Anda di halaman 1dari 14

Perilaku Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Tenaga Kerja Indonesia di Kansashi ...

(Armedy Ronny Hasugian )

Perilaku Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Tenaga Kerja


Indonesia di Kansashi, Zambia: Analisis Kualitatif
Occupational Disease Prevention Behaviors Indonesian Workers in Kanzashi, Zambia: A
Qualitative Analysis

Armedy Ronny Hasugian1,2


1
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Jl. Percetakan Negara No. 29A, Jakarta Pusat, DKI
Jakarta, 10560, Indonesia
2
Program Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus
Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia
Korespondensi Penulis: medyrh@gmail.com

Submitted: 14-12-2016, Revised: 08-06-2017, Accepted: 14-06-2017 10-03-2017


http://dx.doi.org/10.22435/mpk.v27i2.5805.111-124

Abstrak
Penelitian ini untuk menggali informasi perihal perilaku pencegahan penyakit akibat kerja (PAK) yang
dilakukan para pekerja Indonesia selama berada di Zambia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan jenis penelitian Rapid Assessment Procedure (RAP). Lokasi penelitian adalah PT EMI, Cikarang,
Jawa Barat. Pemilihan PT EMI didasarkan adanya informasi bahwa perusahaan tersebut mempunyai
fokus pekerjaan di wilayah Afrika dalam hal ini di Zambia. Sampel penelitian studi ini adalah informan
yang berasal dari para pekerja yang sudah bekerja di lokasi kerja minimal 1 kali dan bekerja minimal
selama 3 bulan di Zambia, Afrika. Dilakukan wawancara mendalam terhadap informan dan divalidasi
oleh informan kunci serta observasi di workshop yang ada di Cikarang. Analisis data dilakukan dengan
menilai faktor perilaku versi Lawrence Green setelah transkrip dan matriks diselesaikan. Berdasarkan
faktor predisposisi para informan sudah mempunyai pengetahuan dan sikap pencegahan PAK karena
rutinnya informasi yang disampaikan. Untuk faktor pemungkin kebijakan pencegahan PAK dan
ketersediaan fasilitas kesehatan yang layak sudah disediakan. Sementara itu dukungan pimpinan dan
petugas kesehatan sudah berjalan. Semuanya ini membentuk perilaku pencegahan PAK informan
yang terlihat dari berbagai kegiatan pencegahan dan penanganan PAK. Namun demikian pelaksanaan
pencegahan PAK tidak berjalan sepenuhnya karena faktor kelalaian, ceroboh, kurang sadar, kurang
peduli, niat yang kurang dari individu, dan tidak berperilaku hidup sehat. Selain itu kebijakan juga sering
tidak update, tidak ada sanksi, serta masih dirasakan kurangnya dukungan perusahaan dan masalah
komunikasi bahasa dengan petugas kesehatan. Perilaku pencegahan terhadap PAK di Zambia oleh
pekerja Indonesia sudah mengikuti prosedur yang ditetapkan, namun belum berjalan sesuai harapan.

Kata kunci: kesehatan kerja, perilaku, tenaga kerja, Zambia

Abstract
This research was to gather information about behavior prevention of occupational disease (OD) by
Indonesian workers while working in Zambia. This is a qualitative research study with Rapid Assessment
Procedure (RAP). The research location is PT EMI, Cikarang, West Java. The selection of PT EMI is
based on the information that the company has a job focus in the African continent in this case is in
Zambia, Africa. The sample of this study is an informant who have worked at the workplace at least 1
time and work for at least 3 months in Zambia, Africa. Conducted in-depth interviews with informants and
validated by key informants and observations at a workshop in Cikarang. Data analysis was performed
by assessing Lawrence Green’s behavioral factors after transcripts and the matrix were completed.
Based on predisposing factors of informants already have knowledge and attitude of prevention of
OD due to routine information submitted. For the enabling factors of OD prevention policies and the

111
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 2, Juni 2017, 111–124

availability of appropriate health facilities are provided. Meanwhile, the support of leader and of health
workers has been running. These all shape the OD prevention behavior of informants seen from various
OD prevention and handling activities. However, the implementation of OD prevention is not fully run due
to negligence, carelessness, lack of consciousness, lack of care, less of intention of the individual, and
not to behave healthily. In addition, the policy is also often not updated, there are no sanctions and there
is still a perceived lack of corporate support and communication problems with health professionals.
Preventive behavior of OD behaviors in Zambia by Indonesian workers has followed the established
procedures, but has not gone as expected.

Keywords: occupational health, behavior, labor, Zambia

Pendahuluan 5.758 kasus pada periode tahun 2003–2007.5


Penyakit akibat kerja (PAK) merupakan Berbagai pedoman sudah dikembangkan dan
salah satu bagian dari masalah kesehatan yang dilaksanakan untuk mengatasi PAK termasuk
berkaitan dengan pekerjaan seseorang dan di Afrika.4 Namun, masih munculnya PAK,
dipengaruhi oleh berbagai faktor disekitarnya. kemungkinan dipengaruhi banyak faktor seperti
Menurut Labor Force Survey (LFS) di Inggris faktor paparan, faktor perilaku pekerja,6 faktor
pada tahun 2015/16 disebutkan sekitar 1,3 juta kebijakan pimpinan,7 dan lain sebagainya. Gap
jiwa menderita PAK dan 30,4 juta waktu kerja ini menjadi menarik karena letak wilayahnya
hilang akibat PAK dan cedera, berakibat pada yang jauh (Afrika) dan adanya interaksi antara
14,1 milyar Poundsterling biaya dikeluarkan pekerja Indonesia dan pekerja lokal/Afrika.
untuk mengatasinya.1 PAK dapat menyerang Berdasarkan hal tersebut di atas,
tenaga kerja di posisi apapun pekerjaannya dan tujuan penelitian kualitatif ini adalah menggali
dimanapun termasuk di luar negeri. Indonesia informasi perihal perilaku pencegahan PAK
mempunyai tenaga kerja resmi yang bekerja yang dilakukan para pekerja selama berada
di luar negeri sekitar 275.736 orang sebagai di Afrika dari perspektif pekerja. Dengan
tenaga kerja di tahun 2015.2 Selain itu ada juga memahami perilaku pekerja diharapkan gap
tenaga kerja ahli dari perusahaan Indonesia yang terjadi dapat dikendalikan. Penelitian
yang bekerja sama dengan perusahaan asing ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
di luar negeri termasuk salah satunya di perusahaan, pemegang kebijakan, dan bidang
Afrika. Penyebaran tenaga kerja Indonesia Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
berdasarkan laporan penempatan tenaga kerja untuk mendapatkan strategi pencegahan PAK
Indonesia oleh Badan Nasional Penempatan khususnya bagi pekerja Indonesia yang bekerja
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Afrika.
(BNP2TKI) periode 2016–April 2017 berada
di 25 negara dan secara umum terbanyak di Metode
wilayah Asia seperti Malaysia (38%), Taiwan Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
(31%), Hongkong (9,5%), dan sekitarnya. dengan jenis penelitian Rapid Assessment
Selain itu ada juga penempatan di Amerika, Procedure (RAP).8 Lokasi penelitian adalah PT
Eropa (<1%) walau dengan jumlah penempatan EMI, Cikarang, Jawa Barat. Pemilihan PT EMI
yang tidak sebanyak di Asia.3 didasarkan adanya informasi bahwa perusahaan
Penanganan PAK di Afrika saat ini tersebut mempunyai fokus pekerjaan di wilayah
sudah semakin membaik.2 Namun demikian, Afrika yakni di Zambia.9 Perusahaan ini sudah
masih ditemukan laporan terkait PAK pada melakukan kerjasama pengiriman tenaga kerja
pekerja Indonesia, dengan angka pastinya Indonesia formal sejak tahun 2000 dengan
tidak dapat diprediksi dengan tepat. Di daerah perusahaan lokal di daerah Kansashi Zambia.
sub Sahara Afrika, dilaporkan angka kematian Para pekerja Indonesia akan bekerja minimal
akibat kecelakaan kerja berkisar 54.000 3 bulan hingga 12 bulan dalam 1 periode
kasus dan 42 juta kasus berkaitan dengan pekerjaan. Berdasarkan laporan perusahaan
PAK non fatal,4 sementara di Zambia, salah tersebut PAK yang sering terjadi di lokasi
satu negara Afrika, kasus PAK terjadi sekitar adalah malaria. Penyakit ini sudah membawa

