Anda di halaman 1dari 12

NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.

131-142)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT JIWA

Putri Wulandini. S.a, Tri Kriantob, Yuyun Priwahyunic


a
Universitas Abdurrab Pekanbaru
b
Universitas Indonesia
c
STIKes HangTuah Pekanbaru
e-mail: putri.wulandini@univrab.ac.id

Abstract

Behaviour is all the human’s action and activity, it can directly or undirectly be watched by other
people. The documentation is the report and note prove that nurses hae done assessment,
diagnoses, intervention, implementation and evaluation. The factors that relate with
documentation behaviour are knowlegde, attitude, work load, suggestion, intensive and
leadership. The kind of the reseach is analitics section study with overall of the samples are 93
nurses. The data analysis is done univariately, bivariately and multivariately with the multiple
logictic regression. The reserch result is obtained that the unrelated Variable with the nursing
nurture documentation behaviour is the leadership. Where as related variable with documentating
behaviour is he knowledge OR 2-696 (95% CII.161-6.256), attitude OR 2.969 (95% CI 1.274-
6.920), insentive OR 0.293 (95% CI 0.121-0.708) and work load OR 3.569 (95% CI 1.510-8.433).
Tthe most related variable is attitude. It is suggesed for the nursing management operates the
education on colloquium or training rutinely. For increasing t he nurse’s atitude in nursing
nurture documentation.

Keywords : Documentation, Behaviour, Knowledge , Attitude, Nurse

Abstrak

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun
yang tidak diamati secara langsung, oleh pihak luar. Perilaku pendokumentasian merupakan bukti
pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan keperawatan dari
pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi sampai evaluasi keperawatan. Fator-faktor yang
berhubungan dengan perilaku pendokumentasian adalah pengetahuan, sikap, beban kerja, saran,
insentif dan kepemimpinan. Jenis penelitian adalah studi penampang analitik dengan jumlah
sampel 93 perawat. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariate, dan multivariate dengan uji
regresi logistic ganda. Variabel yang berhubungan dengan perilaku pendokumentasian adalah
pengetahuan OR 2.696 (95% CI1.161-6.256), sikap OR 2.969 (95% CI 1.274-6.920), insentif OR
0.293 (95% CI 0.121-0.708) dan bebankerja OR 3.569 (95%CI 1.510-8.433). Variable yang paling
berhubungan adalah sikap. Disarankan kepada Manajemen keperawatan di Rumah Sakit Jiwa
melakukan pembinaan melalui seminar maupun pelatihan secara rutin guna peningkatan perilaku
perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.

Kata Kunci: Perilaku, Pendokumentasian, Pengetahuan, Sikap, Perawat

PENDAHULUAN kebutuhan objektif klien. Praktek


Keperawatan merupakan keperawatan mengacu pada standar
suatu bentuk pelayanan profesional professional keperawatan dan
bersifat humanistik, menggunakan menggunakan etika keperawatan
pendekatan holistik, dilakukan sebagai tuntutan utama. Perawat
berdasarkan ilmu dan kiat dituntut untuk selalu melaksanakan
keperawatan, berorientasi kepada

Putri Wulandini,dkk., Faktor-Faktor yang .. 131


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.131-142)

