Anda di halaman 1dari 14

KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI PUSKESMAS PUGER

KOORDINATOR : TIWUK SUMARTI, AMKL


Oleh: Sophia Yustina

Program Penyehatan Lingkungan ada di bawah koordinator dari ibu TIWUK


SUMARTI, AMKL, memiliki 6 kegiatan, yaitu:
1. Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP) atau Penyehatan Rumah Tempat
Tinggal
2. Survey SAB (Sarana Air Bersih), JAGA (Jamban Keluarga), dan SPAL
(Saluran Pembuangan Air Limbah)
3. Pengawasan Dan Pengendalian Dampak Sampah
4. Pengawasan TTU (Tempat-Tempat Umum), TP2M (Tempat Pengelolaan
dan Penjualan Makanan), dan TP3 (Tempat Pengelolaan dan Penjualan
Pestisida)
5. Pengawasan Industri, Home Industri, dan Kerajinan
6. Pelayanan Kegiatan Penunjang
Data-data tersebut selanjutnya akan direkap oleh koordinator program, yang
selanjutnya diserahkan ke bagian SP2TP

Sistem pelaporan penyehatan lingkungan:

PWS (Pemantauan Wilayah Setempat)

Koordinator Program

SP2TP

Dinkes
TEKNIK KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN YANG
DILAKUKAN :
A. Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP) atau Penyehatan Rumah Tempat
Tinggal
Melaksanakan pendataan perumahan dan lingkungan dengan kegiatan
inspeksi sanitasi atau pemeriksaan rumah dengan bukti penyebaran kartu
rumah (KR) oleh kader kesehatan tiap bulan. Kartu rumah sebagai indikator
status kesehatan lingkungan perumahan dan lingkungan pemukiman yaitu
suatu rumah dikatakan rumah sehat (RS)/ memenuhi syarat, dan rumah tidak
sehat (RTS)/ tidak memenuhi syarat.
 Rumah dikatakan sehat jika empat sarana sanitasi dasar terpenuhi, yaitu:
a. Penyediaan air bersih
b. Pembuangan kotoran/ jamban keluarga
c. Pembuangan sampah
d. Pembuangan air limbah/ SPAL
 Strata/ tingkatan rumah sehat ada empat yang diperoleh dari survey dengan
menggunakan kartu rumah, yaitu:
I. SARANA KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Pembuangan kotoran
Jenis Sarana yang dipakai:
Dalam baris ini diisi dengan jenis sarana jamban yang dipakai oleh
keluarga yang bersangkutan.
Untuk memudahkan pengisian masing-masing sarana diberi nomer sebagai
berikut:
1. Leher Angsa
Jamban leher angsa (angsa trine) adalah jamban leher lubang
closet berbentuk lengkungan seperti leher angsa, dengan demikian
air akan terisi, gunanya sebagai sumbat (penutup hubungan antara
luar dengan lubang penampungan kotoran) sehingga dapat
mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang kecil.
Jamban model ini memerlukan air banyak tetapi merupakan model
terbaik yang dianjurkan dalam kesehatan lingkungan.
2. Plengsengan
Plengsengan (trech latrine) adalah tempat pembuangan kotoran
dengan tempat jongkok atau slab yang dihubungkan ke lubang
penampungan kotoran dengan saluran miring. Model ini baik
digunakan untuk daerah yang permukaan air tanahnya dalam serta
berair banyak. Keuntungannya adalah bau dapat berkurang dan
tidak dapat dijangkau oleh serangga.
3. Cemplung