112
Perilaku Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Tenaga Kerja Indonesia di Kansashi ... (Armedy Ronny Hasugian )

korban jiwa bagi pekerja perusahaan ini. Selain keterpaparan informasi mengenai pencegahan
itu keluhan sakit kepala, pusing, batuk, dan PAK, dan ketersediaan fasilitas klinik dan
lainnya sering dilaporkan yang membuat para rumah sakit. Terakhir adalah faktor penguat
pekerja harus kehilangan hari kerja selama yang terwujud dalam dukungan petugas
bertugas, dan hal ini tentunya merugikan kesehatan dan pimpinan. Faktor-faktor ini
pekerja dan perusahaan. mengikuti teori Lawrence Green.11
Sampel penelitian studi ini adalah Mekanisme berikutnya adalah
informan yang berasal dari para pekerja yang memindahkan hasil wawancara tersebut
sudah bekerja di lokasi kerja minimal 1 kali kedalam suatu matriks/tabel untuk memetakan
dan bekerja minimal selama 3 bulan di Zambia, hasil wawancara dan memudahkan melihat
Afrika. Sampel informan dikumpulkan hubungan antar katagori analisis.10 Isi matriks
secara purposive hingga mencapai saturasi.10 adalah jawaban responden dikelompokan dalam
Kemudian informan kunci adalah administrator matriks/tabel sesuai faktor- faktor (predisposisi,
yang bekerja di PT EMI dan pihak safety yang pendorong, pendukung) dan pertanyaan-
pernah bekerja di lokasi kerja di Zambia. pertanyaan yang diajukan berdasarkan tujuan
Pengumpulan data dilakukan dengan dan konsep penelitian serta jenis informan
metode wawancara mendalam dengan (informan dan informan kunci). Validasi
menggunakan pedoman pertanyaan semi sumber dilakukan dengan cara melakukan
terstruktur pada tanggal 15 dan 22 November cross check (informan kunci), melakukan
2016. Dalam melakukan wawancara mendalam banding data antara informan pekerja dan
dibantu dengan peralatan tape recorder. Data atasan yang berkaitan dengan bidang kesehatan
yang dikumpulkan berupa informasi yang dan keselamatan kerja perusahaan.10 Validasi
berkaitan dengan kesehatan dari informan metode dilakukan dengan mengobservasi
selama di lapangan. Para pekerja tersebut workshop (lokasi pelatihan kerja) pekerja PT
diwawancarai saat cuti atau sudah pulang EMI yang ada di Indonesia. Walaupun tidak
kembali ke Indonesia atau sedang melakukan dapat menggambarkan situasi di luar negeri,
pelatihan ulang di workshop perusahaan. namun dapat melihat pola kerja perusahaan
Manajemen data dilakukan dengan dalam mencegah PAK yang ada di Indonesia.
melakukan transkrip terhadap semua hasil Hal ini dikaitkan dengan niat dari perusahaan
wawancara mendalam, kemudian dilakukan dalam melakukan pencegahan PAK.
proses cleaning dan editing terhadap data
yang didapatkan. Pada penelitian ini, dinilai Hasil
faktor predisposisi perilaku pencegahan PAK Karakteristik Informan
melalui umur, pendidikan, pekerjaan, lama Informan adalah pekerja yang sudah
kerja, pengetahuan pencegahan PAK, sikap pernah ditugaskan ke lokasi kerja yaitu di
pencegahan PAK, tindakan penanggulangan Kansashi, Zambia. Total 8 informan yang
PAK, dan peran serta pekerja. Kemudian diwawancara secara mendalam. Karakteristik
menilai faktor pemungkin yang terwujud dalam informan yang dimaksud dapat dilihat di Tabel
ketersediaan peraturan pencegahan PAK, 1.

Tabel 1. Karakteristik Informan


Lama bekerja Jumlah ke lapangan Lama kerja per
No Inisial Usia (tahun) Pendidikan Pekerjaan
(tahun) (kali) periode (bulan)
1 AI 32 SMA Fitter/ Boilermarker 10 20 6–9
2 AW 31 SLTA Konstruksi 6 9 6–9
3 D 41 SMP Konstruksi 4 12 6–9
4 S1 42 SMA Welder 10 5 6–9
5 R 31 SLTA Mechanical 7 15 6 – 12
6 S2 45 D1 Perhotelan Koki 9 15 6 – 11,5
7 L 32 SMA Konstruksi 10 9 7
8 ID 42 SMA Welder 10 6 6–7

113
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 2, Juni 2017, 111–124

Penyakit Akibat Kerja yang Diderita Selama meeting setiap hari. Namun demikian masih
Bekerja di Zambia sering ditemukan sikap pengabaian terhadap
Berdasarkan informasi PAK yang didapat aturan karena ego dan sifat menyepelekan.
dari informan sebagian besar menderita penyakit “... Menurut saya mereka tahu karena ada
malaria, batuk, pilek, pusing, dan masuk angin, safety meeting tiap hari, ada yang disampaikan
sebagaimana ungkapan berikut: ....” (Informan AW)
“Pernah, ... Ya malaria, flu ... batuk ... “Sebenarnya mereka pada tahu pak
gitu.” (Informan AI) ... Iitulah manusia itu pak kadang-kadang
“Paling sakit kepala, pusing, malaria menyepelekan hal- hal yang berakibat fatal di
belum pernah, ya minum bodrek, ama stafnya, hari nantinya gitu pak.” (Informan ID)
belum pernah ke klinik.” (Informan AW) Berdasarkan informasi para informan
“Belum pernah sama sekali dok, yang memandang sikap teman-teman sekerja terhadap
kalau hanya sekitar pusing masuk angin biasa, yang sakit lebih bergantung pada tingkat
tapi untuk ke rs belum pernah ....” (Informan S2) kedekatan dan kepedulian dari para pekerja itu
sendiri.
Faktor Predisposisi “... Sikapnya biasa-biasa saja, biasa aja
Pengetahuan Pekerja tentang Penyakit Akibat tergantung ... Ada yang baik, ada yang kurang
Kerja (PAK) baikkan ada itu sedikit-sedikit ....” (Informan AI)
Definisi PAK berdasarkan pandangan Para informan juga telah mempunyai
informan merupakan penyakit yang berkaitan pengetahuan tentang PAK dan sudah memahami
dengan segi pekerjaan, berkembang, punya efek bahwa yang berperan dalam penanganan PAK di
ke belakang hari, ada paparan tidak langsung lokasi kerja adalah pertama-tama dari diri sendiri,
yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja, kemudian peran pimpinan dan pihak safety juga
dan bisa disebabkan oleh kesalahan diri sendiri menentukan penanganan PAK ditambah semua
atau ceroboh. Penyakit-penyakit yang dikaitkan karyawan dan pihak formen/mandor.
dengan PAK oleh para informan diantaranya “Semua dari diri kita sendiri kalau gitu
adalah penyakit akibat kebisingan, tidak pakai pak ... Terus dari pihak manajemen.” (Informan
masker, getaran dan lingkungan, malaria, AI)
pernafasan, dan kecelakaan kerja. Para informan telah mengetahui tindakan
“... Kalau misalnya PAK misalnya apa yang harus dilakukan jika sakit selama
kebisingan kan itu kan kerja di areal bising kalau bekerja. Jika sakit tertentu seperti malaria maka
penyakitnya ya itu tuli ....” (Informan AI) akan lapor ke formen untuk ditindaklanjuti,
“... PAK kan banyak itu pak tergantung sementara yang flu ringan atau hanya pusing saja
segi pekerjaan itu kan ... Itukan berkembang ....” akan meminta obat bebas ke pihak administrasi.
(informan AI) “Pertama saya infokan waktu ... Ke
“... Memang dulu ceroboh di kerjaan formen baru formen yang menindaklanjutinya.”
....” (Informan S1) (Informan L)
Sementara faktor-faktor yang paling “Kalau pusing minta aja sama Pak Hadi,
sering menyebabkan PAK adalah faktor sekarang ya asisten safety yang memegang obat-
manusianya atau kurang sadar atau lengah atau obatan ....” (Informan AW)
ceroboh, atau kelalaian. Faktor lainnya adalah
tidak dipatuhinya peraturan safety serta karena Sikap Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
alam dan peralatan yang dipakai. Peran serta para pekerja dalam mencegah
Para informan mempunyai kepedulian PAK merupakan komponen sikap. Para informan
terhadap yang sakit di lokasi kerja, dan secara sudah mempunyai pengetahuan langkah-langkah
umum prosedur penanganan orang sakit mengikuti mencegah PAK, walaupun masih saja ada yang
peraturan di lokasi kerja yaitu harus melapor ke tidak patuh terhadap prosedur pencegahan PAK di
atasan dulu. Para pekerja dapat peduli dan patuh lokasi kerja. Menurut pengetahuan para informan
karena mendapatkan informasi penyakit akibat langkah terbanyak yang harus dilakukan adalah
kerja yang secara rutin diberikan saat safety mengikuti prosedur safety, diikuti jangan ada