asuhan keperawatan yang benar atau dipengaruhi oleh tiga faktor yakni:
rasional (Nursalam, 2007). faktor predisposing (pengetahuan,
Proses asuhan keperawatan sikap tradisi, kepercayaan, sistem
merupakan tugas dan kewajiban nilai yang dianut), faktor pemungkin
seorang perawat dari pasien datang (sarana dan prasarana), faktor
sampai pasien pulang, dimulai penguat (sikap perilaku tokoh
dengan pengkajian secara masyarakat, petugas, undang-
menyeluruh, kemudian menegakkan undang,aturan) (Notoatmodjo, 2012).
diagnosa keperawatan dari data Pelaksanaan pendokumentasian
pengkajian tersebut, serta asuhan keperawatan di RSUP
melaksanakan intervensi, Sanlah Denpasar pada penelitian
implementasi dan evaluasi Mastini (2013) didapatkan 36%
keefektifan diagnosa awal yang sesuai dengan pendokumentasian. Di
sudah ditegakkan (Nursalam, 2007). RSUD Tugurejo Semarang
Dokumentasi secara umum pendokumentasian yang baik yakni
merupakan suatu catatan otentik atau 17% (Diyanto, 2007). Hasil
semua warkat asli yang dapat penelitian Dini (2009) yang
dibuktikan atau dijadikan bukti dilakukan di RSJ H.B Saanin Padang
dalam persoalan hukum. didapatan pendokumentasian asuhan
Dokumentasi keperawatan keperawatan kurang baik, sedangkan
merupakan bukti pencatatan dan dokumentasi asuhan keperawatan di
pelaporan yang dimiliki perawat RSUD Pariaman pendokumentasian
dalam melakukan catatan yang dilakukan oleh Amril (2004)
keperawatan yang berguna untuk cukup baik.
kepentingan klien, perawat dan tim Pelaksanaan asuhan
kesehatan dalam memberikan keperawatan profesional diwujudkan
pelayanan kesehatan dengan dasar dengan menerapkan model praktek
komunikasi yang akurat dan baik keperawatan profesional (MPKP)
secara tertulis dengan tanggung disetiap ruangan. Menurut Ratna
jawab perawat (Hidayat, 2007). Sitorus (2006 dikutip Nursalam
Pendokumentasian asuhan 2007), MPKP adalah suatu sistem
keperawatan adalah proses (struktur, proses dan nilai-nilai
pelaksanaan pencatatan asuhan profesional), yang memfasilitasi
keperawatan yakni dari pengkajian perawat profesional, mengatur
saat masuk sampai pasien dinyatakan pemberian asuhan keperawatan
sehat. Diagnosis yang diangkat termasuk lingkungan tempat asuhan
berdasarkan masalah yang keperawatan tersebut. RSJ Tampan
ditemukan, perencanaan Pekanbaru, merupakan rumah sakit
keperawatan, tindakan yang yang memiliki ruangan MPKP yang
dilakukan serta evaluasi dari proses telah terlaksana pada setiap ruang
asuhan keperawatan yang diberikan rawatnya. RSJ berdiri pada tahun
(Nursalam, 2007). 1997 sekarang memiliki 109 orang
Perilaku adalah semua kegiatan tenaga dibidang keperawatan.
atau aktivitas manusia, baik yang Rumah sakit jiwa tampan memiliki
dapat diamati langsung, maupun 6 ruang rawat inap, dimana
yang tidak diamati secara langsung, menggunakan MPKP.(Profil RSJ
oleh pihak luar. Green (1980) Tampan Pekanbaru, 2010).
mengemukaan bahwa perilaku

Putri Wulandini,dkk., Faktor-Faktor yang .. 132


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.131-142)

Dari hasil wawancara kepala kesalahpahaman antara tim yang


pendidikan dan pelatihan RSJ, untuk berdinas pagi, siang ataupun malam.
meningkatkan kualitas pelayanan Pendokumentasian sering dipandang
keperawatan, serta pelaksanaan sebelah mata, meskipun sering
asuhan keperawatan profesional terjadi pertanyaan baik antara
termasuk juga didalamnya perawat sendiri maupun tim
pendokumentasian yang merupakan kesehatan lainnya. Diyanto (2007)
alat komunikasi antara tim kesehatan mendapatkan perawat kurang
dirumah sakit, memfasilitasi serta melakukan pendokumentasian
meningkatkan pemberian perawatan, dikarenakan kurang pengarahan dan
dan membantu mengkoordinasikan bimbingan dari kepala ruangan. Hal
pengobatan dan evaluasi pasien serta itu tidak lepas dari pencerminan
untuk legalitas dimata hukum, telah perilaku perawat
dilakukan beberapa pelatihan Dari hasil wawancara dengan
diantaranya pelatihan manajemen beberapa perawat didapatkan bahwa
keperawatan untuk seluruh kepala mereka kurang dalam
ruangan dan perawat pelaksana, pendokumentasian disebabkan faktor
pelatihan asuhan keperawatan jiwa kepemimpinan (kepala ruangan),
pada seluruh perawat pelaksana, kepemimpinan dirasakan kurang
pelatihan terapi aktivitas kelompok memberikan pengawasan dan kepala
(TAK) serta MPKP pada seluruh ruangan kurang adil dalam
kepala ruangan, dan perawat pembagian shift, tidak ada
pelaksana. (Diklat RSJ Tampan) pengawasan serta tidak ada
Berdasarkan hasil observasi penghargaan tambahan apabila
pada Rekam Medik di RSJ Tampan perawat melakukan
didapatkan pendokumentasian pendokumentasian dengan baik, hasil
asuhan keperawatan dalam aspek asuhan keperawatan pada klien jiwa
pengkajian belum baik. tiap harinya lebih kurang sama,serta
Pendokumentasian asuhan jumlah perawat yang sedikit
keperawatan dalam aspek dibandingkan dengan jumlah pasien.
merumuskan diagnosa keperawatan Berdasarkan fenomena serta
aktual/resiko yang paling jarang observasi awal, penulis sangat
dilakukan. Pendokumentasian tertarik untuk melihat faktor-faktor
perencanaan asuhan keperawatan yang hubungan dengan perilaku
pada aspek tindakan yang pendokumentasian asuhan
direncanakan jarang dilakukan. keperawatan di RSJ Tampan Tahun
Pendokumentasian pada tindakan, 2014
dimana yang paling jarang dilakukan
yakni merevisi tindakan berdasarkan METODE
hasil evaluasi, serta Jenis penelitian analitik dengan
pendokumentasian evaluasi yang studi penampang, untuk melihat
paling jarang adalah hasil evaluasi hubungan antara faktor pengetahuan,
dicatat pada setiap shiftnya. sikap, beban kerja, insentif dan
Hasil wawancara salah satu kepemimpinan dengan
kepala ruangan di RSJ tampan, pendokumentasian asuhan
didapatkan kurang baik keperawatan dalam waktu yang
pendokumentasian asuhan sama. Populasi penelitian adalah
keperawatan sering mengakibatkan seluruh perawat pelaksana diruang

