yang diambil pada siang dan malam hari) ;
2. Untuk membangun basis data sebuah pemodelan SIG ;
3. Untuk identifikasi sampel yang mengacupada koordinat peta ;
4. Untuk membuat peta foto yang berskala tepat ;
5. Untuk keperluan tumpang susun (overlay) sebuah citra dengan data
vektor ;
6. Untuk membandingan sebuah citra dalam berbagai skala ;
7. Untuk meningkatkan ketepatan hitunganjarak dan luas pada citra ;
8. Untuk membuat mosaikcitra .

2.7.2 Digitasi

Digitasi adalah proses mengkonversi fitur pada peta spasial ke dalam


format digital. Untuk digitasi, peta harus melekat pada meja digitasi
(digitizer). Sebelum memasukkan data melalui proses digitasi, untuk
mempertimbangkan informasi yang terkandung di peta dan untuk tujuan
apa pembangunan database yang akan disiapkan, untuk pemisahan
berikutnya data dalam lapisan. Dengan konsep informasi
pengelompokan atau cakupan dari lapisan ini memiliki arti besar dalam
pengelolaan basis data:
 Membantu dalam mengatur fitur yang berhubungan.
 Minimalkan jumlah atribut terkait dengan setiap fitur.
 Memfasilitasi perbaikan dan pemeliharaan peta, biasanya tersedia
sebagai sumber data yang berbeda untuk setiap lapisan.
 Penyederhanaan peta, karena fitur yang berhubungan dengan mudah
dijelaskan, label (ID) dan dilambangkan.
 Memfasilitasi proses analisis spasial.
(Prahasta,E.2005.Sistem Informasi Geografis.Bandung : Informatika)

Kelompok 10/ Kelas B 16


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Rektifikasi Peta

No Prenscreen Keterangan

1.  Buat Project
baru
(CTRL+N)
 Klik kanan
pada Layers
 Klik add
data

2.  Masukan
data yang
akan di
rektifikasi
(Pada
praktikum
kali ini
lembar peta
wilayah
indramayu)
 Klik Add

Kelompok 10/ Kelas B 17


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

3.  Atur datum
yang
digunakan
 Klik kanan
pada layers,
klik
propertes

4.  Pilih datum
“WGS 84
UTM Zone
49 S”
 Klik Apply
 Klik OK

5.  Untuk
melakukan
rektifikasi
akktifkan
terlebih
dahulu
Geoprocesin
g
 Klik enter
koordinat
DMS
 Kemudian
klik di pojok
tengah muka
peta

Kelompok 10/ Kelas B 18


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

6.  Masukan
koordinat
muka peta
 Dimana
Longitude
(Y) dan
Latitude (X)
 (tidak lupa
untuk
melihat
arahnya)

7.  Jika tidak
muncul peta
tersebut
 Klik kanan
pada Layers
 Klik Zoom
To Layer
 Lakukan
pada semua
Pojok muka
peta

Kelompok 10/ Kelas B 19


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

8.  Jika telah
selesai semua
pojok peta di
georefre-
ncing
 Klik
Georefren-
cing
 Klik Rectify

9.  Kemudian
Save file
rektifikasi
 Dengan
format TIFF

3.2 Pembuatan Shapefile

No Prenscreen Keterangan

1.  Input terlebih
dahulu Peta
yang akan di
Digitasi
 Buat
Shapefile
sesuai
Rencana
Digitasi

Kelompok 10/ Kelas B 20


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

 Untuk
Batas_Admi
nistrasi
menggunaka
n Area
(Polygon)
 Klik Catalog
 Klik kanan
tempat
shapefile
 Klik New
dan Klik
Shapefile

2.  Isikan Nama
“Batas_Admi
nistrasi”
 Feture Type
nya
“Polygon”
 Klik Edit

3.  Untuk
Spasial
Reference
“WGS 1984
UTM Zone
49S”
 Berada di
Project
Coordinat

Kelompok 10/ Kelas B 21


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

System,
UTM, WGS
1984,
Southeren
Hemisphere

4.  Klik Oke

3.3 Digitasi

No Prenscreen Keterangan

1.  Klik Editor
(atau klik
kanan pada
peta
administrasi)
 Klik Start
Editor
 Kemudian
Klik Create
Fitur Batas
Administrasi

Kelompok 10/ Kelas B 22


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

 Pilih yang
“Straighht
segment”

2.  Digit sesuai
areanya
 Jika sudah
klik kanan
 Klik Finish
Skets

3.4 Atributing

No Prenscreen Keterangan

1.  Buka file
ArcGis yang
telah di
digitasi

2.  Sebelum
melakukan
Attibut-ing
 Cek terlebih
dahulu,
pastikan
editor dalam

Kelompok 10/ Kelas B 23


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

keadaan Stop
Editing
3.  Klik kanan
Layer Batas
Administrasi
 Klik Open
Atribute
Table