Cemplung (pit privy) adalah tempat pembuangan kotoran yang
mempunyai lubang penampungan kotoran berada di bawah tempat
jongkok dan tidak menggunakan leher angsa.
4. MCK
5. Jamak
Kondisi Sarana:
Dalam baris ini diisi salah satu dari kondisi sarana sebagai berikut:
 Huruf H = tidak ada
 Huruf B = ada dan memenuhi syarat
 Huruf M = ada tetapi tidak berfungsi atau tak memenuhi syarat
 Huruf B/2 = bukan milik sendiri tetapi telah menggunakan sarana
yang memenuhi syarat
 Huruf M/2 = bukan milik sendiri tetapi telah menggunakan sarana
yang tidak memenuhi syarat
2. Penyediaan air bersih
Jenis Sarana yang dipakai:
Dalam baris ini diisi dengan jenis sarana air bersih yang dipakai oleh
keluarga yang bersangkutan.
Untuk memudahkan pengisian masing-masing sarana diberi nomer sebagai
berikut:
1. Sumur Gali Pribadi
2. Sumur Gali Umum
3. SPT (Sumur Pompa Tangan) Dangkal (kedalaman sumur 7 m)
Pribadi
4. SPT (Sumur Pompa Tangan) Dangkal (kedalaman sumur 7 m)
UMUM
5. SPT (Sumur Pompa Tangan) Sedang (kedalaman sumur 7-20 m)
6. SPT (Sumur Pompa Tangan) Dalam (kedalaman sumur 20-30 m)
7. PMA (Perlindungan/ Penampungan Mata Air)
8. PAH (Penampungan Air Hujan)
9. Sambungan Rumah (PP = perpipaan/ PAM/ Sanyo)
10. Kran Umum (PP = perpipaan/ PAM/ Sanyo)
Kedalaman:
Dalam baris ini diisi dengan kedalaman sumur kalau sarana air bersih yang
dipakai adalah sumur gali pribadi maupun umum
Jarak:
Dalam baris ini diisi dengan jarak dari rumah sampai sarana Air Bersih
Kondisi Sarana:
 Huruf B = ada dan memenuhi syarat
 Huruf M = ada tetapi tidak berfungsi atau tak memenuhi syarat
 Huruf B/2 = bukan milik sendiri tetapi telah menggunakan sarana
yang memenuhi syarat
 Huruf M/2 = bukan milik sendiri tetapi telah menggunakan sarana
yang tidak memenuhi syarat
3. Pembuangan sampah
Sarana atau tempat untuk membuang sampah seperti tempat sampah,
lubang sampah.
Keluarga yang membuang sampahnya tidak di tempat yang disebut di atas
dianggap tidak memiliki sarana pembuangan sampah, misalnya membuang
sampah di sungai, di kebun, atau halaman.
 Huruf H = tidak ada
 Huruf B = ada dan memenuhi syarat
 Huruf M = ada tetapi tidak berfungsi atau tak memenuhi syarat
 Huruf B/2 = bukan milik sendiri tetapi telah menggunakan sarana
yang memenuhi syarat
 Huruf M/2 = bukan milik sendiri tetapi telah menggunakan sarana
yang tidak memenuhi syarat
4. Pembuangan air limbah
Sarana pembuangan air bekas dari kamar mandi, dapur, tempat cuci
(bukan dari jamban) dan air hujan. Ada bermacam-macam cara
pembuangan air limbah seperti untuk memelihara ikan, diresapkan ke
dalam tanah, disalurkan ke selokan air hujan, dsb.
Yang penting untuk diperhatikan adalah pembuangan air limbah tersebut
tidak menjadi masalah kesehatan seperti pencemaran sumber air dan
lingkungan, menimbulkan sarang nyamuk, bau, bahaya kecelakaan, dan
pandangan kotor/ becek.
 Huruf H = tidak ada
 Huruf B = ada dan memenuhi syarat
 Huruf M = ada tetapi tidak berfungsi atau tak memenuhi syarat