Putri Wulandini,dkk., Faktor-Faktor yang .. 133


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.131-142)

rawat inap RSJ Tampan Pekanbaru. adalah 34 tahun, usia termuda 21


Semua populasi dijadikan sampel tahun dan usia tertua 53 tahun.
dalam penelitian ini (total sampling) Dilihat dari jenis kelamin mayoritas
yakni tenaga pelaksana yang perawat berjenis kelamin perempuan
bertugas di instalasi rawat inap 65 orang (69,9 %).
kampar, UPIP, sebayang, indragiri, Masa kerja perawat mayoritas
siak, dan kuantan. didapatkan ≥5 tahun yakni sebanyak
Analisis bivariat digunakan 58 orang (62.4), mayoritas status
untuk melihat hubungan antara kepegawaian perawat yakni PNS
variabel-variabel independen dengan sebanyak 63 orang (67,7 %) .
variabel dependen. Analisis bivariat Sedangkan dilihat dari pendidikan
yang digunakan adalah mayoritas perawat berpendidikan
menggunakan uji Korelasi. Analisis DIII Keperawatan yakni 61 orang
multivariat digunakan analisis regresi (65,6 %).
logistik. Perawat 50(53.8%) kurang
Analisis multivariat melakukan pendokumentasian
digunakan untuk melihat faktor yang asuhan keperawatan, pengetahuan
paling berhubungan terhadap perawat 51 (54,8%) kurang
pendokumentasian asuhan pengetahuan tentang
keperawatan. Uji statistik yang pendokumentasian dimana
digunakan adalah analisis regresi komponen diagnose keperawatan
logistik. Variabel yang dimasukkan yang paling tinggi yakni 95.7% dan
ke dalam analisis regresi linier pengetahuan tentang
adalah variabel yang pada analisis pendokumentasian pengkajian yang
bivariat ( dengan analisis regresi paling kurang yakni 26.9%., sikap
linier sederhana) mempunyai nilai perawat 50(53.8%) negative dimana
p<0.25, dengan bantuan sistem komponen sikap positif yang paling
backward yang ada didalam program tinggi adalah sikap perawat ketika
SPSS variabel-variabel secara melakukan tindakan yakni 52.7%
otomatis akan memasukkan semua dan sikap perawat yang paling
variabel yang terseleksi. Secara rendah adalah sikap perawat ketika
bertahap variabel yang tidak setelah melakukan tindakan yakni
berpengaruh akan dikeluarkan dari 10.8%. insentif yang didapatkan
analisis. Proses akan berhenti sampai kurang 55 (59,1 %) dimana
tidak ada lagi variabel yang dapat komponen Insentif berupa Pelatihan
dikeluarkan. Hasil akhir akan tentang pendokumentasian
didapatkan dan nilai Odd ratio (OR) keperawatan yang paling tinggi
yang paling besar yang memiliki yakni 62.4% dan insentif yang paling
kekuatan paling dominan sehingga kecil adalah berupa uang jasa yakni
akan didapatkan faktor dorongan 10.8%. kepemimpinan perawat baik
yang paling berhubungan. Analisa 50(53.8%) dimana komponen
dilakukan dengan bantuan program supervisi tentang pendokumentasian
SPSS 16 (Dahlan, 2004). asuhan keperawatan yang didapatkan
paling tinggi yakni 98.9%, dan
HASIL pengawasan yang paling rendah
Hasil penelitian didapatkan yakni 57%. beban kerja perawat
dari 93 perawat rata-rata usia tidak sesuai 52 orang (55.9%)
perawat di RSJ Tampan Pekanbaru dimana komponen beban kerja yang