4.  Maka akan
mucul tabel
 Klik Table
Options 
Add Field
untuk
menambah-
kan kolom
tabel
5.  Ketik nama
Field, contoh
KECAMA-
TAN
 Untuk Type
“Text”
 Klik OK
 Tambahkan
Field yang
lainnya
dengan cara
yang sama

Kelompok 10/ Kelas B 24


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

6.  Untuk Field
yang
menyatakan
besaran luas,
panjang,
berat dll.
 Type yang
digunakan
Short Integer
7.  Adapun cara
untuk
merupakan
Judul Field
 Klik kanan
judul Field
 Klik
Propertise

8.  Ubah nama
pada kolom
“Alias”

Kelompok 10/ Kelas B 25


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

9.  Kembali
pada peta
kerja
 Klik kanan
Layer Batas
Administrasi
 Pilih Edit
Featur 
Klik Sart
Editing
10.  Klik kanan di
Layer Batas
Administrasi
 Klik
Propertise

11.  Untuk
memberikan
Label
(Nama)
kecamata
 Klik Label
 Ceklis
“Table
feature in
This Layer”
 Label Field
dirubah
dengan

Kelompok 10/ Kelas B 26


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

KECAMA-
TAN
 Ubah Symbol
Text sesuai
keinginan
 Klik Aplly 
OK
12.  Untuk
melabeli,
ketik di
Atribute
 Klik Area
yang akan di
beri nama

13.  Hilangkan
ceklis di
Layer Batas
Administrasi
 Ingat nama
kecamatan
“SUKRA”
 Klik kanan di
Layer Batas
Administrasi
 Open
Table
Attribute

Kelompok 10/ Kelas B 27


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

14.  Ketik nama


di Field
Kecamatan
 Nama
“SUKRA”
 Close Table
Atribute

15.  Hasil dari


penamaan
 Lakukan
pada Area
Kecamatan
lainnya

16.  Hasil
penamaan
pada semua
kecamatan
yang telah
didigitasi

Kelompok 10/ Kelas B 28


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

17.  Kemudian
berinama
PROVINSI
 Klik Open
Table
Atribute
 Karena
semua
provinsi
sama yaitu
Jawa Barat
 Maka
selaraskan
dengan blok
semua
kecamatan
 Klik kanan
Field
Provinsi
 Klik Field
Calculator
18.  Isikan nama
di bagian
description
PROVINSI
dengan
menambah-
kan tanda
kutip
 “JAWA
BARAT”

Kelompok 10/ Kelas B 29


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

19.  Hasil dari


semua
penamaan
 Lakukan
langkah yang
sama untuk
NEGARA,
FD, FC,
KODIFI-
KASI dll.
20.  Untuk Field
yang
menyatakan
besaran
 Klik kanan
Field
Besaran
contoh :
LUAS
 Klik kanan di
Field Luas
 Calculate
Geometry
21.  Pilih besaran
sesuai satuan
pada “Units”
 Pada kali ini
menggu-
nakan (Ha)

Kelompok 10/ Kelas B 30


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

22.  Hasil yang


telah
dihitung
luasannya

23.  Hasil semua


Field yang
telah
dilakukan
Atteibut-ing

24.  Rubah warna


setiap
kecamatan
 Klik kanan
Layer Batas
Administasi
 Propertise
 Klik
Symbology

Kelompok 10/ Kelas B 31


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

25.  Pada
Categories
klik Uniqe
values Pilih
Id 
Kecamatan
 Pada Unique
values,
many.. rubah
Values field
dengan
Kecamatan
 Klik Add All
Values
 Klik Aplly 
OK
26.  Jika aingin
emrubah
warna klik
2x warna
pada salah
satu
kecamatan
 Pilih warna
 klik OK

