INFUS
INFUS
Dalam percobaan ini akan dibuat sediaan infus intravena kalsium glukonat yang merupakan
larutan supersaturasi yang distabilkan dengan penambahan 35 mg kalsium D-saccharate,
dan harus disimpan pada suhu kamar. Laju infus maksimum yang disarankan adalah 200
mg/menit.
Farmakologi :
Kalsium merupakan mineral yang penting untuk pemeliharaan kesempurnaan fungsi susunan
saraf, otot, sistem rangka, dan permeabilitas membran sel. Kalsium adalah aktivator yang
penting pada beberapa reaksi enzimatis dan berperan dalam proses fisiologi yang mencakup
transmisi rangsangan oleh saraf, kontraksi jantung, otot polos dan otot rangka, fungsi
renal, pernafasan dan koagulasi darah. Kalsium juga berperan dalam reaksi pelepasan dan
penyimpanan neurotransmiter dan hormon, pengambilan dan pengikatan asam amino,
absorbsi vitamin B12 dan sekresi asam lambung.
Farmakokinetik :
Injeksi garam kalsium langsung masuk kedalam pembuluh darah. Setelah diinjeksi, kalsium
darah meningkat dengan cepat dan kembali turun dalam 30 menit sampai 2 jam,
terdistribusi cepat dalam jaringan serta dieliminasi melalui urine.
2.INFUS IV DEKSTRAN
Kehilangan darah, sejauh jumlahnya tidak melampaui 10% dari jumlah total, tubuh masih
dapat menyeimbangkannya kembali. Jika kehilangannya lebih besar, harus disuplai cairan
pengganti darah untuk mengisi plasma melalui jalan infus ke dalam tubuh. Hal tersebut
dibutuhkan juga pada syok perdarahan, akibat luka (kebakaran, luka dalam) pada sakit perut
atau muntah yang berkepanjangan.
Infus dextran 70 merupakan larutan makromolekul yang memiliki waktu tinggal yang lebih
panjang dalam pembuluh darah, karena tidak atau sedikit mengalami difusi, juga airnya
terikat secara hidratasi. Yang menentukan dextran 70 sebagai bahan pengganti plasma
adalah berat molekulnya diatas 20.000. Pengisisan volume darah dapat dilakukan dengan
larutan NaCl fisiologis atau dengan larutan elektrolit, namun jumlah cairan yang dimasukkan
tersebut hanya sebentar berada dalam peredaran darah, untuk kemudian segera dieliminasi
keluar tubuh melalui ginjal
Fungsi larutan elektrolit secara klinis digunakan untuk mengatasi perbedaan ion atau
penyimpangan jumlah normal elektrolit dalam darah. Ada 2 jenis kondisi plasma yang
menyimpang, yaitu :
1. Asidosis
Kondisi plasma darah yang terlampau asam akibat adanya ion klorida dalam jumlah berlebih.
2. Alkalosis
Kondisi plasma yang terlampau basa akibat ion Na, K, Ca dalam jumlah berlebih
Pada pasien yang tidak sadar atau mengalami gangguan keseimbangan elektrolit akut,
sehingga harus segera diberikan ion-ion Ca2+, Na+, K+, Ce- dan HCO3-, dan sebagai sumber
kalori dimana pengganti cairan dan kalori dibutuhkan, karena ion-ion tersebut dibutuhkan
oleh tubuh untuk memnuhi kebutuhan elektrolit tubuh pada ekstrasel dan intrasel. Cairan
ekstrasel baik plasma darah maupun cairan intrsel mengandung ion natrium dan klorida
dalam jumlah yang besar, ion bilarbonat dalam jumlah yang agak besar, tetapi hanya
sejumlah kecil ion kalium, magnesium phospat, sulfat, dan asam organic.disamping itu plasma
mengandung protein dalam jumlah yang besar, sedangkan cairan intrasel hanya mengandung
protein dalm jumlah protein yang leih kecil.
Cairan intasel hanya mengandung sejumlah kecil ion natrium dan klorida serta hampir tidak
mengandung ion kalsium, tetapi ia mengandung ion kalium dan phospat dalam jumlah besar
serta ion magnesium dan sulfat dalam jumlah cukup besar, semuanya hanya ada dalam
konsentrasi yang kecil dalam cairan ekstrasel.
