Anda di halaman 1dari 2

Saccharification of Spirulina platensis biomass using free and

immobilized amylolytic enzymes

Biofuel dari berbagai jenis biomassa saat ini dijadikan sebagai alternatif untuk
bahan bakar fosil. namun, meskipun banyak digunakan bahan ini diakui menjadi
penyebab berbagai masalah lingkungan. Ganggang dan mikroalga adalah salah
satu biomassa yang berpotensi untuk digunakan dibandingkan sumber biofuel
lainnya seperti tebu, jagung, canola, kedelai.

Jenis biofuel yang diproduksi tergantung pada kandungan karbohidrat, lipid,


dan protein dari biomassa. Menurut Usharani., et al. (2012), produk cadangan
Spirulina mengandung polisakarida yang dibentuk oleh monomer glukosa dikenal
sebagai pati cyanophyte. Polisakarida ini berbeda dari pati biasa karena memiliki
lebih banyak cabang dalam kaitannya dengan rantai utama polisakarida. Untuk
menghidrolisis pati cyanophytes, diperlukan upaya menghancurkan dinding sel
mikroalga dan hidrolisis polisakarida merupakan langkah yang diperlukan sebelum
proses fermentasi. Dalam kajian ini hidrolisis enzimatik lebih disukai daripada
hidrolisis asam, karena hidrolisis asam menghasilkan produk samping
penghambatan. Selain itu, hidrolisis enzimatik dapat dilakukan dalam kondisi reaksi
ringan untuk menghasilkan produk dengan kemurnian yang ditingkatkan. Namun,
terdapat kelemahan termasuk biaya biocatalysts yang tinggi serta kemungkinan
adanya inaktivasi karena kondisi proses.

Teknologi imobilisasi enzim memungkinkan untuk mengurangi biaya proses


dengan meningkatkan aktivitas spesifik dari enzim, mengurangi kemungkinan
inaktivasi oleh perubahan pH dan suhu, dan memungkinkan pemisahan dan
penggunaan kembali enzim. Penelitian ini bertujuan untuk memperdalam
pengetahuan saat ini tentang sumber-sumber baru produksi bioetanol. Penelitian ini
menggunakan metode fisik ruptur biomassa mikroalga untuk mempelajari strategi
sakarifikasi menggunakan enzim amilolitik bebas (free enzyme) dan enzim yang
terimobilisasi pada poliurethan. Enzim yang digunakan yaitu α-amylase
amyloglucosidase. Biomassa Spirulina platensis, yang terdiri dari 50-60%
karbohidrat, terpapar pada terapi ruptur sel fisik antara lain ultrasound, gelatinisasi,
autoclave, dan freezing/thawing. Hasil yang lebih baik diperoleh dengan
menggunakan siklus freezing/thawing yang diikuti dengan gelatinisasi. Penggunaan
enzim yang bebas dan terimobilisasi menghasilkan tingkat konversi polisakarida
yang tinggi menjadi gula sederhana dalam biomassa Spirulina, menunjukkan bahwa
proses ini menjanjikan untuk kemajuan produksi bioetanol menggunakan biomassa
mikroalga.

Anda mungkin juga menyukai