Kelompok 10/ Kelas B 32


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

27.  Jika warna


sudah
dirubah
semua
 Klik Aplly 
klik OK

28.  Hasil dari


Symbology
 Warna
kecamatan
masing-
masingnya
berbeda

3.5 Pembuatan Geodatabase

No Preenscenn Keterangan

1.  Buka
Software
ArcGIS
Jika sudah
masuk, buat
dokumen
baru atau
project
baru
 Klik CTRL
+ N atau

Kelompok 10/ Kelas B 33


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

dengan klik
File 
New
Document
 Klik
Open

2.  Buka
Catalog,
buat Folder
Geodatabas
e
“Lingkunga
n_Terbangn
” di drive D

3.  Klik kanan
folder
“Lingkunga
n_Terbangu
n”  New
 Klik File
Geodatabas
e
“Lingkunga
n_Terbangu
n.gdb”

Kelompok 10/ Kelas B 34


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

4.  Maka file
geodatabas
e akan
muncul
dengan
format
“Geodatab
ase.gdb”
 Ganti
format
dengan
“Lingkunga
n_Terbangu
n”

3.5.1 Pembuatan Feature Dataset

No Prenscreen Keterangan

1.  Buat Fitur
Dataset
dari
geodatabas
e
 Dengan
klik kanan
file
geodabase
Lingkungan
Terbangun
 Pilih
New 
Klik

Kelompok 10/ Kelas B 35


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Feature
Dataset…
2.  Berinama
Featur
Dataset
sesuai yang
dibuat di
model
konseptual
 Contoh :
Kawasan_P
emukiman
 Klik
Next

3.  Kemudian
pilih
Project
Coordinat
System
 Karena
wilayah
daerah
digitasi
adalah
Kabupaten
Indramayu
maka
project
coordinat
system-nya
adalah

Kelompok 10/ Kelas B 36


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

WGS 1984
Zone 49 S

4.  Pilih
toleransi
XY, Z, M
pada
coordinat
system
 Untuk XY
= 0,001 m ;
Z
Tolerance
= 0,001 m ;
M
Tolerance
= 0,001 m
 Klik OK

3.5.2 Pembuatan Feature Class

No Preenscreen Keterangan

1.  Buat Fitur
Class atau
rencana
yang akan
didigitasi
 Klik kanan
featur
dataset

Kelompok 10/ Kelas B 37


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

“Batas
Administra
si”  Pilih
New 
Klik Featur
Class..

2.  Isikan
Name dan
Alias pada
featur
dataset
Batas
Administra
si yaitu
“Bangunan
_Pemkot_K
ab_AR”
 Untuk Type
sesuai
rencana
digitasi
yaitu Area
atau
Polygon
Features
 Ceklis
Coordinate
s include M
values dan
Coordinate

Kelompok 10/ Kelas B 38


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

s include Z
values
 Klik Next

3.  Untuk
Configurati
on
Keyword
ceklis
Default
 Klik Next

4.  Table
diatas
merupakan,
tabel yang
akan dibuat
data atribut
yang terdiri
dari objek,
dan bentuk
 Bentuk
disini akan
menghasilk
an ukuran
 Klik Finish

