A. Masalah Keperawatan
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
B. Pengertian
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam aktivitas tubuh
(Hidayat, A. Aziz Alimul, 2006). Nutrisi adalah zat- zat gizi dan zat lain yang
berhubungan dengan kessehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan- bahan dari
lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan- bahan tersebut untuk aktivitas
penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto dan Wartonah,
2006). Nutrisi juga berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk
keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-
bahan penting dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi yang
tidak seimbang dalam tubuh ada yang diakibatkan karena kekurangan nutrisi dan
kelebihan nutrisi.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan
nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik (NANDA. 2009-
2011). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu
keadaan ketika individu yang tidak puasa mengalami atau berisiko mengalami
penurunan berat badan yang berhubungan dengan asupan yang tidak adekuat atau
metabolisme nutrien yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik (Lynda Juall
Carpenito, 2007).
Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh adalah asupan
nutrient yang melebihi kebutuhan tubuh (NANDA. 2009-2011).
Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh adalah keadaan ketika
seorang individu mengalami atau berisiko mengalami penambahan berat badan
yang berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan metabolik (Lynda
Juall Carpenito, 2007).
a. Batasan Karakteristik
Obesitas terlihat atau dilaporkan pada salah satu atau kedua
orang tua
Transisi cepat melewati persentil pertumbuhan pada bayi atau
anak-anak
Melaporkan penggunaan makanan padat sebagai sumber
makanan utama sebelum berusia 5 bulan
Terlihat menggunakan makanan sebagai suatu penghargaan
atau imbalan atau tindakan yang menyenangkan
Melaporkan atau teramati berat badan dasar lebih tinggi pada
permulaan setiap kehamilan
Disfungsi pola makan
D. Pohon Masalah
Gangguan Pemenuhan
Nutrisi
F. Penatalaksanaan Medis
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan
nutrisi meliputi metode enteral (melalui sistem pencernaan). Nutrisi
enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila
klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami gangguan pada
saluran pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus terganggu.
Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan
slang pemberian makan berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi
atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN)
atau hiperalimentasi intravena (IV H), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam
kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu.
Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena
sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit,
vitamin dan unsur renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang
dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya
dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan
dilarutkan oleh darah klien. (Nurjanah, 2011)
G. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi klien yang berisiko
masalah nutrisi yang berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi,
kebiasaan gaya hidup, dan faktor –faktor lain. Pusat pengkajian nutrisi sekitar
empat area pokok :
4. Observasi Klinis
Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat
mengobservasi klien tanda – tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi
yang tidak tepat mempengaruhi semua system tubuh, petunjuk
malnutrisi dapat diobservasi selama pengkajian fisik.
b. Ditandai dengan:
1) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal.
2) Bising usus hiperaktif
3) Cepat kenyang setelah makan
4) Diare
5) Gangguan sensasi rasa
6) Kehilangan rambut berlebihan
7) Kelemahan otot pengunyah
8) Kelemahan otot untuk menelan
9) Kerapuhan kapiler
10) Kesalahan informasi
11) Kesalahan persepsi
12) Ketidakmampuan memakan makanan
13) Kram abdomen
14) Kurang informasi
15) Kurang minat pada makanan
16) Membrane mukosa pucat
17) Nyeri abdomen
18) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
19) Sariawan rongga mulut
20) Tonus otot menurun
2. Gangguan Menelan
Abnormal fungsi mekanisme menelan yang dikaitkan dengan struktur atau
fungsi oral, faring, atau esofagus
a. Berhubungan dengan:
1). Defisit Kongenital
