Anda di halaman 1dari 11

LATAR BELAKANG MASALAH, IDENTIFIKASI, DAN RUMUSAN

MASALAH

Disusun Oleh:

Oshef Apriza (1710209004)


Aan Pangestu (1720209006)
M Faikar Nur Alamsyah (1730209032)

Dosen Pengampu: Evelina Astra Patriot, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Kami bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan Hidayah dan Taufik-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Latar Belakang
Masalah, Identifikasi, dan Rumusan Masalah”.
Tersusunnya makalah ini, kami berharap dapat lebih memahami secara mendalam
tentang Kurikulum dan Sumber-sumbernya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah atau penyusunan
makalah berikutnya menjadi lebih baik.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami, Ibu
Evelina Astra Patriot, M.Pd. Semoga Allah SWT selalu mecurahkan berkah dan ridho
kepada kita semua. Aamiin.

Palembang, 1 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
2.1 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
3.1 Tujuan .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Latar Belakang Masalah ................................................. 2
2.2 Pengertian Mengidentifikasi Masalah .............................................. 2
2.1 Pengertian Rumusan Masalah .......................................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 7
3.2 Saran ................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metodologi penelitian merupakan mata kuliah yang menunjang dalam
pembuatan karya ilmiah. Melihat hasil karya ilmiah yang hasilnya masih belum
maksimal, perlu adanya suatu penelitian. Dalam membuat proposal penelitian
membutuhkan langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti, sehingga perlu untuk
mengetahui masalah yang akan diteliti terlebih dahulu. Apabila masalah itu telah ada,
kemudian dapat diidentifikasi, dibatasi, dan dirumuskan sehingga masalahnya dapat
ditemukan suatu solusi yang baik.
Dalam merumuskan masalah perlu mengetahui masalah yang telah dibatasi dari
beberapa identifikasi suatu masalah yang sudah diteliti sebelumnya, dari masalah itu
maka kita akan menemukan solusi dan mudah dalam menyelesaikan rumusan masalah.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dari latar belakang ?
b. Bagaimana cara mengidntifikasi masalah ?
c. Apa pengertian dari rumusan masalah?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian latar belakang
b. Untuk mengetahui cara mengindentifikasi masalah
c. Untuk mengetahui pengertian rumusan masalah

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Latar Belakang


Latar belakang masalah adalah menceritakan hal-hal yang melatar belakangi
mengapa peneliti memilih judul penelitiannya. Dalam latar belakang masalah ini,
peneliti seolah-olah sebagai detektif yang sedang mengamati situasi lingkungan tempat
kejadian perkara. Untuk memunculkan berbagai alasan mengapa memilih judul tersebut,
maka seorang peneliti dalam hal ini dapat mengacu pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku, akan tetapi belum efektif pada pelaksanaannya.

Latar belakang masalah dapat juga mengacu pada krisis ideologi, ekonomi,
sosial, politik, budaya, pertahanan dan keamanan. Latar belakang ditutup dengan
kalimat kunci yang menekankan pentingnya masalah tersebut untuk segera diteliti dan
dampaknya jika penelitian itu ditunda-tunda untuk tidak diteliti. Yang menjadi
pertanyaan, berapa halaman jumlah latar belakang masalah?.Jawabannya yaitu
proporsional, tergantung jumlah halaman seluruh proposal penelitian atau laporan
penelitian. Perlu digaris bawahi bahwa jangan sampai latar belakang masalah yang ada
pada proposal atau yang adapada Bab 1 pada laporan penelitian jumlahnya lebih banyak
dari bab-bab lainnya, kecuali bab terakhir, yaitu kesimpulandan saran.