 Huruf B/2 = bukan milik sendiri tetapi telah menggunakan sarana
yang memenuhi syarat
 Huruf M/2 = bukan milik sendiri tetapi telah menggunakan sarana
yang tidak memenuhi syarat
II. KEADAAN RUMAH
5. Jendela ruang tidur
Bagian dinding yang dapat dibuka sehingga udara segar bisa masuk,
demikian pula sinar matahari, sehingga ruang tidur menjadi terang.
Jendela ruang tidur dikatakan tidak berfungsi bila selalu ditutup pada siang
hari.
 Huruf H = tidak ada
 Huruf B = ada dan memenuhi syarat
 Huruf M = ada tetapi tidak berfungsi atau tak memenuhi syarat
6. Lubang asap dapur
adalah lubang yang dapat mengeluarkan asap dapur dengan segera.
Lubang ini dapat berupa cerobong asap, atap yang ditinggikan, atau lubang
khusus tetapi bukan jendela biasa.
 Huruf H = tidak ada
 Huruf B = ada dan memenuhi syarat
 Huruf M = ada tetapi tidak berfungsi atau tak memenuhi syarat
7. Ruang tidur tidak lembab
Ruang tidur yang lembab ditandai dengan lantai atau dinding terasa basah
bila dipegang atau terlihat ditumbuhi lumut/ jamur. Ruang tidur tidak
lembab bila dinding dan lantainya kering.
 Huruf B = ya atau memenuhi syarat (tidak lembab)
 Huruf M = tak memenuhi syarat (lembab)
7. Tidak padat penghuni
Bila luas seluruh rumah termasuk kamar mandi dan jamban dibagi jumlah
penghuni lebih besar atau sama dengan 10 m² per jiwa, maka dikatakan
tidak padat penghuni.
 Huruf B = memenuhi syarat (tidak padat penghuni)
 Huruf M = tak memenuhi syarat (padat penghuni)
III. BINATANG PENULAR PENYAKIT
9. Bebas jentik
Adanya jentik nyamuk diperiksa pada bak air di kamar mandi, jamban,
gentong/ tempayan, pot/ vas bunga, kaleng bekas, tempat minum burung,
pagar bambu, dll.
Bila tidak ditemukan jentik-jentik di tempat tersebut, maka dinyatakan
bebas jentik.
 Huruf B = memenuhi syarat (tidak ada jentik)
 Huruf M = tak memenuhi syarat (ada jentik)
10. Bebas tikus
Adanya tikus dinyatakan oleh penghuni rumah. Suara tikus biasa terdengar
pada malam hari. Bila tidak ada suara atau tidak terlihat maka dinyatakan
bebas tikus.
 Huruf B = memenuhi syarat (tidak ada tikus)
 Huruf M = tak memenuhi syarat (ada tikus)
IV. PEKARANGAN
11. Bersih
Pada saat survei pengamatan pekarangan tidak tampak kotor, sampah tidak
berserakan, rumput tidak tinggi-tinggi, barang bekas/ kayu tidak
berserakan atau tertumpuk tidak teratur, pekarangan tampak terpelihara.
 Huruf B = memenuhi syarat (bersih)
 Huruf M = tak memenuhi syarat (tidak bersih)
12. Dimanfaatkan
Pekarangan digarap sehingga menghasilkan. Dapat merupakan tanaman
obat, sayuran, buah-buahan, tanaman hias, kolam ikan, ternak, dll.
 Huruf B = dimanfaatkan
 Huruf M = tidak dimanfaatkan
V. KANDANG
13. Terpisah dari rumah.
Apabila keluarga tersebut tidak mempunyai ternak, kolom ini tidak perlu
diisi.
Dinding kandang tidak boleh menyatu dengan dinding rumah.
 Huruf H = tidak ada kandang tapi punya ternak
 Huruf B = terpelihara dan terpisah dengan dinding rumah
 Huruf M = kandang tidak terpisah dari rumah (tak memenuhi
syarat)

Keterangan:
a. Jika memenuhi syarat 1-4  Rumah sehat tipe MULA
b. Jika RS tipe MULA ditambah dengan dua variabel yang memenuhi syarat
dari no. 5-8  rumah sehat tipe MADYA.
c. Jika rumah sehat tipe MADYA ditambah variabel III  rumah sehat tipe
PRA-PARIPURNA.
d. Jika rumah sehat tipe PRA-PARIPURNA ditambah salah satu dari variabel
IV dan V rumah sehat tipe PARIPURNA.

 Hasil survei PLP dimasukkan dalam Buku Regiester Perumahan (sesuai


alamat per RT/ RW/ Dusun di masing-masing desa).
 Memberikan penyuluhan bagi pemilik rumah yang kurang memenuhi syarat.
 Memberikan dukungan/ motivasi agar memperbaiki kekurangannya sehingga
strata/ tingkatan RS jadi lebih baik
 Semua kegiatan PLP direkapitulasi tiap akhir bulan sehingga diperoleh data
sebagai bahan pelaporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Jember (seksi PL)
dengan format HS-1.
B. Survey SAB (Sarana Air Bersih), JAGA (Jamban Keluarga), dan SPAL
(Saluran Pembuangan Air Limbah)
Kegiatannya antara lain:
1. Melaksanakan survei SAB, JAGA, dan SPAL dengan kartu rumah ke
desa-desa untuk mengetahui jumlah sarana, penambahan ataupun
perbaikan dimasukkan dalam Buku Register sesuai hasil survei, sehingga
diperoleh data dasar sebagai acuan dalam pemantauan dan evaluasi tiap
bulan serta bahan pelaporan ke seksi PL Dinas Kesehatan Kabupaten
Jember.
2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang SAB, JAGA, dan
SPAL yang sehat/memenuhi syarat dan tidak mencemari lingkungan.
3. Memberikan cara pemeliharaan sarana dan mutu air.
4. Dari hasil pemantauan dan evaluasi tiap bulan mengusulkan sarana
percontohan ke seksi PL Dinas Kesehatan Kabupaten Jember atau
swadaya masyarakat.
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan dengan format HS-1 ke SP2TP
untuk ditandatangai oleh Kepala Puskesmas (rangkap tiga).
a. Satu set ASLI dikirim ke seksi PL Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
b. Dua set arsip (untuk SP2TP dan pemegang program).
C. Pengawasan Dan Pengendalian Dampak Sampah
1. Melaksanakan pengawasan sampah di TPS-TPS (sesuai format inspeksi
sanitasi sampah) dan melakukan pendataan jumlah TPS di wilayah kerja
masing-masing desa.
2. Memberikan motivasi/ penyuluhan kepada masyarakat untuk membuang
sampah pada tempatnya dan selalu menjaga kebersihannya, sehingga
dampak yang ditimbulkan oleh sampah dapat dikendalikan yaitu:
a. Tidak mengganggu estetika.
b. Tidak menimbulkan bau tidak sedap.
c. Tidak menimbulkan kecelakaan.
d. Tidak menjadi sarang lalat dan binatang pengganggu lainnya.
3. Melakukan pengukuran kepadatan lalat dengan fly grill dan telly counter,
di radius ± 100 meter dari sumber sampah.
Caranya dengan menghitung jumlah lalat yang hinggap di fly grill dengan
alat penghitung tiap 30 detik sebanyak 10 kali dan diambil 5 angka
tertinggi dari hasil pengukuran, kemudian dirata-rata.
Hasilnya:
a. Rendah (0-2)
b. Sedang (3-5)
c. Padat (6-20)
d. Sangat Padat (>20)
Gambar fly grill

4. Untuk sampah medis dari puskesmas, pustu, polindes, dan BPS (Bidan
Praktek Swasta) dibuang dan dibakar dalam incenerator Puskesmas Puger,
dan dibakar 3 hari sekali.

D. Pengawasan TTU (Tempat-Tempat Umum), TP2M (Tempat Pengelolaan Dan


Penjualan Makanan), Dan TP3 (Tempat Pengelolaan Dan Penjualan Pestisida)
1. Melaksanakan pendataan pada awal tahun ke masing-masing desa dengan
mengikuti RAKOR DESA (Rapat Seninan) dan menanyakan kepada
masing-masing Kepala Dusun/ RW/ RT tentang keberadaan/alamat TTU,
TP2M dan TP3, sehingga kita bisa merencanakan kegiatan inspeksi
sanitasi TTU, TP2M dan TP3 sesuai jenisnya.
 Jenis TTU yang ada di Puskesmas Puger:
a) Pasar
b) Supermarket
c) Masjid
d) Gereja
e) Puskesmas
f) Pustu
g) Polindes
h) Salon kecantikan
i) Pangkas rambat
j) Terminal
k) Perkantoran
l) Tempat Pendidikan
m) Pondok Pesantren
n) Sanggar Senam
 Jenis TP2M yang ada di Puskesmas Puger:
a) Warung
b) Kantin
c) PKL (Pedagang Kaki Lima)
d) Pedagang makanan keliling
e) Tempat Produksi Makanan (kerupuk, kecap, petis)
f) Tempat penjual sayur-mayur segar
g) Tempat penjual buah-buahan
h) Tempat penjual daging
i) Tempat pemotongan hewan
2. Melaksanakan inspeksi sanitasi/ survei TTU, TP2M, dan TP3 tiap 6 bulan
sekali dengan menggunakan format IS TTU sesuai jenisnya.
3. Memasukkan hasil IS TTU, TP2M, dan TP3 dalam register TTU, TP2M,
dan TP3  direkapitulasi tiap akhir bulan sebagai bahan pemantauan
status TTU, TP2M, dan TP3 (memenuhi syarat/tidak memenuhi syarat)
dan bahan pelaporan ke seksi PL Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya (dibuat rangkap tiga).
4. Memberikan penyuluhan/ motivasi kepada penanggungjawab TTU,
TP2M, dan TP3, serta pengunjung lingkungannya.
5. Mengadakan penyuluhan/ kursus kepada pengelola/ penanggungjawab
TTU  Puskesmas berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten
Jember.
6. Memotivasi pengelola TTU, TP2M, dan TP3 untuk mengajukan ijin usaha
ke dinas/ instansi terkait.