Putri Wulandini,dkk., Faktor-Faktor yang .. 134


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.131-142)

paling sesuai pada shif malam yakni pendokumentasian baik yakni 11


87.1% dan yang paling tidak sesuai (28.9%). Hasil uji statistik
yakni pada shif siang 54.8%. dan didapatkan p value = 0.010 maka
sarana pendokumentasian 100% ada hubungan antara insentif dengan
baik. pendokumentasian asuhan
Hasil analisis bivariat keperawatan, OR= 0.293, artinya
hubungan antara pengetahuan perawat yang memiliki insentif
dengan pendokumentasian asuhan mempunyai peluang 0.3 kali untuk
keperawatan diperoleh perawat mendokumentasikan asuhan
berpengetahuan kurang yang kurang keperawatan dengan baik.
pendokumentasian yakni 33(64.7%), Hasil analisis hubungan
sedangkan perawat yang antara beban kerja dengan
berpengetahuan baik dengan pendokumentasian asuhan
pendokumentasian baik yakni 25 keperawatan diperoleh perawat yang
(59.5%). Hasil uji statistik memiliki beban kerja tidak sesuai
didapatkan p value = 0.034 maka dengan pendokumentasian kurang
ada hubungan antara pengatahuan yakni 35 (67.3%), sedangkan
dengan pendokumentasian asuhan perawat yang memiliki beban kerja
keperawatan, OR= 2.696, artinya sesuai dengan pendokumentasian
perawat yang memiliki pengetahuan baik yakni 26 (63.4%). Hasil uji
baik mempunyai peluang 3 kali statistik didapatkan p value = 0.006
untuk mendokumentasikan asuhan maka ada hubungan antara beban
keperawatan dengan Baik. kerja dengan pendokumentasian
Hasil analisis hubungan asuhan keperawatan, OR= 3.569,
antara sikap dengan artinya perawat yang memiliki beban
pendokumentasian asuhan kerja sesuai mempunyai peluang 4
keperawatan diperoleh sikap perawat kali untuk mendokumentasikan
yang negatif dan pendokumentasian asuhan keperawatan dengan baik.
kurang yakni 33(66%), sedangkan Hasil analisis hubungan
perawat yang memiliki sikap positif antara kepemimpinan dengan
dengan pendokumentasian baik pendokumentasian asuhan
yakni 26 (60.5%). Hasil uji statistik keperawatan diperoleh perawat yang
didapatkan p value = 0.019 maka memiliki kepemimpinan kurang baik
ada hubungan antara sikap dengan dengan pendokumentasian kurang
pendokumentasian asuhan yakni 20 (40%), sedangkan perawat
keperawatan, OR= 2.969, artinya yang memiliki kepemimpinan baik
perawat yang memiliki sikap positif dengan pendokumentasian baik
mempunyai peluang 3 kali untuk yakni 20 (46.6%). Hasil uji statistik
mendokumentasikan asuhan didapatkan p value = 0.25 maka
keperawatan dengan baik. disimpulkan tidak ada hubungan
Hasil analisis hubungan antara kepemimpinan dengan
antara insentif dengan pendokumentasian asuhan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
keperawatan diperoleh perawat yang dari 5 variabel, kepemimpinan tidak
memiliki insentif kurang dengan berhubungan, 4 variabel lain
pendokumentasian kurang yakni 23 berhubungan yakni pengetahuan (p
(41.8%), sedangkan perawat yang value 0.034), sikap (p value 0.019),
memiliki insentif cukup dengan

Putri Wulandini,dkk., Faktor-Faktor yang .. 135


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.131-142)

insentif (p value 0.010), dan beban


kerja (p value 0.006). (lihat table 1).
Tabel 1. Analisis Bivariat

Pendokumentasian
Total OR (95% P
Independen Kurang Baik CI) value
n % n % N %
Pengetahuan
Kurang 33 64.7 18 35.3 51 100 2.696 0.034
Baik 17 40.5 25 59.5 42 100 (1.161-
Total 50 43 93 100 6.256)
Sikap
Negatif 33 66 17 34 50 100 2.969 0.019
Positive 17 39.5 26 60.5 43 100 (1.274-
Total 50 43 93 100 6.920)
Intensif
Kurang 23 41.8 32 58.2 55 100 0.293 0.010
Cukup 27 71.1 11 28.9 38 100 (0/121-
Total 50 43 93 100 0.708)
Beban Kerja
Tidak Sesuai 35 67.3 17 32.7 52 100 3.569 0.006
Sesuai 15 36.6 26 63.4 41 100 (1.510-
Total 50 43 93 100 8.433)
Kepemimpinan
Kurang 20 40 23 53.4 43 100 0.580 0.25
Baik 30 60 20 46.6 50 100 (0.254-
Total 50 43 93 100 1.322)

