PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Asam sulfat pertama kali ditemukan di Iran oleh Al- Razi pada abad
ke-9. Pembuatannya melalui pembakaran belerang dengan saltpeter, pertama
kali dijelaskan oleh Valentinus pada abad kelima belas. Pada tahun 1746,
Roebuck dari Birmingham (Inggris) memperkenalkan proses kamar timbal.
Proses yang menarik, namun sekarang sudah kuno.
Proses kontak pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh Phillips,
seorang Inggris, yang patennya mencakup aspek – aspek penting dari proses
kontak yang modern, yaitu dengan melewatkan campuran sulfur dioksida dan
udara melalui katalis, kemudian diikuti oleh absorpsi sulfur trioksida di dalam
asam sulfat 98,5 % sampai 99 %.
Pada tahun 1889, diketahui bahwa proses kontak dapat ditingkatkan
dengan menggunakan oksigen secara berlebihan di dalam campuran gas
reaksi. Dalam periode 1900 sampai 1925, banyak pabrik asam kontak yang
dibangun dengan menggunakan platina sebagai katalis. Pada tahun 1930,
proses kontak ini telah dapat bersaing dengan proses bilik timbal pada segala
konsentrasi asam yang dihasilkan. Sejak pertengahan tahun 1920-an,
kebanyakan fasilitas yang baru dibangun dengan menggunakan proses kontak
dengan katalis vanadium. Berbagai penyempurnaan telah dilakukan, baik
terhadap peralatan maupun terhadap katalis.
Proses kontak sekarang telah banyak mengalami penyempurnaan dan
dewasa ini telah menjadi suatu proses industri yang murah, kontinu dan
dikendalikan secara otomatis. Semua pabrik asam sulfat yang baru
menggunakan proses kontak.
Salah satu kelemahan proses kamar yang menyebabkan orang tidak
memakainya lagi adalah karena proses ini hanya mampu menghasilkan asam
sulfat dengan konsentrasi sampai 78% saja. Pemekatannya merupakan suatu
operasi yang mahal, sehingga pada tahun 1980, hanya tinggal satu pabrik saja
yang menggunakan proses kamar yang masih beroperasi di Amerika Serikat.
Asam sulfat (H2SO4) merupakan cairan yang bersifat korosif, tidak
berwarna, tidak berbau, sangat reaktif dan mampu melarutkan berbagai
logam. Bahan kimia ini dapat larut dengan air dengan segala
perbandingan, mempunyai titik lebur 10,31˚C dan titik didih pada
336,85˚C tergantung kepekatan serta pada temperatur 300˚C atau lebih
terdekomposisi menghasilkan sulfur trioksida.
Asam sulfat (H2SO4) dapat dibuat dari belerang (S), pyrite (FeS)
dan juga beberapa sulfid logam (CuS, ZnS, NiS). Pada umumnya asam
sulfat diproduksi dengan kadar 78%-100% serta bermacam-macam
konsentrasi oleum.
Sifat – sifat asam sulfat ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Reaksi :
S(g) + O2(g) → SO2(g)
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh mengenai proses pembuatan asam sulfat ini
antara lain sebagai berikut.
1. Proses pembuatan asam sulfat ada 2, yaitu : Proses Kamar Timbal (Pb)
proses kontak
2. Setelah dibandingkan antara proses kontak dengan proses kamar timbal,
maka untuk perancangan pabrik asam sulfat lebih banyak dipilih Proses
Kontak karena:
a) Konversi yang tinggi dan kualitas produk lebih pekat.
b) Biaya produksi lebih murah.
c) Umur katalis dapat mencapai 10 tahun dalam pemakaian normal.
d) Proses produksi satu kali proses dalam meningkatkan konsentrasi
asam.
3. Proses industri asam sulfat proses kontak terdiri dari absorpsi tunggal dan
ganda
4. Kegunaan asam sulfat antara lain dalam produksi:
a) Pupuk
b) Kilang minyak
c) Serabut buatan
d) Bahan kimia industri
e) Plastik
f) Pharmasi
g) Baterai
h) Bahan ledak
i) Dan sebagainya
MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA
PROSES INDUSTRI KIMIA PEMBUATAN
ASAM SULFAT
Disusun oleh:
Aisyah Dinda Safira (1741420039)
Abdul Hakim (1741420086)
Kelas 2B/D4 Teknologi Kimia Industri