Abnormalitas jalan napas atas
Gagal bertumbuh
Gangguan dengan hipotonia yng signifikan
Gangguan neuromuscular
Gangguan perilaku mencederai diri
Gangguan pernafasan
Malnutrisi energi-protein
Masalah perilaku makan
Obstruksi mekanis
Penyakit jantung congenital
Riwayat makan dengan slang
2). Masalah Neurologis
Abnormalitas laring
Abnormalita orofaring
Akalsia
Anomaly jalan napas atasa otak (mis,gangguan
Cedera otak (misalnya gangguan serebrovaskular,
penyakit neurologis, trauma dan tumor)
Defek anatomic didapat
Defek laring
Defek nasal
Defek rongga nasofaring
Defek trachea
Gangguan neurologis
Gangguan saraf cranial
Keterlambatan perkembangan
Paralisis serebral
Penyakit refluks gastroesofagus
Prematuritas
Trauma
b. Ditandai dengan:
1). Tahap Pertama: Oral
Abnormalitas pad fase oral pada pemeriksaan menelan
Batuk sebelum menelan
Bibir tidak menutup rapat
Bolus masuk terlalu cepat
Kerja lidah tidakn efektif pada pembentukan bolus
Ketidakmampuan membersihkan rongga mulut
Makanan jatuh dari mulut
Makanan terdorong keluar dari mulut
Makanan terkumpul di sulkus lateral
Mengatup putting susu tidak efisien
Menghisap putting susu tidak efesien
Mengunyah tidak efesien
Muntah sebelum menelan
Ngiler
Pembentukan bolus terlalu lambat
Piecemeal deglutition
Refluks nasal
Tersedak sebelum menelan
Waktu makan lama dengan konsumsi yang tidak
adekuat
2). Tahap Kedua: Faring
Abnormalitas pada fase faring pada pemeriksaan
menelan
Batuk
Demam dengan etiologi tidak jelas
Gangguan posisi kepala
Infeksi paru berulang
Keterlambatan menelan
Ketidak adekuatan elevasi laring
Menelan berulang
Menolak makan
Muntah
Refluks nasal
Suara seperti kumur
Tersedak
3). Tahap Ketiga: Esofagus
Abnormalitas pada fase esophagus pada pemeriksaan
menelan
Bangun malam hari
Batuk malam hari
Bruksisme
Hematemesis
Hiperekstensi kepala
Kegelisahan yang tidak jelas seputaran waktu makan
Keluhan ada yang menyangkut
Kesulitan menelan
Menelan berulang
Menolak makan
Muntah
Muntahan di bantal
Nyeri epigastrik
Nyeri ulu hati
Odinofagia
Pembatasan volume
Pernafasan bau asam
Regurgitasi
3. Kesiapan Menikatkan Nutrisi
Suatu pola asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik dan dapat ditingkatkan
a. Ditandai dengan
1) Menyatakan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
I. Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
No
Diagnosa
.
Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Dx Intervensi
Hasil
1. Ketidakseimbanga NOC NIC
n Nutrisi Kurang Setelah dilakukan 1. Nutrition
dari Kebutuhan asuhan keperawatan Management
Tubuh … x 24 jam a. Kaji adanya
Definisi : diharapkan masalah alergi makanan
Asupan nutrisi tidak keperawatan b. Kolaborasi
cukup untuk ketidakseimbangan dengan ahli gizi
memenuhi nutrisi kurang dari untuk
kebutuhan kebutuhan tubuh menentukan
metabolic. dapat teratasi jumlah kalori dan
Batasan dengan nutrisi yang
Karakteristik : Kriteria Hasil : dibutuhkan
Kram abdomen 1. Adanya pasien
Nyeri abdomen peningkatan c. Anjurkan pasien
Menghindari berat badan untuk
makanan sesuai dengan meningkatkan
an memakan mendapatkan
menurun 2. Nutrition
Mengeluh Monitoring
makanan kadar Ht
Faktor l. Monitor
menelan ditemukan
Membarengi individu
persentil dapat
pertumbuhan mempengaruhi
J. Referensi Keperawatan
Alimul H , A. Aziz. 2012. Buku Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2.
Jakarta : Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika
Barbara, Kozier. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses &
Praktik Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC
Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2012.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 13.
Jakarta:EGC
NANDA International. 2012.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014.Jakarta: EGC
Nurjanah, Eka. 2011. Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Manusia
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi. (Online). Available :
https://id.scribd.com/doc/71772037/LP-nutrisi (Diakses pada tanggal 23
April 2016)
Nurarif, A.H, Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Media
Action Publishing
Mubarak, Wahit Iqbal.2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : teori dan
alikasi dalam praktik. Jakarta: EGC
Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2010.Fundamental Keperawatan, Edisi 7
Buku 3.Jakarta: Salemba Medika
Potter, Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan
Praktik, Edisi 4.Jakarta: EGC
Tarwoto, Wartonah.2006.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta
: EGC