Tabel 2 Analisis Multivariat Kepemimpinan 0.352 0.565


Analisis Multivariat Beban Kerja (1) - -
(Permodelan 1)
Variabel Perubahan POR tanpa Beban
P value POR Kerja
Independen
Permodelan 1 Variabel POR POR
%
Pengetahuan (4) 0.087 3.011 Independen Awal Setelah
Sikap 0.006 7.770 Pengetahuan 3.011 1.815 39
Insentif (1) 0.998 0.000 Sikap 7.770 9.316 19
Kepemimpinan 0.152 0.322 Insentif 0.000 0.150 150
(3) 0.998 10.518 Kepemimpinan 0.322 0.565 75
Beban Kerja (1) Beban Kerja (1) - -

Analisis Multivariat Tanpa Beban


Kerja (Permodelan 2) Analisis Multivariat tanpa Insentif
Variabel (Permodelan 3)
P value POR
Independen Variabel P
POR
Pengetahuan 0.042 1.815 Independen value
Sikap 0.001 9.316 Pengetahuan 0.242 6.042
Insentif 0.015 0.150 Sikap 0.040 3.188

Putri Wulandini,dkk., Faktor-Faktor yang .. 136


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.131-142)

Beban Kerja (1) 0.000 13.303 Sikap 7.770 10.127 30


Kepemimpinan 0.001 0.095 Beban Kerja 10.518 20.009 90
Insentf (2) - - Insentif 0.000 0.000 0
Kepemimpinan 0.322 0.426 32

Perubahan POR Tanpa Variabel Analisis Multivariat (Permodelan


Insentif Terakhir)
Variabel POR POR Variabel P
% POR
Independen Awal Setelah Independen value
Pengetahuan 3.011 6.042 100 Pengetahuan 0.087 3.011
Sikap 7.770 3.188 58 Sikap 0.006 7.770
Beban Kerja (1) 10.518 13.303 26 Insentif 0.998 0.000
Kepemimpinan 0.322 0.095 91 Kepemimpinan 0.152 0.322
Insentif (2) - - Beban Kerja 0.998 10.518

Analisis Multivariat Tanpa Setelah dilakukan analisis data


Kepemimpinan (Permodelan 4) secara bivariat maka dilanjutkan
Variabel dengan analisis multivariat yang
P value POR
Independen bertujuan untuk mengetahui
Pengetahuan 0.146 2.459 hubungan variabel independen yang
Sikap 0.005 7.758 paling dominan berhubungan dengan
Beban Kerja (1) 0.998 21.802 variabel dependen. Analisis
Insentif (2) 0.998 0.000
multivariat terdiri dari 2 tahap yaitu
Kepemimpinan - -
(3) seleksi bivariat dan permodelan
multivariat. Seleksi bivariat
Perubahan POR Tanpa merupakan penentuan variabel
Kepemimpinan independen potensial (variabel
Variabel POR POR kandidat multivariat) yang akan
% masuk dalam analisis multivariat,
Independen Awal Setelah
Pengetahuan 3.011 2.459 18 yaitu yang mempunyai nilai p< 0,25.
Sikap 7.770 7.758 0.1 Analisis multivariat yang digunakan
Beban Kerja 10.518 21.80 107 dalam penelitian ini adalah uji
Insentif 0.000 0.000 0 regresi logistik karena variabel
Kepemimpinan - - dependennya merupakan variabel
katagorik. Dimana kandidat yang
Analisis Multivariat Tanpa masuk kedalam analisis multivarat
Pengetahuan (Permodelan 5) adalah pengetahuan, sikap, insentif,
Variabel beban kerja dan kepemimpinan.
P value POR
Independen Hasil multivariate didapatkan
Pengetahuan (4) - - sikap merupakan factor paling
Sikap 0.001 10.127
dominan, yakni perawat yang
Beban Kerja (1) 0.998 20.009
Insentif (2) 0.998 0.000 memiliki sikap positif berpeluang 8
Kepemimpinan (3) 0.266 0.426 kali melakukan pendokumentasian
asuhan keperawatan dengan baik.
Perubahan POR Tanpa Perawat yang memiliki sikap yang
Pengetahuan negatif, perilakunya untuk
Variabel POR POR pendokumentasin asuhan
% keperawatan kurang baik, dalam hal
Independen Awal Setelah
Pengetahuan - - pengetahuan, insentif dan beban

