Anda di halaman 1dari 8

Rombel : 1

RENCANA DAN EVALUASI KESEHATAN

A. Definisi Evaluasi

Rencana evaluasi sering dilupakan oleh para perencana padahal hal ini sangat penting.
Rencana evaluasi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai sejauh
mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah tercapai.

Evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses manajemen karena dengan evaluasi
akan diperoleh umpan balik (feed back) terhadap program atau pelaksanaan kegiatan. Tanpa
adanya evaluasi, sulit rasanya untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan yang direncanakan
itu telah mencapai tujuan atau belum.

Menurut American Public Health Association (Azwar, 1996) evaluasi adalah suatu proses
menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Proses ini mencakup langkah-langkah memformulasikan tujuan, mengidentifikasi
kriteria secara tepat yang akan dipakai mengukur sukses, menentukan besarnya sukses dan
rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya.

Menurut Wijono (1997), evaluasi adalah prosedur secara menyeluruh yang dilakukan
dengan menilai masukan, proses dan indikator keluaran untuk menentukan keberhasilan dari
pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

Sedangkan menurut Perhimpunan Kesehatan Masyarakat Amerika, evaluasi ialah suatu


proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dan usaha pencapaian suatu tujuan yang
telah ditetapkan. Proses tersebut mencakup kegiatan-kegiatan memformulasikan tujuan,
identifikasi kriteria yang tepat untuk digunakan mengukur keberhasilan, menentukan dan
menjelaskan derajat keberhasilan dan rekomendasi untuk kelanjutan aktivitas program.

Sementara menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata evaluasi berarti penilaian hasil.
Evaluasi juga merupakan upaya untuk mendokumentasikan dan melakukan penilaian tentang apa
yang terjadi dan juga mengapa hal itu terjadi atau dengan kata lain evaluasi adalah upaya untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara program yang dilaksanakan dengan hasil yang dicapai.
Lebih jauh dikatakan bahwa evaluasi yang sederhana adalah mengumpulkan informasi tentang
keadaan sebelum dan sesudah pelaksanaan suatu program.

Menurut definisi dan pandangan yang telah dikemukakan terdapat beberapa pokok pikiran
yang dapat disimpulkan, antara lain sebagai berikut :

1. Evaluasi merupakan prosedur atau cara membandingkan informasi tentang kegiatan


pelaksanaan program atau hasil kerja dengan suatu kriteria atau tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk memperbaiki, mempertahankan ataupun mengakhiri
program.
3. Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan, evaluasi merupakan sumber informasi
yang digunakan untk memperbaiki kegiatan program yang sedang dilaksanakan atau untuk
perencanaan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
4. Evaluasi bidang kesehatan (WHO) termasuk kegiatan analisis berbagai macam aspek
perkembangan dan pelaksanaan program dengan mempelajari relevansi, adekuasi, progres,
efektivitas, efisiensi dan dampak dari program.

B. Kapan Evaluasi Dilakukan


1. Penilaian hanya ditakukan pada tahap akhir program
Pendapat yang seperti ini dapat dilihat dalam batasan yang dirumuskan oleh Ricken. Di sini
dikemukakan bahwa penilaian tersebut dilakukan terhadap akibat yang ditimbulkan oleh suatu
program, yang pada dasamya hanya dapat dilakukan jika suatu program telah selesai
dilaksanakan.
2. Penilaian dapat ditakukan pada setiap tahap program
Pendapat yang seperti ini secara tegas dikemukakan oleh The International Clearing House
on Adolescent Fertility Control for Population Options dan secara samar-samar ditemukan pula
pada batasan yang dirumuskan oleh The World Health Qrganization dan American Public
Health Association. Pada pendapat yang terakhir ini disebutkan bahwa penilaian tidak hanya
dilakukan pada tahap akhir program, tetapi juga dapat dilakukan pada waktu program sedang
dilaksanakan dan atau sebelurn program tersebut dilaksanakan.