114
Perilaku Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Tenaga Kerja Indonesia di Kansashi ... (Armedy Ronny Hasugian )

kelalaian, ada niat dari diri sendiri, dan adanya PT EMI di lokasi kerja Zambia dimuatkan dalam
pola hidup sehat. Sebagaimana ungkapan berikut: aturan safety, yang juga mencantumkan masalah
“Yang jelas pertama harus mengikuti kesehatan. Mulai dari tahapan-tahapan yang
prosedur kerja, terus yang kedua niat dari diri dilakukan jika sakit hingga perawatan penderita
sendiri harus ada.” (Informan R) sakit. Kebijakan disusun sesuai dengan prinsip
Selain itu diharapkan juga ada peran Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Hasil
manajemen dalam membantu pencegahan wawancara mendalam didapatkan kebijakan
tersebut, seperti ungkapan berikut: tersebut ada diantaranya kebijakan penanganan
“... Manajemen ... Kan harusnya sakit, tidak melakukan pekerjaan berulang-ulang,
care ... dari kita sendiri kan harus ada yang kebijakan istirahat 6 jam sehari, sebagaimana
membersihkan soalnya kan kalau dari kita sendiri ungkapan berikut:
kan uda pulang kerja capek-capek ....” (Informan “Kebijakan pencegahan penyakit dok
AI) ya, selama ini, sampai sejauh ini lumayan bagus
Kemudian saat ditanyakan bagaimana ... Pengawasan rutin dok, pengecekan alat,
pengalaman para informan dalam mencegah PAK pengecekan material itu dilakukan rutin dok .....”
di lokasi kerja di Zambia didapatkan kebanyakan (Informan S)
mengikuti peraturan safety. Secara umum para Dalam pengembangan kebijakan ada
informan telah melakukan upaya pencegahan komunikasi antara perusahaan di Zambia
PAK, dan dimulai dengan mematuhi safety yang dengan perusahaan PT. EMI di Indonesia.
ada diikuti dengan kegiatan lainnya seperti pakai Hasil wawancara menunjukkan ada informan
lengan panjang, mengurangi keluar rumah di mengetahui adanya komunikasi, tapi dilakukan
malam hari, sesuai dengan kondisi daerah di mana oleh pihak pimpinan site, jadi tidak secara detail.
di lokasi kerja banyak yang terinfeksi malaria. Namun demikian, ada juga para informan yang
Namun demikian ada juga kendala terutama dari tidak mengetahui pasti adanya komunikasi
ketidakpatuhan terhadap prosedur yang bisa saja berkaitan dengan pencegahan PAK.
berdampak buruk di kemudian hari. “Ada kayaknya, tapi nggak tahu pak,
“Mentaati peraturan safety yang ada di mungkin orang kantor aja.” (Informan D)
sana sebetulnya, mematuhi aja, ada semua ada, Program pelaksanaan pencegahan PAK
cuma itulah kadang-kadang manusianya sendiri , sudah dijalankan dan selalu diingatkan dalam
kalau lagi ini kan ya gitu, kalau lagi ini ya kadang pengarahan safety meeting setiap pagi, namun
nyolong-nyolong itulah manusia.” (Informan D) belum bisa dilaksanakan secara keseluruhan.
Kemudian para informan yang pernah Namun menurut informan masih ada yang
sakit juga ditanyakan informasi perihal sikap/ berjalan hanya 75%, masih kurang dari peraturan
respons informan terhadap penanganan yang kebijakan yang sudah ada.
diberikan oleh tenaga kesehatan. Hasil wawancara “Pelaksanaannya sih uda mencapai 75%
menunjukkan bahwa kebanyakan informan akan mencegah yang kurang sih kebisingan aja pak.”
patuh dan mengikuti aturan yang ditetapkan (Informan L)
tenaga medis. “Pelaksanaannya masih kurang semua
“Sesuai aturan petunjuk dokternya, ....” (informan AI)
mematuhi petunjuk dokter.” (Informan AI) Hasil wawancara mendalam didapatkan
“Ya menerimalah, ... Iyalah menerimalah bahwa dalam pelaksanaan pencegahan PAK
orang udah safe bagus pasti kita mau ... Ya bergantung pada individu, kemudian kreatif,
pelayanannya bagus.” (Informan ID) mesti dibenahi terutama berkaitan dengan
ketidakpatuhan individu.
Faktor Pendorong “Ya intinya tinggal manusia nya itu
Kebijakan Perusahaan dalam Mencegah sendiri pak, karena apa, karena dari pihak
Penyakit Akibat Kerja Selama di Zambia perusahan dan pihak area sana itu, itu kesehatan
Kebijakan pencegahan PAK sudah ada sangat penting pak, dan kecelakaan itu paling
di lokasi kerja serta sudah dijalankan, namun tidak diinginkan oleh pihak ....” (informan ID)
demikian masih diperlukan perbaikan. Kebijakan “Yang benar patuhi aturan, harus kreatif,

115
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 2, Juni 2017, 111–124

kalau mau sehat harus kreatif ....” (Informan AI) “Ya bagus dok, cukup memuaskanlah
dok, selama ini sih baik-baik aja.” (Informan S)
Kebutuhan Pencegahan Penyakit Akibat Petugas kesehatan yang ada di first
Kerja di Zambia aid (klinik) di lokasi kerja juga memberikan
Kebutuhan yang diperlukan untuk pelayanan yang baik terhadap para pekerja,
mencegah PAK adalah meningkatkan perilaku sebagai berikut:
hidup bersih dan mematuhi pencegahan PAK. “Baik, cukup baik pak, mereka juga
Berdasarkan informasi informan maka kebutuhan nggak mau ada yang parah sampai fatal,
yang diperlukan untuk mencegah PAK di lokasi langsung ditangani ....” (Informan D)
kerja Zambia pada umumnya adalah perilaku Namun demikian, masih ditemukan
hidup sehat, hal ini dapat dilihat dari ungkapan ketidakpuasan terhadap pelayanan penanganan
berikut: PAK dari para informan, yang disebabkan oleh
“Kalau malaria kan harus pake kaos banyak hal seperti masalah antrian dan perbedaan
panjang celana panjang, tertutuplah pakai bahasa.
kelambu, terus seprai harusnya dipakai itu aja ... “Pelayanannya di sana kalo menurut
Cuci tangan itu mau makan cuci tangan harus, saya sih dari anu ya kurang juga, soalnya
harus bersih lah harus steril.” (Informan AI) antriannya terlalu lama ....” (Informan AI)
“... Itupun kalo daya tahan tubuh lemah “... Cuma yang ada kendala itu aja, bahasa
itupun gampang kena penyakit, istirahat yang komunikasi.” (Informan ID)
cukup makan yang cukup, dengan istilah kata Dalam pelaksanaan penanganan PAK
pola hidup sehat .... Tinggal kita menjalankannya di lokasi kerja Zambia mengikuti prosedurnya
....” (Informan ID) yang telah ditetapkan, walaupun demikian
kendala-kendala masih ditemukan di lapangan,
Faktor Pendukung sebagaimana ungkapan berikut:
Dukungan Pimpinan untuk Pencegahan “Ya kalau masalah penangganannya
Penyakit Akibat Kerja itu udah lebih dari cukup Pak, seperti saya lihat
Berdasarkan informasi didapatkan bahwa kawan saya yang itu kakinya patah itu kan, itu
pimpinan memberi perhatian terhadap para digips, diapain, semuanya itu dikasih sepatu yang
pekerja di lapangan berupa tindakan membantu, ... bagus itukan, yang ada dari stainless untuk
membesuk, perhatian terhadap para pekerja, pencegahan engsel-engselnya itu ... Bagus.”
sebagaimana ungkapan berikut: (Informan ID)
“... Sangat care dok, carenya dia Namun dalam pelaksanaan penanganan
selalu menanyakan misalkan kita laporan sakit, tersebut ada kendala, bisa dari pekerja yang tidak
bagaimana kondisinya udah bagus apa belum melaporkan dirinya dalam keadaan sakit, bisa
....” (Informan S2) masalah transpor, sebagaimana berikut:
Namun demikian menurut informan “... Ada aja sih, Pak. Kendala, Pak. Jadi
ada juga pimpinan yang kurang memberikan mobilnya sedang dipakai, atau apa transportnya
perhatian kepada masalah sakit penderita. nggak ada ... Jadi kadang yang sakit itu menunggu
“... Kalau dari pimpinan paling ya lama di situ, bukan dari kliniknya ....” (Informan
gimana orang itu keadaannya, kalau dari AW)
pihak pimpinan jarang sekali melihat kru ....” “Kurang cepat, kadang-kadang dari yang
(Informan AI) sakit juga sering tahan-tahan sakit, pimpinannya
nggak tahu, udah parah baru bilang.”
Dukungan Petugas Kesehatan dalam Rangka
Penanganan PAK Observasi Workshop Kerja
Berdasarkan pengalaman para informan Workshop PT EMI yang diobservasi
yang sakit didapatkan pada umumnya pelayanan berada di kompleks perkantoran PT Hyundai,
penanganan PAK sudah bagus baik dari segi Cikarang, Jawa Barat. Perusahaan ini bergerak
tenaga medis. Hasil wawancara mendalam dalam bidang konstruksi, yang pelaksanaannya
diungkapkan: kebanyakan dilakukan di Zambia.9 Hasil observasi

116
Perilaku Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Tenaga Kerja Indonesia di Kansashi ... (Armedy Ronny Hasugian )

adalah sebagai berikut: workshop berupa yang sudah merupakan hal wajib di lingkungan
bangunan gedung yang mempunyai luas 5.236 m2 workshop dan serta tidak berposisi ergonomik.
dan mempunyai kemampuan untuk melakukan
fabrikasi 600 ton per bulan, dan lapangan terbuka Validasi Data
seluas 1.540 m2 yang berfungsi sebagai tempat Informasi yang diperoleh dari informan
menunggu proses pengepakan barang ke Zambia. dilakukan validasi dengan cara triangulasi data.10
Dengan kapasitas tersebut, workshop mampu Pada penelitian triangulasi hanya dilakukan
melakukan shipping. Yang membedakan antara terhadap dua orang informan kunci yaitu pihak
workshop di Indonesia dan lokasi kerja adalah administrasi yang bertanggungjawab terhadap
saat di Indonesia pekerjaan banyak dilakukan keberangkatan dari Indonesia (Informan Kunci 1)
dalam tahap membentuk rangka-rangka bangunan dan safety yang bertanggungjawab terhadap K3
sesuai dengan maket yang ditugaskan. Sementara para informan (Informan Kunci 2).
pada saat di Zambia, pekerjaan banyak dilakukan Berdasarkan informan kunci,
dalam hal menyambung rangka-rangka tersebut pengetahuan para informan walaupun dengan
untuk menjadi bangunan. pandangan yang berbeda namun mempunyai
Namun demikian prinsip kerja dan kesamaan dalam pemahaman tentang gangguan
standar kesehatan dan keselamatan tidak berbeda. kesehatan akibat kerja. Menurut informan kunci,
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di workshop di PAK adalah penyakit yang ditimbulkan akibat
Indonesia secara berurutan adalah, pemotongan suatu pekerjaan, jadi merupakan efek yang
(cutting) baja, pengelasan (welding), grinding, diterima penderita akibat pekerjaannya.
driling, blasting dan painting. Proses ini “... Penyakit yang ditimbulkan akibat
dilakukan berurutan dimulai dari cutting hingga suatu pekerjaan Pak, efeknya ya dari suatu
painting. Setiap kegiatan mempunyai ruangan pekerjaan ....” (Informan Kunci 2)
yang berbeda-beda, namun masih berada di dalam Berdasarkan pengamatan dari informan
workshop. Tiap bagian dikerjakan oleh pekerja kunci maka pengetahuan para pekerja, termasuk
yang sesuai dengan kompetensinya. Pekerjaan informan, tentang PAK sudah cukup walaupun
dilakukan mulai jam 08.00-16.00. Sebelum semua belum bisa dikatakan baik. Selain itu pengetahuan
proses tersebut dilakukan maka para pekerja para informan juga berkembang contohnya bukan
akan di-briefing yang berisi tentang standar hanya masalah penyakit malaria namun juga
kesehatan serta keselamatan kerja sesuai Standar bahaya ular. Pengetahuan dari pekerja didapatkan
Operasional Prosedur (SOP) perusahaan. Untuk melalui safety meeting yang dilaksanakan pihak
masuk ke lokasi kerja para pekerja mempunyai safety.
pakaian standar (Alat Pelindung Diri/APD) yang “Kalau saya bilang cukuplah ya, cukup
harus dipakai, jika tidak maka akan mendapatkan tahulah PAK, tapi kalau saya sebut baik saya
surat peringatan hingga pemberhentian. Adapun belum bisa ....” (Informan Kunci 1)
APD standar yang harus digunakan adalah helm, “OK, jadi pengetahuannya itu kita yang
kacamata (google), sepatu khusus, sarung tangan, memastikan pastinya lewat safety meeting ....”
dan earplug. Standar ini harus ada untuk bisa (Informan Kunci 2)
masuk ke lokasi workshop. Sesuai dengan pengetahuannya para
Pada area workshop ditemukan berbagai pekerja sudah memahami prosedur yang
petunjuk atau SOP perihal kesehatan dan dilakukan jika teman sekerja jatuh sakit harus
keselamataan kerja. Petunjuk kesehatan tersebut segera melapor ke pihak safety. Selain itu
diletakkan pada posisi tertentu yang dapat dengan kepedulian para pekerja dengan keselamataan dan
mudah dilihat oleh pegawai. Tulisan dan gambar kesehatan kerja membantu menjaga mereka jauh
juga memudahkan membaca informasi dari dari PAK. Kedisiplinan juga terlihat saat mereka
petunjuk yang disampaikan. Berdasarkan hasil menolak bekerja jika izin tidak dikeluarkan.
observasi didapatkan penempatan petunjuk sangat Kemudian untuk peran dari pimpinan
memudahkan para pekerja untuk membaca, selama pekerja sakit adalah merespon setiap
namun demikian masih ditemukan pekerja yang informasi sakit pekerja. Pimpinan di Indonesia
tidak menggunakan alat standar pelindung diri akan dengan aktif memberikan arahan,