Putri Wulandini,dkk., Faktor-Faktor yang .. 137


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.131-142)

kerja counfounding terhadap sikap. kerja adalah counfounding terhadap


Pengetahuan yang kurang pada sikap. Pengetahuan yang kurang
perawat berhubungan dengan pada perawat berhubungan dengan
pendokumentasian yang kurang. pendokumentasian yang kurang.
Insentif yang kurang berhubungan Insentif yang kurang berhubungan
dengan pendokumentasian kurang. dengan pendokumentasian kurang.
Beban kerja yang tidak sesuai Beban kerja yang tidak sesuai
berhubungan dengan berhubungan dengan
pendokumentasian kurang. pendokumentasian kurang.
Karena itu direkomendasikan
PEMBAHASAN supaya pendokumentasian dapat
dilakukan dengan baik, maka
Sikap diperlukan sikap positif. Agar sikap
Dari hasil analisis multivariat perawat positif diperlukan
didapatkan sikap berhubungan sebab pengetahuan yang baik, insentif yang
akibat dengan perilaku cukup dan beban kerja yang sesuai.
pendokumentasian asuhan Sehingga disarankan untuk:
keperawatan di RSJ Tampan 1. Insentif pagi perawat yang
Pekanbaru. Menurut Green dalam melakukan pendokumentasian
Notoatmodjo (2010) mengatakan baik belum terealisasi
bahwa sikap menentukan perilaku dikarenakan masih terhambat
seseorang. Sikap yang positif karena pergantian direktur di
diharapkan menjadi dorongan yang RSJ, sehingga disarankan
kuat dalam usaha melakukan pemberian insentif diberikan
pendokumentasian asuhan secara berkala sesuai dengan
keperawatan. Kekuatan hubungan penilaian/ rapor perawat dalam
antara sikap perawat dengan pendokumentasian asuhan
pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan
keperawatan dapat dilihat dari nilai perawat. Pemberian insentif
POR yang diperoleh sebesar 7.770 dapat berupa bonus uang jasa,
(CI 95%: 1.274-6.920). Artinya penghargaan perawat teladan,
perawat dengan sikap positif pengiriman pada seminar,
berpeluang 8 kali untuk melakukan pelatihan bagi perawat yang
pendokumentasian asuhan melakukan pendokumentasian
keperawatan Baik dari perawat yang asuhan keperawatan dengan baik
memiliki sikap negatif. Hasil 2. Pengetahuan perawat yang baik
penelitian ini konsistensi dengan dalam pendokumentasian masih
penelitian Mastini (2013) dan Dewi kurang dikarenakan kurangnya
(2004), bahwa adanya hubungan penyegaran dan pembinaan
signifikan antara sikap dengan mengenai pendokumetasian itu
pendokumentasian asuhan sendiri, sehingga disarankan
keperawatan. agar dilakukan penyegaran rutin
Dari implikasi model pada keperawatan mengenai
hasil didapatkan bahwa perawat pendokumentasian dan
yang memiliki sikap yang negatif, melakukan pembinaan melalui
perilakunya untuk pendokumentasian In House Training guna
asuhan keperawatan kurang baik. peningkatan pengetahuan
Pengetahuan, insentif dan beban perawat dalam

Putri Wulandini,dkk., Faktor-Faktor yang .. 138


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.131-142)

pendokumentasian asuhan pendokumentasian yang dilakukan


keperawatan. perawat, kepala ruangan lebih
3. Beban kerja yang sesuai di RSJ memperhatikan nilai kemanusiaan
Tampan pada tiap ruang rawat sesama perawat. Dimana jika
masih belum terealisasi, hal ini perawat diruangan tidak melakukan
dikarenakan jumlah tenaga pendokumentasian dengan baik maka
perawat yang ada sangat kurang perawat akan mendapatkan sanksi,
jika dilihat dari jumlah pasien, sanksi diawali dengan pemanggilan
sehingga didisarankan bagian kabid. keperawatan, sampai
meningkatkan sumber daya dengan mutasi pada perawat tersebut.
perawat guna mengoptimalkan Dengan pertimbangan itulah kepala
pelaksanaan pendokumentasian perawat cenderung memberikan
asuhan keperawatan yang baik. penilaian yang baik kepada perawat.