Bahan-bahan yang digunakan (NaCl, KCl, NaHCO3, CaCl2) mudah larut dalam air, sehingga
dapat digunakan air sebagai pembawanya. Air yang digunakan harus bebas pirogen. Pirogen
merupakan produk metabolisme m.o (umumnya bakteri, kapang dan virus). Secara kimiawi,
pirogen adalah zat lemak yang berhubungan dengan suatu molekul pembawa yang biasanya
merupakan polisakarida, tapi bisa juga peptide.
Pirogen menyebabkan kenaikan suhu tubuh yang nyata, demam, sakit badan, kenaikan
tekanan darah arteri, kira-kira 1 jam setelah injeksi. Pirogen dapat dihilangkan dari larutan
dengan absorbsi menggunakan absorban pilihan. (Lachman, hal. 1295-1296). Ion-ion ini
diberikan dalam bentuk injeksi iv karena diharapkan dapat segera memberikan efek.
Pada umumnya larutan glukosa untuk injeksi digunakan sebagai pengganti kehilangan cairan
tubuh, sehingga tubuh kita mempunyai energi kembali untuk melakukan metabolismenya dan
juga sebagai sumber kalori. Dosis glukosa adalah 2,5-11,5 % (Martindale), pada umumnya
digunakan 5 %. Dalam formula ini ditambahkan NaCl supaya diapat larutan yang isotonis,
dimana glukosa disini bersifat hipotonis. Dalam pembuatan aqua p.i ditambahkan H2O2 yang
dimaksudkan untuk menghilangkan pirogen, serta di dalam pembuatan formula ini
ditambahkan norit untuk menghilangkan kelebihan H2O2.
Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation (positif) yang terpenting dalam cairan
intraseluler dan sangat esensial untuk mengatur keseimbangan asam-basa serta isotonis sel.
Natrium klorida (NaCl), natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan
memegang peranan penting pada regulasi tekanan osmotisnya. Sering digunakan dalam infus
dengan elektrolit lain.
K+ = 5 mEq
Ca+ = 5 mEq
Mg+ = 2 mEq
6.INFUS IV NaCl
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang peranan penting
pada regulasi tekanan osmotisnya, juga pada pembentukan perbedaan potensial ( listrik )
yang perlu bagi kontraksi otot dan penerusan impuls di syaraf.
Defisiensi natrium dapat terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dengan banyak
berkeringat dan banyak minum air tanpa tambahan garam ekstra. Gejalanya berupa mual,
muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis, kemudian juga kejang otot lengan dan
perut.
Selain pada defisiensi Na, natrium juga digunakan dalam bilasan 0,9 % ( larutan garam
fisiologis ) dan dalam infus dengan elektrolit lain.
Air beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan
tubuh.
1. Cairan Intraseluler, cairan ini mengandung sejumlah ion Na dan klorida serta hampir tidak
mengandung ion kalsium, tetapi cairan ini mengandung ion kalium dan fosfat dalam jumlah
besar serta ion Magnesium dan Sulfat dalam jumlah cukup besar.
2. Cairan Ekstraseluler, cairan ini mengandung ion Natrium dan Klorida dalam jumlah besar,
ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi hanya sejumlah kecil ion Kalium, Kalsium,
Magnesium, Posfat, Sulfat,dan asam-asam organik (Guyton hal 309).
Keseimbangan air dalam tubuh harus dipertahankan supaya jumlah yang diterima sama
dengan jumlah yang dikeluarkan. Penyesuaian dibuat dengan penambahan / pengurangan
jumlah yang dikeluarkan sebagai urin juga keringat.
Ini menekankan pentingnya perhitungan berdasarkan fakta tentang jumlah cairan yang
masuk dalam bentuk minuman maupun makanan dan dalam bentuk pemberian cairan lainnya.
Elektrolit yang penting dalam komposisi cairan tubuh adalah Na, K, Ca, dan Cl. Berdasarkan
latar belakang tersebut diatas maka dibuatlah sediaan infuse pengganti cairan tubuh yaitu
infuse Ringers.
Injeksi Ringer adalah larutan steril Natrium klorida, Kalium klorida, dan Kalsium klorida
dalam air untuk obat suntik. Kadar ketiga zat tersebut sama dengan kadar zat-zat tersebut
dalam larutan fisiologis. Larutan ini digunakan sebagai penambah cairan elektrolit yang
diperlukan tubuh (Ansel hal 408).