117
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 2, Juni 2017, 111–124

menginformasikan langkah apa yang harus patuh maka hanya diberikan himbauan dan
dilakukan di lokasi kerja, sementara pimpinan nasihat, walaupun itu bisa dilakukan berulang-
lapangan akan langsung ke lokasi sakit dan ulang.
melakukan tindakan seperlunya seperti pada “Kebijakannya menurut saya sih masih
kasus ketika malaria meningkat, pimpinan kurang ... Bagus ya Pak ya dalam arti seharusnya
lapangan akan langsung menyampaikan kalau dilanggar kan ada sanksi, tapi kan tidak
prosedur penanganan sakit serta siapa yang ada sanksi di sana, kita hanya sekedar nasehat
bertanggungjawab hingga masalah pencegahan. himbauan ya walaupun itu pun berulang
“Intinya semuanya kalau ada keluhan di kali, mengontrol ratusan orang kan susah
lapangan, pimpinan dari sini akan merespon.” Pak.”(Informan Kunci 2)
(Informan Kunci 1) Pelaksanaan program pencegahan PAK
“... Jadi manajernya langsung ke sudah berjalan di lokasi kerja seperti adanya
lapangan, akan menyampaikan waktu safety fogging yang rutin dilakukan. Selain itu himbauan
meeting, menyampaikan prosedurnya kalau sakit juga ada selalu diinfomasikan kepada pekerja.
seperti apa, yang bertanggung jawab mengantar Namun demikian peraturan tertulis belum ada,
ke RS itu siapa ....” (Informan Kunci 2) sebagaimana ungkapan Informan Kunci 1 berikut:
Menurut informan kunci para pekerja “Itu ada pencegahan itu Pak dari
belum 100% melakukan pencegahan terhadap ownernya, yaitu dilakukan fogging setiap hari
PAK. Hal ini terlihat dari ketidakdisiplinan dalam ....”
menggunakan kacamata las dan masker. Selain “... Cuma hanya sekedar himbauan
itu perilaku lama tidur (begadang) sambil bicara- atau lisan tapi kalau untuk peraturan tertulisnya
bicara di luar ruangan, juga kebiasaan yang sering belum.”
dilakukan padahal ada larangan dan himbauan Menurut informan kunci agar
untuk tidak melakukan. pencegahan PAK dapat berjalan adalah dengan
Menurut informan kunci hal ini terus menginformasikan setiap waktu kepada
disebabkan oleh ketidakpatuhan, pengabaian para pekerja. Hal ini sangat penting karena
peraturan yang ditetapkan padahal tahu ternyata PHBS pekerja kita tidak begitu baik di
risikonya. Selain itu faktor pendidikan disebutkan lokasi kerja. Hal ini terlihat dari kebersihan yang
berpengaruh terhadap peran pekerja dalam kurang dari para pekerja dalam menggunakan
pencegahan PAK. toilet. Menurut informan kunci hal ini karena
“... Belum 100%, contoh yang tadi itu ketidakdisiplinan para pekerja.
kan kadang-kadang dia ngelas ngga dipakainya “Nah yang agak saya eh ... tahu di sana
kacamata lasnya ... Ya seperti yang dikatakan untuk toilet pekerja ini, MCK sebenarnya setiap
tadi, kadang-kadangkan riskan, atau risih gitu hari setiap berapa jam itu malah dibersihkan
ya ngga pakai masker, padahal kan itu kan jadi Pak, membersihkan orang lokal itu sendiri ya
pelindungnya ... Apalagi dari faktor pendidikan kan, kadang ya dipel lah, dibersihkan, disikat,
sangat berpengaruh ....” (Informan Kunci 1) semuanya dibersihkan, cuma joroknya juga dari
“... Masih ada juga yang ngeyel, kadang- orang-orang kitanya ... PHBS dari pekerja kita
kadang juga ... bakaran-bakaran itu Pak bikin api rendah.” (Informan Kunci 2)
unggun, gitu kan, terus ya budayanya Indonesia Berdasarkan informasi kebutuhan yang
Pak, dia sudah ngopi ngerokok sambil ngobrol diperlukan untuk mencegah PAK di Zambia
sama teman-temannya ... Sebenarnya mereka menurut Informan Kunci 1 adalah diperlukannya
tahu risikonya tapi pengalaman diabaikan.” update peraturan sesuai dengan tren yang
(Informan Kunci 2) berjalan, aturan-aturan yang sudah ada harus
Menurut informan kunci kebijakan dijalankan dengan sungguh-sungguh. Sementara
pencegahan PAK yang ada di lokasi kerja sudah menurut Informan Kunci 2, pencegahan PAK
cukup baik, hal ini terlihat dari trend menurunnya dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran
pekerja yang sakit di lapangan. Namun demikian para pekerja, diperbanyak poster, pamflet tentang
masih kurang bagus karena tidak adanya sanksi pencegahan PAK, aturan lebih diperketat, dan
bagi yang melanggar aturan. Jika ada yang tidak adanya aturan tertulis dan sanksi.

118
Perilaku Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Tenaga Kerja Indonesia di Kansashi ... (Armedy Ronny Hasugian )

“Yang pasti kalau dari pandangan baik. Perilaku pencegahan PAK yang selama ini
saya pribadi ya aturan itu harus benar-benar dilakukan, paling tidak sudah menggambarkan
berjalanlah ya, harus ada update, ah ... update tindakan yang diharapkan sesuai dengan
apa namanya, update peraturanlah gitu, jangan pengetahuan. Hal ini konsisten dengan dengan
peraturan sekarang ini itu dipakai terus sampai pernyataan informan kunci yang menegaskan
... jadi trennya kan kita lihat juga, jadi gimana bahwa informasi berupa pengetahuan terkait PAK
trennya gitu, jadi update juga”(Informan Kunci telah sering disampaikan. Penyampaian informasi
1) tersebut rutin dilakukan sebelum berangkat ke
“.... Eh, tinggal orang kitanya mau Zambia ataupun setelah berada di Zambia dalam
sadar atau nggak nya. Cuma sadar tidaknya bentuk induction dan safety meeting.
harus dimulai saat ... dalam arti di sana harus Dalam penyampaian informasi tersebut
ada semacam kayak semacam poster-poster ya, juga disampaikan prosedur penanganan PAK
pamflet ....”(Informan Kunci 2) yaitu jika ada yang sakit harus terlebih dahulu
“... Harus ada aturan tertulisnya dan ... melaporkan pada pihak atasan (formen/mandor)
sanksinya ....”(Informan Kunci 2) untuk ditindaklanjuti oleh pihak administrator
lapangan. Tindak lanjut bisa first aid atau rumah
Pembahasan sakit. Dari sisi informan sendiri, pengetahuan
Perilaku pekerja dalam melaksanakan ini telah diikuti oleh sikap para pekerja untuk
pencegahan PAK di lokasi kerja Zambia masih bertindak sesuai prosedur pada dirinya sendiri
harus diperbaiki. Hasil analisis menunjukkan dan ikut membantu sesama teman pekerja yang
kelalaian, kecerobohan atau kurang sadar, terkena PAK. Hal ini diperkuat lagi oleh informan
pengabaian atau tidak patuh terhadap safety dari kunci yang menginformasikan bahwa para pekerja
individu (informan), ditemukannya pimpinan juga sudah bertindak dengan baik dalam tindakan
yang kurang perhatian, ketidakpuasan pelayanan penanganan PAK sesuai prosedur. Berkaitan
petugas kesehatan, dan keterlambatan laporan dengan prosedur hingga membantu teman sekerja,
sakit dari para pekerja merupakan hal yang harus selain pengetahuan yang sudah didapatkan, sikap
diperbaiki untuk meningkatkan kesehatan kerja yang sudah terbentuk dan tindakan yang sudah
yang mendukung pencegahan PAK. Kebijakan dijalankan, didapatkan faktor lain yang menarik
kesehatan kerja adalah hal penting yang harus dan mendukung perlakuan menolong sesama
ada untuk menjadi pedoman yang diikuti oleh yaitu adanya rasa kedekatan antar pekerja, dimana
para pekerja. Adanya kebijakan kesehatan dan para pekerja sudah sering berinteraksi dan sudah
keselamatan kerja dapat mengurangi ketimpangan lama bertugas berkisar 4-10 kali ke Zambia, dan
kesehatan kerja.12 Kemudian, pelaksanaan dari bekerja di lapangan sekitar 6-12 bulan. Hal ini
kebijakan kesehatan tersebut adalah langkah memunculkan dukungan sosial yang alami dari
penting berikutnya yang harus dijalankan. para pekerja terhadap satu dengan yang lain.
Penelitian di New Jersey menyebutkan kepatuhan Dukungan sosial merupakan salah satu faktor
mengikuti kebijakan kesehatan dan keselamatan yang dapat menumbuhkan perilaku kesehatan
kerja mengurangi bahaya akibat kerja.13 kerja di lingkungan para pekerja. Hasil penelitian
Berdasar faktor predisposisi, secara di lokasi minyak lepas pantai di Tiongkok
umum pengetahuan tenaga kerja di Zambia mendapatkan pentingnya peran dukungan
terkait PAK sudah baik. Menurut informan, sosial bagi perilaku pencegahan PAK.15 Faktor
PAK didefinisikan dengan penyakit akibat tambahan lainnya yang mendukung adalah telah
pekerjaan, yang berkembang, mempunyai efek terbentuknya pemahaman konsep hidup sehat
di belakang hari akibat adanya paparan akibat dan tahu bahwa diri sendiri bertanggungjawab
kerja. Informasi ini sudah konsisten dengan terhadap kesehatan. Dengan sudah terbentuknya
definisi dari PAK.14 Berdasarkan pengetahuan ini konsep hidup sehat tentunya membantu para
para pekerja seharusnyalah sudah dapat bersikap pekerja untuk memahami dan mengerti tindakan
dan melakukan tindakan yang seharusnya untuk yang harus dilakukan baik secara individu ataupun
pencegahan PAK seperti mematuhi safety dan berkelompok untuk pencegahan PAK adalah
melaksanakan prosedur penanganan PAK dengan penting dan wajib. Hal ini sesuai dengan studi

119
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 2, Juni 2017, 111–124

di Amerika yang mendapatkan adanya konsep kompetensi pekerja, hasil metaanalisis lainnya
hidup sehat membantu proses terbentuknya menunjukkan bahwa safety yang baik didukung
perilaku hidup sehat di lingkungan para pekerja,16 oleh pendidikan dan kompetensi dari pekerja.20
sehingga temuan penelitian konsisten dengan Sementara tingkat pendidikan kemungkinan
hasil penelitian di Amerika tersebut. tidak berkaitan langsung dengan kelalaian, yang
Untuk mewujudkan perilaku pencegahan berpendidikan lebih tinggi tetap dapat melakukan
PAK yang tepat maka dapat dilihat bagaimana kelalaiannya dalam pekerjaannya, seperti
peran serta dari para pekerja apakah aktif penelitian pada tenaga medis yang tertusuk
atau pasif. Hasil analisis menunjukkan para jarum.21 Dari penelitian sendiri dengan berbagai
pekerja telah berperan serta melakukan upaya latar pendidikan ada kelalaian yang ditemukan.
pencegahan PAK dengan ikut mematuhi safety, Untuk mendapatkan pengetahuan dan kepatuhan
mematuhi peraturan di area tempat tinggal yang seimbang maka diperlukan lingkungan
dengan tidak keluar malam tanpa lengan panjang kerja yang mendukung dengan berbagai
(terkait penyakit endemis malaria), menghindari informasi kesehatan dan keselamatan kerja yang
kelalaian, adanya niat dari sendiri untuk sehat terus menerus dilakukan. Metaanalisis lainnya
dan berperilaku hidup sehat. Peran serta perilaku menunjukkan bahwa pengetahuan keselamatan
hidup sehat dan keaktifan para pekerja di dan motivasi keselamatan sangat terkait dengan
perusahaan terbukti dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan keselamatan kerja.22
kerja dan kesehatan kerja.17 Walaupun demikian Untuk membentuk suatu perilaku, faktor
menurut informan kunci, peran serta dari para pendorong juga harus diperhatikan. Adanya
pekerja belum 100% dalam pencegahan PAK. pengetahuan, sikap dan tindakan pencegahan
Jadi walaupun dengan pengetahuan yang baik, PAK belum bisa berjalan dengan baik jika
sikap yang memahami pentingnya PAK, namun tidak ada faktor pendorong seperti kebijakan
jika tidak mau bertindak sama dengan tidak mau perusahaan dan ketersediaan fasilitas kesehatan
berperan serta melakukan pencegahan PAK. Hasil seperti klinik atau rumah sakit. Hasil analisis
analisis mendapatkan faktor ketidakpatuhan, menunjukkan kebijakan perusahaan sudah ada
pengabaian, dan kemungkinan pendidikan dan diterapkan di lokasi kerja. Kebijakan ini
dimana secara umum informan berpendidikan menurut informan dan informan kunci tidak
SMA, kompetensi dan lingkungan kerja lepas dari adanya komunikasi antara pihak PT
merupakan hal yang berkaitan sebagai penyebab EMI di Indonesia dan pihak perusahaan asing
masih ditemukannya PAK dan tidak maksimalnya di Zambia. Kebijakan ini tentunya menjadi
peran serta pekerja dalam pencegahan PAK. Hal dasar bagi pimpinan lapangan bertindak dalam
ini dapat terlihat dari observasi yang dilakukan pekerjaannya di Zambia termasuk masalah
di workshop PT EMI yang menunjukkan masih kesehatan kerja. Namun demikian berdasarkan
ada pekerja yang kurang memenuhi standar kerja informasi yang didapat kebijakan tersebut
yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan masih harus ditingkatkan lagi karena sering
kerja. tidak di-update dan tidak dibuatkan sanksi yang
Melihat kondisi di atas, sebenarnya diperlukan untuk pencegahan PAK. Hal ini juga
faktor penyebab PAK seperti dijelaskan kemungkinan menjadi salah satu faktor yang
sebelumnya yaitu masalah kelalaian dan menyebabkan pelaksanaan pencegahan PAK
ketidakpatuhan adalah temuan konsisten dengan tidak dapat berjalan hingga 100%. Penelitian di
penelitian lain seperti di Ghana.14,18 Kedua hal Amerika Serikat mendapatkan rendah-tingginya
tersebut bisa dihubungkan dengan masalah angka PAK ternyata diakibatkan oleh kebijakan
kultur dan perilaku penerimaan pekerjaan dari perusahaan, evaluasi terhadap kebijakan (update)
para pekerja. Dengan kata lain kultur tertentu ternyata dapat memperbaiki angka PAK.23
dapat mempengaruhi kepatuhan dari pekerja. Kebijakan PT EMI yang diketahui
Hasil metaanalisis menyebutkan bahwa kultur informan seperti kebijakan penanganan sakit
memegang peranan penting terhadap tindakan PAK, tidak melakukan pekerjaan berulang-ulang,
dari seorang individu.19 Tingkat pendidikan kebijakan istirahat tidur 6 jam sehari dan lainnya
kemungkinan berkaitan dengan tingkat telah disampaikan setiap ada safety meeting. Selain

120
Perilaku Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Tenaga Kerja Indonesia di Kansashi ... (Armedy Ronny Hasugian )

itu pengarahan dan pelatihan sebelum pekerjaan kesehatan. Walaupun demikian adanya fasilitas
sudah dilakukan melalui proses induction, yang kesehatan akan menjamin perilaku para pekerja
telah disebutkan pada paragraf sebelumnya. dalam menjamin perilakunya untuk bertindak
Ditambah lagi adanya SOP terkait PAK di lokasi jika dia sakit.
kerja. Berbekal pengetahuan dan pengarahan/ Segala kekurangan yang ditemukan dapat
pelatihan yang sudah dilakukan sebelum dan menjadi dasar untuk kebijakan pencegahan PAK
selama pekerjaan yang ada, ternyata pelaksanaan berikutnya. Untuk memperkuat faktor pendorong
kebijakan pencegahan PAK ini masih kurang dan kebijakan pencegahan PAK, maka informasi
hasil ini diakui oleh informan dan informan kunci. kebutuhan pencegahan PAK diperlukan terutama
Namun demikian, kemungkinan penyebabnya yang berasal dari para pekerja yang dalam
kebijakan disebutkan di atas tidak dipatuhi juga, hal ini adalah para informan. Berdasar hasil
sangat tergantung dengan individu seperti kurang analisis diketahui perlunya perbaikan pola hidup
peduli atau memang kurang paham pelaksanaan sehat dan kepatuhan untuk bisa menjalankan
kesehatan kerja dan ketiadaan sanksi dari pihak pencegahan PAK. Hal ini diperkuat oleh informan
perusahaan terhadap pekerja yang melanggar kunci tentang sangat pentingnya kesadaran
kebijakan tersebut. para pekerja ditambah adanya aturan yang ketat
Terkait dengan sanksi, informan kunci dan sanksi. Jika hal ini terwujud maka harapan
sering menegaskan pentingnya sanksi dalam dari para informan dan informan kunci untuk
pelaksanaan pencegahan PAK. Hal ini diharapkan dapat terjalankannya kebijakan pencegahan bisa
dapat mengurangi hal kelalaian para pekerja tecapai. Namun demikian diperlukan penelitian
yang sering berbicara hingga larut malam di lainnya untuk memperkuat temuan ini.
luar ruangan, yang tentunya dapat menyebabkan Faktor pendukung yang membentuk
para pekerja terinfeksi malaria atau mudah lelah perilaku pencegahan PAK adalah adanya
sehingga dapat terserang flu. Hasil ini konsisten dukungan pimpinan dan petugas kesehatan.
dengan penelitian di China menyebutkan adanya Hasil analisis menunjukkan peran pimpinan
sanksi dapat memperbaiki kepatuhan terhadap menjadi sangat penting sebagai penentu
kebijakan kesehatan akibat kerja.24 Untuk kebijakan pencegahan PAK, baik itu pimpinan
mendorong kepatuhan terhadap kebijakan yang lapangan atau pimpinan perusahaan Indonesia.
dibuat berdasarkan informan dibutuhkan niat Untuk mendapatkan pimpinan lapangan handal
dan kreativitas untuk mengatasi ketidakpatuhan maka diperlukan pelatihan, dimana menurut
individu. informan kunci, semua pimpinan lapangan
Faktor pendorong lainnya yang berkaitan selalu mendapatkan arahan sebelum berangkat
dengan perilaku pencegahan PAK adalah dan selalu ada komunikasi yang baik antara
ketersediaan fasilitas klinik dan rumah sakit pimpinan di Indonesia, pimpinan lapangan dan
untuk kejadian PAK. Hasil analisis menunjukkan pihak perusahaan di Zambia. Pelatihan terhadap
jika terjadi PAK maka prosedur penanganan pimpinan lapangan yang terus dilakukan
sudah tersedia dan tinggal diikuti. First aid bertujuan agar segala peraturan dapat berjalan
sebagai tempat awal pemeriksaan di lapangan dengan semestinya. Hal ini konsisten dengan
telah dilengkapi dengan alat diagnostik sederhana penelitian di Kanada yang menggambarkan bahwa
beserta dokter dan tenaga medis lainnya yang kepemimpinan seorang pimpinan berpengaruh
berkompeten. Jika diperlukan tindak lanjut terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.25
ke RS maka akan dilakukan sesuai standar. Adanya pimpinan yang bertanggungjawab dapat
Semua informan mengetahui dan melaksanakan membentuk perilaku pencegahan PAK yang
prosedur tersebut dan hal ini diperkuat oleh sesuai standar dari para pekerja. Hasil analisis
informan kunci. Namun demikian masih ada menunjukkan tindakan membantu, membesuk,
kendala yang ditemukan seperti keterlambatan perhatian terhadap para pekerja jika sakit ataupun
laporan sakit dari para pekerja, kesulitan tidak sakit merupakan contoh kepemimpinan.
mendapat alat transportasi jika dalam keadaan Kemudian peran pimpinan yang responsif dan
sibuk, komunikasi bahasa yang sulit dengan memberikan arahan terhadap masalah PAK
petugas serta adanya sikap pemalas dari petugas yang diinformasikan ini menunjukkan dukungan

121
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 2, Juni 2017, 111–124

yang kuat bagi para pekerja untuk berperilaku ketat (berdasarkan informan). Ketidakhiegienis
positif terhadap pencegahan PAK. Walaupun tersebut kemungkinan berasal dari perilaku tidak
kemungkinan dukungan pimpinan ini berkaitan bersih koki atau juga dari ketidaktahuan koki
dengan upaya supaya kegiatan pekerjaan berjalan terhadap kontaminasi makanan.28 Sementara
dengan baik dan dan target tercapai, namun masalah sakit gigi kemungkinan disebabkan
hasil analisis jelas menegaskan bahwa adanya pengetahuan dan perilaku kesehatan gigi dan
komitmen perusahaan melalui para pimpinan di mulut yang tidak bersih.29
berbagai level menjadi sangat penting sebagai Keterbatasan dari penelitian ini adalah
pendukung berjalannya PAK di Zambia atau tidak dapat melihat langsung ke lokasi kerja di
dimanapun. Zambia. Namun demikian dengan mengobservasi
Kemudian adanya petugas kesehatan workshop para kerja, tergambarkan suasana
serta pelayanan kesehatan yang baik menjamin pekerjaan yang dilakukan di sana dan perilaku
para pekerja untuk bisa menjaga dirinya supaya para pekerja. Selain itu wawancara mendalam
tidak merasa terabaikan dalam permasalahan mendapatkan kendala dalam mendapatkan
PAK. Namun demikian faktor pendukung ini informasi validasi administrator dimana yang
bisa berjalan jika adanya respon yang positif ada semua belum pernah ke lokasi di Zambia.
dari para informan atau pekerja lapangan. Hasil Namun demikian dengan pengalaman kerja dan
analisis mendapatkan masih ditemukannya komunikasi yang baik dengan para pekerja di
respons pekerja yang abai dan ceroboh terhadap lapangan maka informan kunci tetap terpapar
pencegahan PAK, terbukti adanya perilaku yang dan dapat menyampaikan informasi yang sesuai
tidak bersih (rendahnya PHBS). Oleh karenanya dengan tujuan penelitian.
jika dukungan sudah ada tapi respons informan
tidak berjalan maka faktor pendukung yang Kesimpulan
membentuk perilaku pecegahan PAK tidak Perilaku pencegahan terhadap PAK di
berjalan. Zambia oleh pekerja Indonesia sudah mengikuti
Sebagi tambahan, hasil analisis prosedur yang ditetapkan, namun belum berjalan
menunjukkan masih ditemukannya PAK dan 100%. Kelalaian, kecerobohan atau kurang sadar,
belum maksimalnya pelaksanaan program pengabaian atau tidak patuh terhadap safety dari
pencegahan PAK di lokasi kerja di Zambia. individu (informan), ditemukannya pimpinan
Malaria, diare dan sakit gigi merupakan PAK yang kurang perhatian, ketidakpuasan pelayanan
yang paling sering. Khusus malaria, Zambia petugas kesehatan, keterlambatan laporan sakit
merupakan daerah endemis malaria,26 sehingga dari para pekerja merupakan perilaku yang harus
kasus malaria sering ditemukan baik itu untuk diperbaiki untuk meningkatkan kesehatan kerja
tenaga lokal ataupun pekerja asing seperti dari yang mendukung pencegahan PAK.
Indonesia. Kasus malaria sudah mengambil
korban jiwa tenaga kerja Indonesia, catatan Saran
terakhir dilaporkan terjadi tahun 2016. Kejadian Berdasarkan hasil analisis maka saran
malaria disebabkan ketidakdisiplinan pekerja yang dapat diberikan untuk memperbaiki kondisi
dalam mengisi waktu luang seperti sering keluar saat ini adalah adanya peningkatan peran serta para
kamar tanpa lengan panjang, sering ngobrol di pekerja dalam pencegahan PAK; Penyampaian
luar kamar hingga larut malam dan didukung informasi tentang PAK serta pencegahannya
lokasi kerja merupakan daerah endemis. Hal ini yang dilakukan secara rutin di perusahaan atau
konsisten dengan hasil penelitian di Afrika yang di lapangan tempat kerja termasuk menanamkan
menunjukkan tidur larut akibat perilaku tidak sehat pemahaman konsep hidup sehat kepada para
di luar rumah berisiko tinggi terinfeksi malaria.27 pekerja; Menciptakan lingkungan kerja yang
Untuk kasus diare kemungkinan berkaitan dengan mendukung pencegahan PAK; Update kebijakan
makanan yang tidak bersih/terkontaminasi. Hal perusahaan yang terus menerus supaya para
ini berdasarkan informasi dari informan kunci pekerja tahu, mengerti, serta dapat mengikuti dan
yang pernah mendapatkan kasus koki yang tidak patuh terhadap kebijakan perusahaan terutama
higienis walaupun sudah dilakukan kontrol yang berkaitan dengan pencegahan PAK; Adanya SOP