Variabel Independen Yang Tidak KESIMPULAN


Berhubungan Dengan Variabel Dari hasil penelitian ini dapat
Dependen disimpulkan bahwa
Pendokumentasian asuhan
Kepemimpinan keperawatan di RSJ Tampan
Sejalan dengan penelitian Pekanbaru 2014, sebagian besar
Amril (2004) di RSUD Pariaman kurang baik yakni 50 (53.8%).
dan Dini (2009) di RSJ HB Sa’anin Pengetahuan, sikap, insentif dan
bahwa tidak ada hubungan beban kerja mempunyai hubungan
kepemimpinan dengan perilaku signifikan secara statistik terhadap
pendokumentaian asuhan perilaku pendokumentasian asuhan
keperawatan. keperawatan di RSJ Tampan
Kepemimpinan tidak Pekanbaru . Kepemimpinan tidak
menunjukkan ada hubungan yang memiliki hubungan signifikan secara
signifikan dengan perilaku statistik dengan perilaku
pedokumentasian asuhan pendokumentasian asuhan
keperawatan mungkin juga bisa keperawatan di RSJ Tampan
disebabkan karena kelemahan Pekanbaru. Sikap mempunyai
kuisioner yang kurang kaya hubungan sebab akibat terhadap
membahas mengenai kepemimpinan pendokumentasian asuhan
itu sendiri, serta jumlah sampel yang keperawatan di RSJ Tampan.
kecil. Sehingga direkomendasikan
untuk peneliti selanjutnya lebih Rekomendasi dalam arti
memperkaya jumlah pertanyaan signifikansi sosial
mengenai kepemimpinan dan 1. Diusahakan diberikan
memilih RS yang memiliki banyak pengarahan secara rutin
perawat. pentingnya pendokumentasian
Kepemimpinan secara asuhan keperawatan guna
substansi memiliki hubungan dengan menimbulkan sikap positif pada
perilaku pendokumentasian asuhan perawat.
keperawatan. Di RSJ Tampan 2. Diusahakan agar dilakukan
kepemimpinan dalam hal ini kepala penyegaran serta pemberian ilmu
ruangan setiap bulannya memberikan ulang guna meningkatkan
laporan berupa rapor bagaimana pengetahuan perawat.

Putri Wulandini,dkk., Faktor-Faktor yang .. 139


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.131-142)

3. Diusahakan agar meningkatkan keperawatan terutama pada


pemberian insentif dari perawat pendokumentasian implementasi
yang melakukan keperawatan, Untuk melakukan
pendokumentasian dengan baik penyegaran rutin keperawatan
4. Diusahakan agar beban kerja mengenai pendokumentasian
yang diterapkan sesuai sehingga khusunya implementasi keperawatan
akan meningkatkan pelaksanaan dan melakukan pembinaan melalui
pendokumentasian asuhan In House Training guna peningkatan
keperawatan. pengetahuan khususnya pengkajian
dan perilaku perawat dalam
Rekomendasi dalam arti pendokumentasian asuhan
signifikansi penelitian keperawatan. Serta memberikan
Kepemimpinan tidak pengahargaan bagi perawat yang
menunjukkan adanya hubungan yang melakukan pendokumentasian
signifikan dengan perilaku asuhan keperawatan dengan baik
pendokumentasian asuhan Kepala Ruangan diharapkan
keperawatan. Maka untuk peneliti Lebih selektif lagi dalam pembagian
selanjutnya untuk kepemimpinan jumlah perawat dinas sesuai dengan
tidak hanya mempercayakan ketentuan guna dukungan untuk
responden mengisi sendiri tetapi pencapaina pemberian asuhan
langsung menanyakan kepada keperawatan yang maksimal
pimpinan sehingga mendapatkan termasuk diantaranya pelaksanaan
data yang lebih akurat. pendokumentasian asuhan
keperawatan, Memberikan
SARAN penghargaan bagi perawat yang
Kepada Direktur Utama: melakukan pendokumentasian
Untuk lebih memperhatikan jumlah asuhan keperawatan dengan baik
kebutuhan perawat dengan jumlah
tempat tidur yag ada pada setiap DAFTAR PUSTAKA.
ruangan rawat guna mengoptimalkan Amril. (2004). Faktor-Faktor Yang
pelaksanaan pendokumentasian Berhubungan Dengan Perilaku
asuhan keperawatan Perawat Dalam Melaksanakan
Kepada Kepela Pendidikan Pendokumentasian Asuhan
Dan Pelatihan (DIKLAT): Untuk Keperawatan Di RSUD
melakukan penyegaran rutin Pariaman 2004. Jakarta:
keperawatan mengenai Perpustakaan FKM UI (Tidak
pendokumentasian khusunya dipublikasikan)
implementasi keperawatan dan Carpenito, Ll. (2007). Diagnosa
melakukan pembinaan melalui In Keperawatan. Jakarta: EGC
House Training guna peningkatan Dahlan, M. (2004). Statistik Untuk
pengetahuan khususnya pengkajian Kedokteran dan Kesehatan.
dan perilaku perawat dalam Jakarta: Salemba Medika
pendokumentasian asuhan Delima M dkk, (2012) Hubungan
keperawatan. Motivasi Internal dan Eksternal
Kepala Bidang Keperawatan : Perawat Pelaksana dengn
Memberikan pengawasan, Pendokumentasian Asuhan
bimbingan, supervisi pada perawat Keperawatan di RSUD DR.
dalam pendokumentasian asuhan Achmad Mochtar Bukittinggi .

Putri Wulandini,dkk., Faktor-Faktor yang .. 140


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.131-142)

Padang: Perpustakaan Penulisan Skripsi, Tesis, dan


Universitas Andalas (tidak Disertasi. Jakarta: Obor
dipublikasikan) Mastini I. (2013). Hubungan
Depdikbud. (1995). Kamus Besar Pengetahuan, Sikap, Beban
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Kerja Dengan Kebaikan
Pustaka Pendokumentasian Asuhan
Dewi,R (2004) Hubungan Keperawatan di RSUP Sanglah
Pengetahuan, Sikap, Dorongan Denpasar. Denpasar:
Perawat dengan Universitas Udayan
Pendokumentasian Asuhan Nursalam. (2007)Manajemen
Keperawatan di Rumah Sakit Keperawatan : Aplikasi Dalam
Achmad Mochtar Bukittinggi. Praktek Keperawatan
Padang: Perpustakaan Profesional. Jakarta: Salemba
Universitas bAiturahma (Tidak Medikan Instrumen Penelitian
Dipublikasikan) Keperawatan
Dini, P. (2009). Faktor Dorongan ________ (2008). Konsep dan
yang berhubungan dengan Penerapan Metodologi
pendokumentasian asuhan Penelitian Ilmu Keperawatan:
keperawatan di RSJ H.B. Pedoman Skripsi, Tesis dan
Sa’anin. Padang: Perpustakaan Instrumen Penelitian
Unand (Tidak Dipublikasikan) Keperawatan. Jakarta:Salemba
Diyanto, Y . (2007). Analisis Faktor- Medika
Faktor Pelaksanaan ________. (2007). Proses dan
Dokumentasian Asuhan Dokumentasi Keperawatan:
Keperawatan Di Rumah Sakit Konsep dan Praktik. Jakarta
Umum Daerah Tugurejo :Salemba Medik
Semarang. Semarang: Notoatmojo, S.( 2005). Metodologi
Universitas Diponegoro Penelitian Kesehatan . Edisi
Doenges,Marilynn Mary Frances, Revisi. Jakarta : Rineka Cipta
Josep T. (1998)Penerapan -------------. (2007). Promosi
Proses Keperawatan dan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Diagnosa Jakarta: Rineka Cipta
Keperawatan.Jakarta:EGC -------------. (2010). Ilmu Perilaku.
Handayaningsih, I. (2009). Jakarta: Rineka Cipta
Dokumentasi Keperawatan: Purnamaningrum, A,(2010). Faktor-
Pedoman, Konsep dan Aplikasi. faktor yang berhubungan
Yogyakarta: Mitra Cendikia dengan perilaku masyarakat
Hidayat, (2007). Pelaksanaan untuk mendapatkan pelayanan
Pendokumentasian Asuhan kesehatan. Semarang :
Keperawatan.Jakarta:EGC Perpustakaan Undip (tidak
Iyer, Patricia & Nancy. (2004). dipublikasikan)
Dokumentasi Keperawatan Potter & Perry. (1999). Fundamental
Suatu Pendekatan Proses Keperawatan: Konsep, Proses
Keperawatan. Jakarta: EGC dan Praktik. Jakarta: EGC
Keraf, G. (2001). Komposisi. Scribd. (2008). Standar Asuhan
Semarang: Nusa Indah Keperawatan Jiwa. diakses 10
Lapau, B, (2013). Metode Penelitian Juni 2009
Kesehatan: metode Ilmiah (http://www.scribd.com/doc/147

Putri Wulandini,dkk., Faktor-Faktor yang .. 141


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.131-142)

42227/Standar-Asuhan-
Keperawatan-Kesehatan-Jiwa,)
Swanburg, Russel C. (2000).
Pengantar Kepeminpinan dan
Manajemen Keperawatan untuk
Praktek Klinis. Jakatra: EGC
Swistantoro, (2004) Buku Ajar Sosial
Budaya dan Perilaku Kesehatan.
Pekanbaru: HangTuah

Putri Wulandini,dkk., Faktor-Faktor yang .. 142

Anda mungkin juga menyukai