Glukosa merupakan sumber karbohidrat yang lebih disukai, tapi bila tiap harinya diberikan
lebih dari 180 g maka harus ada monitoring kadar gula darah. Bila mungkin diperlukan
insulin. Glukosa dengan ragam kekuatan 10 – 50 % harus di infus melalui kateter vena
central. Untuk menghindari trombosis (gumpalan darah yang terbentuk pembuluh darah).
Jumlah volume infuse intravena biasanya 500 mL dan 250 mL mengandung zat-zat sebagai
nutrisi, penambah darah, elektrolit, asam amino, antibiotik, dan obat yang umumnya
diberikan lewat jarum yang dibiarkan di vena atau kateter dengan diteteskan terus
menerus. Tetesan atau kecepatan mengalir dapat diatur oleh dokter atau perawat sesuai
dengan kebutuhan pasien. Umumnya 2-3 mL permenit.
Untuk Infus, intravena jarum/kateter biasanya ditusukkan divena yang menonjol di lengan
atau kaki dan diikat erat di tempat tersebut sehingga tidak akan bergeser dari tempat
selama diinfus. Bahaya utama infus intravena ialah kemungkinan terbentuknya trombus
akibat rangsang tusukan jarum pada dinding vena.
Trombus akan lebih mungkin terjadi bila larutan infus bersifat mengiritasi jaringan tubuh.
Trombus adalah gumpalan darah yang terbentuk dalam pembuluh darah (atau jantung) yang
umumnya disebabkan oleh melambatnya aliran atau perubahan darah atau pembuluh darah.
Bila gumpalan darah itu beredar maka gumpalan tersebut menjadi embolus, dibawa oleh
aliran darah sampai tersangkut di pembuluh darah, menghalangi dan mengakibatkan
hambatan atau sumbatan yang disebut emboli. Suatu hambatan dapat sangat berbahaya
tergantung pada tempat dan keparahan hambatan tersebut. Obat-obat yang diberikan
lewat intravena biasanya harus berupa larutan air, bercampur dengan darah dan tidak
mengendap. Keadaan tertentu dapat menimbulkan terjadinya trombus dan kemudian
menghalangi aliran darah. (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi keempat, Howard C
Ansel, hal 402)
Demam berdarah adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan virus Dengue tipe I-IV,
disertai demam 5-7 hari gejala-gejala perdarahan, dan bila timbul syok: angka kematian
cukup tinggi.
3. ada gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120/menit),
tekanan nadi sempit (<>
4. nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur, denyut jantung > 140/menit, acral dingin,
berkeringat, kulit biru
Gejala Lain :
2. Asites
Prinsip penatalaksanaan :
3. Memperbaiki syok dan perdarahan (pen: rehidrasi sampai hari ke 7, namun hati-hati pada
hari ke 6 dapat terjadi arus balik cairan intersitiel ke pembuluh darah)
Ion natrium (Na+) dalam injeksi berupa natrium klorida dapat digunakan untuk mengobati
hiponatremia, karena kekurangan ion tersebut dapat mencegah retensi air sehingga dapat
menyebabkan dehidrasi.
Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation (positif) yang terpenting dalam cairan
intraseluler dan sangat esensial untuk mengatur keseimbangan asam-basa serta isotonis sel.
Ion kalsium (Ca2+), bekerja membentuk tulang dan gigi, berperan dalam proses
penyembuhan luka pada rangsangan neuromuskuler. Jumlah ion kalsium di bawah konsentrasi
normal dapat menyebabkan iritabilitas dan konvulsi.
Ion Magnesium (Mg2+) juga diperlukan tubuh untuk aktivitas neuromuskuler sebagai
koenzim pada metabolisme karbohidrat dan protein.
Dekstrosa, suatu bentuk karbohidrat yang diberikan secara parenteral diharapkan dapat
memberikan tambahan kalori yang diperlukan untuk menambah energi pada tubuh.