Kelompok 10/ Kelas B 39


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

3.5.3 Import/Load Shapefile to Feature Class

No Preensrcenn Keterangan

1.  Buka file
ArcGIS
(SHP) yang
telah di
atributkan
 Dan buka
file
Geodatabas
e di
ArcCatalog

2.  Klik kanan
Feature
Dataset
Batas
Administra
si
 Pilih
Import 
Feature
Class(Singl
e)..

Kelompok 10/ Kelas B 40


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

3.  Maka akan
muncul
tampilan
berikut
 Klik Input
Feature
icon Open

4.  Klik SHP
Batas
Administra
si
 Klik Add

5.  Isikan
Output
Feature
Class
Batas_Topo
logy
 Klik OK

Kelompok 10/ Kelas B 41


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

6.  Jika
berhasil
maka akan
ada tanda
Ceklis
 Jika tidak
biasanya
akan ada
pemberitah
uan

3.6 Topology Geodatabase

No Prenscreen Keterangan

1.  Mengeek
kesalahan
(error)
pada area
 Klik kanan
Feature
Dataset
yang akan
di cek
 Klik New

Topology

Kelompok 10/ Kelas B 42


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

2.  Klik Next

3.  Isikan
nama
 Atau
langsung
klik Next

4.  Ceklis yang
akan dicek
SHP yang
error
 Klik OK

Kelompok 10/ Kelas B 43


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

5.  Klik Next

6.  Klik Add
Rule..

7.  Pilih Rule

Kelompok 10/ Kelas B 44


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

8.  Untuk Area
 Must not
Overlap
 Must Not
Have Gap
 Klik Next

9.  Klik Finish

10.  Klik kanan


Topology
Batas
Administra
si
 Klik
Propertise

Kelompok 10/ Kelas B 45


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

11.  Klik Error


 Klik
Generate
Sumary

12.  Jumlah
kesalahan 4
 Klik OK

13.  Kesalahan
yang
berupa
overlap dan
Gap

Kelompok 10/ Kelas B 46


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

14.  Untuk Line


 Add rule
sebanyak 8
 Klik Next

15.  Klik Finish

16.  Klik kanan


Topology
Line 
Propertise

Kelompok 10/ Kelas B 47


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

17.  Klik Error



Generate
Sumary

18.  Jumlah
kesalahan 4
 Klik OK

19.  Hasil
kesalahan
Line

Kelompok 10/ Kelas B 48


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

20.  Untuk point


hanya Must
be Disjoint
 Klik Next

21.  Klik Finish

22.  Klik kanan


Topology
Point

Kelompok 10/ Kelas B 49


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

23.  Klik Error



Generate
Sumary

24.  Jumlah
kesalahan
151
 Klik OK

25.  Kesalahan
Point

Kelompok 10/ Kelas B 50


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

26.  Untuk
metadata
 Cari
ArcCatalog
di Search
 Klik
ArcCatalog

3.7 Metadata

No Preenscreen Keterangan

1.  Buka file
Geodatabas
e
 Cari
ArcCatalog
di kolom
pencarian /
Search

2.  Cari file
Geodatabas
e
 Klik
Feature
Dataset,
contoh :
Batas_Adm
inistrasi

Kelompok 10/ Kelas B 51


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

3.  Klik
Description
 Klik Edit

4.  Untuk
menambah
kan gambar
 Klik
Update
 Add
gambar
institusi
yang
membuat

5.  Title, isikan
sesuai judul
feature
dataset
 Summary,
tujuan
dibuat
 Description
, berisi
deskripsi
pembuatan

Kelompok 10/ Kelas B 52


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

6.  Hasil dari
Metadata

Kelompok 10/ Kelas B 53


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

BAB IV
HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil

Gambar 4.1 Hasil Rektifikasi

Gambar 4.2 Hasil Pembuatan File Geodatabase

Kelompok 10/ Kelas B 54


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Gambar 4.3 Hasil Topology

Gambar 4.4 Hasil Metadata

Gambar 4.5 Hasil Digitasi Geodatabase Lingkungan


Terbangun Kabupaten Indramayu

Kelompok 10/ Kelas B 55


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

4.2 Analisis

Dalam membuat Geodatabase kita harus memiliki data-data yang cukup


dan selaras mengenai tema yang berkaitan dengan database kita agar data-data
yang telah di digit akan overlay bersamaan. Dalam membuat digitasi shp feature
class, tentunya akan terdapat kesalahan (error) yang bisa overlap, gap atau
duplikasi, maka kita harus mengetahuinya dan melakukan editing dengan
topology.

Agar data dapat diorganisir dan menjelaskan mengenai isi daripada maka
dilakukanlah metadata. Metadata ini biasanya berisikan informasi seperti Judul,
Abstrak, Tanggal pembuatan dan publikasi, cakupan area, proyeksi dan
informasi lain yang penting.

Kelompok 10/ Kelas B 56


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem berbasis komputer


digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi – informasi geografis.
Sistem informasi geografis dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, serta
menganalisis objek-objek dan fenomena- fenomena yang mengetengahkan
lokasi geografis sebagai karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.

Salah satu aplikasi dalam SIG yaitu membuat Geodatabase. Geodatabase


merupakan kumpulan dataset geografis dan struktur data asli ArcGis yang akan
memberikan kemampuan yang lebih baik untuk hubungan antar data dan
intergritas data. Geodatabase terdiri atas feature classes (spatial) dan tabel
(non-spatial/ Atribut).

Kelompok 10/ Kelas B 57


PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

DAFTAR PUSTAKA

Erdas, 1991.Kartografi.Yogyakarta
Geost, S. 2017. Metadata. http://www.geologinesia.com/2017/07/pengertian-
metadata-dalam-konteks-sig.html (Diakses pada 29 April 2018)

Ostip, S. 2015. Topology. prohamsan.com/admin/download/2_Topology.pdf


(Diakses Pada 29April 2018)
Prahasta, E. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung

Prahasta, E. 2005. Sistem Informasi Geografis.Bandung : Informatika


Purnomo, Edy.2008.Mengenal Data Type Dalam Atribute Tabel di ArcMap.
http://inigis.com/mengenal-data-type-dalam-attribute-table-di-
arcmap/.Diakses pada 11 April 2018
Purnomo, E. 2011. Pengantar Geodatabase. http://inigis.com/pengantar-
geodatabase/. (Diakses pada 18 April 2018)

Raharjo, B dan Ikhsan, M.2015.Belajar ArcGIS Desktop : 10.2/10.3.Banjarbaru :


Geosiana Press
Susilawati, R. 2015. Mengenal Metadata Sebgai Sebuah Alat Investasi Data.
psdg.geologi.esdm.go.id/buletin_pdf_file/.../04-metatha-buletin.pdf (Diakses
Pada 29 April 2018)

Kelompok 10/ Kelas B 58

Anda mungkin juga menyukai