E. Pengawasan Industri, Home Industry, Dan Kerajinan


Kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. Melaksanakan pendataan pada awal tahun ke masing-masing desa dengan
mengikuti RAKOR DESA (Rapat Senenan) dan menanyakan kepada
masing-masing kepala dusun/ perangkat desa/ RT/ RW tentang keberadaan
atau alamat industri/ home industry dan kerajinan.
2. Melaksanakan inspeksi sanitasi/survei tiap 6 bulan sekali, jenisnya antara
lain:
a) Industri  Penggilingan batu gamping : di desa Grenden dan
Puger Kulon
b) Home Industry  Pembuatan terasi, petis, kerupuk (ikan/ udang/
beras/ tempe), kecap ikan, pengasinan dan pemindangan ikan: di
desa Puger Kulon dan Puger Wetan
c) Kerajinan  Pembuatan anyaman bambu, tikar, tasbih : di desa
Puger Kulon, Puger Wetan, Mojosari, Grenden, Mojomulyo.
3. Merekapitulasi hasil IS (Inspeksi Sanitasi) dan memasukkan ke register
industri, home industry, dan kerajinan bahan evaluasi dan tindak lanjut
penyuluhan kepada pengelola industri, home industry, dan kerajinan.
Juga sebagai bahan pelaporan bulanan dengan format HS-1  SP2TP
ditandatangani Kepala Puskesmas dilaporkan ke seksi PL Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya
(rangkap 3).
4. Memberikan penyuluhan/ saran-saran perbaikan kepada pengelola maupun
karyawan tentang K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), peningkatan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

F. Pelayanan Kegiatan Penunjang


Bentuk pelayanan kegiatan penunjang adalah pemberian penyuluhan di dalam
gedung dan luar gedung.
1. Penyuluhan di dalam gedung:
a) Pemutaran radio kaset tiap hari Senin dan Kamis. Materi penyuluhan :
KIA, KB, Gizi, P2M dan Kesehatan Lingkungan.
Sasaran pasien rawat jalan/inap, keluarga pasien rawat jalan/inap,
karyawan Puskesmas.
b) Memberikan motivasi/penyuluhan kepada pedagang keliling dan
kantin Puskesmas Puger tentang hygiene perorangan sebagai penjamah
makanan dan prinsip-prinsip Sanitasi Makanan dan Persiapan
Pengolahan.
2. Penyuluhan di luar gedung:
a) Melaksanakan penyuluhan pada kelompok potensial:
Pengrajin, PKK, Kader Posyandu, Dukun bayi, Battra. RAKOR
Tingkat Kecamatan, PSK (Pekerja Seks Komersial).
b) Melaksanakan siaran keliling : berkoordinasi dengan petugas penyuluh
kesehatan masyarakat untuk menyamakan jadwal materi siaran.
Materi penyuluhan : KIA, KB, Gizi, P2M, Kesehatan Lingkungan.
Merekapitulasi kegiatan penyuluhan untuk bahan pelaporan koordinator
Penyuluhan Kesehatan tiap bulan.
HASIL LAPORAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN
PADA TAHUN 2011

No Hal Jumlah

1. Jumlah rumah yang ada 16746

2. Jumlah rumah yang memenuhi syarat 16411


MULA 3698
MADYA 3615
PRA PARIPURNA 6641
PARIPURNA 2457
3. Jumlah JAGA yang ada/ berfungsi 12894

4. Jumlah SPAL yang ada/ berfungsi 12560

5. Jumlah TPM yang ada/ terdaftar 188

6. Jumlah TPM yang layak sehat 10

7. Jumlah TPS yang ada/ terdaftar 6

8. Jumlah TPS yang memenuhi syarat 1

9. Jumlah TTU yang ada/ terdaftar 57

10. Jumlah TTU yang memenuhi syarat 35

11. Jumlah TP2 yang ada/ terdaftar 14

12. Jumlah TP2 yang memenuhi syarat 5

13. Jumlah sarana air bersih yang diinspeksi sanitasi 13953


Jumlah yang memenuhi syarat 12731

Anda mungkin juga menyukai