C. Tujuan Evaluasi
D. Untuk menetapkan penilaian terhadap program yang sedang berjalan dan
kecenderungannya, apakah pencapaian target seperti yang telah ditetapkan dalam rencana
program telah berjalan secara efektif dan efisien.
E. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program da perencanaan
program yang akan datang. Hasil evaluasi akan memberikan pengalaman mengenai
hambatan atau pelaksanaan program yang lalu selanjutnya dapat dipergunakan untuk
memperbaiki kebijaksanaan dan pelaksanaan program yang akan datang.
F. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana, daya, dan manajemen (resources)saat
ini serta di masa-masa mendatang. Tanpa adanya evaluasi akan terjadi pemborosan
pengunaan sumber dana dan daya yang sebenarnya dapat diadakan penghematan serta
penggunaan untuk program-program yang lain.
G. Memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu program. Sehubungan dengan hal
ini perlu adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain; mengecek relevansi dari
program dalam hal perubahan-perubahan kecil yang terus-menerus, mengukur kemajuan
terhadap target yang direncanakan, menentukan sebab dan faktor di dalam maupun di luar
yang mempengaruhi pelaksanaan program.
H. Untuk meningkatkan efektivitas administrasi manajemen program atau untuk memberikan
kepuasan sehubungan dengan akuntabilitas yang diharapkan oleh atasan, penyandang dana
program atau sponsor. Apabila evaluasi ini dikerjakan pada proyek atau program yang
sedang berjalan akan membantu memotivasi dalam pelaksanaan program utamanya untuk
meningkatkan kinerja (perfomance).

C. Jenis Evaluasi

1. Evaluasi formatif
yaitu suatu bentuk evaluasi yang yang dilaksanakan pada tahap pengembangan program
dan sebelum program dimulai. Evaluasi formatif ini menghasilkan informasi yang akan
dipergunakan untuk mengembangkan program, agar program bisa lebih sesuai dengan situasi
dan kondisi sasaran.

Dengan tujuan memperbaiki program yang sedang berjalan didasarkan atas kegiatan
sehari-hari, minggu, bulan, tahun, atau dalam waktu yang pendek. Manfaat dari evaluasi ini
adalah memberikan umpan balik kepada manajer program tentang kemajuan hasil yang dicapai
beserta hambatan yang dihadapi.

2. Evaluasi Promotif
Penilaian yang dilakukan di sini ialah pada saat program sedang dilaksanakan (promotive
evaluation) Tujuan utamanya ialah untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan
tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak, atau apakah terjadi penyimpamgan-
penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari program tersebut. Pada umumnya
ada dua bentuk penilaian pada tahap pelaksanaan program ini ialah pemantauan (monitoring) dan
penilaiaan berkala (periodic evaluation). Perbedaan antara keduanya dapat dilihat berikut ;

Perbedaan Antara Pemantauan Dan Penilaian Berkala

No Hal yang Pemantauan Penilaian berkala

Dibandingkan

1. Frekuensi Biasanya tiap dua minggu Biasanya tiap 6 bulan


bulan sekali sampai 1 tahun sekali
2. Pelaksana
Biasanya dilakukan oleh Dapat dilakukan oleh
kalangan sendiri(internal kalangan sendiri pihak
3. Tujuan evaluator) ketiga(eksternal
evaluator)

Biasanya bersifat lebih


Biasanya bersifat terbatas yakni luas dan bahkan dapat
hanya memperbaiki beberapa merevsi program secara
penyimpangan saja keseluruhan

3. Evaluasi Summative
Penilaian yang dilakukan di sini ialah pada saat program telah selesai
dilaksanakan (summative evaluation).

Tujuan utamanya secara Umum dapat dibedakan atas dua macam yakni untuk
mengukur keluaran (output) serta untuk mengukur dampak (impact) yang dihasilkan. Dari
kedua macam penilaian akhir ini, diketahui bahwa penilalan keluaran lebih mudah dari pada
penilaian dampak, karena pada penilaian dampak diperlukan waktu yang lama.