2.2 Mengidentifikasi Masalah


Konsep identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan hasil
pengenalan masalah atau inventarisasi masalah. Dengan kata lain, identifikasi masalah
adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting di antara proses
lain. Masalah penelitian (research problem) akan menentukan kualitas suatu penelitian,
bahkan itu juga menentukan apakah sebuah kegiatan bias disebut penelitian atau tidak.
Masalah penelitian secara umum bias ditemukan melalui studi literatur (literature
review) atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey), dan sebagainya.
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempersoalkan
suatu variabel atau hubungan antara satu atau lebih variabel pada suatu fenomena.

2
Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai konsep yang memuat nilai
bervariasi, pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Dalam suatu studi yang
menggunakan alur-pikir deduktif kerapkali ditampilkan definisi operasional variabel,
dan dalam penelitian kualitatif variabel itu seringkali disebut konsep, misalnya definisi
konseptual.

Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah:

1. Bacaan Sumber bacaan bisa dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari
laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan
penelitian yang baik tentu saja mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut
yang berkaitan dengan tema penelitian bersangkutan. Suatu penelitian sering tidak
mampu memecahkan semua masalah yang telah teridentifikasi karena ada berbagai
keterbatasan peneliti atau ruang lingkup penelitian itu. Hal ini menuntut adanya
penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terpecahkan.
Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber
masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan
gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau
bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak.
2` Pertemuan IlmiahMasalah penelitian dapat diperoleh melalui pertemuan-
pertemuan ilmiah, seperti seminar, konferensi nasional dan internasional diskusi.
Lokakarya, simposium dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah seperti itu akan
muncul berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.
3. Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas) Orang yang mempunyai
kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure publik yang dianut oleh orang-orang
yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut dapat
dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat mencakup aspek formal dan
non formal.
4. Observasi (pengamatan). Pengamatan yang dilakukan seseorang peneliti
tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara
sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, terstruktur atau tidak
terstruktur, itu dapat melahirkan suatu masalah. Contoh: Seorang pendidik menemukan

3
masalah dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku peserta didiknya dalam proses
belajar mengajar.
5.Wawancara dan Angket. Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai
sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang sekarang
dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan angket kepada
masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat
tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan
penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk menyakinkan
adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat.
6. Pengalaman. Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik.
Tetapi tidak semua pengalaman yang dimiliki seseorang (peneliti) itu selalu positif,
tetapi kadang-kadang sebaliknya. Pengalaman seseorang baik yang diperolehya sendiri
maupun dari orang (kelompok) lain, dapat dijadikan sumber masalah yang dapat
dijawab melalui penelitian.
7. Intuisi Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. Masalah
penelitian tersebut muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang tidak
terencanakan.
Ketujuh faktor di atas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu
pokok permasalahan penelitian, dan itu dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan
suatu masalah. Jadi, untuk mengindentifikasi masalah dapat dilakukan melalui sumber-
sumber bacaan yang memungkinkan lahir masalah-masalah penelitian seperti di atas.
Sumber-sumber keilmuan yang membawa masalah-masalah tersebut dapat saling
berinteraksi dalam menentukan masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu
sumber saja.
Setelah masalah-masalah penelitian dapat diindentifikasi, selanjutnya perlu
dipilih dan ditentukan peneliti masalah-masalah yang akan diangkat dalam suatu
rancangan penelitian. Untuk memilih dan menentukan masalah yang layak untuk
diteliti, perlu mempertimbangkan kriteria problematika yang tertata baik.

4
2.3 Pengertian Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan
kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu
merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannnya melalui pengumpulan
data. Namun, demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah,
karean setiap rumusan masalah penilitian harus didasarkan pada masalah. (Sugiyono,
2017).
A. Berdasarkan level of explanation suatu gejala
Secara umum terdapat 3 bentuk rumusan masalah, yaitu rumusan masalah
deskriftif, komparatif, dan asosiatif :
1. rumusan masalah deskriftif adalah suatu rumusan masalah yang memandu
peneliti mengekspolrasi dan atau memotret situasi sosial yang akan di teliti secara
menyeluruh, luas dan mendalam. Contohnya, bagamana profil pendidikan di Indonesia?
2. Rumusan masalah komparatif, adalah rumusan yang memandu penilitain
untuk mebandingkan anatar konteks sosial atau domain satu dibandingkan dengan yang
lain. Contohnya, adakah perbedaan dinamika murid dikelas yang diajar dengan metode
ceramah dan demosntrasi?
3. rumusan msalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang
memandu peniliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosail atau domain
satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif dibagi menjadi 3 yaitu, hubungan
simetris, kausal dan reciprocal atau interaktif. (Sugiyono 2017).

B. Perlunya Merumuskan Masalah


Rumusan masalah dapat dilakukan dengan merumuskan selengkappnya. Namun
demikian walaupun tampaknya sudah dituangkan dalam bentukn judul, pembaca dapat
menafsirkan dengan arti yang berbeda dengan maksud peniliti. (Suharsimi, 2010)
Berbagai jenis penelitian dari sudut pandang, tujuan, pendekatan, subjek
penelitian, sifat problematik, dsb. Apabila peneliti lain menjelsakan dalam semuanya 1
rumusan judul penlitia, maka akan terjelema sebuah judul yang panjang, yang
maksudnya akan memperjelas, boleh jadi mengaburkan arti. Sebagai contoh judul yang
lengkap yaitu :
“Studi kasus deskriftif, eksploratif kolerasi antara minat guru terhadap

5
profesinya dengan penghargaan siswa terhadap guru di SMAN 6 Majalengka, Tahun
1973”.
Judul ini menjelaskan tentang subjek penelitian (kasus), tujuan (deskriftif),
sifatnya (eksploratif), dan problematik (korelasi). Akan tetapi, disamping kurang sedap
didengar, juga kelihatan berlebih-lebihan, dan untuk memahami maknanya, harus
berfikir lebih lama, oleh karena itu, apabila perumusan penilitian menjadi singkat, hanya
mecantumkan cirri penilitian yang pokoksaja. (Suharsimi, 2010)
Contohnya: dan untuk memahami maknanya, harus berfikir lebih lama, oleh
karena itu, apabila perumusan penilitian menjadi singkat, hanya mecantumkan cirri
penilitian yang pokok saja.
Contohnya:
Studi tentang hubungan antara minat guru dengan profesinya dalam
penghargaan siswa terhadap guru di SMAN 6 Majalengka, Tahun 1973.
Atau :
Studi korelasi antara minat guru terhadap profesinya dalam penghargaan siswa
terhadap guru di SMAN 6 Majalengka, Tahun 1973.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Latar belakang masalah adalah menceritakan hal-hal yang melatar belakangi
mengapa peneliti memilih judul penelitiannya. Dalam latar belakang masalah
ini, peneliti seolah-olah sebagai detektif yang sedang mengamati situasi
lingkungan tempat kejadian perkara.
2. Konsep identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan hasil
pengenalan masalah atau inventarisasi masalah. Dengan kata lain, identifikasi
masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting
di antara proses lain.
3. Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan
kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan
masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannnya
melalui pengumpulan data.
B. Saran
Penyusun menyakini jikalau dalam penulisan makalah ini kurang atau jauh dari
kata kesempurnaan dan mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan diharapkan teman-
teman dapat memberikan kritik dan saran kepada penulis supaya bisa menjadi
masukkan khusunya pada penulis makalah ini supaya menjadi lebih baik lagi
kedepannya

7
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi. 2010. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Jakarta :


RinekaCipta.
http://www.informasiahli.com/2015/07/pengertian-latar-belakang-masalah-dalam-
penelitian.html
http://ppisb.unsyiah.ac.id/berita/identifikasi-masalah-batasan-masalah-dan-rumusan-
masalah
Sugiyono. 2017. MetodePenelitianPendidikan :PendekatanKuantitaif,
KualitatifdanR&D. Bandung : Alfabeta.pegertian-rating-scale-dan-jenisnya.html

Anda mungkin juga menyukai