Batas konsentrasi normal elektrolit dalam plasma (Steril Dosage Form, hal 251-252) :
K+ = 3,5-5 mEq/L
Ca2+ = 5 mEq/L
Mg2+ = 2 mEq/L
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh, karena terjadi
pengeluaran yang lebih banyak daripada pemasukan. Gangguan kehilangan cairan tubuh ini
disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Zat eletrolit yang diperlukan
tubuh terdiri dari anion dan kation antara lain Na+, K+, Ca2+, SO42-, dan Cl-.
d. Voluntari : Akibat dari rasa haus yang tidak memicu penggantian air yang hilang dengan
cukup.
Karbohidrat merupakan bahan bakar utama (sumber energi) bagi tubuh yang didalam
makanan terdapat sebagai monosakarida, disakarida dan polisakarida. Selain sumber energi
juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa, pembentukan struktur sel,
jaringan dan organ tubuh. Bilamana seorang penderita harus diberikan makanan yang
memadai tetapi tidak dapat melalui saluran cerna atau mengalami gangguan saluran cerna
seperti diare maka sumber energi utama yakni karbohidrat dapat diberikan melalui infus
yang mengandung karbohdrat.
Glukosa merupakan sumber karbohidrat yang lebih disukai dan salah satu senyawa yang
penting didalam tubuh sebagai sumber energi.
Asidosis metabolic adalah suatu keadaan dimana pH arterial bersifat asam dan konsentrasi
bikarbonat plasma dibawah normal. Pada asidosis metabolic akut, pH arterial dibawah 7,1-
7,2 dan konsentrasi bikarbonat plasma, <8>
Farmakologi
13.INFUS PROTEIN
Protein merupakan makromolekul yang pada hidrolisa hanya menghasilkan asam amino. Sel
hidup menghasilkan berbagai macam makromolekul (protein, asam nukleat dan polisakarida)
yang berfungsi sebagai komponen struktural, biokatalisator, hormon, reseptor dan sebagai
tempat penyimpanan informasi genetik. Makromolekul ini merupakan biopolimer yang
dibentuk dari unit monomer atau bahan pembangun.
1. Asam amino essensial yaitu asam amino yang diperlukan oleh tubuh tetapi tidak dapat
disintesis dalam tubuh sehingga harus diperoleh dari luar. Contoh : Arginin, histidin,
isoleusin, lisin, metionin, fenil alanin, treonin, triptofan, dan valin.
2. Asam amino non essensial yaitu asam amino yang dapat disintesa didalam tubuh. Contoh:
Alanin, asparagin, asam aspartat, sistein, asam glutamate, glutamin, glisin, prolin,
hidroksiprolin, serin, dan tirosin.
Arginin mempunyai fungsi yang sama seperti asam amino, yaitu meningkatkan stimulan
hormon pertumbuhan, prolaktin, dan glukosa darah. Arginin dapat menambah konsentrasi
glukosa darah. Efek ini dapat langsung berpengaruh dari hati menjadi asam amino yang
berkualitas.(DI hal 1341)
14.INFUS IV DEKSTROSA
Dekstrosa dengan mudah dimetabolisme, dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan
menambah kalori. Dekstrosa dapat menurunkan atau mengurangi protein tubuh dan
kehilangan nitrogen, meningkatkan pembentukan glikogen dan mengurangi atau mencegah
ketosis jika diberikan dosis yang cukup. Dekstrosa dimetabolisme menjadi CO2 dan air,
maka larutan dekstrosa dan air dapat mengganti cairan tubuh yang hilang. Injeksi
dekstrosa dapat juga digunakan sebagai diuresis dan volume pemberian tergantung kondisi
klinis pasien.
Larutan irigasi adalah larutan steril, bebas pyrogen yang digunakan untuk tujuan pencucian
dan pembilasan. Sodium Klorida ( NaCl ) secara umum digunakan untuk irigasi ( seperti
irigasi pada rongga tubuh, jaringan atau luka ). Larutan irigasi NaCl hipotonis 0,45% dapat
digunakan sendiri atau tanpa penambahan bahan tambahan lain. Larutan irigasi NaCl 0,9%
dapat digunakan untuk mengatasi iritasi pada luka. ( DI 2003 hal 2555 )
Larutan irigasi dimaksudkan untuk mencuci dan merendam luka atau lubang operasi,
sterilisasi pada sediaan ini sangat penting karena cairan tersebut langsung berhubungan
dengan cairan dan jaringan tubuh yang merupakan tempat infeksi dapat terjadi dengan
mudah.( Ansel hal 399 )