D. Ruang Lingkup Evaluasi


1) evaluasi terhadap masukan (Input)
Menyangkut pemanfaatan berbagai sumber daya, baik sumber dana, tenaga dan ataupun sumber
sarana

2) evaluasi terhadap proses (process)

Lebih dititik beratkan pada pelaksanaan program, apakah sesuai rencana, mulai dari tahap
perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan

3) evaluasi terhadap keluaran (output),

Evaluasi pada tahap akhir ini adalah evaluasi yang dilakukan pada saat program telah selesai
dilaksanakan(summative evaluation) yang tujuan utamanya secara umum dapat dibedakan atas dua
macam yaitu untuk mengukur keluaran serta untuk mengukur dampak yang dihasilkan. Dari kedua
macam evaluasi akhir ini, diketahui bahwa evaluasi keluaran lebih mudah dari pada evaluasi
dampak. Pada penelitian ini yang akan dilihat adalah evaluasi keluaran

4) Evaluasi terhadap dampak (impact)

Mencakup pengaruh yang timbul dari program yang dilaksanakan.

Sesuai dengan luasnya pengertian kesehatan, maka ruang lingkup penilaian yakni hal-hal
yang akan dinilai dari suatu program kesehatan adalah amat luas sekali. Beberapa sarjana
memberikan pedoman sebagai berikuut, yakni:

1. Deniston

Deniston menyebutkan bahwa hal-hal yang dapat dinilai dari suatu program kesehatan dibedakan ke
dalam empat jenis yakni:

a. Kelayakan program
Penilaian yang ddakukan di sini ialah terhadap program secara keseluruhan. Program
dinilai layak (appropriateness)jika program tersebut telah dapat dilaksanakan dengan
hasil yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
b. Kecukupan program
Sama hainya dengan kelayakan, maka penilaian yang dilakukan disini adalah juga
terdapat program secara keseluruhan. Suatu program dinilai cukup (adequancy) jika
program tersebut telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
c. Efektivitas program
Penilaian juga dilakukan terhadap program secara keseluruhan. Suatu program
dinilai efektif (effectiveness) jika program tersebut telah dapat dilaksanakan dengan
hasil yang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
d. Efisiensi
Sama halnya dengan efektivitas, maka penilaian juga dilakukan terhadap program
secara keseluruhan. Suatu program dinilai efisien (efficiency), jika program tersebut
dapat dilaksanakan dengan hasil yang kecuali dapat menyelesaikan masalah juga pada
waktu pelaksanaannya tidak memerlukan penggunaan sumber daya yang besar.

2. George James
George James membedakan raung lingkup penilaian suatu program kesehatan atas empat macam.
Perincian selengkapnya adalah sebagai berikut:

a. Upaya program
Penilaian yang dilakukan di sini adalah terhadap upaya yang dilaksanakan oleh
program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jika Upaya (effort) yang
dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, maka program tersebut,
dari sudut upaya, mendapat penilaian yang bak
b. Penampilan program
Penilaian yang dilakukan di sini adalah terhadap penampilan program
(performance) yang dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Jika
penampilan tersebut yakni hasil yang dicapai dinilai sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan, maka program tersebut, dari sudut penampilannya, mendapat penilaian yang
baik
c. Ketepatan penampilan program
Penilaian yang dilakukan di sini ialah terhadap, penampilan program (adequacy of
performance) yang dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Jika hasil yang
dicapai dinilai dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka program tersebut dari
sudut ketepatan penampilan, mendapat penilaian yang baik
d. Efisiensi program
Penilaian yang dilakukan di sini ialah terhadap penampilan program yang
dibandingkan tidak hanya terhadap tujuan dan atau masalah, tetapi juga terhadap
penggunaan sumber daya (efficiency). Jika hasil yang dicapai dinilai dapat mencapai
tujuan, berhasil mengatasi masalah serta penggunaan sumber dayanya terbatas, maka
program tersebut, dari sudut efisiensi, mendapat penilaian yang baik