122
Perilaku Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Tenaga Kerja Indonesia di Kansashi ... (Armedy Ronny Hasugian )

PAK yang jelas serta sanksi yang tegas bagi yang 7. Fujino Y, Nagata T, Kuroki N, Dohi S, Uehara
melanggarnya; Melengkapi fasilitas pelayanan M, OyamaI, et al. Health impact assesment
kesehatan yang lebih baik beserta keterampilan of occupational health policy reform at a
dan keramahan petugas kesehatan/medis; multinational chemical in Japan. Sangyo
Melaksanakan pelatihan terhadap pimpinan agar Eiseigaku Zasshi,. 2009;51(5):60 - 70.
8. Scrimshaw NS, Gleason GR. RAP, Rapid
tidak fokus hanya target perusahaan tetapi juga
assessment procedures: Qualitative methodologies
mempunyai perhatian terhadap pencegahan PAK.
for planning and evaluation of health related
programmes: International Nutrition Foundation
Ucapan Terima Kasih for developing countries; 1992.
Kami mengucapkan terima kasih kepada 9. PT EMI. Company Profile PT EMI. Cikarang;
para informan dan informan kunci yang telah 2014.
diwawancara. Kami juga mengucapkan terima 10. Martha E, Kresno S. Metode penelitian kualitatif
kasih kepada para pimpinan PT EMI, Cikarang, untuk bidang kesehatan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Jawa Barat yang telah memberikan izin untuk Persada; 2016.
melaksanakan penelitian berkaitan pencegahan 11. Green LW, Kreuter MW. Health promotion
PAK. Kami juga mengucapkan terima kasih planning: an educational and environmental
kepada Prof. DR. Dra. Sudarti Kresno, SKM, approach. Health promotion planning: an
MA, Guru Besar FKM UI, yang telah memberi educational and environmental approach:
Mayfield; 1991.
dukungan atas pelaksanaan penelitian dan
12. Phelan JC, Link BG, Tehranifar P. Social conditions
memberi masukan untuk penulisan ini. Kami juga
as fundamental causes of health inequalities
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak theory, evidence, and policy implications.
yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Journal of health and social behavior. 2010;51(1
suppl):S28-S40.
Daftar Pustaka 13. Williams Q, Ochsner M, Marshall E, Kimmel L,
1. Health and safety executive. Key figure for Great Martino C. The impact of a peer-led participatory
Britain. Health and safety statistic Health and health and safety training program for Latino
Safety Executive; 2016 [cited 2016 5 November]; day laborers in construction. Journal of safety
Available from: http://www.hse.gov.uk/statistics/ research. 2010;41(3):253-61.
index.htm. 14. Ridley J. Kesehatan dan keselamatan kerja,
2. Badan Pusat Statistik. 2016 [cited 2016 5 Ikhtisar. Jakarta: Penerbit Erlangga, PT Gelora
November]; Available from: www.BPS.go.id/ Aksara Pratama; 2004.
linkTabelstatis/view/id/1808. 15. Chen W-Q, Wong TW, Yu IT-S. Association
3. Badan Nasional Dan Perlindungan Tenaga Kerja of occupational stress and social support with
Indonesia. Penempatan Data penempatan dan health-related behaviors among Chinese offshore
perlindungan TKI. Periode Bulan April 2017. oil workers. Journal of occupational health.
Pusat Penelitian dan Pengmebangan Informasi. 2008;50(3):262-9.
BNP2TKI; 2017 [cited 2017 8 June]; Available 16. French V. Connecting health concepts and health
f r o m : h t t p : / / w w w. b n p 2 t k i . g o . i d / u p l o a d s / behavior: the construction of health identity. 2006.
data/data_26-05-2017_081423_Laporan_ 17. Öhrling T. Increased participation among cleaners
Pengolahan_Data_BNP2TKI_2017_(s.d_ as a strategy to Improve quality and occupational
April)_1.pdf. health. Nordic Journal of Working Life Studies.
4. Alli BO. Fundamental principles of occupational 2014;4(4):79.
health and safety. 2001. 18. Puplampu BB, Quartey SH. Key issues on
5. International Labour Organization. Zambia occupational health and safety practices in Ghana:
country profile on occupational safety and health A review. International journal of business and
2012: ILO Country Office for Zambia, Malawi social science. 2012;3(19).
and Mozambique in Lusaka; 2012. 19. Starren A, Hornikx J, Luijters K. Occupational
6. Ettner S, Grzywacz J. Worker’s perceptions ofhow safety in multicultural teams and organizations:
jobs affect health,asocial ecological perspective. A research agenda. Safety science. 2013;52:43-9.
Jounal of Occupational Health Psychology,. 20. Nahrgang JD, Morgeson FP, Hofmann DA. Safety
2001;6(2):101 - 3. at work: a meta-analytic investigation of the link

123
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 2, Juni 2017, 111–124

between job demands, job resources, burnout, 25. Kelloway EK, Barling J. Leadership development
engagement, and safety outcomes. Journal of as an intervention in occupational health
Applied Psychology. 2011;96(1):71. psychology. Work & Stress. 2010;24(3):260-79.
21. Adib-Hajbaghery M, Lotfi MS. Behavior of 26. World Health Organization. World malaria report
healthcare workers after injuries from sharp 2014. Avarilable: http://www who int/malaria/
instruments. Trauma monthly. 2013;18(2):75-80. publications/world_ malaria_report_2014/en/
22. Christian MS, Bradley JC, Wallace JC, Burke Accessed. 2015;24.
MJ. Workplace Safety: A Meta-Analysis of the 27. Stefani A, Hanf M, Nacher M, Girod R, Carme
Roles of Person and Situation Factors. Journal of B. Environmental, entomological, socioeconomic
Applied Psychology. 2009;94(5):1103 - 27. and behavioural risk factors for malaria attacks in
23. Dembe AE, Erickson JB, Delbos RG, Banks SM. Amerindian children of Camopi, French Guiana.
The impact of overtime and long work hours on Malaria journal. 2011;10(1):1.
occupational injuries and illnesses: new evidence 28. Kassa H, Silverman GS, Baroudi K. Effect of a
from the United States. Occupational and manager training and certification program on
environmental medicine. 2005;62(9):588-97. food safety and hygiene in food service operations.
24. Ai Lin Teo E, Yean Yng Ling F, Sern Yau Ong Environmental health insights. 2010;4:13.
D. Fostering safe work behaviour in workers at 29. Darby ML, Walsh M. Dental hygiene: theory and
construction sites. Engineering, Construction and practice. Elsevier Health Sciences; 2014.
Architectural Management. 2005;12(4):410-22.

124

Anda mungkin juga menyukai