Logika adalah cara berpikir dengan penalaran yang benar. Penalaran
itu sendiri ialah penarikan kesimpulan atas alasan-alasan yang relevan dan berlangsung dalam pikiran manusia. Alasan-alasan diatas dapat berupa data- data atau informasi yang akurat. Penalaran dibedakan atas dua jenis, yaitu penalaran deduksi dan penalaran induksi. Penalaran deduksi adalah penalaran dari sesuatu yang umum kepada sesuatu yang bersifat khusus. Sebaliknya dengan penalaran induktif, berprinsip dari sesuatu yang khusus kepada sesuatu yang umum. Berlawanan dengan hal di atas, terdapat juga beberapa orang yang kadang mengalami kesalahan penalaran sehingga terjadilah sesat pikir. Sesat pikir terjadi ketika kita mengalami kesalahan dalam menarik kesimpulan- kesimpulan. Sesat pikir dibedakan menjadi dua, yaitu sesat pikir formal dan sesat pikir nonformal. Sesat pikir formal berorientasikan pada bentuk dari kalimat. Bentuk penalaran haruslah sesuai dengan bentuk deduksi yang baku sehingga tidak terjadi sesat pikir. Sesat pikir dapat dibentuk oleh kesalahan-kesalahan seperti berikut : 1) Empat term silogisme Silogisme yng sahih hanya memiliki tiga term. 2) Memiliki term tengah yang tidak terdistribusikan 3) Terjadi proses ilisit (illicit process) 4) Premis-premis afirmatif tetapi kesimpulannya negatif Sesat pikir ini terjadi ketika dalam pernyataan menyatakan sesuatu secara positif, tetapi dalam kesimpulan menjadi negatif. 5) Premis negatif dan kesimpulan afirmatif Terjadi ketika premis pernyataan menggunakan proposisi negatif, tetapi dalam kesimpulan menggunakan proposisi afirmatif (positif). 6) Dua premis negatif Tidak ada kesimpulan sahih yang dapat diturunkan dari dua premis negatif. Kesimpulan yang diberikan tidak akan memberikan pengetahuan baru. 7) Mengafirmasi konsekuensi Sesat pikir mengafirmasi konsekuensi adalah kesimpulan yang seolah- olah dibuat seperti keniscayaan. Padahal, jika dipikirkanlebih lanjut kesimpulan itu tidak juga benar. 8) Menolak anteseden 9) Mengiyakan suatu pilihan dalam suatu susunan argumentasi disjungsi subkontrer (atau) 10) Mengingkari suatu pilihan dalam suatu disjungsi yang kontrer (dan)
Sesat pikir nonformal berorientasikan pada pemikiran-pemikiran atau
argumentasi-argumentasi yang tidak logis, seperti : 1) Perbincangan dengan ancaman 2) Salah guna (Abusive) 3) Argumentasi berdasarkan kepentingan (circumstantial) 4) Argumentasi berdasarkan ketidaktahuan Adalah argumentasi yang menilai suatu tindakan berdasarkan ketidaktahuan bukan berdasarkan isi argumentasinya. 5) Argumentasi berdasarkan belas kasihan Adalah argumentasi yang menilai benar salahnya suatu hal berdasarkan belas kasihan walaupun itu merupakan hal yang salah. 6) Argumentasi yang disangkutkan dengan orang banyak Sesat pikir ini disebabkan oleh acuan benar salahnya sesuatu berdasarkan suara ornag terbanyak. 7) Argumentasi dengan kewibawaan ahli walaupun keahliannya tidak relevan. Sesat pikir ini dikarenakan seseorang tidak berpikir logis dan jauh tentang apa yang diterimanya. Mereka percaya terhadap apa yang ahli bicarakan. 8) Accident atau argumentasi berdasarkan ciri-ciri tak esensial Sesat pikir accident adalah argumentasi yang menjadikan dua contoh sikap menjadi contoh keseluruhan sesuatu. 9) Perumusan yang tergesa-gesa (converse accident) Adalah pembuatan kesimpulan yang tidak didasari oleh alasan yang memadai atau mengada-ngada. 10) Sebab yang salah Sesat pikir sebab yang salah adalah pembuatan kesimpulan atas dasar suatu yang tidak terbukti, tetapi tetap dipertahankan walaupn sudah terbukti salah. Sesat berpikir ini didasarkan atas pemikiran yang tak logis. 11) Penalaran sirkular Sesat pikir ini menjadikan kesimpulan sebagai alasan dan akan berputar seterusnya. 12) Sesat pikir karena terlalu banyak pertanyaan yang harus dijawab sehingga jawaban tak sesuai dengan pertanyaan Sesat pikir ini dikarenakan terjadinya kekeliruan dalam penalaran seseorang ketika diberikan banyak pertanyaan dan harus dijawab. Akhirnya akan memunculkan kesimpulan yang tidak jelasa antara pertanyaan dan jawaban. 13) Kesimpulan tak relevan. Adalah argumentasi yang kesimpulannya tidak sejalan dengan alasannya. 14) Makna ganda (equivocation) Dimana suatu kata mempunyai makna ganda dan dapat digunakan berdasarkan maksud tertentu sehingga tidak memiliki kesimpulan yang jelas. 15) Makna ganda ketata-bahasaan (amphiboly) Sesat pikir yang terjadi karena argumentasi yang digunakan memiliki makna ganda dalam segi ketata bahasaan. Misalnya mata kaki, mata hati, dll. 16) Sesat pikir karena perbedaan logat atau dialek bahasa 17) Kesalahan komposisi Adalah argumentasi yang memperlakukan kebenaran pada sebagian sampel sebagai kebenaran pada keseluruhan. 18) Kesalahan divisi 19) Generalisasi tak memadai Adalah argumentasi yang kesimpulannya didasarkan pada alasan yang tidak memadai. Seperti menggunakan sampel yang terlalu kecil untuk bahasan yang besar, dsb.