3. Milton R. Roemer

Milton R. Roemer membedakan ruang lingkup penilaian suatu program kesehatan atas enam jenis
yaitu:

a. Status kesehatan yang dihasilkan


Di sini penilaian dilakukan terhadap tingkat kesehatan (health status outcomes) yang
dihasilkan cdri dilaksanakannya suatu program kesehatan. Mudah dipahami bahwa penilaian
ini sulit dilakukan, karena berbagai faktor lainnya yang sebenarnya turut mempengaruhi
status kesehatan seseorang atau masyarakat, harus turut diperhitungkan. Apakah dapat
disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan di Inggris jauh lebih baik dari pelayanan kesehatan
di Amerika Serikat, karena usia rata-rata hidup bangsa Inggris jauth lebili tinggi dari pada
hangsa Amerika Serikat? Bagaimana misalnya faktor sosial ekonomi, sosial budaya, ras dan
etnik yang nyata-nyata memperlihatkan perbedaan antara kedua bangsa tersebut?
b. Kualitas pelayanan yang diselenggarakan
Penilaian yang dilakukan di sini ialah terhadap kualitas pelayanan (estimated quality of
services) oleh suatu program. Penilaian dilakukan dengan membandingkannya terhadap
suatu tolok ukur dan ataupun kriteria yang telah ditetapkan(minimum medical standar).
Suatu program kesehatan dianggap baik, jika kualitias pelayanan telah sesuai dengan standar
minimal pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan. Tolok ukur dan ataupun kriteria yang
dipergunakan sebagai perbandingan banyak macamnya. Misainya angka kesembuthan, lama
rata-rata han perawatan dan ataupun obat yang diberikan terhaadap penderita.\
c. Kuantitas pelayanan yang dihasilkan
Dasar penilaian ialah adanya perbedaan pelayanan yang diselenggarakan (quantity of
services provided). Misalnya pelayanan pencegahan lebih baik dari pada pelayanan
pengobatan. Jadi jika suatu program kesehatan lebih banyak menekankan pelayanan
pencegahan, maka program tersebut dianggap, lebih baik dari pada program yang terlalu
mengutamakan pelayanan pengobatan. Perlu diingat bahwa dalam. melakukan penilaian
yang seperti ini hanis diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi program seperti
pemakaian sumber dana, tenaga dan sarana yang tersedia. Secara umum disebutkan jika
ratio antara dana can masyarakat, ratio antara tenaga dan masyarakat serta ratio antara
sarana dan masyarakat adalah tinggi maka pelayanan kesehatan tersebut dinilai baik karena
berarti kontak antara masyarakat dengan pelayanan kesehatan dapat lelith sering. Tentu
mudah dipahami bahwa penarikan kesimpulan yang seperti ini harus berhati-hati. Karena
kadang kala ditemukan banyak pengunjung suatu sarana pelayanan kesehatan (dengan
demikian kontak antara dokter dengan pendenta adalah adalah juga tinggi), justru
disebabkan kualitas program kesehatan yang tidak baik.
d. Sikap masyarakat terhadap program kesehatan
Program kesehatan juga dapat dinilai dari sikap masyarakat (attitude of recipients) yang
memanfaatkan program kesehatan tersebut. Penilaian yang seperti ini bersifat subjektif dan
karena itu hasilnya sulit dipercaya.
e. Sumber daya yang tersedia
Penilaian yang dilakukan di sini ialah terhadap sumber daya yang tersedia (resources
made available), baik terhadap sumber dana, tenaga dan ataupun sumber sarana. Jika sumber
tersebut tersedia secara memadai, maka program tersebut dinilai cukup baik.
f. Biaya yang dipergunakan
Penilaian yang dilakukan di sini ialah terhadap biaya (cost of the program) yang
dipergunakan oleh program. Dasar penilaian ialah melakukan perbandingan antara input
dengan output. Jika perbedaannya terlalu besar, maka program tersebut dinilai tidak baik.

Biasanya penilaian keenam macam ruang lingkup ini dilakukan untuk dua waktu yang
berbeda (sebelum dan sesudah program) dan ataupun pada dua daerah kerja yang berbeda (study
area dan control area). Perbandingan dilakukan antara kedua data yang diperoleh.

4. Blum.

Sama halnya dengan Roemer, Blum juga membedakan ruang lingkup penilaian atas enarn macam.
Hanya saja perinciannya agak berbeda yakni:

a. Pelaksanaan program
Pertanyaan pokok yang akan dijawab pada penilaian tentang pelaksanaan program ialah
apakah program tersebut terlaksana atau tidak, bagaimana pelaksanaannya serta faktor-
faktor penopang dan penghambat apakah yang ditemukan pada pelaksanaan program. Pada
penilaian tentang pelaksanaan program ini, tidak terIalu dipersoalkan masalah efektivitas
dan ataupun efisiensi program.
b. Pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan
Pertanyaan pokok yang akan dijawab pada penilaian tentang pemenuhan kriteria
program ialah apakah dalarn pelaksanaan program, semua ketentuan yang telah ditetapkan
terpenuhi atau tidak. Ketentuan dan ataupun kriteria yang dimaksudkan di sini adalah seperti
yang tercantum dalarn rencana kerja program yang dimaksud.
c. Efektivitas program
Penilaian tentang efektivitas program menunjuk pada keberhasilan program dalarn
mencapai tujuan dan ataupun mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.
d. Efisiensi Program
Sama halnya dengan penilaian tentang efektivitas, maka penilaian tentang efisiensi
program juga melihat keberhasilan program dalam mecapai tujuan dan ataupun mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapi, tetapi dikaitkan dengan penggunaan dana. Sekalipun
program dapat mencapai tujuan dan ataupun mengatasi masalah, tetapi jika memerlukan
biaya yang besar, maka program disebut dinilai tidak efisien.
e. Keabsahan Hasil Yang Dicapai Olehprogram
Pada penilaian tentang keabsahan hasil program (validity), maka penilaian tersebut
dikaitkan pula dengan kemampuanya memberikan hasil yang sama pada setiap kali program
tersebut dilaksanakan program disebut abash (valid), apabila setiap kali program tersebut
dilakasanakan, hasil yang diperoleh adalah sama.
F. System Yang Dipergunakan Untuk Melaksanakan Program
Pada penilaian tentang system, yang dinilai adalah seluruh faktor yang terdapat dalam
program dan atau seluruh faktor yang diperkirakan mempengaruhi program.

E. Kerangka Evaluasi

1. Evaluasi input, dilakukan pada semua input yang digunakan dalam kegiatan/program seperti
modal, sarana dan prasarana, SDM, dana, teknologi, prosedur, dll.

2. Evaluasi proses, dilaksanakan pada proses pelaksaan kegiatan, contoh ketaatan waktu
pelaksanaan, ketaatan pada prosedur, hmbatan yang ditemukan, dll.

3. Evaluasi output, dilaksanakan pada hasil kegiatan , seperti cakupan program, kualitas
pelayanan dan kepuasan pelanggan, dll.

4. Evaluasi outcame, dilakukan pada akibat lebih lanjut dari pencapaian output, misalnya
peneurunan kasus malaria, menurunnya kasus komplikasi pada kehamilan dan persalinan dll.

5. Evaluasi impact, dilakukan pada dampak yang terjadi atau tercapainya outcame, misalnya
tingkat kesejahteraan penduduk meningkat, turunka KI dan AKB, dll.

Indikator manajemen kesehatan

1. Indikator input atau masukan, seperti tersedianya sumber daya tenaga kesehatan, tersedianya
anggaran kesehatan, obat-obatan yang diperlukan, pemberantasan penyakit, dll
2. Indikator proses, merupakan pelaksanaan dari fungsi-fungsi manajemen, sperti perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pengendalian dan penilaian.
3. Indikator output merupakan ukuran-ukuran khusus bagi output program seperti jumlah
puskesmas yang berhasil dibangun, jumlah anak yang diimunisasi, jumlah orang yang
diobati atau kunjungan yang mendapat pelayanan kesehatan.
4. Indikator outcomes (dampak jangka pendek) adalah ukuran-ukuran dari berbagai dampak
program seperti meningkatnya derajat kesehatan anak balita dan menurunnya angka
kesakitan.
5. Indikator impact (dampak jangka panjang) seperti angka kematian ibu, angka kematian bayi,
meningkatnya status gizi anak dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai