Perhitungan Laju Aliran Fluida Kritis Untuk Mempertahankan Tekanan Reservoir Pada Sumur Ratu Di Lapangan Kinantan
Perhitungan Laju Aliran Fluida Kritis Untuk Mempertahankan Tekanan Reservoir Pada Sumur Ratu Di Lapangan Kinantan
Ali Musnal
Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Universitas Islam Riau
Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284
ulpti@yahoo.co.id
Abstrak.
Sumur yang telah diproduksikan fluida reservoirnya, sehubungan dengan perjalanan waktu
lamanya produksi sumur tersebut, sudah dipastikan laju produksinya akan berkurang, hal ini
disebabkan salah satu parameternya adalah turunnya tekanan reservoir. Tekanan reservoir
mempunyai peranan aktif untuk mendorong fluida dari reservoir kepermukaan. Banyak cara
yang telah dilakukan untuk mempertahankan Tekanan reservoir antara lain dengan
menginjeksikan air kelapangan minyak tersebut melalui sumur injeksi, hal ini terkenal dengan
istilah water Flooding. Dan pada penelitian ini untuk mempertahankan tekanan reservoir suatu
sumur adalah dengan melakukan produksi sumur tersebut dibawah laju aliran kritis. Untuk
mendapatkan laju alir kritis dan menetukan panjang interval perforasi suatu sumur dapat
dihitung dengan menggunakan beberapa metode. Antara lain yaitu metode Chaperon,
Chierici, Meyer, Gardner and Pirson. Sebagai aplikasi dari penelitian ini diambil data sumur
Ratu dilapangan Kinantan yang merupakan salah satu lapangan minyak didaerah Riau.
Kata-kata kunci: Laju Alir Fluida, Tekanan reservoir dan Laju Airan Kritis.
Abstract
Wells which have produced fluid reservoir, in connection with the passage of time the length
of the production wells, one would expect the rate of production will be reduced, and this is
one of the parameters is the pressure drop in the reservoir. Reservoir pressure has an active
role to push the fluid from the reservoir to the surface. Many ways have been done to
maintain reservoir pressure by injecting water, among others, the oil spaciousness through
injection wells, it is known by the term water flooding. And in this study to maintain reservoir
pressure of the well is to do with the production of the well below the critical flow rate. To
obtain the critical flow rate and determine the length of a well perforation interval can be
calculated using several methods. Among others, the method Chaperon, Chierici, Meyer,
Gardner and Pirson. As an application of this research field are taken well data Kinantan
Queen which is one of the oil field area of Riau.
1
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR
2
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR
3.1.1 Produktivity Index (PI) dari pada tekanan bubble point (Pb) dan
Produktiuvity Indeks merupakan indeks tekanan alir dasar sumur (Pwf) sudah
yang digunakan untuk menyatakan mengalami penurunan hingga lebih kecil
kemampuan suatu sumur untuk dari Pb. Aliran satu fasa yaitu qb, terjadi
berproduksi pada suatu kondisi tertentu, mulai dari Pr hingga Pb, dan aliran fluida
atau dinyatakan sebagai perbandingan dua fasa yaitu q, akan terjadi mulai dari Pb
antara laju produksi suatu sumur pada hingga Pwf.
suatu harga tekanan alir dasar sumur (Pwf) Dalam persiapan pembuatan kurva IPR
tertentu dengan perbedaan tekanan dasar untuk kondisi satu fasa lebih dahulu harus
sumur pada keadaan statik (Ps) dan diketahui hubungan sebagai berikut ini,
tekanan dasar sumur pada saat terjadi dimana PI (J) pada saat Pwf = 0 Psi
aliran (Pwf), dinyatakan dalam stock tank adalah:
barrel per day. Secara matematis q max J Pr Pwf ) ...........(3-4)
bentuknya dapat dituliskan sebagai berikut: Jika tes dilakukan pada kondisi dibawah
qo
PI J ........... (3-1) tekanan gelembung minyak (Pb), maka J
Ps Pwf
dapat ditentukan dengan persamaan
PI = Productivity Index, bpd/psi berikut:
Q = Laju Produksi, bbl/day qtest . ......(3-5)
J
Ps = Tekanan Statistik Dasar Sumur, Psi Pb Pwf Pwf
2
Secara teoritis persamaan (3-1) dapat dan apabila test dilakukan pada saat Pwf >
didekati oleh persamaan radial dari Darcy Pb, maka:
untuk fluida homogen, incompressible dan q test
J
horizontal. Dengan demikian untuk aliran Pr Pwf test
minyak saja berlaku hubungan : Semua penentuan harga PI yang telah
Selanjutnya jika fluida yang mengalir dikemukakan di atas dapat dilakukan bila
merupakan kombinasi dari fluida fasa satu data-data dari hasil tes yang telah tersedia.
dan fluida dua fasa, yaitu terjadi pada
kondisi tekanan reservoir (Pr) lebih besar 3.1.2 Kurva IPR Satu Fasa
3
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR
Kurva IPR untuk satu fasa akan Tekanan statik atau tekanan
membentuk suatu garis linear dengan reservoir (Pr)
harga PI yang konstan untuk setiap harga Ketiga data tersebut diperoleh dari hasil uji
Pwf. Hal ini terjadi apabila tekanan sumur serta test produksi dari sumur yang
reservoir (Pr) lebih besar dari tekanan bersangkutan.
gelembung minyak (Pb). Untuk menentukan laju aliran kritis
Aliran fluida pada tekanan reservoir lebih digunakan beberapa metode antara lain :
besar dari pada tekanan gelembung atau
PI konstan dan Ps juga konstan, maka Metode Chaperon
variabelnya adalah laju produksi (q) dan Chaperon mengembangkan persamaan laju
tekanan aliran di dasar sumur (Pwf) kurva alir kritis pada reservoir yang terjadi gas
IPR dapat dibuat persamaan : coning, persamaannya sebagai berikut :
q
Pwf Pr ..............(3-6) 3,486 10 5 k h h 2
PI qo qc*
Bo o
Pada persaman (3-6) terlihat bahwa Pwf
dan laju produksi mempunyai hubungan Untuk U.S. oil field units persamaan diatas
yang linier, yang disebut Inflow menjadi :
Performance Relationship, yang
4,888 10 4 kh h 2
qo qc*
menggambarkan reaksi-reaksi reservoir Bo o
bila ada perbedaan tekanan
didalamnya.Berdasarkan anggapan diatas,
IV. HASIL PERHITUNGAN DAN
maka bentuk garis dari persamaan (3-6)
PEMBAHASAN
adalah merupakan garis lurus seperti yang
4.1. Data Sumur
terlihat pada Gambar 3.1
Diketahui data sebuah sumur adalah sebagai
Apabila sudut OAB adalah θ, maka :
berikut :
OB PI x Ps
tan PI . (3-7) Tekanan reservoir : 2190 Psi
OA Ps
Jaju Produksi : 300 Bfpd
Untuk membuat kurva IPR diperlukan
Tebal Lapisan Produktif : 65 ft
data-data sebagai berikut :
Top Penforasi : 31,815 ft
Laju produksi (q) Tekanan Alir dasar Sumur : 1600 Psi
Tekanan alir dasar sumur (Pwf) Permeabilitas Minyak : 23 mD
4
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR
Permeabilitas Horisontal : 100 mD - Untuk harga Pwf yang lain dapt dilihat
Permeabilitas Vertikal : 400 mD pada tabel 4.1 dibawah.
Jari - Jari Pengurasan Sumur : 950 ft Menentukan Laju Alir Maksimum
Jari - Jari Sumur : 1,667 ft
(Qmax), pada saat Pwf = 0 Psi.
Faktorvolume formasi :1,307 bbl/STB
Qmaks = 0.5 bfpd/ psi (2190 Psi - 0 )
Visc Oil : 0,667 cp
= 1095 BFPD
Densitas Oil : 0,48 lb/ft3
Densitas Water : 1 lb/ft3
= 2190 Psi
- Asumsi II
Asumsikan laju alir (Q = 100 Bpd)
Q
Pwf Pr
PI
100
𝑃𝑤𝑓 = 2190 − 0.5
= 1990 Psi
5
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR
= 0,813
Langkah 4 Menghitung qo
4,888 10 4 kh h 2
qo qc*
Bo o
4,888 10 4 100 80 2
qo 0,520,813
1,307 0,667
qo = 151,7063 STB/day
Langkah 2 Menghitung α”
V. KESIMPULAN
" (re / h) (k v / k h ) 0,5
Dari hasil penelitian ini penulis dapat
0,5
=(950/80) (400/100) menyimpulkan sebagai berikut :
= 23,75 1. Berdasarkan hasil perhitungan
besarnya laju produksi maksimum dari
Langkah 3 Menghitung qc sumur Ratu 1095 BFPD.dan laju alir
q 0,7311 (1,943 / )
c
"
kritis sebesar 151.706 BFPD.
= 0,7311 + (1,943/23,75)
6
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR
7
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR